Anda di halaman 1dari 13

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
II.1. Dasar Teori
Larutan penyangga (buffer) adalah larutan yang dapat menjaga (mempertahankan)
pHnya dari penambahan asam, basa, maupun pengenceran oleh air. pH larutan buffer tidak
berubah (konstan) setelah penambahan sejumlah asam, basa, maupun air. Larutan buffer
mampu menetralkan penambahan asam maupun basa dari luar.
Komponen larutan penyangga secara umum dapat digambarkan sebagai campuran yang
terdiri dari :

Asam lemah (HA) dan basa kojugasinya (ion A-), campuran ini menghasilkan larutan

yang bersifat asam.


Basa lemah (B) dan asam konjugasinya (BH+), campuran ini menghasilkan larutan
yang bersifat basa.

Gambar II.1 Larutan Buffer

Prinsip Kerja Larutan Penyangga


Prinsip Kerja Larutan Penyangga Asam
(Misal: HNO2/NO2- yang dibuat dari campuran HNO2 dengan NaNO2)
a) Apabila ditambahkan sedikit asam kuat (Misal: HCl)

II-1

BAB II TINJAUAN
PUSTAKA
II - 2

Gambar II.2 Reaksi Larutan Penyangga asam HNO2/NO2 saat penambahan


Berdasarkan Gambar 6a, Larutan penyangga HNO2/NO2- dapat dibuat dari
campuran HNO2 dan NaNO2. Berarti dalam larutan ini terkandung molekul HNO 2, ion
H+, Na+ dan NO2-. Penambahan sedikit asam kuat akan menambah konsentrasi
H+ dalam larutan (6b), namun kelebihan ini dinetralisasi oleh NO2-, membentuk
HNO2 sehingga kesetimbangan bergeser ke arah HNO2. Hal ini membuat jumlah
H+ dalam larutan menjadi tetap. Akibatnya (6c) nilai pH tetap.

b) Apabila ditambahkan sedikit basa kuat (Misal: NaOH)

Gambar II.3 Reaksi larutan penyangga asam HNO2/NO2 saat penambahan basa kuat

Berdasarkan Gambar 7b, penambahan sedikit basa kuat akan memunculkan


ion baru dalam larutan penyangga HNO2/NO2- yaitu OH-, namun ion tersebut
dinetralisasi oleh HNO2, membentuk NO2- sehingga kesetimbangan bergeser ke arah
NO2-. Hal ini membuat OH- tidak mengganggu H+ dalam larutan. Akibatnya (7c) nilai
pH tetap.

Laboratorium Kimia Analit


Program Studi D3 Teknik Kimia
FTI - ITS

BAB II TINJAUAN
PUSTAKA
II - 3
Berdasarkan keterangan di atas, dapat disimpulkan prinsip kerja larutan
penyangga asam dalam mempertahankan pH adalah sebagai berikut:
1.

Setiap penambahan H+ akan dinetralisasi oleh basa konjugasi.

2.

Setiap penambahan OH- akan dinetralisasi oleh asam lemah.

Prinsip Kerja Larutan Penyangga Basa


(Misal: NH3/NH4+ yang dibuat dari campuran NH4OH dengan NH4Cl)

a) Apabila ditambahkan sedikit asam kuat (Misal: HCl)

Gambar II.4 Reaksi larutan penyangga basa NH3/NH4 saat penambahan asam kuat

Berdasarkan Gambar 9a, Larutan penyangga NH3/NH4+ dapat dibuat dari


campuran NH4OH(bentuk NH3 dalam air) dan NH4Cl. Berarti dalam larutan ini
terkandung molekul NH4OH, ion NH4+, ion OH- dan Cl-. Penambahan sedikit asam
kuat akan memunculkan ion baru dalam larutan (9b) yaitu H +, namun ion tersebut
dinetralisasi oleh NH4OH, membentuk NH4+ sehingga kesetimbangan bergeser ke arah
NH4+. Hal ini membuat H+ tidak mengganggu OH- dalam larutan. Akibatnya (9c) nilai
pH tetap.
b) Apabila ditambahkan sedikit basa kuat (Misal: NaOH)

