BAB I
PENDAHULUAN
A.
Perumusan Masalah
Masalah keperawatan yang dapat dirumuskan dari penelitian ini adalah
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Mengetahui hubungan tingkat
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Rumah Sakit
Sebagai sumber informasi mengenai pengetahuan tentang upaya mengurangi
serangan stroke pada pasien hipertensi dan upaya untuk mengurangi serangan
stroke yang dilakukan.
2. Bagi Akademik
E. Bidang ilmu
Berdasarkan segi keilmuwan, penelitian ini merupakan bidang medikal
bedah yang memfokuskan pada bidang perawatan, khususnya mengurangi
stroke pada penderita hipertensi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengetahuan
1. Pengertian
Menurut Peorwodarminto (1976) pengetahuan adalah segala apa yang
terjadi.
Tahu (know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari.
Sebelumnya termasuk kedalam pengetahuan dalam tingkat ini adalah
mengingat kembali (recall). Sesuatu yang spesifik dan seluruh bahan yang
dipelajari atau rangsangan yang diterima.
Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari
antara lain mampu menyebutkan, menguraikan mendefinisikan, dan
5
sebagainya. Sebagai contoh dapat mendefinisikan arti penyakit stroke, mampu
menyebutkan tanda dan gejala penyakit stroke, mampu menyebutkan etiologi
penyakit stroke.
b. Memahami (compherensif )
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan
secara benar tentang obyek yang diketahui dan dapat mengintepretasikan
materi tersebut dengan benar. Orang yang telah paham terhadap obyek atau
materi harus dapat menjelaskan, menyimpulkan dan sebagainya terhadap
obyek yang dipelajari.
c. Penerapan (aplication)
Penerapan diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi
yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi nyata sebelumnya.
d. Analisis (analysa)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi suatu obyek
kedalam komponen-komponen, tetapi masih didalam satu struktur organisasi
dan masih ada kaitannya satu sama lain.
e. Sintesis (syntesa)
Menunjuk
kepada
suatu
kemampuan
untuk
meletakkan
atau
B. Hipertensi
1. Pengertian dan Klasifikasi
Hipertensi adalah tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg menetap
atau tekanan darah diastolik lebih tinggi dari 90 mmHg (Barbara. E, 1993).
Menurut Tambayong. J. (2000) hipertensi juga sering digolongkan
berdasarkan tekanan diastolik yaitu:
a.
b.
c.
2. Jenis Hipertensi
Menurut Lily Ismudianti. R. (1996) jenis hipertensi dibedakan menjadi 2
yaitu Hipertensi Primer dan hipertensi sekunder. Hipertensi Primer Penyebabnya
belum di ketahui dan ini menyangkut + 90 % dari kasus hipertensi. Hipertensi
Sekunder Penyebabnya diketahui dan ini menyangkut +
10 % dari kasus
hipertensi.
3. Patofisiologi
Kerja jantung terutama ditentukan oleh besarnya curah jantung dan
tekanan perifer. Kelainan hipertensi terutama pada peningkatan tahanan perifer,
kenaikan tahanan perifer terutama disebabkan oleh vasokonstriksi arteriol
akibat naiknya tonus otot polos pada pembuluh darah tersebut. Bila hipertensi
sudah berjalan cukup lama maka akan dijumpai perubahan struktural pada
pembuluh darah arteriol berupa penebalan tunika intima dan hipertropi tunika
media.
Kerja jantung pada penderita hipertensi akan bertambah berat karena
naiknya tahanan perifer. Lambat jauh akan berakibat terjadinya hipertensi
ventrikel kiri. Bila hipertensi sudah melampaui batas maka sel-sel jantung tidak
hanya bertambah ukuran (hipertropi) tetapi juga akan bertambah selnya
(hiperplasi). Dengan terjadinya hipertropi dan hiperplasi maka sirkulasi darah
dalam otot jantung tidak mencukupi lagi sehingga terjadi anoxia relatif.
Keadaan ini diperberat dengan adanya sklerosis koroner. Akhirnya akan dan di
ikuti dilatasi ventrikel kiri, bila berlangsung terus-menerus maka akan di ikuti
hipertropi dan dilatasi jantung kanan dan akhirnya jantung kanan juga akan
mengalami dekompensasi (I. Siaw. S., 1994).
