104 206 1 SM PDF
104 206 1 SM PDF
I.
Pendahuluan
Pendidikan dasar merupakan awal dari
118 |
Aningsih
untuk memberikan berbagai macam kemampuan,
dan sikap yang diperlukan oleh manusia agar ia
bisa hidup secara cerdas dalam lingkungannya,
dan agar bisa mengelola berbagai hal yang ada
di dunia ini dengan sebaik-baiknya. Kemampuankemampuan yang dapat diperoleh dari matematika antara lain ialah kemampuan berhitung,
melakukan berbagai macam pengukuran,
Pembelajaran yang berorientasi pada perkembangan anak lebih banyak memberikan kesempatan kepada anak untuk belajar dengan
cara-cara yang tepat, misalnya melalui penga-
laman nyata, melakukan eksplorasi serta kegiatan-kegiatan lain yang bermakna. Guru harus dapat menghubungkan, menyesuaikan, dan
mengadaptasi kurikulum sesuai dengan kondisi,
matematika di sekolah kurang memberikan sumbangan yang berarti bagi pendidikan anak secara
keseluruhan, baik bagi pengembangan kemampuan berpikir, bagi pembentukan sikap, maupun
mudah dipahami siswa dengan melibatkan bendabenda kongkret. Karena pada dasarnya siswa
itu belajar dari sesuatu yang kongkret menuju
sesuatu yang abstrak.
susnya anak usia dini harus berbasis pada perkembangan dan kebutuhan anak. Pembelajaran
yang berorientasi pada perkembangan anak
berupaya menfasilitasi agar tujuan-tujuan dan
rakat.
Berbeda dengan anggapan kebanyakan siswa dan fenomena yang terjadi di sekolah-sekolah
pada umumnya, di mana siswa merasa sulit, takut,
| 119
ketika siswa sedang belajar matematika. Berdasarkan kegiatan pra-lapangan tersebut, tampak
pula interaksi antara guru dengan siswa dan siswa
dengan siswa yang terjalin secara aktif dan har-
materi matematika, siswa tampak berlombalomba mengacungkan tangan dan berebut ingin
menjawab pertanyaan guru. Di kesempatan lain,
para siswa tampak begitu tekun mengerjakan
kelas I SD.
Berdasarkan latar belakang penelitian yang
telah diuraikan sebelumnya, maka peneliti
mengemukakan fokus penelitian, yakni:
interaksi antara individu dengan lingkungan sehingga terjadi perkembangan intelektual individu.
Dari pendapat-pendapat para ahli psikologi
tersebut, dapat disimpulkan bahwa belajar pada
hakikatnya adalah suatu upaya dan proses perubahan tingkah laku individu yang relatif menetap
dan dapat diamati, berupa pengetahuan, sikap,
keterampilan, dan nilai melalui pengalaman,
dan kepercayaan. Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses untuk membantu siswa
agar dapat belajar dengan baik.
Menurut UU RI No 20 Tahun 2003 pasal 1
120 |
Aningsih
undang-undang tersebut tersirat jelas bahwa
interaksi yang terjadi dalam proses belajar adalah
interaksi multi arah, tidak hanya berupa interaksi
antara guru dengan siswanya, tetapi juga interaksi
siswa dengan siswa serta siswa dengan sumbersumber belajar yang yang digunakan dalam
proses belajar.
Oemar Hamalik (2005) mengemukakan
dan mandiri.
Russel seperti yang dikutip Tim Rayon 9
PLPG Matematika (2007) memandang
matematika sebagai suatu studi yang dimulai dari
Pengertian Matematika
Menurut Suprapto (2010) secara etimologi,
kata matematika berasal dari bahasa Yunani
dan memecahkan masalah, bahkan bisa dikategorikan sebagai bahasa sebab matematika mampu mengkomunikasikan sebuah gagasan abstrak
ke dalam konsep-konsep logika simbolik yang
| 121
2)
Perkembangan Kognitif
a)
1)
b)
c)
d)
operasional konkret.