Laboratorium Kimia Analit


Program Studi D3 Teknik Kimia
FTI - ITS

BAB II TINJAUAN
PUSTAKA
II - 4

Gambar II.5 Reaksi larutan penyangga basa NH3/NH4 saat penambahan basa kuat

Berdasarkan Gambar 10, Penambahan sedikit basa kuat akan menambah


konsentrasi OH- dalam larutan, namun kelebihan ini dinetralisasi oleh NH4+,
membentuk NH4OH sehingga kesetimbangan bergeser ke arah NH 4OH. Hal ini
membuat jumlah OH- dalam larutan menjaditetap. Akibatnya (10c) nilai pH tetap.
Berdasarkan keterangan di atas, dapat disimpulkan prinsip kerja larutan
penyangga basa dalam mempertahankan pH adalah sebagai berikut:
1.

Setiap penambahan H+akan dinetralisasi oleh basa lemah.

2.

Setiap penambahan OH- akan dinetralisasi oleh asam konjugasi.

Pengaruh Pengenceran Terhadap Larutan Penyangga

Gambar II.6 Bagan kerja dan pengamatan pengukuran PH larutn penyangga


setlah ditmbah sedikit asam kuatbasa kuat dan pengenceran
Laboratorium Kimia Analit
Program Studi D3 Teknik Kimia
FTI - ITS

BAB II TINJAUAN
PUSTAKA
II - 5
Derajat keasaman atau pH suatu larutan penyangga di tentukan oleh
komponen-komponennya. Dalam perhitungannya komponen-komponen tersebut
membentuk perbandingan tertentu. Jika suatu campuran tersebut di encerkan maka
harga perbandingan komponen-komponen tersebut tidak berubah sehingga pH larutan
pengga praktis tidak berubah.
Dapat disimpulkan 3 hal tentang sifat-sifat larutan penyangga, yaitu dapat
mempertahankan pH walaupun:
1.

ditambah sedikit asam kuat.

2.

ditambah sedikit basa kuat.

3.

diencerkan

Macam-Macam Larutan Penyangga


1) Larutan penyangga yang bersifat asam
Larutan ini mempertahankan pH pada daerah asam (pH < 7). Untuk
mendapatkan larutan ini dapat dibuat dari asam lemah dan garamnya yang merupakan
basa konjugasi dari asamnya. Adapun cara lainnya yaitu mencampurkan suatu asam
lemah dengan suatu basa kuat dimana asam lemahnya dicampurkan dalam jumlah
berlebih. Campuran akan menghasilkan garam yang mengandung basa konjugasi dari
asam lemah yang bersangkutan. Pada umumnya basa kuat yang digunakan seperti
natrium, kalium, barium, kalsium, dan lain-lain.
2) Larutan penyangga yang bersifat basa
Larutan ini mempertahankan pH pada daerah basa (pH > 7). Untuk
mendapatkan larutan ini dapat dibuat dari basa lemah dan garam, yang garamnya
berasal dari asam kuat. Adapun cara lainnya yaitu dengan mencampurkan suatu basa
lemah dengan suatu asam kuat dimana basa lemahnya dicampurkan berlebih (Adom,
2009 : 5).
Gambar
II.7 Macam-