4. Etiologi
Menurut Tambayong. (2000) dan Yasmin (1993) faktor predisposisi dari
hipertensi terdiri dari :
a.
b.
Jenis kelamin : Pada umumnya insiden pada pria lebih tinggi dari pada
wanita sehingga pada usia diatas 65 tahun insiden wanita lebih tinggi.
c.
Ras : Hipertensi pada ras yang berkulit hitam lebih sedikit 2 kalinya pada
yang berkulit putih.
d.
e.
Obesitas : Meningkatnya berat badan pada masa anak anak atau usia
pertengahan, resiko terjadinya hipertensi meningkat.
f.
Diet: Meningkatnya resiko dengan diet stadium tinggi resiko meninggi pada
masyarakat industri dengan tinggi lemak, diet tinggi kalori.
g.
h.
i.
j.
Hipertensi Sekunder terjadi karena adanya penyakit atau kondisi lain dalam
tubuh yaitu:
1). Kelainan parenkim ginjal: Penyempitan Arteri Renalis
2). Kehamilan: Kapasitas dalam pembuluh darah
3). Gangguan pembuluh darah: Penebalan dinding arteri
4). Stres akut karena penyakit: Peningkatan ventilasi paru, defisiensi
gangguan glukosa darah, luka bakar, radang pankreas.
5). Obat-obatan : Pil Kontrasepsi, glukokorticoid, syklosporine.
6). Gangguan syaraf: Tumor otak, penghentian pernapasan, encephalitis
atau bentuk gabung yang menghubungkan dengan otak.
5. Gejala Hipertensi
Lanny. S., dkk (2004) menyebutkan bahwa gejala hipertensi terdiri dari:
sakit kepala, jantung berdebar-debar, sulit bernapas setelah bekerja keras atau
mengangkat beban berat, mudah lelah, penglihatan kabur, sering buang air kecil
terutama di malam hari, telinga berdenging, dan dunia terasa berputar (vertigo).
10
6. Komplikasi
a.
b.
c.
Stroke
Tekanan darah tinggi dapat menyebabkan saluran arteri di otak pecah dan
terjadi penumpukan darah ke otak (Soeharto, Iman, 2002).
11
A. Stroke
1. Pengertian
Pengertian stroke menurut beberapa ahli adalah :
a.
Stroke atau cerebro vaskuler accident (CVA) adalah kehilangan fungsi otak
yang di akibatkan oleh berhentinya suplay darah kebagian otak (Brunner
dan Suddart, 2002).
b.
Stroke atau cerebro vaskuler accident (CVA) adalah gangguan fungsi saraf
yang disebabkan oleh gangguan aliran darah dalam otak yang dapat timbul
secara mendadak (dalam waktu beberapa detik) atau secara cepat dengan
segala atau isyarat yang sesuai dengan darah otak yang mengalami pasokan
darah (Margatan. A., 1995).
2. Etiologi
Menurut Brunner dan Suddart (2002) penyebab dari stroke terdiri dari :
a.
b.
Embolisme serebral : Bekuan darah atau material lain yang dibawa ke otak
dari bagian tubuh yang lain.
c.
d.
3. Faktor Resiko
12
b.
Penyakit arteri
Calon penderita stroke jika telah mengalami kerusakan arteri.
c.
Penyakit jantung
Ditemukan 2 sampai 3 kali lebih sering pada pasien yang pernah
mengalami stroke dibanding dengan yang tidak.
d.
Bekuan darah
Polycythaemia ruba vera yaitu jumlah sel darah merah yang berlebihan,
yang sebenarnya jarang terjadi yang menyebabkan darah menggumpal lebih
mudah dan karena itu merupakan satu faktor resiko stroke.
4. Patofisiologi
Tekanan darah yang terlalu tinggi pada hipertensi dapat menyebabkan
pembuluh darah yang sudah lemah menjadi pecah bila hal ini terjadi pada
pembuluh darah di otak maka terjadi perdarahan otak yang dapat menyebabkan
kematian. Stroke juga dapat terjadi akibat sumbatan dari gumpalan darah yang
macet dan pembuluh darah yang menyempit (Sustrani Lanny, dkk 2004).