Adapun perilaku yang tampak pada tahap
intuitive di antaranya adalah berpusat pada dirinya
sendiri dalam memandang dunianya, dapat meng-
anak laki-laki dalam hal keterampilan yang melibatkan otot-otot yang lebih halus seperti melukis,
menyulam, menjahit, menganyam, dan sebagainya. Sedangkan laki-laki lebih terampil dalam
122 |
Aningsih
anak ketika berbicara dengan teman-temannya
adalah seputar pengalaman pribadi, permainan,
olah raga, film, acara televisi, aktivitas kelompok,
organ seks dan fungsi-fungsinya, rumah dan
hubungan dengan diri sendiri seperti kehebatannya dalam keterampilan dan prestasi, anak tidak
lagi terlalu banyak membual perihal apa yang
dimiliki. Anak-anak di usia ini juga senang meng-
emosi
Menurut Papalia (2010) anak usia sekolah
dasar telah dapat menginternalisasi rasa malu dan
bangga serta dapat memahami dan mengontrol
kanak-kanak merupakan konsep yang samarsamar dan tidak jelas, sekarang menjadi konkret
dan tertentu. Anak menghubungkan arti baru
dengan konsep lama berdasarkan apa yang
kolah dan mencari keterangan di kamus, ensiklopedia atau sumber-sumber lain, anak tidak
hanya mempelajari arti baru untuk konsep, tetapi
juga memperbaiki arti yang salah yang dihubung-
4)
| 123
tahankan hubungan-hubungan yang baik. Sedangkan pada tahap kedua, anak harus menyesuaikan diri dengan peraturan untuk menghindari
celaan dan penolakan kelompok. Adakalanya
Perkembanan Sosial
Perkembangan Minat
Anak-anak pada periode ini memiliki minat
yang lebih beragam daripada saat masih lebih
muda. Hal ini disebabkan karena adanya perbedaan kemampuan dan pengalaman. Menurut
Hurlock (1997) minat-minat yang umum pada
akhir masa kanak-kanak di antaranya adalah
di sekolah.
Sifat persahabatan anak-anak pada periode
ini relatif tidak tetap. Adakalanya terjadi peralihan
dari teman karib menjadi musuh, dari kenalan
7)
8)
Perkembangan Kepribadian
124 |
Aningsih
kesombongan, kecurangan, dan ketidakcocokan.
Namun semakin bertambah usia, persahabatan
menjadi lebih stabil. Persahabatan anak
perempuan pada akhir masa kanak-kanak sedikit
mental.
Proses belajar aktif secara fisik dalam
pembelajaran matematika diberikan melalui
pengalaman langsung (hands - on experience)
| 125
4.
2.
notasi yang lebih umum digunakan dalam matematika. Pembelajaran dengan menggunakan
pendekatan ini memberikan banyak kemungkinan
waktu lebih untuk menumbuhkan dan meluaskan
konsep-konsep.
3.
5.
126 |
Aningsih
periencing), yakni dengan kegiatan memanipulasi
peralatan dan bahan serta melakukan bentukbentuk penelitian yang aktif, menerapkan konsep
untuk memecahkan masalah (applying), bekerja
alat peraga adalah media atau alat bantu pembelajaran yang yang digunakan guru untuk untuk
memperagakan fakta, konsep, prinsip atau prosedur tertentu agar tampak lebih nyata/ konkret.
kongkret
Secara lebih khusus, Ruseffendi (1992) mendefinisikan alat peraga sebagai alat untuk menerangkan atau mewujudkan konsep matematika.
Sikap
Menurut Allport dalam Ramdhani (2012),
sikap adalah: A mental and neural state of readi-
7.
| 127
rahmat bagi sekalian alam, bukan menghancurkan alam dan pertumpahan darah. Sebagai
makhluk yang dikaruniai akal dan pemahaman,
manusia diperintahkan untuk menjaga dan
mengelola bumi.
