Anda di halaman 1dari 12

BAB I

TINJAUAN PUSTAKA
ABLASIO RETINA

1. PENGERTIAN
Ablasio retina atau retinal detachment adalah lepasnya bagian lapisan sensori
retina dari lapisan epitel pigmen, koroid (deWit, 1998). Ablasio retina dapat
menimbulkan ruang

subretina dan cairan viterus merembes dibawah retina,

memisahkan bagian retina tersebut dari dinding vascular dan akhirnya menurunkan
suplai darah ke dalamnya.
Ablasio retina terjadi bila ada pemisahan retina neurosensori dari lapisan epitel
berpigmen retina dibawahnya karena retina neurosensori, bagian retina yang
mengandung batang dan kerucut, terkelupas dari epitel berpigmen pemberi nutrisi,
maka sel fotosensitif ini tak mampu melakukan aktivitas fungsi visualnya dan
berakibat hilangnya penglihatan (C. Smelzer, Suzanne, 2002).Ablasi retina adalah
suatu keadaan terpisahnya lapisan sensoris retina dari lapisan epitel pigmen retina.
(Kapita Selekta Kedokteran Edisi Ketiga Jilid 1).
Ablasio Retina adalah pelepasan retina dari lapisan epitelium neurosensoris
retina dan lapisan epitelia pigmen retina (Donna D. Ignativicius, 1991).
Ablatio Retina juga diartikan sebagai terpisahnya khoroid di daerah posterior mata
yang disebabkan oleh lubang pada retina, sehingga mengakibatkan kebocoran cairan,
sehingga antara koroid dan retina kekurangan cairan (Barbara L. Christensen 1991).

2. ETIOLOGI
Retina merupakan selaput transparan di bagian belakang mata yang mengolah
bayangan yang difokuskan di retina oleh kornea dan lensa. Ablasio retina seringkali
dihubungkan dengan adanya robekan atau lubang pada retina, sehingga cairan di
dalam mata merembes melalui robekan atau lubang tersebut dan menyebabkan
terlepasnya retina dari jaringan di bawahnya.
a
b
c
d
e
f
g

Hal tersebut bisa terjadi akibat:


Malformasi congenital
Kelainan metabolism
Penyakit vaskuler
Inflamasi intraokuler
Neoplasma
Trauma
Perubahan degeneratif dalam vitreus atau retina. (C. Smelzer, Suzanne, 2002).
Faktor resiko terjadinya ablasio retina adalah:
a Rabun dekat
b Riwayat keluarga dengan ablasio retina.
c Diabetes yang tidak terkontrol
d Trauma

3. KLASIFIKASI
Klasifikasi ablasio retina berdasarkan asal perkembangannya dibagi menjadi :

a. Ablasio regmatogenus, terjadi akibat robekan retina karena kekuatan mekanis,


yang menyebabkan masuknya viterus ke ruang subretina
b. Ablasio traksi (traction detachment), mengikuti kontraksi jaringan fibrous pada
vitorus yang mendorong sensori retina keluar dari koroid
c. Ablasio eksudatif (exudative detachment), lepasnya retina disebabkan oleh
akumulasi cairan pada ruang subretina akibat proses peradangan(seperti uveitis),
penyakit sistemik (seperti toksemia) atau tumor olkuler. Ablasio eksudative
ditandai dengan putusnya retina. Jika penyebab yang mendasari dapat diatasi,
maka cairan subretina dapat diabsorbsi tanpa intervensi. Namun, jika akumulasi
cairan berlanjut, sensori retina dapat lepas dari koroid
4. PATOFISIOLOGI

Retina terdiri dari dua lapisan. Robekan atau pelepasan retina terjadi jika kedua
lapisan tersebut terpisah karena akumulasi cairan atau tarikan kontraksi badan viterus.
Tarikan viterus pada retina menyebabkan klien melihat sinar kilat. Klien juga
mengeluhkan melihat titik hitam di depan mata, yang terjadi karena lepasnya sel sel
retina dan putusnya kapiler yang mengalirkan sel darah merah ke dalam viterus. Sel
darah merah ini menghasilkan bayangan pada retina yang diterima sebagai titik-titik
hitam tersebut. Lepasnya retina juga menyebabkan gangguan penerimaan rangsangan
visual yang mengakibatkan konversi rangsangan ke bentuk yang tidak dapat di
interpretasikan otak dan menyebabkan klien mengalami penurunan atau hilangnya
pandangan. Hilangnya lapang pandang bergantung pada area lepasnya retina. Jika
yang lepas bagian superior maka pengelihatan yang hilang bagian inferior. Retina

