Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA 1


ALIRAN FLUIDA
I.

TUJUAN PERCOBAAN
1. Mampu mengoperasikan software ANSYS, khususnya yang berkaitan dengan
aliran fluida.
2. Mengetahui suhu fluida yang keluar dari pipa mixing elbow dengan metode
analitis menggunakan software ANSYS dan perhitungan secara numeris.
3. Mengetahui suhu fluida yang keluar dari pipa mixing elbow jika kecepatan input
fluida dingin diperbesar.
4. Mengetahui suhu fluida yang keluar dari pipa mixing elbow jika suhu input fluida
hangat diperbesar.
5. Mengetahui suhu fluida hangat yang harus dimasukkan jika diharapkan suhu

II.

tertentu pada fluida yang keluar dari pipa mixing elbow.


DASAR TEORI
Fluida atau zat alir adalah zat yang bisa mengalir. Syarat aliran fluida sendiri
adalah zat cair dapat mengalir sendiri dari tempat tinggi ke tempat yang lebih rendah,
sedangkan gas dapat mengalir pada tekanan tinggi ke tekanan rendah. Apabila
persyaratan tersebut tidak terpenuhi, maka untuk mengalirkan fluida harus direkayasa
dengan menggunakan bantuan alat tertentu. Untuk mengalirkan zat cair yang tidak
memenuhi persyaratan agar bisa mengalir sendiri maka perlu penggunaan alat yaitu
pompa. Sedangkan untuk mengalirkan gas dari tekanan rendah ke tekanan yang lebih
tinggi menggunakan fan, blower, atau kompressor (Tim Dosen, 2014).
Aliran fluida bila ditinjau dari olakan yang terjadi, dibagi menjadi dua macam yaitu :
1. Aliran Laminer
Aliran dikatakan laminer apabila partikel fluida mengalir pada satu lintasan dan
bergerak dengan kecepatan yang rendah sehinga tidak terjadi arus olakan. Analogi
aliran laminer adalah bagaikan olimpiade renang, perenang hanya akan berenang
pada satu lintasannya sendiri dan tidak akan berenang pada lintasan perenang lain.
2. Aliran Transisi
Aliran transisi merupakan aliran peralihan dari aliran laminar ke aliran turbulen.
3. Aliran Turbulen
Aliran dikatakan turbulen apabila partikel fluida bergerak pada lintasan yang tidak
beraturan dengan kecepatan tinggi sehingga terjadi arus olakan. Analogi aliran
turbulen adalah balapan moto GP, pembalap akan memacu kendaraannya dengan
kecepatan tinggi dengan bergerak di lintasan yang tidak beraturan sehingga bisa

menabrak pembalap lain. Untuk mengetahui jenis aliran fluida dalam pipa adalah
dengan cara menghitung bilangan Reynold nya (Re) (Tim Dosen, 2014).
Dimana, = rapat massa fluida
Di = diameter dalam pipa
= laju alir fluida
= viskositas fluida
Ketentuan aliran fluida dalam pipa
Re < 2000 Tipe aliran Laminar
Re < 2000 3000 Tipe aliran Transisi
Re > 3000 Tipe aliran Turbulen.
Sistem pemipaan untuk aliran fluida disamping pipa lurus juga dilengkapi
dengan fitting, antara lain : sabungan pipa, bengkokan (elbow), pembesaran,
pengecilan, kran dan sebagainya.
Perpindahan panas adalah perpindahan energi karena adanya perbedaan
temperatur. Ada tiga bentuk mekanisme perpindahan panas yang diketahui, yaitu
konduksi, konveksi, dan radiasi. Perpindahan panas secara konveksi yaitu
perpindahan panas pada suatu zat yang disertai perpindahan partikel-partikel zat
tersebut (Ridwan, Tanpa Tahun). Yaitu perpindahan panas yang terjadi antara
permukaan padat dengan fluida yang mengalir di sekitarnya, dengan menggunakan
media penghantar berupa fluida (cairan/gas) (Buchori, Tanpa Tahun).
Laju perpindahan kalor secara konveksi dapat dinyatakan sebagai :
q=h.A(Ts-T)
Dimana :
h = koefisien perpindahan panas konveksi (W/m2.K)
A = luas penampang (m2)
Ts = temperatur plat (K)
T= temperatur fluida yang mengalir dekat permukaan (K)
Perpindahan panas secara konveksi ada dua jenis, yaitu alamiah dan paksa.
Konveksi alamiah merupakan pergerakan atau aliran energy kalor terjadi karena
akibat perbedaan masa jenis dan suhu saja, tidak ada tenaga dari luar yang
mendorongnya. Konveksi alamiah terjadi pada system ventilasi rumah, peristiwa
angin darat dan angin laut, serta aliran asap pada cerobong asap pabrik. Konveksi
paksa merupakan suatu kejadian dimana aliran panas dipaksa dialirkan ke tempat