Sekolah alam menggunakan alam sebagai
media utama dalam pembelajaran dengan menekankan proses keterpaduan manusia bersama
alam. Alam semesta dimanfaatkan sebagai media pendidikan, observasi dan riset. Secara naluriah, anak-anak akan merasa gembira apabila
dekat dengan alam. Sekolah alam dapat menjadi
alternatif sekolah yang dapat memberikan kegembiraan dan mengarahkan anak pada hal-hal yang
positif seperti mengasah kreativitas, imajinasi,
rasa ingin tahu dan berani mengungkapkan ke-
128 |
Aningsih
sekolah internasional, kurikulum Depdiknas, dan
kurikulum khas sekolah alam yakni green education. Green education dapat dipahami sebagai
program pengenalan, pengolahan, pelestarian
Pada dasarnya materi yang diberikan di sekolah alam sama dengan sekolah biasa, namun
penyampaiannya umumnya menggunakan model
pembelajaran terpadu, khususnya model jaring
C. Latar Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan di Sekolah Alam
Cikeas, khususnya di kelas I SD, yakni pada saat
kegiatan pembelajaran matematika berlangsung.
atau gagasan pokok yang menjadi pokok pembicaraan. Setelah tema ditentukan, kemudian dikembangkan sub-sub tema dengan memperhatikan kaitannya dengan bidang-bidang studi. Dari
| 129
1.
Pengamatan/ Observasi
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan
teknik observasi berpartisipasi. Dalam observasi
berpartisipasi, peneliti terlibat dalam kegiatan
dalam dengan ikut terlibat dalam kegiatan pembelajaran matematika yang sedang berlangsung,
namun pada kesempatan lain, peneliti memposisikan diri sebagai orang luar dan tidak ikut
nyiapkan alat yang digunakan dalam pengumpulan data berupa buku catatan, alat tulis, alat
perekam audio video, dan kamera; (2) melakukan
pencatatan data, dimulai dari membuat catatan
2.
Wawancara
Tehnik wawancara yang digunakan dalam
penelitian ini adalah wawancara mendalam (in
depth interview). Wawancara mendalam adalah
proses memperoleh keterangan untuk tujuan
penelitian dengan cara tanya jawab sambil
bertatap muka antara pewawancara dengan
fokus penelitian.
E.
130 |
3.
Dokumentasi
Studi dokumentasi merupakan pelengkap
dari penggunaan teknik obeservasi dan wawancara. Dokumen merupakan catatan peristiwa yang
sudah berlalu. Dokumen yang dimaksud dalam
Aningsih
penelitian ini adalah berupa foto-foto dan rekaman
video, brosur, jadwal kegiatan pembelajaran,
media yang dipergunakan dan materi atau bahan
ajar yang disajikan pada saat penelitian.
Analisis Data
Teknik analisis data yang dipakai dalam
penelitian ini adalah analisis data model Spradley
F.
2.
3.
4.
| 131
132 |
bar-gambar; menjelaskan konsep bangun ruang, dengan menggunakan gantungan baju, buku, pensil warna, botol
minuman, tutup botol, simbol dan gam-
usia SD. Hal ini mengingat bahwa, anakanak usia SD, khususnya SD kelas awal,
masih berpikir tentang matematika
berdasarkan benda-benda kongkret dan
situasi nyata.
Berdasarkan hasil pengamatan,
wawancara, dan studi dokumentasi di
Aningsih
puan, yang semuanya perlu dikembangkan. Berbagai kemampuan yang
dimiliki oleh anak dapat berkembang jika
ada stimulasi untuk hal tersebut. Pem-
optimal.
Dalam hal ini guru di sekolah alam
tersebut berupaya memadukan kegiatan
pembelajaran matematika dengan mata
terbuka adalah pertanyaan yang menghendaki jawaban lebih dari satu, sedangkan pertanyaan tertutup adalah
pertanyaan yang jawabannya tertentu.
bagaimana cara mencarinya?; ini gambar apa?; ini apa namanya?; ini disebut?,
dan sebagainya. Selain itu guru juga me-
| 133
giatan, baik kegiatan fisik seperti memanipulasi alat peraga maupun kegiatan
mental seperti mengerjakan lembar
kerja. Ketika para siswa sedang me-
sedang bekerja; mendekati dan memperhatikan siswa yang sedang mengerjakan tugas individual; mengoreksi
pekerjaan siswa jika terjadi kekeliruan;
pertanyaan dapat meningkatkan motivasi dan keingintahuan, serta mengarahkan perhatian siswa. Selain itu juga
dapat meningkatkan kemampuan siswa
pembelajaran untuk memenuhi kebutuhan belajar peserta didik, salah satunya dengan tanya jawab. Durkin, Katz
dan Chard dalam Bredekamp (1992)
134 |
Aningsih
berikan bimbingan dalam bentuk:
memberikan arahan cara mengerjakan
sesuatu; menjelaskan kembali; memperagakan cara melakukan sesuatu;
kalau
masih
dalam
batas
kewenangannya, harus membantu
pemecahannya.