temporal lebih sering terkena sehingga klien mengeluh gangguan pada area nasal
daripada pandangan. Gangguan pengelihatan sentral terjadi jika macula lutea terkena.
(Asuhan keperawatan klien gangguan mata, EGC).
5. DIAGNOSIS DAN TERAPI
Tanda dan gejala dapat bertahap atau mendadak yang bergantung pada penyebab
dan luasnya daerah yang lepas serta lokasi area yang terlibat. Klien dapat melihat
kilatan cahaya berwarna dan beberapa hari atau minggu berikutnya melaporkan
pandangannya kabur atau hilangnya pandangan sentral.daerah pengelihatan yang
hilang bergantung pada lokasi dimana terjadi robekan.biasanya jika daerah yang
lepas bagian superior maka pengelihatan yang hilang adalah bagian inferior. Gejala
lain yang sering adalah bayangan titik-titik bergerak (floaters) pada lapang pandang.
Jika robekan luas dan terjadi secara cepat, klien mempunyai sensasi bahwa matanya
tertutup dan dapat terjadi kehilangan pandangan komplet. Diagnose ditegakkan
dengan pemmeriksaan oftalmoskopik.
Lubang atau robekan retina kadang-kadang dapat diperbaiki melalui penutupan
retina dengan membuat reaksi inflamasi untuk menyatukan retina ke koroid selama
proses penyembuhan dengan prosedur fotokoagulasi, cryosurgery, dan diatermi.
Untuk ablasio retina diterapi dengan :
a. Membalut koroid dan retina sehingga jaringan parut koroid dapat menutup
robekan melalui scleral buckling dengan memperbaiki lipatan pada retina
sehingga retina kembali ke posisi normal. Sclera diluruskan dengan retina.
Untuk penyatuan, sekeping silicon kecil diselipkan di dalam sclera dan diikat
dengan sabuk (band) melingkar. Alat ini memungkinkan retina kontak dengan
koroid dan sclera.
b. Mengeluarkan cairan dari ruang subretina melalui drainase dengan insersi
jarum
(Asuhan keperawatan klien gangguan mata,EGC).
Pemeriksaan Diagnostik
1) Pemeriksaan oftalmologi
a) Pemeriksaan visus,

Dapat terjadi penurunan tajam penglihatan akibat terlibatnya makula lutea


ataupun terjadi kekeruhan media penglihatan atau badan kaca yang
menghambat sinar masuk. Tajam penglihatan akan sangat menurun bila
makula lutea ikut terangkat.
b) Pemeriksaan lapangan pandang,
Akan terjadi lapangan pandang seperti tertutup tabir dan dapat terlihat
skotoma relatif sesuai dengan kedudukan ablasio retina, pada lapangan
pandang akan terlihat pijaran api seperti halilintar kecil dan fotopsia.
c) Pemeriksaan lapang pandangan dapat dilakukan dengan:
1 Pemeriksaan konfrontasi, yaitu pemeriksaan dengan melakukan
perbandingan lapang pandangan pasien dengan si pemeriksa sendiri.
2 Pemeriksaan perimeter atau kampimetri.
Lapang pandangan normal adalah 90 derajat temporal, 50 derajat atas, 50
derajat nasal dan 65 derajat ke bawah.
Pemeriksaan funduskopi, yaitu salah satu cara terbaik untuk mendiagnosis
ablasio retina dengan menggunakan binokuler indirek oftalmoskopi. Pada
pemeriksaan ini ablasio retina dikenali dengan hilangnya refleks fundus dan
pengangkatan retina. Retina tampak keabu-abuan yang menutupi gambaran
vaskuler koroid. Jika terdapat akumulasi cairan bermaknapada ruang
subretina, didapatkan pergerakkan undulasi retina ketika mata bergerak.
Suatu robekan pada retina terlihat agak merah muda karena terdapat
pembuluh koroid dibawahnya. Mungkin didapatkan debris terkait pada
vitreus yang terdiri dari darah dan pigmen atau ruang retina dapat
ditemukan mengambang bebas.
Pemeriksaan Penunjang
a Pemeriksaan laboratorium
Dilakukan untuk mengetahui adanya penyakit penyerta antara lain glaukoma,
diabetes mellitus, maupun kelainan darah.
b

Pemeriksaan ultrasonografi,
Yaitu ocular B-Scan ultrasonografi juga digunakan untuk mendiagnosis
ablasio retina dan keadaan patologis lain yang menyertainya seperti
proliverative vitreoretinopati, benda asing intraokuler. Selain itu ultrasonografi
juga digunakan untuk mengetahui kelainan yang menyebabkan ablasio retina

c
d
e
f

eksudatif misalnya tumor dan posterior skleritis.


