TINJAUAN TEORI
DEFINISI
4
hari.(
Budiarko
,
Eko
.
2002
).
Nyamuk Aedes aegypti berukuran kecil dibanding nyamuk lain, ukuran badan 3-4mm,
berwarna hitam dengan hiasan titik-titik putih dibadannya dan pada kakinya warna putih
melingkar. Nyamuk dapat hidup berbulan-bulan. Nyamuk jantan tidak menggigitmanusia.
Hanya nyamuk betina yang menggigit yang diperlukan untuk membuat telur.Telur nyamuk
aedes diletakkan induknya menyebar, berbeda dengan telur nyamuk lainyang dikeluarkan
berkelompok. Nyamuk bertelur di air bersih. Telur menjadi pupa dalam beberapa minggu.
Nyamuk bila terbang hampir tidak mengeluarkan bunyi sehinggamanusia yang diserang tidak
mengetahui kehadirannya. Telur nyamuk Aedes dapat bertahan lama dalam kekeringan (dapat
lebih dari 1 tahun). Virus dapat masuk darinyamuk ke telur, nyamuk dapat bertahan dalam air
yang chlorinated. Nyamuk Aedesaegypti merupakan vector Chikungunya (CHIK) virus
(alpha virus).
Cara Penularan
Cikungunya terjadi apabila penderita yang sakit gigitan oleh nyamuk penular, kemudian
nyamuk penular tersebut menggigit orang lain. Penyakit ini biasanya tidak terjadi penularan
dari orang ke orang lain.
MANIFESTASI
KLINIS
1. Demam timbul mendadak, dsisertai menggigil dan muka kemerahan,panas tinggi selama
2-4
hari,
kemudian
kembali
normal
2. Sakit persendian, sendi lutut, pergelangan kaki, dan tangan serta tulang belakang
3. Nyeri otot,pada seluruh otot atau pada bagian kepala dan daerah bahu, kadang bengkak
pada
otot
sekitar
mata
kaki
4. Bercak kemerahan, pada hari pertama demam, tetapi lebih sering pada hari ke 4-5 demam,
lokasi
biasanya
di
daraeh
muka,
badan,
tangan,dan
kaki
5.
Sakit
kepala
6.
Kejang
dan
penurunan
kesadaran
7.
Pembesaran
kelenjar
getah
bening
( Budiarko, Eko . 2002 )
PATOFISIOLOGI
Mempunyai masa inkubasi (periode sejak digigit oleh nyamuk pembawa virus hingga
menimbulkan gizi ) sekitar 2 4 hari. Setelah masa inkubasi tersebut, gejala yang
ditimbulkan mirip penyakit DB adalah demam tinggi (390 C), menggigil dan sakit kepala.
Gejala dan tanda yang semakin menonjol pada gejala ini adalah nyeri pada setiap persendian
(peliarthalgia ) terutama pada sendi lutut, pergelangan kaki dan tangan, serta sendi sendi
tulang punggung. Radang sendi yang terjadi menyebabkan sendi susah untuk digerakkan,
bengkak dan berwarna kemerahan. Itulah sebabnya postur tubuh penderita menjadi seperti
membungkuk dengan jari-jari tangan dan kaki menjadi tertekuk (cikunguya). Gejala lain
adalah munculnya bintik- bintik kemerahan pada sebaggian kecil anggota badan, serta
bercak-bercak merah gatal di daerah dada dan perut. Muka penderita bisa menjadi kemerahan
dan disertai rasa nyeri pada bagian belakang bola mata. Meskipun gejala penyakit itu bisa
berlangsung 3-10 hari ( kemudian sembuh dengan sendirinya ), tetapi tidak dengan nyeri
sendinya yang bias berlangsung berminggu-minggu bahkan berbulan-bulan.
PATHWAY
Masa inkubasi => demam => nyeri persendian => Radang sendi => bercak-bercak
merah .
KOMPLIKASI
Komplikasi
1.
2.
3.
4. Miokarditis
demam
cikungunya
Sindrome
guillain
Hepatitis
adalah
Myelomeningoensefalis
barre
fulmiran
PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan demam cikunguya secara umum dibagi dua, yaitu : tata laksana periode akut
dan
kronik.
Tata
laksana
periode
akut
1.
Rawat
Jalan
Pada perawatan dirumah, yang harus dilakukan adalah istirahat yang cukup, membatasi
kegiatan fisik, kompres dingin (membantu mengurangi kerusakan sendi) minum banyak air
dengan elektrolit (setidaknya 21 cairan dalam 24 jam). Demam diatasi dengan paracetamol.
Bila demam lebih 5 hari, nyeri tidak tertahankan, ketidak seimbangan postural, penurunan
output urine, perdarahan kulit. Pasien harus datang ke sarana kesehatan primer
Sarana
Kesehatan
Primer
Kemungkinan diagnosis banding yang lain misalnya, leptospira, demam dengue, malaria dan
penyakit lain harus disingkirkan dengan anamnesa, pemeriksaan fisik, pemeriksaan diagnosis
penunjang, harus dicari tanda dehidrasi dan lakukan rehidrasi dengan adekuat.
Dilakukan pemeriksaan darah guna mengetahui leukosit dan trombosit. Pengobatan lain
dengan paracetamol sebagai anti piretik. Manifestasi kulit dapat diatasi dengan obat tropical.
Demam yang memburuk, nyeri sendi sehingga dihindari dalam fase akut.
3
Sarana
kesehatan
seklunder
Harus diperiksa sampel darah untuk serologi Ig M ELISIA. Sebagai alternative dapat
diperiksa Ig G diikuti dengan pemeriksaan sempel kedua dengan pemeriksaan sempel kedua
dengan
jarak
2
4
minggu.