yang dituju dengan bantuan alat tertentu (ada tenaga dari luar yang mendorongnya),
misal dengan kipas angin atau blower. Konveksi paksa, misalnya terdapat pada sistem
pendingin mesin pada mobil, alat pengering rambut, dan pada reaktor nuklir
pembangkit tenaga (Buchori, Tanpa Tahun).
Konveksi paksa adalah perpindahan panas yang mana di alirannya tersebut
berasal dari luar, seperti dari blower atau kran dan pompa. Konveksi paksa dalam pipa
merupakan persolaan perpindahan konveksi untuk aliran dalam atau yang disebut
dengan internal flow. Adapun aliran yang terjadi dalam pipa adalah fluida yang
dibatasi oleh suatu permukaan. Sehingga lapisan batas tidak dapat berkembang secara
bebas seperti halnya pada aliran luar (Walujodjati, 2006).
III.

PROSEDUR KERJA
1. ALAT DAH BAHAN
a. Satu set program CFD (ANSYS).
2. SKEMA KERJA
Dua fluida dicampur dalam pipa mixing elbow
(Simulasi di ANSYS)

Pengubahan variabe-variabel
Hitung suhu fluida outlet

Metode Analitis
Metode Numeris
Program CFD
Rumus perpindahan panas konveksi

Hasil suhu outlet

Hasil suhu outlet

Analisis Perbedaannya
Gambar I.1 Skema kerja praktikum aliran Fluida
IV.

DATA PENGAMATAN
Metode Analitis
No
.
1.
2.

Kondisi proses
Kondisi mula-mula
Jika Ux diubah menjadi 3.5 m/s

Pengamatan
Tout = 295.58661 K
Tout = 293.539 K

3.
4.

Jika suhu T1 dinaikkan 40 K


Jika suhu Tout diinginkan 320 K

Tout = 300,45 K
T1= 513.47 K

Metode Numeris
Kondisi Mula-mula
Inlet Large:
Mencari bilangan Reynold dan angka Prandtl
Red =

. Ux . d

Cp .
k

Pr =
=

1000 x 0,4 x 0,1016


0,0008

4216 x 0,0008
0,677

= 4,982

= 50.800
(Aliran Turbulen)
Mencari bilangan Nusselt
Nu= 0,023.Red0,8.Prn
n=0,4 (pemanasan)
Nu= 0,023.Red0,8.Pr0,4

Mencari h dari persamaan Nu sebagai berikut:


Nu=

h. d
k

= 0,023x(50.800)0,8x (4,982)0,4
= 0,023x5.816,891x1,9

254,198 =

h.0,1016
0,677

= 254,198

h = 1693,819 W/m2.K
Lalu mencari nilai q melalui persamaan berikut:
q/L = h.d..(Tout T0)
q= [1693,819 x 0,1016 x 3,14 x (Tout 293,15)] x 0,2032
q= [540,369 Tout -158.409,17 ] x 0,2032
q = 109,802 Tout 32.188,743 ........... (1)

Inlet Small:
Mencari bilangan Reynold dan angka Prandtl

Red =

. Uy . d

Pr =
=

1000 x 1,2 x 0,0254


0,0008

Cp .
k

4216 x 0,0008
=
0,677
= 4,982

= 38.100
(Aliran Turbulen)
Mencari bilangan Nusselt
Nu= 0,023.Red0,8.Prn

Mencari h dari persamaan Nu sebagai berikut:

n=0,3 (pendinginan)