macam

larutan
penyangga

Larutan
buffer

atau

larutan

penyangga

adalah

larutan yang

harga pH

nya

berubah

tidak

dengan
Laboratorium Kimia Analit
Program Studi D3 Teknik Kimia
FTI - ITS

BAB II TINJAUAN
PUSTAKA
II - 6
penambahan sedikit asam, basa, atau air. Larutan penyangga dapat dibedakan atas
larutan penyangga asam dan larutan penyangga basa. Larutan penyangga asam
mempertahankan pH pada daerah asam (pH <7 ), sedangkan larutan penyangga basa
mempertahankan pH pada daerah basa (pH > 7). Larutan penyangga asam
mengandung suatu asam lemah dan basa konjugasi sedangkan ;larutan penyangga basa
mengandung suatu basa lemah dan asaam konujugasi(Sunardi, 2006 : 34).
Cara Membuat Larutan Penyangga
Larutan penyangga secara sederhana dibuat dengan mencampurkan asam lemah
dengan basa konjugatnya. Secara sama, larutan penyangga juga dapat dibuat dengan
mencampurkan basa lemah dengan asam konjugatnya. Larutan penyangga bekerja secara
bereaksi dengan asam atau basa yang ditambahkan untuk mengendalikan pH. Sebagai
contoh, sebuah larutan penyanga yang terbuat dari basa lemah amonia, NH 3 dan asam
konjugatnya, ion amonium (NH4+). Ketika asam klorida (HCl) ditambahkan pada larutan
tersebut, amonia akan "merendam" proton (H+) dari asam menjadi ion NH4+. Karena proton
telah terkunci dalam ion amonium, proton tidak dapat menjalankan aksinya untuk
menurunkan pH larutan.
Ketika NaOH ditambahkan pada larutan penyangga yang sama, ion amonium
akan menyumbangkan proton yang tadi terkunci kepada basa menjadi amonia dan air.
Dalam hal ini larutan penyangga menetralkan basa.
Seperti pada contoh di atas, larutan penyangga bekerja dengan menggantikan
asam atau basa kuat dengan yang lemah. Proton asam kuat digantikan oleh ion amonium
(sebuah asam lemah). Basa kuat OH - digantikan oleh basa lemah amonia. Penggantian ini
menyebabkan larutan penyangga mempunyai kekuatan mengendalikan pH.
Cara kerja larutan penyangga
Telah disebutkan bahwa larutan penyangga mengandung komponen asam dan basa
dengan asam dan basa konjugasinya, sehingga dapat mengikatbaik ion H + maupun ion
OH-. Sehingga penambahan sedikit asam kuat atau basa kuat tidak mengubah pHnya secara
signifikan. Berikut ini cara kerja larutan penyangga:
a) Larutan penyangga asam
Contoh : CH3COOH dengan CH3COONa ; H2CO3 dengan NaHCO3 ; dan NaHCO3
dengan Na2CO3
Adapun cara kerjanya dapat dilihat pada larutan penyangga yang mengandung:
H2CO3 dan HCO3- yang mengalami kesetimbangan. Dengan proses sebagai berikut:
Pada penambahan asam

Laboratorium Kimia Analit


Program Studi D3 Teknik Kimia
FTI - ITS

BAB II TINJAUAN
PUSTAKA
II - 7
Penambahan asam (H+) akan menggeser kesetimbangan ke kiri. Dimana ion H+ yang
ditambahkan akan bereaksi dengan ion HCO3- membentuk molekul H2CO3.
HCO3- (aq) + H+(aq) H2CO3 (aq)
Pada penambahan basa
Jika yang ditambahkan adalah suatu basa, maka ion OH - dari basa itu akan bereaksi
dengan ion H+ membentuk air. Hal ini akan menyebabkan kesetimbangan bergeser ke kanan
sehingga konsentrasi ion H+ dapat dipertahankan. Jadi, penambahan basa menyebabkan
berkurangnya komponen asam (H2CO3), bukan ion H+. Basa yang ditambahkan tersebut
bereaksi dengan asam H2CO3 membentuk ion HCO3- dan air.
H2CO3 (aq) + OH-(aq) HCO3- (aq) + H2O(l)
b) Larutan penyangga basa
Contoh : NH4OH dengan NH4Cl
Adapun cara kerjanya dapat dilihat pada larutan penyangga yang mengandung NH 3 dan
NH4+ yang mengalami kesetimbangan. Dengan proses sebagai berikut:
Pada penambahan asam
Jika ditambahkan suatu asam, maka ion H+ dari asam akan mengikat ion OH-. Hal
tersebut menyebabkan kesetimbangan bergeser ke kanan, sehingga konsentrasi ion OH - dapat
dipertahankan. Disamping itu penambahan ini menyebabkan berkurangnya komponen basa
(NH3), bukannya ion OH-. Asam yang ditambahkan bereaksi dengan basa NH 3 membentuk
ion NH4+.
NH3 (aq) + H+(aq) NH4+ (aq)
Pada penambahan basa
Jika yang ditambahkan adalah suatu basa, maka kesetimbangan bergeser ke kiri,
sehingga konsentrasi ion OH- dapat dipertahankan. Basa yang ditambahkan itu bereaksi
dengan komponen asam (NH4+), membentuk komponen basa (NH3) dan air.
NH4+ (aq) + OH-(aq) NH3 (aq) + H2O(l) (Farx, 2011 : 2).
Sifat-sifat larutan penyangga yaitu nilai Ka selalu tetap pada suhu tetap sedangkan [H +]
bergantung pada [HA] dan [MA]. Berdasarkan eksperimen perbandingan [HA] dan [MA]
berada dalam rentang dan mempunyai pH paling stabil jika [HA]/[MA] = 1, sehingga [H +] =
Ka atau pH = pKa. PH larurtan penyangga baik asam maupun basa dapat ditulis :
Ph larutan penyangga asam
[H+]
= Ka . x
pH
= - Log ( Ka . x )
= - Log Ka Log
Konstanta kesetimbangan asam lemah:

Ka=

[ H + ] [ Z- ]
[HZ]

sehingga:

Atau

pH = pKa - Log

H+ =Ka

[HZ]
[ Z- ]

Laboratorium Kimia Analit


Program Studi D3 Teknik Kimia
FTI - ITS

maka:

BAB II TINJAUAN
PUSTAKA
II - 8

+
H

dan diperoleh:
pH=- log [ H+ ]

Ph larutan penyangga basa


pOH
= pKb Log
pH
= 14 pOH

Atau

[OH-] = Kb . x

Dengan keterangan :
Ka

= tetapan ionisasi asam lemah

Kb

= tetapan ionisasi basa lemah

= jumlah mol asam lemah

= jumlah mol bas lemah


(Achmad, 2001 : 91)

Konstanta kesetimbangan basa lemah:


Kb=

[ L H+] [ OH- ]
[L][ H2 O]

[L] [ H 2 O
Sehingga:

O H- =Kb

[ LH + ]

maka:

[ OH- ] =Kb mol basa lemah

mol asam konjugasi

Sehingga diperoleh:
-

pOH=-log[O H ]
pH=14-pOH
Fungsi Larutan Penyangga
Larutan penyangga sangat penting dalam kehidupan; misalnya dalam analisis kimia,
biokimia, bakteriologi, zat warna, fotografi, dan industri kulit. Dalam bidang biokimia, kultur
Laboratorium Kimia Analit
Program Studi D3 Teknik Kimia
FTI - ITS

BAB II TINJAUAN
PUSTAKA
II - 9
jaringan dan bakteri mengalami proses yang sangat sensitif terhadap perubahan pH. Darah
dalam tubuh manusia mempunyai kisaran pH 7,35 sampai 7,45, dan apabila pH darah
manusia di atas 7,8 akan menyebabkan organ tubuh manusia dapat rusak, sehingga harus
dijaga kisaran pHnya dengan larutan penyangga. Berikut adalah beberapa fungsi larutan
penyangga dalam kehidupan :

Larutan Penyangga pada Obat-Obatan


Asam asetilsalisilat merupakan komponen utama dari tablet aspirin, merupakan obat
penghilang rasa nyeri. Adanya asam pada aspirin dapat menyebabkan perubahan pH pada
perut. Perubahan pH ini mengakibakan pembentukan hormon, untuk merangsang
penggumpalan darah, terhambat; sehingga pendarahan tidak dapat dihindarkan. Oleh karena
itu, pada aspirin ditambahkan MgO yang dapat mentransfer kelebihan asam.
Menjaga keseimbangan pH tanaman
Suatu metode penanaman dengan media selain tanah, biasanya ikerjakan dalam kamar
kaca dengan menggunakan mendium air yang berisi zat hara, disebut dengan hidroponik .
Setiap tanaman memiliki pH tertentu agar dapat tumbuh dengan baik. Oleh karena itu
dibutuhkan larutan penyangga agar pH dapat dijaga.

Pada Sistem Biologi


Dalam sistem biologi, larutan penyangga ditemukan pada air liur, usus, dan darah
untuk menjaga supaya pH tetap konstan dan organ tubuh bekerja dengan semestinya.
Sebagian besar enzim juga bekerja pada nilai pH tertentu.

Air Ludah sebagai Larutan Penyangga


Gigi dapat larut jika dimasukkan pada larutan asam yang kuat. Email gigi yang rusak
dapat menyebabkan kuman masuk ke dalam gigi. Air ludah dapat mempertahankan pH pada
mulut sekitar 6,8. Air liur mengandung larutan penyangga fosfat yang dapat menetralisir asam
yang terbentuk dari fermentasi sisa-sisa makanan.