Dengan pertolongan orang dewasa,
pembelajaran
adalah
sebagai
pembimbing. Peran guru sebagai
pembimbing pada dasarnya adalah
upaya membantu siswa agar dapat
hadiah.
(7) Mengelola kelas
Selama kegiatan pembelajaran
matematika berlangsung, guru di
| 135
136 |
laman belajar siswa sangatlah diperlukan.. Siswa akan lebih mudah memahami konsep matematika yang abstrak
apabila mereka terlibat secara aktif
pasif. Dalam hal ini, anak-anak hendaknya diberikan kesempatan untuk memanipulasi benda-benda kongkret dan
belajar melalui pengalaman nyata, dari-
benda; membuat gambar di pasir; mengocok dan menyusun kartu; mengedarkan dan melemparkan bola; melompati gambar-gambar bangun datar;
Aningsih
lantai. Kegiatan memanipulasi alat
peraga ini adakalanya dilakukan secara
individu, kelompok, dan klasikal atau
bersama-sama oleh semua siswa.
terdapat
dalam
benda
yang
diperhatikannya. Keteraturan tersebut
kemudian oleh siswa dihubungkan
dengan keteraturan intuitif yang telah
seperti: mengedarkan bola sambil bernyanyi kemudian membaca dan mengerjakan soal dalam kartu; menghitung, menyusun, memindahkan dan
| 137
138 |
siswa. Oleh karena itu, inisiatif dan dukungan guru dalam merancang dan melaksanakan pembelajaran yang mengakomodasi kebutuhan bermain anak,
Aningsih
dewasa atau kerjasama dengan teman
sebaya.
Lembar kerja ini juga digunakan
guru untuk mengetahui dan mengukur
kelompok.
Dalam beberapa kesempatan,
peneliti mendapatkan temuan lapangan
| 139
140 |
lebih akrab.
c.
tutor maupun teman yang menjadi murid. Bagi tutor, kegiatan ini akan
memperkuat apa yang telah dipelajari
dan
diperolehnya,
menambah
enggan, rendah diri, malu dan sebagainya untuk bertanya atau meminta
bantuan. Selain itu, bahasa teman
Aningsih
matematika dengan alat peraga kongkret,
guru kemudian melanjutkan penjelasannya
dengan menggunakan gambar-gambar.
Adapun alat peraga gambar yang digunakan
pembelajaran
yang
menarik,
menyenangkan, dan melibatkan siswa
secara aktif.
d.
V.
A.
simbol;
menjelaskan
konsep
perbandingan dua buah benda, dengan
menggunakan penggaris, spidol, stepler,
gunting, papan tulis, tutup botol, meja,
| 141
142 |
lola kelas agar tercipta suasana pembelajaran yang kondusif dengan cara
memberitahukan apa yang seharusnya
dilakukan siswa; memberitahukan apa
Aningsih
2)
ngan. Beberapa siswa menjadi tutor sebaya dengan membantu dan mengajari
teman yang lain yang belum paham atau
belum selesai mengerjakan tugas
Kegiatan siswa
Siswa memanipulasi alat peraga
seperti menghitung, menyusun,
menggabungkan dan memindahkan
tertentu.
Kegiatan siswa seperti memanipulasi alat peraga, belajar sambil bermain,
mengerjakan lembar kerja, belajar se-
3)
Alat peraga
Alat peraga dalam pembelajaran
matematika di sekolah alam terdiri dari
alat peraga konkret, gambar, dan sim-
susu, tabung cat, koran, dan kursi. Benda-benda milik siswa seperti gelas dan
botol minuman serta kotak makanan
juga dijadikan guru sebagai alat peraga.
Selain itu, guru juga menggunakan siswa sebagai alat peraga dalam pembelajaran.