Nu=

Nu= 0,023.Red0,8.Pr0,3

h. d
k

= 0,023x(38.100)0,8x (4,982)0,3
172,073=

= 0,023x4621,042x1,619

h.0,0254
0,677

= 172,073

h = 4586,355 W/m2.K
Lalu mencari nilai q melalui persamaan berikut:
q/L = h.d..( T1Tout)
q= [4586,355 x 0,0254 x 3,14 x (313,15 Tout)] x 0,0762
q= [114.546,9285 - 365,789 Tout] x 0,0762
q = 8.728,4759 27,873 Tout........... (2)
Pers.1 & 2)
109,802 Tout 32.188,743 = 8.728,4759 27,873 Tout
40.847,218 = 137,675 Tout
Tout = 296,693 K
Jika Ux diubah menjadi 3.5 m/s
Inlet Large:
Red =

. Ux . d

Pr =
=

1000 x 3,5 x 0,1016


0,0008
= 444.500
(Aliran Turbulen)

Cp .
k

4216 x 0,0008
=
0,677
= 4,982

Nu= 0,023.Red0,8.Prn

Mencari h dari persamaan Nu sebagai berikut:

n=0,4 (pemanasan)

Nu=

Nu= 0,023.Red0,8.Pr0,4

h. d
k

= 0,023x(444.500)0,8x (4,982)0,4
1.441,38 =

= 0,023x32.983,55x1,9

h.0,1016
0,677

= 1.441,38

h = 9.604,47 W/m2.K
Lalu mencari nilai q melalui persamaan berikut:
q/L = h.d..(Tout T0)
q= [9.604,47 x 0,1016 x 3,14 x (Tout 293,15)] x 0,2032
q= [3.064,056 Tout 898.228,016 ] x 0,2032
q = 622,61 Tout 182.519,93 ........... (3)
Inlet Small:
Red =

. Uy . d

Pr =
=

1000 x 1,2 x 0,0254


0,0008

Cp .
k

4216 x 0,0008
=
0,677
= 4,982

= 38.100
(Aliran Turbulen)
Nu= 0,023.Red0,8.Prn
n=0,3 (pendinginan)
Nu= 0,023.Red0,8.Pr0,3

Mencari h dari persamaan Nu sebagai berikut:


Nu=

h. d
k

= 0,023x(38.100)0,8x (4,982)0,3
= 0,023x4621,042x1,619

172,073=

h.0,0254
0,677

= 172,073

h = 4586,355 W/m2.K
Lalu mencari nilai q melalui persamaan berikut:
q/L = h.d..( T1Tout)
q= [4586,355 x 0,0254 x 3,14 x (313,15 Tout)] x 0,0762
q= [114.546,9285 - 365,789 Tout] x 0,0762
q = 8.728,4759 27,873 Tout........... (4)
Pers.3 & 4)

622,61 Tout 182.519,93 = 8.728,4759 27,873 Tout


191.248,405 = 650,483 Tout
Tout = 294,009 K

Jika suhu T1 dinaikkan 40 K


Inlet Large:
Red =

. Ux . d

Cp .
k

Pr =
=

1000 x 0,4 x 0,1016


0,0008

4216 x 0,0008
=
0,677
= 4,982

= 50.800
(Aliran Turbulen)
Nu= 0,023.Red0,8.Prn

Mencari h dari persamaan Nu sebagai berikut:

n=0,4 (pemanasan)

Nu=

Nu= 0,023.Red0,8.Pr0,4

h. d
k

= 0,023x(50.800)0,8x (4,982)0,4
254,198 =

= 0,023x5.816,891x1,9

h.0,1016
0,677

= 254,198

h = 1693,819 W/m2.K
Lalu mencari nilai q melalui persamaan berikut:
q/L = h.d..(Tout T0)
q= [1693,819 x 0,1016 x 3,14 x (Tout 293,15)] x 0,2032
q= [540,369 Tout -158.409,17 ] x 0,2032
q = 109,802 Tout 32.188,743 ........... (5)
Inlet Small:
Red =

. Uy . d

Pr =
=

1000 x 1,2 x 0,0254


0,0008

Cp .
k
4216 x 0,0008
0,677

= 4,982

= 38.100
(Aliran Turbulen)
Nu= 0,023.Red0,8.Prn

Mencari h dari persamaan Nu sebagai berikut:

n=0,3 (pendinginan)