Darah Sebagai Larutan Penyangga


Darah juga mengandung sistem buffer karena alasan berikut:
Laboratorium Kimia Analit
Program Studi D3 Teknik Kimia
FTI - ITS

BAB II TINJAUAN
PUSTAKA
II - 10

pH darah umumnya sekitar 7,4.

Jika pH darah selisih 0,5 saja, akan menyebabkan ketidaksadaran atau kondisi koma.

Karbondioksida dihasilkan lewat pernapasan dapat meningkatkan keasaman darah


dengan membentuk ion H+.

Kehadiran ion hidrogen karbonat akan menghilangkan H+ yang berlebihan.


Ada beberapa faktor yang terlibat dalam pengendalian pH darah, diantaranya

penyangga karbonat, penyangga hemoglobin dan penyangga fosfat.


a. Penyangga Karbonat
Penyangga karbonat berasal dari campuran asam karbonat (H 2 CO 3 ) dengan basa
konjugasi bikarbonat (HCO 3 ).
H 2 CO 3 (aq) > HCO 3(aq) + H + (aq)
Penyangga karbonat sangat berperan penting dalam mengontrol pH darah. Pelari
maraton dapat mengalami kondisi asidosis, yaitu penurunan pH darah yang disebabkan oleh
metabolisme yang tinggi sehingga meningkatkan produksi ion bikarbonat. Kondisi asidosis
ini dapat mengakibatkan penyakit jantung, ginjal, diabetes miletus (penyakit gula) dan diare.
Orang yang mendaki gunung tanpa oksigen tambahan dapat menderita alkalosis, yaitu
peningkatan pH darah. Kadar oksigen yang sedikit di gunung dapat membuat para pendaki
bernafas lebih cepat, sehingga gas karbondioksida yang dilepas terlalu banyak, padahal
CO 2 dapat larut dalam air menghasilkan H 2 CO 3. Hal ini mengakibatkan pH darah akan naik.
Kondisi alkalosis dapat mengakibatkan hiperventilasi (bernafas terlalu berlebihan, kadangkadang karena cemas dan histeris).
b. Penyangga Hemoglobin
Pada darah, terdapat hemoglobin yang dapat mengikat oksigen untuk selanjutnya
dibawa ke seluruh sel tubuh. Reaksi kesetimbangan dari larutan penyangga oksi hemoglobin
adalah:
HHb + O 2 (g) HbO 2 - + H +
Keberadaan oksigen pada reaksi di atas dapat memengaruhi konsentrasi ion H +,
sehingga pH darah juga dipengaruhi olehnya. Pada reaksi di atas O 2 bersifat basa.
Hemoglobin yang telah melepaskan O 2 dapat mengikat H + dan membentuk asam
hemoglobin. Sehingga ion H + yang dilepaskan pada peruraian H 2 CO 3 merupakan asam yang
diproduksi oleh CO 2 yang terlarut dalam air saat metabolisme.

Laboratorium Kimia Analit


Program Studi D3 Teknik Kimia
FTI - ITS

BAB II TINJAUAN
PUSTAKA
II - 11

c. Penyangga Fosfat
Pada cairan intra sel, kehadiran penyangga fosfat sangat penting dalam mengatur pH
darah. Penyangga ini berasal dari campuran dihidrogen fosfat (H 2 PO 4 - ) dengan
monohidrogen fosfat (HPO 3 2- ).
H 2 PO 4 - (aq) + H + (aq) > H 2 PO 4(aq)
H 2 PO 4 - (aq) + OH - (aq) > HPO 4 2- (aq) ) + H 2 O (aq)
Penyangga fosfat dapat mempertahankan pH darah 7,4. Penyangga di luar sel hanya
sedikit jumlahnya, tetapi sangat penting untuk larutan penyangga urin.
Aplikasi larutan penyangga yang lain
Beberapa peralatan rumah tangga menggunakan cara kerja larutan penyangga. Di
antaranya adalah:

Pada sampo, larutan penyangga digunakan untuk menjaga kebasaan supaya tidak
mencederai mata.

Pada lotion bayi, menjaga pH supaya tetap 6 untuk mencegah perkembangbiakan


bakteri.