Adapun alat peraga gambar yang
tar, menggambar berbagai macam bentuk benda seperti kapal, robot, binatang,
dan sebagainya dengan menggunakan
bentuk-bentuk bangun datar.
| 143
Sikap Siswa
Bentuk penerimaan siswa terhadap
matematika ditunjukkan dengan kesediaan memperhatikan guru saat sedang
menjelaskan materi alatu melakukan
peragaan tertentu dan memperhatikan
siswa lain yang sedang melakukan
peragaan atau tugas tertentu. Adapun
bentuk respon siswa dalam pembelajaran matematika diantaranya menjawab pertanyaan guru, memanipulasi alat
peraga, mengerjakan lembar kerja, dan
3.
4.
5.
6.
2.
berlomba-lomba mengacungkan
tangan, berebut menjawab pertanyaan
dan mengikuti jalannya permainan
dengan tertib dan gembira.
1.
dan menyenangkan.
C. Saran
Berdasarkan kesimpulan yang dikemukakan
di atas, disarankan:
1. Bagi sekolah
Proses pembelajaran matematika di Sekolah Alam Cikeas telah berjalan dengan
dah berjalan selama ini dapat terus dikembangkan, khususnya dalam bentuk pengadaan alat peraga yang lebih bervariasi, peningkatan kemampuan guru agar lebih krea-
144 |
2.
Aningsih
proses pembelajaran yang telah berjalan
selama ini tetap dipertahankan dan bahkan
ditingkatkan. Guru hendaknya senantiasa
mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan,
memperkaya wawasan, meningkatkan kerja
sama tim dan kedisiplinan waktu belajar,
serta memaksimalkan pemanfaatan sumbersumber belajar. Selain itu, diharapkan guru
3.
Daftar Pustaka
Azwar, Saifuddin. Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009.
Baron, R.A. & Donn Byrne, Social Psychology, Boston: Allyn and Bacon, 2003.
Bogdan, Robert C. dan Sari Knopp Biklen, Qualitatif Research for Education: An Introduction to
Theory and Methods, Boston: Allyn and Bacon, 1992.
Bredekamp, Sue. Developmentally Appropriate Practice in Early Childood Programs Serving Children From Birth Trough Age 8. USA: NAEYC, 1986
Bredekamp, Sue. & Copple, C. , Developmentally Appropriate Practice 2011. (http://web.archive.org/
web/20070228050845/http://sales.naeyc.org/Itemdetail.aspx?Stock_No=2349&Category=)
BSPN, Standar Isi: Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar, Jakarta: Badan Standar Pendidikan
Nasional, 2006.
Burden, Paul R. dan David M.Byrd, Methods for Effective Teaching, Boston: Allyn and Bacon, 1998.
Depag, Undang-Undang dan Peraturan Pemerintah RI tentang Pendidikan, Jakarta: Dirjen Pendidikan
Islam Departemen Agama RI, 2006.
Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: Rineka Cipta, 2006.
Djalil Aria dkk, Pembelajaran Kelas Rangkap. Jakarta : Depdikbud, 1997.
Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: Rineka Cipta, 2006.
Eko Kurnianto, Lebih Akrab dengan Lendo Novo, 2010 (http://sekolahalambandung.com/2010/01/
lebih-akrab-dengan-lendo-novo/)
Floyd, Ann. Developing Mathematical Thinking. Wokingham: Addison Wesley Publishers Limited,
1990.
Gronlund, Gaye. Early Childhood Education: Teaching Your Children. USA: Dushkin Publishing Group,
1996.
Hamalik, Oemar, Kurikulum dan Pembelajaran, Jakarta: Bumi Aksara, 2005.
Hurlock, Elzabeth B., Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan
Manusia, terjemahan Istiwidayanti dan Soedjarwo, Jakarta: Erlangga, 1997.
Karim, Mukhtar A., dkk. Pendidikan Matematika, Jakarta: Depdikbud, 2008.
Kunti, Memahami Semesta Melalui Metode Spider Web, 2010 (http://www.sacikeas.com/
?lang=id&page=news&view=15)
Makmun, Abin Syamsuddin, Psikologi Kependidikan, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2001.
Moloeng, Lexy J., Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2001.
Muhsetyo, Gatot, dkk. Pembelajaran Matematika SD. (Cet V; Jakarta: Penerbit Universitas Terbuka,
2011.
Notoatmodjo, Pendidikan dan Perilaku Kesehatan, Jakarta: Rineka Cipta, 2003.
Jurnal Pendidikan Dasar Vol. 3, No. 5 Desember 2012
| 145
146 |