Nu=

Nu= 0,023.Red0,8.Pr0,3

h. d
k

= 0,023x(38.100)0,8x (4,982)0,3
172,073=

= 0,023x4621,042x1,619

h.0,0254
0,677

= 172,073

h = 4586,355 W/m2.K
Lalu mencari nilai q melalui persamaan berikut:
q/L = h.d..( T1Tout)
q= [4586,355 x 0,0254 x 3,14 x (353,15 Tout)] x 0,0762
q= [129.178,385 - 365,789 Tout] x 0,0762
q = 9.843,39 27,873 Tout........... (6)
Pers.5 & 6
109,802 Tout 32.188,743 = 9.843,39 27,873 Tout
42.032,133 = 137,675 Tout
Tout = 305,29 K
Jika suhu Tout 320 K
Inlet Large:
Red =

. Ux . d

Pr =
=

1000 x 0,4 x 0,1016


0,0008

Cp .
k
4216 x 0,0008
0,677

= 4,982

= 50.800
(Aliran Turbulen)
Nu= 0,023.Red0,8.Prn
n=0,4 (pemanasan)
Nu= 0,023.Red0,8.Pr0,4

Mencari h dari persamaan Nu sebagai berikut:


Nu=

h. d
k

= 0,023x(50.800)0,8x (4,982)0,4
= 0,023x5.816,891x1,9

254,198 =

h.0,1016
0,677

= 254,198
h = 1693,819 W/m2.K
Lalu mencari nilai q melalui persamaan berikut:
q/L = h.d..(Tout T0)

Tout = 320 K

q= [1693,819 x 0,1016 x 3,14 x (320 293,15)] x 0,2032


q= [14.508,9053 ] x 0,2032
q = 2.948,209...... (7)
Inlet Small:
Red =

. Uy . d

Pr =
=

1000 x 1,2 x 0,0254


0,0008

Cp .
k

4216 x 0,0008
=
0,677
= 4,982

= 38.100
(Aliran Turbulen)
Nu= 0,023.Red0,8.Prn

Mencari h dari persamaan Nu sebagai berikut:

n=0,3 (pendinginan)

Nu=

Nu= 0,023.Red0,8.Pr0,3

h. d
k

= 0,023x(38.100)0,8x (4,982)0,3
= 0,023x4621,042x1,619

172,073=

h.0,0254
0,677

= 172,073

h = 4586,355 W/m2.K
Lalu mencari nilai q melalui persamaan berikut:
q/L = h.d..( T1Tout)

Tout = 320 K

q= [4586,355 x 0,0254 x 3,14 x (T1 320)] x 0,0762


q= [365,789 T1 117.052,48] x 0,0762
q = 27,87 T1 8.919,407........... (8)
Pers. 7&8
2.948,209 = 27,87 T1 8.919,407
11.867,697 = 27,87 T1
T1 = 425,823 K

V.

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN


Pada praktikum aliran fluida ini digunakan software CFD yaitu ANSYS.
Tujuan praktikum ini adalah untuk menghitung suhu fluida yang keluar dari pipa
mixing elbow dengan properti seperti pada gambar berikut ini.

Gambar I.1 Aliran fluida dalam pipa mixing elbow


Pada gambar tersebut dapat diketahui bahwa sebuah cairan dingin (air) yang
mempunyai suhu T0 K mengalir ke pipa melalui inlet besar dengan kecepatan U x
dan campuran dengan cairan hangat (air) bersuhu T 1 K masuk melalui inlet kecil

yang terletak di siku dengan kecepatan Uy. Keduanya bercampur dan kemudian
mengalir ke atas dan keluar melalui outlet besar dengan diameter yang sama dengan
inlet besar. Target yang diinginkan dalam praktikum ini adalah menghitung suhu
fluida yang keluar dengan menggunakan metode analitis menggunakan software
ANSYS dan metode numeris menggunakan perhitungan manual. Variabel yang
diubah adalah sebagai berikut:
a. Jika Ux diubah menjadi 3.5 m/s
b. Jika T1 dinaikkan 40 K
c. Berapakah suhu T1 yang harus dimasukkan untuk memperoleh outlet bersuhu 320
K.
Kondisi Mula-mula
Pada kondisi awal air dengan suhu 293.15 K masuk ke dalam pipa mixing elbow
melalui inlet besar yang berdiameter 4 inchi dengan kecepatan 0.4 m/s, sedangkan air
yang lebih hangat dengan suhu 313.15 K masuk melalui inlet kecil dengan diameter 1
inchi dengan kecepatan 1.2 m/s. Keduanya bercampur dan keluar melalui outlet besar
dengan diameter 4 inchi. Berdasarkan hasil analitis dengan ANSYS diperoleh bahwa
suhu outlet adalah 295.58661 K. Vektor kecepatan dan kontur temperature dapat
dilihat pada gambar di Lampiran 1.
Metode numeris menggunakan rumus perpindahan panas konveksi dengaan aliran
turbulen dalam pipa. Pertama-tama dicari terlebih dahulu bilangan Reynold

