Anda di halaman 1dari 22

PENANGANAN

HEPATITIS B KRONIS
Disusun oleh: Eko wahyu.S
NMHS: 20030310153
Dr. Pembimbing:
Dr.Tri Maria. SP.PD

Ada 2 kelompok terapi :


1. Kelompok imunomodulasi
- Interferon
- Timosin alfa 1
- Vaksinasi terapi
2. Kelompok terapi antivirus
- Lamivudin
- Adefovir dipivoksil

Tujuan pengobatan
Mencegah atau menghentikan progresi jejas hati dengan
cara menekan replikasi virus atau menghilangkan infeksi
Titik akhir pengobatan yang sering dipakai adalah
hilangnya petanda replikasi virus yang aktif secara
menetap (HBeAg dan DNA VHB).
Pada pasien Hepatitis B Kronik HBeAg negatif, respon
terapi hanya dapat dinilai dengan px DNA VHB.
Dengan terapi antiviral, dicapai penurunan kadar ALT
menjadi normal.

TERAPI IMUNOMODULATOR
INTERFERON
Interferon adalah kelompok protein intraselular yang
normal ada dalam tubuh dan diproduksi oleh berbagai
macam sel.
Interferon alpha, diproduksi oleh limfosit B.
Interferon beta, diproduksi oleh monosit fibroepitelial.
Interferon gamma, diproduksi oleh limfosit T.
Pemberian interferon bertujuan untuk menghambat
replikasi virus hepatitis B, menghambat nekrosis sel hati
oleh karena reaksi radang, dan mencegah transformasi
maligna sel-sel hati.

Indikasi pengobatan interferon :


Untuk pasien dengan HBeAg dan DNA HBV
positif.
Untuk
pasien
hepatitis
kronik
aktif
berdasarkan px histopatologi.
Diberikan IFN leukosit pada hepatitis kronik
aktif dengan dosis sedang 5-10 MU/m2/hari
selama 3-6 bulan.
Dapat juga pemberian IFN limfoblastoid 10
MU/m2 3x seminggu selama 3 bulan lebih.

Efek samping IFN

Gejala seperti flu


Tanda tanda supresi sumsum tulang
Flare-up
Depresi
Rambut rontok
BB turun
Gangguan fungsi hati

Kontra indikasi IFN


Sirosis dekompensata
Depresi atau riwayat depresi di waktu yang
lalu
Adanya penyakit jantung berat

TERAPI ANTI VIRAL


1. Lamivudin
Adalah
suatu
obat
nucleoside
yang
bekerja
memperlambat reproduksi VHB baru dan mencegah
terjadinya infeksi hepatosit sehat yang belum terinfeksi.
Tidak seperti interferon, senyawa-senyawa kelompok
nucleoside tidak mempunyai efek langsung yang
diketahui pada imun sistim.
Keuntungan utama dari lamivudin adalah keamanan,
toleransi pasien serta harganya yang relatif murah.
Kerugiannya adalah seringnya timbul kekebalan.
Kombinasi dari lamivudine dan interferon, diberikan
bersama, adalah tidak lebih efektif daripada lamivudine
sendirian.

2. Adefovir Dipivoksil
Suatu obat nukleosid oral yang menghambat enzim
reverse transcriptase, dimana mekanismenya
hampir sama dengan Lamivudin.
Dengan dosis 10-30 mg tiap hari selama 48
minggu.
3. Analog nukleosid yang lain, misal Famciclovir dan
entericitabine (FTC).

Indikasi terapi anti viral


Untuk pasien dengan ALT > 2x nilai normal tertinggi
dengan DNA VHB positif.
Untuk ALT 2-5 kali nilai tertinggi dapat diberikan
Lamivudin 100 mg tiap hari atau IFN 5 MU 3x seminggu.
Untuk ALT 5x nilai normal tertinggi dapat diberikan
Lamivudin 100 mg tiap hari. Pemberian IFN tidak
dianjurkan.
Lama terapi IFN diberikan sampai 6 bulan sedangkan
Lamivudin sampai 3 bulan setelah serokonversi HBeAg.

PENCEGAHAN
Imunisasi terhadap hepatitis B pada bayi baru
lahir.
Hindari hubungan badan dengan orang yang
terinfeksi.
Hindari penyalahgunaan obat dan pemakaian
bersama jarum suntik.
Hindari pemakaian bersama sikat gigi ataupun
alat cukur.