5. Tanda dan gejala
13
Doengoes (2000) menyebutkan bahwa tanda dan gejala dari stroke adalah
sebagai berikut yaitu : Merasa kesulitan untuk beraktivitas karena kelemahan,
nyeri atau kejang otot, gangguan penglihatan menurun, gangguan tingkat
kesadaran, nafsu makan hilang dan kesulitan menelan, sakit kepala, gangguan
pengecapan dan penciuman, gangguan atau kehilangan fungsi bahasa, gangguan
atau kehilangan fungsi bahasa, kehilangan kemampuan menggunakan motorik
saat bergerak, pernapasan sulit dan tidak teratur, gangguan respon panas atau
dingin, tingkah laku yang tidak stabil, dan emosi labil.
1. Pencegahan primer
a.
preparat
antagonis
kalsium
(seperti
nifedipin)
serta
14
selanjutnya salah satu anggota dari anggota kelompok obat yang disebut
penghambat beta (misal atenol).
b.
c.
2. Pencegahan sekunder
a.
15
Perlu diketahui serangan stroke yang pertama kali terjadi disebabkan oleh
perdarahan atau infark serebral. Preparat anti koagulan tidak boleh
diberikan kepada penderita yang pernah mengalami perdarahan otak namun
dapat dipakai orang yang mengalami infark serebral.
b.
c.
Warfarin
Penderita kelainan jantung yang dapat menimbulkan trombosis dapat
diberikan antikoagulan warfarin dan juga dapat mereka yang terkena
hipertensi dengan serangan otak sepintas.
Upaya-upaya lain yang dapat dilakukan untuk mengurangi serangan
stroke pada penderita hipertensi menurut Arcole Margattan (1995) antara lain
dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut yaitu :
a.
16
itu olah raga juga menambah kesegaran dan kebugaran jasmani yang pada
gilirannya nanti akan meningkatkan daya tahan tubuh penderita
menghadapi serangan komplikasi penyakit hipertensi antara lain stroke.
b.
c.
17
2) Authoterapi hipertensi
Menanggulangi stroke pada pasien hipertensi bisa dilakukan dengan
cara meditasi. Syaratnya harus dilakukan secara rutin, tanpa mengenal
rasa bosan dan dalam waktu kurang lebih 3 4 bulan. Meditasi ini
dilakukan setiap hari selama kurang lebih 20 menit boleh dilakukan
pada pagi hari atau waktu luang.
3) Hentikan kebiasan merokok
Pengapuran
atau
pengerasan
pembuluh
darah
yang
disebut
18
E. Kerangka Teori
Faktor Predisposisi
a. Pengetahuan
b. Kebiasaan
c. Kepercayaan
d. Tradisi
Faktor Pendukung
a. Ketersediaan
fasilitas
b. Ketercapaian
fasilitas
Faktor Pendorong
a. Pengetahuan
petugas kesehatan
b. Sikap petugas
c. Ketrampilan
(Psikomotor)
Perilaku pencegahan
penyakit
19
(S
umber : Notoadmodjo, 1985)
F. Kerangka Konsep
Variabel Bebas
Variabel Terikat
G. Variabel Penelitian
1. Variabel Terikat
Upaya
mengurangi
serangan
stroke
pada
pasien
hipertensi.
2. Variabel bebas
20
H. Hipotesa Penelitian
Ada hubungan antara tingkat pengetahuan pasien hipertensi dengan upaya
mengurangi serangan stroke.
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
21
22 Definisi Operasional
Variabel
Skala
Tingkat pengetahuan Hal hal yang diketahui Interval
pasien
hipertensi pasien
tentang
hipertensi
mengenai
mengurangi
a. Pengertian stroke
serangan stroke
yang
meningkatkan
dapat
kejadian
stroke
d. Penyebab stroke
e. Upaya untuk mengurangi
serangan stroke
f. Diet pasien hipertensi
g. Olah raga pasien hipertensi
h. Pola
hidup
kegemukan,
rokok,
hipertensi,
meliputi
menghindari
authoterapi
menghindari
stres
Tingkat
pengetahuan
22
diukur
dengan
20
item
benar mendapat
pemberian
persatu.
Upaya atau cara-cara Hal-hal yang diketahui pasien Interval
mengurangi
serangan stroke
terjadinya
serangan
stroke.
