TINJAUAN PUSTAKA
II.1. Dasar Teori
Larutan penyangga (buffer) adalah larutan yang dapat menjaga (mempertahankan)
pHnya dari penambahan asam, basa, maupun pengenceran oleh air. pH larutan buffer tidak
berubah (konstan) setelah penambahan sejumlah asam, basa, maupun air. Larutan buffer
mampu menetralkan penambahan asam maupun basa dari luar.
Komponen larutan penyangga secara umum dapat digambarkan sebagai campuran yang
terdiri dari :
Asam lemah (HA) dan basa kojugasinya (ion A-), campuran ini menghasilkan larutan
II-1
BAB II TINJAUAN
PUSTAKA
II - 2
Gambar II.3 Reaksi larutan penyangga asam HNO2/NO2 saat penambahan basa kuat
BAB II TINJAUAN
PUSTAKA
II - 3
Berdasarkan keterangan di atas, dapat disimpulkan prinsip kerja larutan
penyangga asam dalam mempertahankan pH adalah sebagai berikut:
1.
2.
Gambar II.4 Reaksi larutan penyangga basa NH3/NH4 saat penambahan asam kuat
BAB II TINJAUAN
PUSTAKA
II - 4
Gambar II.5 Reaksi larutan penyangga basa NH3/NH4 saat penambahan basa kuat
2.
BAB II TINJAUAN
PUSTAKA
II - 5
Derajat keasaman atau pH suatu larutan penyangga di tentukan oleh
komponen-komponennya. Dalam perhitungannya komponen-komponen tersebut
membentuk perbandingan tertentu. Jika suatu campuran tersebut di encerkan maka
harga perbandingan komponen-komponen tersebut tidak berubah sehingga pH larutan
pengga praktis tidak berubah.
Dapat disimpulkan 3 hal tentang sifat-sifat larutan penyangga, yaitu dapat
mempertahankan pH walaupun:
1.
2.
3.
diencerkan
macam
larutan
penyangga
Larutan
buffer
atau
larutan
penyangga
adalah
larutan yang
harga pH
nya
berubah
tidak
dengan
Laboratorium Kimia Analit
Program Studi D3 Teknik Kimia
FTI - ITS
BAB II TINJAUAN
PUSTAKA
II - 6
penambahan sedikit asam, basa, atau air. Larutan penyangga dapat dibedakan atas
larutan penyangga asam dan larutan penyangga basa. Larutan penyangga asam
mempertahankan pH pada daerah asam (pH <7 ), sedangkan larutan penyangga basa
mempertahankan pH pada daerah basa (pH > 7). Larutan penyangga asam
mengandung suatu asam lemah dan basa konjugasi sedangkan ;larutan penyangga basa
mengandung suatu basa lemah dan asaam konujugasi(Sunardi, 2006 : 34).
Cara Membuat Larutan Penyangga
Larutan penyangga secara sederhana dibuat dengan mencampurkan asam lemah
dengan basa konjugatnya. Secara sama, larutan penyangga juga dapat dibuat dengan
mencampurkan basa lemah dengan asam konjugatnya. Larutan penyangga bekerja secara
bereaksi dengan asam atau basa yang ditambahkan untuk mengendalikan pH. Sebagai
contoh, sebuah larutan penyanga yang terbuat dari basa lemah amonia, NH 3 dan asam
konjugatnya, ion amonium (NH4+). Ketika asam klorida (HCl) ditambahkan pada larutan
tersebut, amonia akan "merendam" proton (H+) dari asam menjadi ion NH4+. Karena proton
telah terkunci dalam ion amonium, proton tidak dapat menjalankan aksinya untuk
menurunkan pH larutan.
Ketika NaOH ditambahkan pada larutan penyangga yang sama, ion amonium
akan menyumbangkan proton yang tadi terkunci kepada basa menjadi amonia dan air.
Dalam hal ini larutan penyangga menetralkan basa.
Seperti pada contoh di atas, larutan penyangga bekerja dengan menggantikan
asam atau basa kuat dengan yang lemah. Proton asam kuat digantikan oleh ion amonium
(sebuah asam lemah). Basa kuat OH - digantikan oleh basa lemah amonia. Penggantian ini
menyebabkan larutan penyangga mempunyai kekuatan mengendalikan pH.
Cara kerja larutan penyangga
Telah disebutkan bahwa larutan penyangga mengandung komponen asam dan basa
dengan asam dan basa konjugasinya, sehingga dapat mengikatbaik ion H + maupun ion
OH-. Sehingga penambahan sedikit asam kuat atau basa kuat tidak mengubah pHnya secara
signifikan. Berikut ini cara kerja larutan penyangga:
a) Larutan penyangga asam
Contoh : CH3COOH dengan CH3COONa ; H2CO3 dengan NaHCO3 ; dan NaHCO3
dengan Na2CO3
Adapun cara kerjanya dapat dilihat pada larutan penyangga yang mengandung:
H2CO3 dan HCO3- yang mengalami kesetimbangan. Dengan proses sebagai berikut:
Pada penambahan asam
BAB II TINJAUAN
PUSTAKA
II - 7
Penambahan asam (H+) akan menggeser kesetimbangan ke kiri. Dimana ion H+ yang
ditambahkan akan bereaksi dengan ion HCO3- membentuk molekul H2CO3.
HCO3- (aq) + H+(aq) H2CO3 (aq)
Pada penambahan basa
Jika yang ditambahkan adalah suatu basa, maka ion OH - dari basa itu akan bereaksi
dengan ion H+ membentuk air. Hal ini akan menyebabkan kesetimbangan bergeser ke kanan
sehingga konsentrasi ion H+ dapat dipertahankan. Jadi, penambahan basa menyebabkan
berkurangnya komponen asam (H2CO3), bukan ion H+. Basa yang ditambahkan tersebut
bereaksi dengan asam H2CO3 membentuk ion HCO3- dan air.
H2CO3 (aq) + OH-(aq) HCO3- (aq) + H2O(l)
b) Larutan penyangga basa
Contoh : NH4OH dengan NH4Cl
Adapun cara kerjanya dapat dilihat pada larutan penyangga yang mengandung NH 3 dan
NH4+ yang mengalami kesetimbangan. Dengan proses sebagai berikut:
Pada penambahan asam
Jika ditambahkan suatu asam, maka ion H+ dari asam akan mengikat ion OH-. Hal
tersebut menyebabkan kesetimbangan bergeser ke kanan, sehingga konsentrasi ion OH - dapat
dipertahankan. Disamping itu penambahan ini menyebabkan berkurangnya komponen basa
(NH3), bukannya ion OH-. Asam yang ditambahkan bereaksi dengan basa NH 3 membentuk
ion NH4+.
NH3 (aq) + H+(aq) NH4+ (aq)
Pada penambahan basa
Jika yang ditambahkan adalah suatu basa, maka kesetimbangan bergeser ke kiri,
sehingga konsentrasi ion OH- dapat dipertahankan. Basa yang ditambahkan itu bereaksi
dengan komponen asam (NH4+), membentuk komponen basa (NH3) dan air.
NH4+ (aq) + OH-(aq) NH3 (aq) + H2O(l) (Farx, 2011 : 2).
Sifat-sifat larutan penyangga yaitu nilai Ka selalu tetap pada suhu tetap sedangkan [H +]
bergantung pada [HA] dan [MA]. Berdasarkan eksperimen perbandingan [HA] dan [MA]
berada dalam rentang dan mempunyai pH paling stabil jika [HA]/[MA] = 1, sehingga [H +] =
Ka atau pH = pKa. PH larurtan penyangga baik asam maupun basa dapat ditulis :
Ph larutan penyangga asam
[H+]
= Ka . x
pH
= - Log ( Ka . x )
= - Log Ka Log
Konstanta kesetimbangan asam lemah:
Ka=
[ H + ] [ Z- ]
[HZ]
sehingga:
Atau
pH = pKa - Log
H+ =Ka
[HZ]
[ Z- ]
maka:
BAB II TINJAUAN
PUSTAKA
II - 8
+
H
dan diperoleh:
pH=- log [ H+ ]
Atau
[OH-] = Kb . x
Dengan keterangan :
Ka
Kb
[ L H+] [ OH- ]
[L][ H2 O]
[L] [ H 2 O
Sehingga:
O H- =Kb
[ LH + ]
maka:
Sehingga diperoleh:
-
pOH=-log[O H ]
pH=14-pOH
Fungsi Larutan Penyangga
Larutan penyangga sangat penting dalam kehidupan; misalnya dalam analisis kimia,
biokimia, bakteriologi, zat warna, fotografi, dan industri kulit. Dalam bidang biokimia, kultur
Laboratorium Kimia Analit
Program Studi D3 Teknik Kimia
FTI - ITS
BAB II TINJAUAN
PUSTAKA
II - 9
jaringan dan bakteri mengalami proses yang sangat sensitif terhadap perubahan pH. Darah
dalam tubuh manusia mempunyai kisaran pH 7,35 sampai 7,45, dan apabila pH darah
manusia di atas 7,8 akan menyebabkan organ tubuh manusia dapat rusak, sehingga harus
dijaga kisaran pHnya dengan larutan penyangga. Berikut adalah beberapa fungsi larutan
penyangga dalam kehidupan :
BAB II TINJAUAN
PUSTAKA
II - 10
Jika pH darah selisih 0,5 saja, akan menyebabkan ketidaksadaran atau kondisi koma.
BAB II TINJAUAN
PUSTAKA
II - 11
c. Penyangga Fosfat
Pada cairan intra sel, kehadiran penyangga fosfat sangat penting dalam mengatur pH
darah. Penyangga ini berasal dari campuran dihidrogen fosfat (H 2 PO 4 - ) dengan
monohidrogen fosfat (HPO 3 2- ).
H 2 PO 4 - (aq) + H + (aq) > H 2 PO 4(aq)
H 2 PO 4 - (aq) + OH - (aq) > HPO 4 2- (aq) ) + H 2 O (aq)
Penyangga fosfat dapat mempertahankan pH darah 7,4. Penyangga di luar sel hanya
sedikit jumlahnya, tetapi sangat penting untuk larutan penyangga urin.
Aplikasi larutan penyangga yang lain
Beberapa peralatan rumah tangga menggunakan cara kerja larutan penyangga. Di
antaranya adalah:
Pada sampo, larutan penyangga digunakan untuk menjaga kebasaan supaya tidak
mencederai mata.
Selain itu, sistem penyangga juga ditemukan pada tetes mata dan serbuk pencuci.
BAB II TINJAUAN
PUSTAKA
II - 12
BAB II TINJAUAN
PUSTAKA
- 13
Profil voltammogram baja karbon dalam larutan buffer asam asetat-ion asetat II
pada
berbagai ph pada suhu 25, 45, 65, dan 85oC yang diperoleh secara potensiodinamis tampak
bahwa larutan buffer yang telah asam lebih sukar membentuk lapisan selaput pasif.
Pembentukan serabut pasif dipermudah dan diperlebar rentang potensinya dengan kenaikan
ph. Peningkatran suhu menyebabkan awal terbentuknya selaput pasif bergeser ke ph yang
lebih tinggi. Voltammogramn potensiodinamik baja karbon dalam setiap ph larutan buffer
dianalisis untuk menentukan masing-masing positif (Epp) dan potensial korosi (Ecorr)
II.2.4 Kesimpulan
Hasil pengukuran potensiodinamik dapat digunakan untuk mengkonstruksi diagram
potensi ph. Pemataan dengan cara ini akan membantu dalampembahasan korosi logam.hal
yang dapat menjadi pembatas penggunaan cara ini adalah ketersediaan elektroda referansi
yang stabil pada suhu tinggi dan rentang cakupan ph yang terbatasi oleh trayek ph system
larutan buffer tertentu.