Selain itu, sistem penyangga juga ditemukan pada tetes mata dan serbuk pencuci.

Laboratorium Kimia Analit


Program Studi D3 Teknik Kimia
FTI - ITS

BAB II TINJAUAN
PUSTAKA
II - 12

II.2. Aplikasi Industri


Konstruksi Diagram Potensial ph Untuk Baja Karbon dalam Buffer Asetat Secara
Potensiodinamik Eksperimental
II.2.1. Pendahuluan
Diagram potensial phatau diagram pourbaix memetakan fasa-fasa stabil logam dan
senyawanya dalam larutan dalam pelarut air, yang berada dalam kesetimbangan
termodinamika sebagai fungsi dari potensial-potensial elektroda dan ph larutan. Dalam
diagram tersebut terdapat zona korosi dan zona kebal. Kegunaan dari diagram potensial ph
adalah untuk memperkirakan arah reaksi spontan, komposisi produk koroso, dan perubahan
lingkungan yang akan mencegah atau menurunkan laju serangan korosi. Proses korosi dalam
larutan dengan pelarut air adalah proses elektrokimia. Untuk mengkaji korosi baja karbon
dalam lingkungan asam asetat-ion asetat diperlukan diagram potensial ph. Baja karbon yang
disusun berdasarkan data potensio dinamik secara eksperimen.
Peta ini memberikan informasi penting dalam membahas perlakuan korosi, karena
proses korosi sering kali terjadidalam keadaan tidak setimbang pada kondisi tidak standar.
Akibatnya larutan buffer diperlukan untuk menjaga korosi pada baja tersebut.
II.2.2. Metode Penelitian
Baja karbon SC 38 sebagai elektroda kerja dengan luas permukaan 0,95 cm persegi.
Saat akan digunakan elektroda kerja dipoles basa dengan amplas silicon karbida (SiC) 800
grit, dicuci dengan aqua DM dan aseton. Larutan uji dibuat dengan melarutkan padatan
Kristal natrium asetat dan asam asetat dari asam pekat 98% dalam aquades.Larutan uji berupa
larutan buffer asam asetat- ion asetat pada rentang ph 3.22-8,52 dibuat dengan memvariasikan
perbandingan [HAc]/[NaAc] dalam [NaAc] tetap 0,2 M dan larutan natrium asetat 0,2 M ph
9,03. Sebanyak 100 mL larutan uji ditempatlan dalam sel elektrokimia yang terbuat dari gelas
berdinding rangkap dan berfungsi sebagai ruang mantel aliran air pengatur suhu larutan,
diaduk dengan batang pengaduk magnetic. Pengukuran dilakukan pada suhu-suhu larutan uji
25, 45, 65, dan 85oC.
II.2.3 Hasil dan Pembahasan

Laboratorium Kimia Analit


Program Studi D3 Teknik Kimia
FTI - ITS

BAB II TINJAUAN
PUSTAKA
- 13
Profil voltammogram baja karbon dalam larutan buffer asam asetat-ion asetat II
pada
berbagai ph pada suhu 25, 45, 65, dan 85oC yang diperoleh secara potensiodinamis tampak
bahwa larutan buffer yang telah asam lebih sukar membentuk lapisan selaput pasif.
Pembentukan serabut pasif dipermudah dan diperlebar rentang potensinya dengan kenaikan
ph. Peningkatran suhu menyebabkan awal terbentuknya selaput pasif bergeser ke ph yang
lebih tinggi. Voltammogramn potensiodinamik baja karbon dalam setiap ph larutan buffer
dianalisis untuk menentukan masing-masing positif (Epp) dan potensial korosi (Ecorr)
II.2.4 Kesimpulan
Hasil pengukuran potensiodinamik dapat digunakan untuk mengkonstruksi diagram
potensi ph. Pemataan dengan cara ini akan membantu dalampembahasan korosi logam.hal
yang dapat menjadi pembatas penggunaan cara ini adalah ketersediaan elektroda referansi
yang stabil pada suhu tinggi dan rentang cakupan ph yang terbatasi oleh trayek ph system
larutan buffer tertentu.