Meliputi :
a. Perubahan pola hidup
b. Pengobatan tekanan darah
c. Pengaturan olah raga
d. Kebiasan merokok
e. Pengelolaan stres
f. Pengaturan makanan
Upaya untuk mengurangi
serangan stroke diukur dengan
sepuluh
item
pertanyaan
dengan kriteria jawaban yang
paling tepat diberi nilai 3,
mendekati tepat diberi nilai 2
dan yang tidak tepat diberi
nilai 1. Dengan pemberian
kuesioner pada pasien satu
persatu.
23
b.
c.
Rendah
maksimal.
6. Untuk mengetahui upaya mengurangi terjadinya stroke diperoleh dari
kuesioner upaya mengurangi terjadinya stroke.
Pengukuran dengan kriteria :
a. Upaya tinggi bila skor 21 30.
b. Upaya sedang bila skor 10 20.
c. Upaya kurang bila sekor < 10.
24
Pengkodean (Coding)
Mengklasifikasikan jawaban responden dan melakukan pengkodean dan
dipindah kelembar koding. Pengkodean untuk setiap variabel
b.
Edit (Editing)
Meneliti setiap kuosioner tentang kelengkapan, kejelasan, dan kesesuaian
antara satu dengan yang lain.
c.
Tabulasi (Tabulating)
Mengelompokkan data sesuai tujuan kemudian memasukkan kedalam tabel
yang telah disiapkan.
25
a.
b.
c.
benar
(1991),
26
Rxy =
Nxy (x)( y)
{Nx (x )}{N y ( y )}
2 2
2 2
Keterangan :
Rxy
: Skor butir
: Skor total
Keputusan uji :
Bila r hitung lebih besar dari r tabel artinya variabel valid.
Bila r hitung lebih kecil dari r tabel artinya variabel tidak valid.
Hasil uji validitas instrumen menunjukkan bahwa nilai validitas tersebut
valid. Ditunjukkan dengan nilai R hitung lebi besar dari nilai R tabel
dengan taraf kesalahan () : 5 %
Hasilnya adalah sebagai berikut :
1. Tingkat pengetahuan dalam rentang 0,611 0,916 artinya kuesioner
tingkat pengetahuan valid, karena nilai tersebut lebih besar daripada
0,514.
2. Upaya mengurangi stroke dalam rentang 0,596 0,870. Artinya
kuesioner upaya mengurangi stroke valid, karena nilai tersebut lebih
besar daripada 0,514.
27
b. Reliabilitas
Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat
pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Hal ini berarti
menunjukkan sejauh mana hasil pengukuran itu tetap konsisten atau tetap
asas bila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang
sama, dengan menggunakan alat ukur yang sama.
Uji reliabilitas menggunakan rumus alpha, yaitu :
k
h ]
][1
n= [
2
( k 1)
1
2
Keterangan :
r1
: Reliabilitas instrumen.
2
h
12
: Varians total.
28
Univariat
Yang termasuk data univariat adalah tingkat pengetahuan pasien hipertensi
tentang upaya-upaya mengurangi serangan stroke. Yang secara deskriptif
yang masing-masing disajikan dalam bentuk distribusi frekuensi, tabulasi
silang, kurva, dan grafik dengan menggunakan bantuan program komputer
SPSS Windows versi 10.
b.
Bivariat
29
Sebelum diuji bivariat, data diuji kenormalan data dengan uji kolmogorof
spinof. Data bivariat adalah hubungan antara tingkat pengetahuan pasien
tentang hipertensi terhadap upaya mengurangi serangan stroke yang
dianalisis secara analitik dengan menggunakan salah satu uji statistik
parametrik yaitu menggunakan uji korelasi produk moment jika
distribusinya normal, jika distribusinya tidak normal maka menggunakan
uji statistik non parametrik yaitu dengan uji korelasi Spearman dengan
bantuan Program Komputer SPSS Windows versi 10.
G. Etika Penelitian
Sebelum melakukan penelitian peneliti mengajukan permohonan ijin kepada
direktur RS Roemani Semarang untuk mendapatkan persetujuan, kemudian
kuesioner dikirim kesubyek yang diteliti. Menurut Nursalam
(2001), dalam
30
oleh subyek.
3. Kerahasiaan (Confidenciality)
Kerahasian informasi yang diberikan oleh subyek dijamin oleh peneliti.