dan

angka Prandtl. Bilangan Reynold untuk mengetahui jenis alirannya, sedangkan angka
Prandtl yaitu parameter yang menghubungkan ketebalan relatif antara lapisan batas
hidrodinamik dan lapisan batas termal. Selanjutya adalah mencari bilangan Nusselt
dengan dua persamaan. Bilangan Nusselt adalah rasio pindah panas konveksi dan
konduksi normal terhadap batas dalam kasus pindah panas pada permukaan fluida.
Dengan persamaan tersebut dapat ditemukan nilai koefisien perpindahan panas
konveksi (h). Dengan begitu dapat dicari nilai q sehingga didapatkan suatu
persamaan. Lakukan cara yang sama untuk kedua pipa, maka akan didapat dua
persamaan yang mempunyai variabel suhu outlet. Dari kedua persamaan tersebut
diperoleh nilai suhu outlet (Tout) nya. Hasil yang diperoleh yaitu 296,693 K. Langkahlangkah tersebut digunakan untuk perhitungan bagi pengubahan-pengubahan yang
berikutnya.
a. Jika Ux diubah menjadi 3.5 m/s
Pada kondisi ini air dengan suhu 293.15 K masuk ke dalam pipa mixing elbow
melalui inlet besar yang berdiameter 4 inchi dengan kecepatan yang diperbesar

menjadi 3.5 m/s, sedangkan air yang lebih hangat dengan suhu 313.15 K masuk
melalui inlet kecil dengan diameter 1 inchi dengan kecepatan 1.2 m/s. Keduanya
bercampur dan keluar melalui outlet besar dengan diameter 4 inchi. Berdasarkan hasil
analitis dengan ANSYS diperoleh bahwa suhu outlet adalah 293.539 K. Vektor
kecepatan dan kontur temperature dapat dilihat pada gambar di Lampiran 1.
Berdasarkan perhitungan numeris suhu outlet adalah 294,009 K.
b. Jika T1 dinaikkan 40 K
Pada kondisi ini air dengan suhu 293.15 K masuk ke dalam pipa mixing elbow
melalui inlet besar yang berdiameter 4 inchi dengan kecepatan seperti semula yaitu
0.4 m/s, sedangkan air yang lebih hangat dengan suhu yang dinaikkan 40 K dari
semula sehingga menjadi 353.15 K masuk melalui inlet kecil dengan diameter 1 inchi
dengan kecepatan 1.2 m/s. Keduanya bercampur dan keluar melalui outlet besar
dengan diameter 4 inchi. Berdasarkan hasil analitis dengan ANSYS diperoleh bahwa
suhu outlet adalah 300,45 K. Vektor kecepatan dan temperature dapat dilihat pada
gambar di Lampiran 1.
Berdasarkan perhitungan numeris suhu outlet adalah 305,29 K.
c. Jika suhu Tout 320 K
Pada kondisi ini air dengan suhu 293.15 K masuk ke dalam pipa mixing elbow
melalui inlet besar yang berdiameter 4 inchi dengan kecepatan seperti semula yaitu
0.4 m/s. Diharapkan air yang keluar melalui outlet besar dengan diameter 4 inchi
memiliki suhu sebesar 320 K. Air hangat yang dimasukkan melalui inlet kecil
memiliki kecepatan tetap yaitu 1.2 m/s. Berdasarkan hasil analitis dengan ANSYS
diperoleh data bahwa untuk mendapatkan suhu 320 K pada outlet maka air hangat
yang dimasukkan harus bersuhu 513.47 K. Vektor kecepatan dan temperature dapat
dilihat pada gambar di Lampiran 1.
Berdasarkan perhitungan numeris suhu air hangat adalah 425,823 K.
Berdasarkan analisis praktikan perpindahan panas yang terjadi pada kasus-kasus
tersebut adalah perpindahan panas secara konveksi, yaitu perpindahan panas pada
suatu zat yang disertai perpindahan partikel-partikel zat tersebut. Dalam hal ini
fluidanya adalah zat cair yaitu air. Perpindahan panas terjadi antara air hangat dan air
yang lebih dingin di dalam pipa mixing elbow dengan fenomena konveksi paksa,
karena aliran panas dialirkan ke tempat yang dituju dengan bantuan alat tertentu yaitu
pompa. Jika ditijau dari segi analitis (analisa gambar vektor kecepatan aliran dalam
pipa dalam Lampiran), jenis alirannya adalah aliran laminer, karena pergerakannya
yang satu lapisan meluncur secara lancar (Ridwan, Tanpa Tahun). Sedangkan secara
numeris berdasarkan penghitungan bilangan Reynoldnya, aliran yang terjadi di dalam