Scleral indentation
Goldmann triple-mirror
Indirect slit lamp biomicroscopy
Tes refraksi

g
h
i

Respon refleks pupil


Gangguan pengenalan warna
Tekanan intraokuler,

Hasil Pemeriksaan:
1
2
3

Visus atau salah satu posisi lapang pandang memburuk.


Fundus refleks hilang
Retina terangkat, terlihat abu-abu, bergoyang-goyang.Terkdang robekan retina
berwarna

merah

dapat

terlihat

langsung

pada

pemeriksaan funduskopi.
Prognosis
Jika macula melekat dan pembedahan berhasil melekatkan kembali retina
perifer, maka hasil penngelihatan sangat baik. Jika macula terlepas lebih dari 24
jam sebelum pembedahan, maka tajam pengelihatan sebelumnya mungkin tidak
dapat pulih sepenuhnya. Namun, bagian penting pengelihatan tersebut dapat
kembali pulih dalam beberapa bulan. Jika retina tidak berhasil dilekatkan kembali
dan pembedahan mengalami komplikasi, maka dapat timbul perubahan fibrotic
pada vitorus (vitreoretinopati proliferative, PVR). PVR dapat menyebabkan traksi
pada retina dan ablasio retina lebih lanjut. Prosedur vitreoretina yang rumit dapat
mempertahankan pengelihatan namun dengan hasil pengelihatan lebih buruk
(lecture notes oftalmologi, edisi 9).

Komplikasi
a. Komplikasi awal setelah pembedahan
Peningkatan TIO
Glaukoma
Infeksi
Ablasio koroid
Kegagalan pelekatan retina
Ablasio retina berulang
b. Komplikasi lanjut
Infeksi
Lepasnya bahan buckling melalui konjungtiva atau erosi melalui bola mata
Vitreo retinpati proliveratif (jaringan parut yang mengenai retina)
Diplopia
Kesalahan refraksi
astigmatisme

BAB II
Konsep Asuhan Keperawatan

2.1 Pengkajian
1 Data klinis
a Data Biografi
Berupa nama pasien, usia, TB, BB, Tanggal masuk, TD, RR, Nadi dan Suhu .
b

Keluhan Utama
Pasien biasanya melaporkan:
Riwayat melihat benda mengapung atau pendaran cahaya atau keduanya.
Pasien akan melihat bayangan berkembang atau tirai bergerak
dilapang pandang, mengakibatkan pandangan kabur dan kehilangan
lapang pandang.
Penurunan tajam pandangan sentral atau hilangnya pandangan sentral
menunjukkan bahwa adanya keterlibatan macula
Riwayat perjalanan penyakitTanyakan sejak kapan pasien merasa melihat
benda mengapung atau pendaran cahaya atau keduanya.

Tanyakan sejak kapan pasien melihat bayangan berkembang atau


tirai bergerak dilapang pandang, yang mengakibatkan pandangan kabur.
Tanyakan sejak kapan pasien mengalami penurunan tajam pandangan
sentral atau hilangnya pandangan sentral.
Riwayat kesehatan masa lalu
Apakah klien ada riwayat penyakit diabetes mellitus.
Apakah pernah mengalami trauma pada mata.
d Riwayat kesehatan keluarga
Apakah ada keluarga yang menderita penyakit ini sebelumnya.
e Riwayat kesehatan keluarga
Apakah ada keluarga yang menderita penyakit ini sebelumnya.
Persepsi dan Penanganan Kesehatan
a Tanyakan kepada klien tentang gambaran kesehatannya secara umum saat ini.
b Tanyakan alasan kunjungan klien dan harapan klien terhadap penyakitnya.
c Tanyakan gambaran terhadap sakit yang dirasakan klien, penyebabnya,
c

dan penanganan yang dilakukan.


Tanyakan apa dan bagaimana tindakan yang dilakukan klien dalam

menjagakesehatannya.
Tanyakan kepada klien apakah klien pernah menggunakan obat resep

dokter dan warung.


Tanyakan kepada

klien

apakah

klien

seorang

perokok,

alkoholik,

ataumengonsumsi tembakau.
Tanyakan kepada klien tentang riwayat kesehatan keluarganya. Apakah
adaanggota keluarga yang pernah menderita penyakit yang sama.NutrisiMetabolik
a Tanyakan
b
c

pada

klien

tentang

gambaran

yang

biasa

dimakan

dan

frekuensimakannya.
Tanyakan apakah klien mempunyai riwayat alergi.
Tanyakan bagaiamana proses penyembuhan luka pada klien (cepat-lambat).

