Kitab suci agama Buddha yang paling tua yang diketahui hingga sekarang
terbagi dalam tiga kelompok besar yang dikenali sebagai
-Vinaya Pitaka
- Sutta Pitaka
- Abhidhamma Pitaka
Kitab suci agama Buddha yang paling tua yang diketahui hingga sekarang
tertulis dalam bahasa Pli dan Sansekerta; terbagi dalam tiga kelompok besar
yang dikenal sebagai 'pitaka' atau 'keranjang', yaitu :
1. Vinaya Pitaka
2. Sutta Pitaka, dan
3. Abhidhamma Pitaka
Oleh karena itu Kitab Suci agama Buddha dinamakan Tipitaka (Pli) atau
Tripitaka (sansekerta).
Di antara kedua versi Pli dan Sansekerta itu, pada dewasa ini hanya Kitab
Suci Tipitaka (Pli) yang masih terpelihara secara lengkap, dan Tipitaka (Pli)
ini pulalah yang merupakan kitab suci bagi agama Buddha mazhab
Theravda (Pli Canon).
VINAYA PITAKA
Kitab Cullavagga berisi peraturan-peraturan untuk menangani pelanggaranpelanggaran, tata cara penerimaan kembali seorang bhikkhu ke dalam
Sangha setelah melakukan pembersihan atas pelanggarannya, tata cara
untuk menangani masalah-masalah yang timbul, berbagai peraturan yang
mengatur cara mandi, mengenakan jubah, menggunakan tempat tinggal,
SUTTA PITAKA
Sutta Pitaka terdiri atas lima 'kumpulan' (nikya) atau buku, yaitu :
1. Dgha Nikya,
merupakan buku pertama dari Sutta Pitaka yang terdiri atas 34 Sutta
panjang, dan terbagi menjadi tiga vagga : Slakkhandhavagga, Mahvagga
dan Ptikavagga. Beberapa di antara sutta-sutta yang terkenal ialah :
Brahmajla Sutta (yang memuat 62 macam pandangan salah),
Samannaphala Sutta (menguraikan buah kehidupan seorang petapa),
Siglovda Sutta (memuat patokan-patokan yang penting bagi kehidupan
sehari-sehari umat berumah tangga), Mahsatipatthna Sutta (memuat
secara lengkap tuntunan untuk meditasi Pandangan Terang, Vipassan),
Mahparinibbna Sutta (kisah mengenai hari-hari terakhir Sang Buddha
Gotama).
2. Majjhima Nikya,
merupakan buku kedua dari Sutta Pitaka yang memuat kotbah-kotbah
menengah. Buku ini terdiri atas tiga bagian (pannsa); dua pannsa pertama
terdiri atas 50 sutta dan pannsa terakhir terdiri atas 52 sutta; seluruhnya
berjumlah 152 sutta. Beberapa sutta di antaranya ialah : Ratthapla Sutta,
Vsettha Sutta, Angulimla Sutta, npnasati Sutta, Kyagatasati Sutta dan
sebagainya.
3. Anguttara Nikya, merupakan buku ketiga dari Sutta Pitaka, yang terbagi
atas sebelas nipta (bagian) dan meliputi 9.557 sutta. Sutta-sutta disusun
menurut urutan bernomor, untuk memudahkan pengingatan.
4. Samyutta Nikya, merupakan buku keempat dari Sutta Pitaka yang terdiri
atas 7.762 sutta. Buku ini dibagi menjadi lima vagga utama dan 56 bagian
yang disebut Samyutta.
5. Khuddaka Nikya, merupakan buku kelima dari Sutta Pitaka yang terdiri
atas kumpulan lima belas kitab, yaitu :
a. Khuddakaptha, berisi empat teks : Saranattya, Dasasikkhapda,
Dvattimsakra, Kumrapaha, dan lima sutta : Mangala, Ratana, Tirokudda,
Nidhikanda dan Metta Sutta.
b. Dhammapada, terdiri atas 423 syair yang dibagi menjadi dua puluh enam
vagga. Kitab ini telah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia.
d. Itivuttaka, berisi 110 sutta, yang masing-masing dimulai dengan katakata : vuttam hetam bhagav (demikianlah sabda Sang Bhagav).
e. Sutta Nipta, terdiri atas lima vagga : Uraga, Cla, Mah, Atthaka dan
Pryana Vagga. Empat vagga pertama terdiri atas 54 prosa berirama,
sedang vagga kelima terdiri atas enam belas sutta.
lainnya berisi pujian yang diucapkan oleh para Thera atas Pembebasan yang
telah dicapai.
m. Apadna, berisi riwayat hidup dari 547 bhikkhu, dan riwayat hidup dari 40
bhikkhuni, yang semuanya hidup pada masa Sang Buddha.
ABHIDHAMMA PITAKA
Kitab Abhidhamma Pitaka berisi uraian filsafat Buddha Dhamma yang disusun
secara analitis dan mencakup berbagai bidang, seperti : ilmu jiwa, logika,
etika dan metafisika. Kitab ini terdiri atas tujuh buah buku (pakarana), yaitu :
5. Kathvatthu, terdiri atas dua puluh tiga bab yang merupakan kumpulan
percakapan-percakapan (kath) dan sanggahan terhadap pandanganpandangan salah yang dikemukakan oleh berbagai sekte tentang hal-hal
yang berhubungan dengan theologi dan metafisika.
Gaya bahasa dalam Kitab Abhidhamma Pitaka bersifat sangat teknis dan
analitis, berbeda dengan gaya bahasa dalam Kitab Sutta Pitaka dan Vinaya
Pitaka yang bersifat naratif, sederhana dan mudah dimengerti oleh umum.
Pada dewasa ini bagian dari Tipitaka yang telah diterjemahkan dan dibukukan
ke dalam bahasa Indonesia baru Kitab Dhammapada dan beberapa Sutta dari
Dgha Nikya.