pipa merupakan aliran turbulen, dikarenakan nilai bilangan Reynoldnya lebih dari
3000 (Tim Dosen, 2014).
Berdasarkan pembahasan di atas, hasil suhu outlet yang ditunjukkan oleh
ANSYS dan hasil numeris memiliki perbedaan beberapa derajat kelvin. Hal ini dapat
disebabkan karena ANSYS menghitung dengan asumsi bahwa aliran fluidanya adalah
laminer, seperti pada gambar vektor kecepatan yang ada pada Lampiran 1. Sedangkan
praktikan menghitung berdasarkan asumsi bahwa aliran fluida dalam pipa adalah
turbulen. Selain itu perhitungan pada ANSYS menggunakan semua variabel,
sedangkan pada perhitungan numeris variabel seperti efek ujung, heat loss, pressure
drop, faktor friksi, dan variabel yang kecil pengaruhnya diabaikan. Maka dari itu
terdapat sedikit perbedaan antara perhitungan ANSYS dan perhitungan numeris.
VI.

SIMPULAN DAN SARAN


SIMPULAN
1. Pada kondisi awal, suhu fluida yang keluar melalui pipa mixing elbow adalah
295.58661 K berdasarkan metode analitis, dan 296,693 K berdasarkan metode
numeris.
2. Jika Ux diubah menjadi 3.5 m/s, suhu fluida yang keluar melalui pipa mixing
elbow adalah 293.539 K berdasarkan metode analitis, dan 294,009 K berdasarkan
metode numeris.
3. Jika T1 dinaikkan 40 K suhu fluida yang keluar melalui pipa mixing elbow
adalah 300,45 K berdasarkan metode analitis, dan 305,29 K berdasarkan metode
numeris.
4. Untuk memperoleh suhu outlet sebesar 320 K dibutuhkan air hangat bersuhu
513.47 K secara analitis, dan 425.823 secara numeris.
5. Pada perhitungan numeris digunakan rumus perpindahan panas konveksi untuk
aliran turbulen pada pipa.
6. Metode analitis dan numeris dalam menghitung suatu variabel mempunyai hasil
yang berbeda, namun tidak terlalu jauh.
SARAN
1. Dalam mengoperasikan software ANSYS harus dengan teliti, karena satu
kesalahan akan berakibat pada hasil perhitungan.
2. Pada metode numeris sebaiknya gunakan trial berbagai rumus untuk mengetahui
rumus mana yang memiliki hasil paling dekat dengan metode analitis.

DAFTAR PUSTAKA
Tim Dosen Praktikum OTK 1. 2014.Petunjuk Praktikum Operasi Teknik Kimia 1. Program
Studi Teknik Kimia Universitas Negeri Semarang. Semarang
Walujodjati, A. 2006. Perpindahan Panas Konveksi Paksa. Momentum, Vol. 2, No. 2,
Oktober 2006 : 21 24. Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Wahid
Hasyim. Semarang
Ridwan. Tanpa Tahun. Aliran Fluida. Mata Kuliah Mekanika Fluida
Buchori, Luqman. Tanpa Tahun. Perpindahan Panas (Heat Transfer). Jurusan Teknik Kimia
Fakultas Teknik Universitas Diponegoro. Semarang

Anda mungkin juga menyukai