Eliminasi
a Tanyakan kepada klien bagaimana kebiasaan defekasi dan eliminasinya
b Tanyakan apakah ada gangguan pada proses eliminasi dan defekasinya.

Aktivitas-Latihan
a Tanyakan bagaimana klien melakukan aktivitasnya sehari-hari, seperti:
mandi, berpakaian, eliminasi, mobilisasi ditempat tidur, merapikan rumah,
ambulasi, dan makan, apakah mandiri atau dibantu orang lain.

Tidur-Istirahat
a Tanyakan waktu, frekuensi dan kualitas tidur klien.

Kognitif-Persepsi
a Kaji status mental dan bicara klien.

Tanyakan apakah ada kesulitan dalam mendengar dan melihat.

Peran-Hubungan
a Tanyakan bagaimana status pekerjaan klien.
b Tanyakan bagaimana hubungan klien dengan keluarga dan orang disekitarnya.
c Tanyakan bagaimana status pernikahan klien.

Seksualitas-Reproduksi
a Tanyakan bagaimana hubungan seksualitas klien.
b Kaji apakah klien telah menopause.

10 Koping-Toleransi Stress
a Tanyakan apakah klien pernah mengalami perubahan besar dimasa lalunyadan
bagaimana cara klien menghadapinya.
11 Nilai-Kepercayaan
a Tanyakan agama klien dan bagaimana pengaruh agama pada kehidupan
kliensehari-hari
2. Diagnosa Keperawatan
NANDA
Resiko cedera
Faktor

NIC
Perilaku keamanan :

yang Lingkungan fisik rumah

berhubungan:
Ekstern

al
Kimia,

Perlengkapan

pencahayaan
Penggunaan

misaln
ya

Ciptakan lingkungan yang nyaman bagi

klien
Identifikasi kebutuhan keamanan klien
Pindahkan benda-benda berbahaya dari

sekitar klien
Pindahkan benda-benda berisiko dari

lingkungan klien
Sediakan tempat tidur yangnyaman dan

bersih
Posisikan

terjangkau
Kurangi stimulus lingkungan
Pencegahan jatuh

Indikator :

system
:

racun,

pribadi
Kelengkapan

alam
alat

polutan

bantuan

lokasi yang mudah

obat

-obatan
,
alcohol

NOC
Manajemen keamanan Aktifitas :

.
Nutrisi
(vitami
n, jenis
makana

pada

dicapai
Penyusunan

tidur

Aktifitas :
perabotan
untuk mengurangi
Identifikasi
deficit
resiko
berpotensi untuk jatuh

Pengetahuan : keamanan

Indikator :
Gambaran

untuk

meningkatkan

agar mudah

fisik

Identifikasi karakteristik
yang

pribadi

tempat

yang

lingkungan

potensi

jatuh

(seperti lantai yang licin)


Berikan peralatan yang menunjang

n)
Internal
Usia

untuk mengokohkan jalan


Ajarkan klien bagaimana

berdasarkan usia
Gambaran perilaku

untuk meminimalisir trauma


Hindari barang-barang berserakan di

individu

lantai
Ajarkan keluarga tentang faktor resiko

keamanan

perkem
bangan

mencegah jatuh
Gambaran resiko

khusus

yang

yang berkontribusi

berisiko tinggi
Gambaran resiko
keamanan bekerja

Kontrol Kecemasan:

persepsisenso

Indicator:

ri:

Batasan

kecemasan
Menghilangkan

pencetus

hnya

kecemasan
Menurunkan

ketaja

rangsang

man

lingkungan ketika

pancain

dera
Beruba

respon

strategi

koping

umum

terhadap

situasi

bagaimana

ruang pasien
Menerima reaksi

rusaknya penglihatan
Catat reaksi pasien terhadap rusaknya

yang menekan
Menggunakan

pasien

terhadap

(misal,depresi,

menarik

diri, dan menolak kenyataan)