Tanda gagal ginjal harus diperhatikan ( 2 Ml urin, kreatinin, natrium, dan kalium ) fungsi hati
( transaminate dan bilirubin ), EKG, malaria ( hapusan darah tepi ) dan trombosipeni.
Pemeriksaan cairan serebrospinal harus dilakukan bila dicurigai tidak meningitis dapat
digunakan system scoring curb 65 untuk penentuan perlu tidaknya rujukan kefasilitas
kesehatan
yang
lebih.
4
Sarana
Kesehatan
Tersier
Harus diperiksa sampel darah untuk serologisesegera mungkin apabila fasilitas memadai.
Gagal ginjal akut dengan dialysis. Pasien dengan miokarditis mungkin membutuhkan
keperawatan intensif di ICU. Pada kasus Atralgia yang reflakter terhadap obat lain dapat
digunakan hidrosikloro koin 200 mg peroral tiap hari selama 4 minggu. Perlu dinilai apakah
ada
kecacatan
dan
direncanakan
prosedur
rehabilitasi.
Tata
1.
laksanaan
fase
Penatalaksanaan
kronik
masalah
osteoartikular
Tatalaksana
masalah
neurologis
3.
Tatalaksanaan
masalah
dermatologi
Manifestasi kulit demam cikunguya berkurang setelah fase akut terlewati, namun apabila
terjadi lesi psikiatik dan lesi artropik diperlukan tatalaksana spesifik. Hiperpigmentasi dan
eropsi popular dapat diobati dengan krim zinc oxide. Dan jarang terjadi luka persisten.
4.
Tatalaksanaan
Masalah
emosional
masalah
dilaporkan
terjadi
psikosomatik
pada
15
kasus.
Cara
penanganan
Belum
ada
vaksin
maupun
obat
khusus
untuk
chikungunya.
Untuk
mengurangi
gejalanya
:
1.
minum
obat
penghilang
rasa
sakit
dan
demam..
2.
Kompres
dengan
air
hangat
3.
Makan
makanan
yg
bergizi
seimbang
4.
Minum
air
putih
5.
Perbanyak
mengkonsumsi
buah-buahan
segar
6.
Konsumsi
vitamin
untuk
meningkatkan
daya
tahan
tubuh
7.
Istirahat
yg
cukup
8. Apabila sakit berlanjut segera ke pelayanan kesehatan terdekat
ASUHAN
KEPERAWATAN
BAB
II
CIKUNGUNYA
Pengkajian
1.Biodata
Identitas pasienIdentitas pasien meliputi nama, umur, jenis kelamin, status, agama,
suku,kewarganegaraan, bahasa, pendidikan, pekerjaan, alamat, diagnosa medis, no.Rekam
medis.
Penanggung Jawab, meliputi : nama, umur, jenis kelamin, agama, alamat, suku bangsa,
pekerjaan,
pendidikan,
hubungan
dengan
pasie
Alasan
masuk
rumah
sakit
Alasan
dirawat:Terjadi
penurunan
fungsi
hati
Keluhan utama:Keluhan klien sehingga pasien membutuhkan perawatan medik, jika klien
tidak mempunyai keluhan utama, lakukan pemeriksaan fisik untuk mengetahui
penyebabsakitnya.
2.Riwayat
kesehatan
3.Riwayat
kesehatan
sebelum
sakit
ini
-Waktu
timbulnya
penyakit
-Usaha yang dilakukan untuk mengurangi
BAB
III
PENUTUP
Kesimpulan
Chikungunya yang disebabkan alphavirus yang disebarkan oleh gigitan nyamuk dari
spesies Aedes aegypti yang ditandai dengan demam mendadak, nyeri pada persendian, Virus
penyebab adalah cikunguya kelompok alpha virus atau Grup A antrobornes virus. Penyakit
ini ditularkan melalui gigitan nyamuk aedes aigyptiy. Nyamuk Aedes aegypti berukuran kecil
dibanding nyamuk lain, ukuran badan 3-4mm, berwarna hitam dengan hiasan titik-titik putih
dibadannya dan pada kakinya warna putih melingkar. Demam yang timbul mendadak
mencapai 39 derajat celcius selama 5 hari. Nyeri pada persendian, Terdapat juga sakit kepala,
gejala flu, conjunctiva injection dimana pembuluhkonjungtiva mata akan tampak nyata dan
terjadi fotofobia. masa inkubasi (periode sejak digigit oleh nyamuk pembawa virus hingga
menimbulkan gizi ) sekitar 2 4 hari. demam tinggi (390 C), menggigil. adalah munculnya
bintik- bintik kemerahan pada sebaggian kecil anggota badan.
Saran
1. Sebagai tenaga kesehatan seharusnya kita dapat memahami apa itu penyakit cikunya agar
masyarakat
Indonesia
tak
banyak
terserang
cikungunya
2. Kita harus menjaga kesehatan dan kebersihan agar tak terserang penyakit
3. Setelah kita mengetahui tentang penyakit cikungunya, kita juga harus bisa
mengaplikasikan
kebersihan
di
kehidupan
.
DAFTAR
PUSTAKA
Budiarko,
Eko.
2002,
Pengantar
Epidemiologi.
Jakarta
:
EGC,
Dr. Kandun Inyoman, 2006, Manual Pemberantasan Penyakit Menular, Jakarta:CV.
Inomedika
id. Wikipedia. Org/wiki/chikungunya pediatricinfo.wordpress.com