Laboratorium Kimia Analit


Program Studi D3 Teknik Kimia
FTI - ITS

Anda mungkin juga menyukai

  • Bab 2
    Bab 2
    Dokumen8 halaman
    Bab 2
    Little Adie
    Belum ada peringkat
  • Bab Iv
    Bab Iv
    Dokumen5 halaman
    Bab Iv
    Little Adie
    Belum ada peringkat
  • Daftar Isi
    Daftar Isi
    Dokumen4 halaman
    Daftar Isi
    Little Adie
    Belum ada peringkat
  • CV Mas Bayu Ugm
    CV Mas Bayu Ugm
    Dokumen3 halaman
    CV Mas Bayu Ugm
    Little Adie
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen1 halaman
    Bab I
    Little Adie
    Belum ada peringkat
  • BAB IV-1 Fix
    BAB IV-1 Fix
    Dokumen1 halaman
    BAB IV-1 Fix
    Little Adie
    Belum ada peringkat
  • Bab Ii
    Bab Ii
    Dokumen1 halaman
    Bab Ii
    Little Adie
    Belum ada peringkat
  • Abstrak New
    Abstrak New
    Dokumen1 halaman
    Abstrak New
    Little Adie
    Belum ada peringkat
  • Bab Iv
    Bab Iv
    Dokumen5 halaman
    Bab Iv
    Little Adie
    Belum ada peringkat
  • Lembar Revisi
    Lembar Revisi
    Dokumen1 halaman
    Lembar Revisi
    Little Adie
    Belum ada peringkat
  • Bab 1
    Bab 1
    Dokumen1 halaman
    Bab 1
    Little Adie
    Belum ada peringkat
  • Cover
    Cover
    Dokumen1 halaman
    Cover
    Little Adie
    Belum ada peringkat
  • Bab 1
    Bab 1
    Dokumen1 halaman
    Bab 1
    Little Adie
    Belum ada peringkat
  • BAB I Fix
    BAB I Fix
    Dokumen4 halaman
    BAB I Fix
    Little Adie
    Belum ada peringkat
  • Laboratorium Cover 1
    Laboratorium Cover 1
    Dokumen2 halaman
    Laboratorium Cover 1
    Little Adie
    Belum ada peringkat
  • Bab V
    Bab V
    Dokumen2 halaman
    Bab V
    Little Adie
    Belum ada peringkat
  • Cover TPL COD Umi
    Cover TPL COD Umi
    Dokumen2 halaman
    Cover TPL COD Umi
    Little Adie
    Belum ada peringkat
  • Bab 1
    Bab 1
    Dokumen2 halaman
    Bab 1
    Little Adie
    Belum ada peringkat
  • BAB I Densi
    BAB I Densi
    Dokumen1 halaman
    BAB I Densi
    Little Adie
    Belum ada peringkat
  • Aplikasi Industri Evap
    Aplikasi Industri Evap
    Dokumen4 halaman
    Aplikasi Industri Evap
    Little Adie
    Belum ada peringkat
  • Abs Trak
    Abs Trak
    Dokumen1 halaman
    Abs Trak
    Little Adie
    Belum ada peringkat
  • Daftar Pustaka
    Daftar Pustaka
    Dokumen1 halaman
    Daftar Pustaka
    Little Adie
    Belum ada peringkat
  • Laporan Sementara
    Laporan Sementara
    Dokumen2 halaman
    Laporan Sementara
    Little Adie
    Belum ada peringkat
  • Bismillah BAB I
    Bismillah BAB I
    Dokumen1 halaman
    Bismillah BAB I
    Little Adie
    Belum ada peringkat
  • Bab II
    Bab II
    Dokumen9 halaman
    Bab II
    Little Adie
    Belum ada peringkat
  • Laporan Sementara Viskositas
    Laporan Sementara Viskositas
    Dokumen1 halaman
    Laporan Sementara Viskositas
    HandiniDRP
    Belum ada peringkat
  • Cover Larutan
    Cover Larutan
    Dokumen1 halaman
    Cover Larutan
    Little Adie
    Belum ada peringkat
  • Bab Ii
    Bab Ii
    Dokumen10 halaman
    Bab Ii
    Little Adie
    Belum ada peringkat
  • Abs Trak
    Abs Trak
    Dokumen1 halaman
    Abs Trak
    Little Adie
    Belum ada peringkat