Andalkan penglihatan pasien

tersisa sebagaimana mestinya


Gambarkan lingkungankepada pasien
Jangan memindahkan benda- benda di

kamar pasien
tanpa memberitahu pasien
Identifikasi makanan yangada dalam

yang

baki dalam kaitannya dengan angka-

kecemasan
Merencanakan

yang
terhada

cemas
Mencari informasi
untuk mengurangi

hnya

dan

Kenali diri sendiri ketika memasuki

penglihatan

Beruba

dirumah

Memantau
intensitas

jatuh

memodifikasikannya
Peningkatan Komunikasi: Defisit Penglihatan

penglihatan
karakteristik:

pada

dan bagaimana mengurangi resiko jatuh


Kaji keluarga dalam mengidentifikasi
bahaya

Gangguan

berpindah

angka pada jam


Sediakan kaca pembesar atau kacamata

prisma sewajarnya untuk membaca


Rujuk
pasien
dengan
masalah
penglihatan ke agen yang sesuai

koping Manajemen Lingkungan

rangsan

strategi

gan
Gagal

yang efektif
Menggunakan

Ciptakan lingkungan yang aman untuk

penyes

teknik

pasien
Hilangkan

uaian
Distors

untuk mengurangi

(misal, permadani yang bisa dilepas-

rasa cemas

lepas dan kecil, mebel yang dapat

relaksasi

bahaya

lingkungan

Menjaga hubungan

sosial
Melaporkan

pancain
dera

dipindah- pindahkan)
Hilangkan
objek-objek

membahayakan dari lingkungan


Lindungi dengan sisi rel/lapisan antar

rel, sebagaimana mestinya


Kawal pasien selama kegiatan-kegiatan

pancaindera
Melaporkan

di bangsal sebagaimana mestinya


Sediakan tempat tidur tinggi-rendah

ketidakhadiran

yang sesuai
Sediakan alat-alat yang adaptif (misal,

ketidakhadiran
penyimpangan
persepsi pada

manifestasi

fisik

bangku

akan kecemasan
Kompensasi Tingkah laku

yang

untuk melangkah

atau

pegangantangan) yang sesuai


Susun perabotan di dalam kamar dalam

Penglihatan:

tatakan yang sesuai yang bagus dalam

Indicator:

mengakomodasi

Pantau gejala dari


semakin
buruknya penglihat

an
Posisikan

diri

untuk

pasien ataupun keluarga


Tempatkan benda-bendayang

digunakan dekatdengan jangkauan


Manipulasi pencahayaanuntuk kebaikan

terapeutik
Batasi pengunjung

penglihatan
Ingatkan yang lain
untuk
teknik yang

Pantau perubahan fungsi fisik atau

perilaku yang membahayakan


Pantau lingkungan yang berpotensi

membahayakan keamanan
Tentukan derajat pengawasan

yang

menguntungkan

dibutuhkan pasien, berdasarkan tingkat,

penglihatan
Gunakan

fungsi dan kehadiran bahaya dalam

pencahayaan yang
cukup
aktivitas

sering

kognitif pasien yang menyebabkan

menggunakan

mampuan

Pengawasan: Keamanan

menguntungkan

ketidak

yang

untuk

sesuai untuk memantau pasien dan

yang

memberikan tindakan terapeutik, jika

sedang dilakukan
Memakai kacamata
dengan benar

lingkungan
Sediakan tingkat pengawasan

dibutuhkan
Tempatkan pasien pada lingkungan
yang paling terbatas yang menyedikan

Merawat kacamata

dengan benar
Menggunakan alat

level yang dibutuhkan untuk observasi


Mulai
dan
pertahankan
status pencegahan pada resiko tinggi
dari

bantu penglihatan
yang lemah

bahaya

yang

dikhususkan

untuk pengaturan perawatan


Komunikasikan
informasi

tentang

resiko pasien pada perawat lainnya

Penutup
1

Simpulan
Ablasi retina adalah suatu keadaan terpisahnya lapisan sensoris retina dari
lapisan epitel pigmen retina. Ablasio retina terjadi bila ada pemisahan retina
neurosensori dari lapisan epitel berpigmen retina dibawahnya karena retina
neurosensori, bagian retina yang mengandung batang dan kerucut, terkelupas dari
epitel berpigmen pemberi nutrisi, maka sel fotosensitif ini tak mampu melakukan

aktivitas fungsi visualnya dan berakibat hilangnya penglihatan.


Saran
Dalam pembuatan makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena
itu meminta kritik dan saran yang membangun dari pembaca. Semoga
makalah yang kami buat dapat bermanfaat bagi pembac
Daftar pustaka

Rachmawati D asri.(2005). Lecture notes on ophthalmology, Jakarta: PT Gelora aksara.


Istiqomah N Indriana.(2012). Asuhan keperawatan klien gangguan mata, Jakarta : EGC
Black M joyce.(2009). Keperawatan medical bedah , Jakarta : PT Salemba emban patria.
Nurarif Amin Huda, Kusuma Hardhi.(2013). Aplikasi asuhan keperawatan berdasarkan
diagnosa medis & Nanda Nic-Noc.(Edisi revisi. Jilid 1). Yogyakarta : Mediction

Anda mungkin juga menyukai