KOMPLIKASI
HEPATITIS B KRONIS

SIROSIS HATI
GEJALA
Gejala gastrointestinal yang tidak khas, seperti anorexia,
mual, muntah dan diare.
Asites, hidrotoraks, edema.
Ikterus, kadang-kadang urin menjadi lebih tua warnanya
atau kecoklatan.
Hepatomegali, bila telah lanjut hati dapat mengecil karena
fibrosis.
Kelainan pembuluh darah, seperti kolateral-kolateral di
dinding abdomen dan toraks, wasir, dan varises esofagus.
Kelainan endokrin, seperti impotensi, amenore, spider nevi
dan eritema, hiperpigmentasi.
Jari tabuh.

PENYEBAB
Malnutrisi
Alkoholisme
Virus hepatitis
Kegagalan jantung yang menyebabkan bendungan
vena hepatika
Penyakit wilson
Hemokromatosis
Zat toksik

PEMERIKSAAN PENUNJANG
Peninggian SGOT dan SGPT
Gangguan faal hati (penurunan kadar albumin
serum, peninggian kadar globulin serum,
peninggian kadar bilirubin direk dan indirek)
Waktu protombin yang memanjang
Natrium serum menurun.
Adanya anemia
Untuk melihat kelainan secara histopatologi,
dilakukan biopsi hati

PENATALAKSANAAN
Tirah baring sampai terdapat perbaikan ikterus, asites dan
demam.
Diet rendah protein, bila ada asites diberikan diberikan diet
rendah garam atau dengan pengobatan diuretik berupa
spironolakton 50-100mg/hari.
Pengendalian cairan asites, diharapkan penurunan BB
1kg/2hari atau balance cairan negatif 600 - 800 ml/hari.
Mengatasi infeksi dengan antibiotik, pengobatan dengan
interferon, pengobatan fibrosis hati.
Memperbaiki keadaan gizi.
Vitamin B kompleks.

KLASIFIKASI CHILD
parameter

Child A (minimal)

Child B (sedang)

Child C (berat)

Bilirubin

<35

35-50

>50 mumol/dl

Albumin

>35

30-35

<30 mg/dl

Asites

tidak ada

terkontrol

sulit dikontrol

Defisit neurologik

tidak ada

minimal

koma

Nutrisi

baik

cukup

kurang

Mortalitas Child A pada operasi sekitar 10-15%, Child


B 30%, dan Child C diatas 60%.

KARSINOMA HATI
Karakteristik klinis :
Nyeri atau perasaan tak nyaman di kuadran kanan atas
abdomen.
Teraba pembengkakan lokal di hepar.
Tidak adanya perbaikan pada asites, perdarahan, varises
atau pre-koma setelah terapi yang adekuat.
Pasien hepatitis kronik dengan HbsAg atau HCV positif.
Keluhan rasa penuh di abdomen, disertai perasaan lesu,
penurunan berat badan dengan atau tanpa demam.

Keluhan gastrointestinal, seperti anoreksia, kembung,


konstipasi atau diare.
Sesak nafas akibat besarnya tumor yang menekan
diafragma atau sudah ada metastasis di paru.
Sebagian besar pasien sudah menderita sirosis hati, baik
yang masih dalam stadium kompensasi, maupun yang
sudah menunjukkan tanda-tanda gagal hati.
Temuan fisik tersering adalah hepatomegali, splenomegali,
asites, ikterus, demam dan atrofi otot.

KRITERIA DIAGNOSTIK
Kriteria sito-histologis
Kriteria non-invasif (khusus untuk pasien sirosis hati)
Kriteria radiologis Koinsidensi 2 cara imaging (USG / CTspiral / MRI / angiografi) :
lesi fokal >2 cm dengan hipervaskularisasi arterial
Kriteria kombinasi satu cara imaging dengan kadar AFP
serum :
Lesi fokal >2 cm dengan hipervaskularisasi arterial
Kadar AFP serum 400 ng/ml

TERAPI
Pilihan terapi berdasarkan ada tidaknya sirosis hati,
jumlah dan ukuran tumor, serta derajat perburukan
hepatik.
Untuk pasien non sirosis dengan fungsi hati normal,
pilihan utama terapi adalah reseksi hepatik.
Tranplantasi hati
Ablasi tumor perkutan, dengan injeksi etanol
perkutan (PEI).
Terapi paliatif, dengan transarterial embolization /
chemo embolization.

Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai