Anda di halaman 1dari 9

Notulensi desa Namo 25 Juli 2005

Agenda acara
1.
2.
3.
4.

Pembahasan Topolingku Ngata


Pembahasan Aturan dan sangsi
Penetapan Peraturan Desa tentang Retribusi
Penetapan Peraturan Desa tentang PSDA

Topolingku Ngata (Basri)


Apa itu Topolingku Ngata adalah tim pengamanan partisipatif desa Namo atau secara
letterleij berarti penjaga lingkungan desa
Tentang aturan dan sangsi pelanggaran dalam PSDA kami belum memperoleh gambaran
dari lembaga adat desa Namo. Tetapi kami telah mencoba menyusun beberapa point
tentang itu adalah :
1. Bentuk Pencemaran
a)
b)
c)
d)
e)

Penebangan pohon
Pembuangan sampah
Buang kotoran
Penggunaan bahan kimia beracun
Di atas intek tidak dibenarkan sama sekali mengadakan perusakan

2. Sangsi (Faya)
a) Pelanggaran terhadap aturan pada point 1 sampai poin 5 akan dikenakan sangsi
(faya) hampole hangu atau 10 dulang, 1 lembar mbesa dan 1 ekor kerbau
b) Sangsi pada point satu hanya berlaku khusus untuk masyarakat desa namo
c) Pelanggaran yang dilakukan oleh orang yang bukan dari desa namo maka sangsi
dikenakan minimal 2 (dua) kali lipat dari sangsi bagi masyarakat namo
d) Sebelum pelaksanaan proses secara adat yang bersangkutan wajib membayar
uang musyawarah sebesar rp. 50.000,Koordinasi Topolingku Ngata dengan lembaga lain seperti Pihak intansi terkait seperti
(BTNLL, dinas kehutanan dan lain-lain)
Ketua Lembaga Adat Ngata Toro (Ch Towaha)
Selamat pagi dan selamat datang dan salam sejahtera bagi kita sekalian
Puji syukur bagi Tuhan
Kami mengucapkan terima kasih kepada care

Pembahasan Kearifan Lokal Ngata Toro tentang PSDA


(terjemahan bebas )
Kearifan lokal Ngata Toro pertama-tama membagi wilayah pengelolaan alam mereka
dalam berbagai penamaan seperti : Wana Ngkiki, yakni kawasan hutan di puncakpuncak gunung yang jauh dari pemukiman, ditumbuhi pohon-pohon yang tidak terlalu
besar, rerumputan, banyak lumut, hawanya dingin dan merupakan habitat beberapa jenis
burung. Di dalam hutan ini, tidak ada aktifitas manusia. Hutan ini sangat jarang
dikunjungi. Menurut hasil pemetaan luas Wanangkiki sekitar 2.300 ha. Kemudian Wana,
yakni kawasan hutan belantara/hutan rimba dimana belum pernah ada kegiatan manusia
mengolahnya menjadi kebun. Wana adalah tempat berkembang biaknya binatang Anoa
(lupu), babi rusa (dolodo) dan lain-lain. Wana merupakan hutan primer sebagai
penyangga kandungan air yang banyak (sumber air). Sehubungan dengan itu, Wana
tidak pernah diolah jadi kebun. Bilamana diolah/dibuka akan membawa bencana
kekeringan. Begitulah pemahaman yang berkembang pada masyarakat adat Toro secara
turun-temurun. Wana dimanfaatkan khusus untuk mengambil damar, rotan, wewangian,
obat-obatan dan sewaktu-waktu tempat untuk berburu binatang dan mencari ikan di
sungai-sungainya, bilamana ada pesta di Ngata. Di beberapa alur sungai pada waktu itu
dilakukan kegiatan mendulang emas secara tradisional. Dari hasil pemetaan partisipatif
membuktikan wana merupakan hutan yang terluas di wilayah adat Toro dengan luas
sekitar 11.290 Ha. Pangale, yakni hutan yang berada di pegunungan dan dataran.
Pangale termasuk kategori hutan sekunder yang bercampur dengan primer karena
sebagian sudah pernah diolah tetapi telah kembali menjadi hutan seperti semula. Bagi
orang Toro pangale dipersiapkan untuk kebun dan datarannya untuk sawah. Pangale
dimanfaatkan juga untuk mengambil kayu, rotan yang dipergunakan untuk berbagai
keperluan rumah tangga. Pandan hutan dipergunakan untuk membuat tikar dan bakul,
obat dan wewangian. Daun melinjo dipergunakan untuk sayur. Pangale seluas 2.950 Ha
biasa digunakan juga untuk tempat berburu secara tradisional. Pahawa pongko, yakni
hutan bekas kebun yang telah ditinggalkan 25 tahun ke atas. Sudah hampir menyerupai
hutan secunder semi primer (pangale). Pohon-pohonnya sudah tumbuh besar, karena itu
untuk menebangnya sudah harus menggunakan pongko (tempat menginjakkan kaki
yang terbuat dari kayu) yang agak tinggi dari tanah agar dapat menebang dengan baik
dan tonggaknya diharapkan dapat tumbuh tunas kembali, sehingga sesuai dengan
namanya yaitu Pahawa Pongko. Pahawa artinya ganti. Dalam pemetaan hutan
pahawa pongko dimasukkan dalam kategori pangale. Oma, yakni hutan bekas kebun
yang sering diolah. Oma banyak dimanfaatkan untuk tanaman kopi, kakao dan tanaman tahunan lainnya. Luas oma yang tumpang tindih dengan TNLL berdasarkan pemetaan
partisipatif sekitar 1.820 Ha. Menurut usia pemanfaatannya oma terdiri dari 3 (tiga)
jenis yaitu : Oma Ntua atau Bekas kebun yang ditinggalkan 16 25 tahun. Usia
pemanfaatannya tergolong tua, dalam arti tingkat kesuburannya sudah kembali normal.
Untuk itu sudah dapat diolah kembali menjadi kebun. Oma Ngura atau Bekas kebun
yang ditinggalkan 3 15 tahun. Merupakan jenis hutan yang lebih muda dibanding oma
ntua. Pohon-pohon belum tumbuh besar dan masih dapat ditebas dengan menggunakan
parang. Rerumputan dan belukar merupakan ciri khasnya. Oma Ngkuku atau Bekas
kebun yang berusia 1 2 tahun. Didominasi tumbuhan rerumputan. Dan keenam

Balingkea, yakni bekas kebun yang usianya 6 bulan 1 tahun. Sering diolah untuk
tanaman palawija berupa jagung, ubi kayu, kacang-kacangan, rica dan sayur-sayuran.
Pembahasan tentang Tondo Ngata
Asal kata dari Tondo Ngata adala tondo yang berarti dan Ngata yang
berarti
Tondo Ngata :
Tondo Ngata sejak sebelum Belanda datang struktur Tondo Ngata telah ada.
Tugas tondo ngata ;
Mengintai musuh
Melaporkan hal-hal yang berat kepada totua Ngata
Mengawasi perilaku masyarakt yang dapat mengganggu ketentraman masyarakat
(menjaga keamanan Ngata)
Aturan PSDA (2 kali dalam setahun ; tondo ngata mengawasi huaka (apakah ada
musuh, apakah ada penebangan pohon secara liar, ada perburuan burung dan satwa
langka), menjaga kondisi air di wilayah hulu)
Toro artinya sisa.
Ketua Topolingku Ngata
Pembentukan Topolingku Ngata didasarkan pada kondisi kebutuhan desa akan
pengelolaan Sumber Daya Alam demi kelestarian lingkungan hidup desa namo. Persoalan
Topolingku Ngata sekarang adalah belum ada aturan yang dapat dijadikan acuan kerja
dalam melaksanakan pengawasan PSDA.
Ketua BPD Namo
Acara hari ini sebenarnya adalah penetapan Rancangan Peraturan desa tentang Retribusi
dan Rancangan Peraturan desa tentang PSDA. Yang masih perlu dibahas adalah tentang
Perlindungan SDA dan persoalan Topolingku Ngata, ketentuan Pencemaran dan
perusakan SDA.
Pembahasan Pasal 14 yang berbunyi,
1.
2.
3.
4.

Setiap orang berkewajiban melindungi SDA yang ada di wilayahnya.


Setiap orang dilarang melakukan kegiatan pencemaran dan perusakan SDA.
Perlindungan SDA disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan desa.
Yang dimaksud dengan pencemaran dan perusakan SDA pada ayat 2 adalah
semua kegiatan yang berakibat pada tercemar dan rusaknya SDA yang ada di
Desa.

Dalam pasal ini berbicara tentang pelanggaran maka harus ada sangsi :

Ada 2 lembaga yang mengawasi adalah Pemerintahan desa dan Lembaga Adat :
Versi Topolingku Ngata tentang pencemaran dan perusakan serta sangsi adalah :
1. Bentuk Pencemaran/perusakan
a)
b)
c)
d)
e)
f)

Penebangan pohon
Perambahan
Pembuangan sampah
Buang kotoran
Penggunaan bahan kimia beracun
Di atas intek tidak dibenarkan sama sekali mengadakan perusakan

2. Sangsi (Faya)
a) Pelanggaran terhadap aturan pada point 1 sampai poin 5 akan dikenakan sangsi
(faya) hampole hangu atau 10 dulang, 1 lembar mbesa dan 1 ekor kerbau
b) Sangsi pada point satu hanya berlaku khusus untuk masyarakat desa namo
c) Pelanggaran yang dilakukan oleh orang yang bukan dari desa namo maka sangsi
dikenakan minimal 2 (dua) kali lipat dari sangsi bagi masyarakat namo
d) Sebelum pelaksanaan proses secara adat yang bersangkutan wajib membayar
uang musyawarah sebesar rp. 50.000,Kepala desa menawarkan tambahan kewajiban kepada masyarakat yakni : Bagi
pasangan baru menikah membuat pernyataan untuk tidak merusak hutan
Ketua adat Ngata Toro : hal yang penting adalah penggunaan system zonasi
berdasarkan adat kulawi (wana ngkiki, wana, pangale, pahawa pongko, oma), kita
perlu mengetahui bagaimana kita memandang hidup ini, hubungan manusia dengan
Tuhan (pekahowia), hubungan manusia dengan Manusia (hintuwu) dan hubungan
manusia dengan alam (Katuwua).
No Name 1: Sehubungan dengan tawaran pak kepala desa tentang surat pernyataan
itu. Harus diperhatikan keberlanjutannya, karena pemerintah desa selalu bergantiganti.
Ketua BPD : pada dasarnya pemerintah desa akan melaksanakan keytentuanketentuan dalam perdes PSDA.
No name 2: kami mohon penjelasan tentang masalah rotan.
1. Rotan
a)
Pengelolaan rotan dilakukan secara kolektif dengan mengutamakan warga
desa yang miskin. Penjelasan dari ketua BPD ; maksudnya adalah perkelompok,
ada ketua dan anak buah. Atau ada yang bertanggung jawab dalam kelompok

tersebut. Tambahan dari kepala desa : satu yang perlu kita pahami adalah
kelompok bukan berarti serempak. ........ diperlukan sistem rotasi agar rotan dapat
dimanfaatkan secara berkelanjutan. Karena pada dasarkan rotan bila tidak diolah
maka anakannya akan merusak intinya.
b)

Pengelola rotan sebagaimana dimaksud ayat (1) dibentuk menjadi sebuah


Lembaga Pengelola Rotan melalui keputusan Kepala Desa.
c)
Lembaga Pengelola Rotan dibentuk dengan syarat-syarat sebagai berikut :
1.
Menggunakan rotasi wilayah kerja
2.
Melakukan penanaman/pengkayaan anakan rotan
3.
Pengambilan umbut rotan hanya keperluan konsumsi rumah
tangga dan tidak untuk diperjualbelikan
d)
Dalam pengelolaan rotan, dilarang :
1.
Menebang pohon tempat rotan melilit
2.
Merusak habitat satwa.
Pembahasan acara kedua tentang sosialisasi tentang retribusi.
Ketua BPD
perdes ini juga telah dirancang seperti perdes PSDA

HASIL PERDES RETRIBUSI/SP3 DESA NAMO


1. Perdes Pencurian (diproses oleh Adat)
2. Perdes Keamanan
3. Perdes Tukang Tadah Hasil Curian (diproses adat)
4. Perdes Perselingkuhan ( lembaga adat)
5. Perdes Miras (oleh pemerintah)
6. Perdes Narkoba (oleh pemerintah)
7. Perdes Perambahan hutan
8. Perdes Pungutan Hiburan (pemerintah desa)
9. Perdes Penertiban hewan
10. Perdes Tamu wajib Lapor
11. Perdes Ilegal Logging
12. Perdes Kerja bakti
13. Pengambilan Tenaga Kerja

RINCIAN APBDes NAMO BAGIAN PENERIMAAN.


A. Perdes Retribusi
1. Retribusi Pangkalan Ojek Desa Namo
Rp. 500,- / Motor / Hari
2. Retribusi Pengambilan kayu

Masyarakat Namo
Masyarakat Luar

: Rp. 25.000,- / Kubik


: Rp. 50.000,- / Kubik

3. Retribusi Pengairan
1 kali panen blek atau Rp. 9.000,-/ lokasi
4. Retribusi ijin Pesta
Pesta perkawinan Rp. 60.000,- / pasangan
5. Retribusi ijin keramaian lain
Rp. 25.000,- / acara
6. Retribusi Pangkalan Ikan (TPI)
Rp.500/motor/hari
7. Retribusi Administrasi Penertiban Hewan
8. Retribusi Tata Rias Pengantin
Rp. 25.000,-/ acara

B. Perdes SPK (sumbangan pihak ketiga)


1. Retribusi Tenaga Kerja
Tenaga kerja local Rp. 2.500,-/orang
Tenaga kerja luar desa Rp. 5000,-/orang
Tenaga kerja luar kecamatan Rp. 25.000,-/orang
2. Retribusi Galian tanah
Rp. 2.500,-/truk
3. Retribusi Pembeli Coklat
Roda dua
:Rp. 1.000,-/hari/orang
Roda empat :Rp. 5.000,-/hari/orang
4. Sumbangan Wajib Putra
Putra usia 17 45 tahun
Putri usia 17 45 tahun

: Rp. 1.000,-/orang
: Rp. 500,-/orang

5. Retribusi Usaha Meubel


Kelas A
: Rp. 10.000,-/tahun
Kelas B
: Rp. 5.000,-/tahun
6. Retribusi Pohon Coklat Produktif
Rp. 100,-/pohon/tahun

7. Retribusi Bangunan
Bangunan Permanen
Bangunan Semi Permanen
Bangunan Darurat

: Rp. 2.000,-/unit/tahun
: Rp. 1.000,-/unit/tahun
: Rp. 500,-/unit/tahun

C. Perdes PSDA
1. Retribusi pengambilan kayu
2. Retribusi pengambilan kebutuhan kayu local tanpa ijin

KETENTUAN TATA CARA PEMUNGUTAN


1. WAKTU

(Dikondisikan)

2. PENAGIH

Di SK kan : 1. hak

2. Kewajiban

3. PENGGUNAAN RETRIBUSI
4. SANKSI ADMINISTRATIF
5. PENGAWASAN SPK, dilakukan dengan cara :
masyarakat dan Lembaga yang ada dalam Masyarakat (LMD)
Daftar penerima SPK diumumkan di kantor desa Namo

3. tugas dan fungsi

ACARA KETIGA PEMILIHAN ANGGOTA BPD.


Proses pemilihan anggota Badan Permusyawaratan Desa Namo
1.
Pengajuan bakal calon anggota BPD Namo (mekanisme tingkat
Dusun)
2.
Pemilihan anggota
A. Dusun Sadaunta (2 orang)
1.
Suaib
2.
Bustam
B. Dusun Sapoo (4 orang)
3.
Haryani
4.
Markus
5.
Sukarman
6.
Anwar
C. Dusun Laone (4 Orang)
7.
Misbah
8.
Sunaryo
9.
Jamaluddin
10.
Ibrahim
D. Dusun Kabutia (4 Orang)
11.
Wemprid
12.
Norba
13.
Iwan L
3.

Pemilihan Pengurus BPD


Suaib
Bustam
Haryani
Markus
Sukarman
Anwar
Misbah
Sunaryo
Jamaluddin
Ibrahim
Wemprid
Norba
Iwan L
Ketua
Wakil Ketua 1
Wakil Ketua 2
Sekretaris

:6
:::::::1
:::::1
:
:
: Sunaryo
: M. Zakir

Dengan komposisi ini sebenarnya dua calon terbesar telah mengambil kesepakatan
tentang posisi. Pak Iwan ingin pak suaib sebagai ketua. Namun hal tersebut dibantah oleh
kepala desa dengan alasan bagaimana dengan hati nurani anggota yang ingin pemilihan
langsung.
Pemilihan kedua
1.
2.

Iwan : 6
Suaib : 7
Ketua
Wakil Ketua 1
Wakil Ketua 2
Sekretaris

: Suaib
: Iwan
: Sunaryo
: M. Zakir

Sambutan Dari Ketua BPD Terpilih ( Bapak Suaib)


Terima kasih atas kesempatan yang diberikan. Ini adalah kepercayaan saya dari
masyarakat, sementara tadi bersaing ketat bapak iwan . Suara masyarakat adalah suara
saya. Aturan yang saya buat adalah aturan masyarakat. Saya tidak mau ada cerita
masyarakat kepala desa begini, bpd begini, kalo ada cerita seperti itu tolong disampaikan
ke bpd. Kalo bpd tidak menindak lanjuti silahkan mundur. Dan jika masyarakat
memercayakan saya, mari kita sama-sama majukan desa Namo ini. Demikian wassalam
Sambutan dari Kades Namo
Apa yang kita sepakati hari ini,maka mari kita kerja sekarang. Kepada yang terpilih, mari
segera bekerjasama dengan masyarakat dan pemerintah desa. Dengan musyawarah ini
sangat penting, karena tobbou dipakakrangaka dikabaleo kadaua
Terima kasih kepada fasilitator care. Kami masyarakat Namo akan betul-betul
memanfaatkan apa yang diberikan oleh pihak Care.
Untuk kerja pertama BPD yang baru ini, Segera lakukan Pembentukan Pemilihan
Kepala Desa.
Badak sumatra nama latinnya ishak salim

Anda mungkin juga menyukai