Anda di halaman 1dari 23

ELEKTROKIMIA

Kelompok 6 :
Dwi Ayu Damayanti
Moh. Yudariansyah
Muhammad Alamsyah
Neneng Nurfahriza
Nindya Fereza

Sel Elektrokimia

Elektrokimia merupakan bagian dari ilmu kimia mempelajari hubungan antara


perubahan zat dan arus listrik.
Sel Elektrokimia merupakan suatu sistem yang terdiri atas dua elektrode, yaitu
anode dan katode serta larutan elektrolit.
Berdasarkan prinsip kerjanya, sel elektrokimia dibedakan menjadi dua yaitu sel
Volta ( sel Galvani ) dan sel elektrolisis
Dibawah ini disajikan data perbedaan utama antara sel volta dan sel elektrolisis
Perbedaan

Sel Volta

Sel Elektrolisis

Perubahan

Energi kimia berubah menjadi


energi listrik
Katode : elektrode positif
Anode : elektrode negatif
Katode : terjadi reduksi
Anode : terjadi oksidasi

Energi listrik berubah menjadi


energi kimia
Katode : elektrode negatif
Anode : elektrode positif
Katode : terjadi reduksi
Anode : terjadi oksidasi

Elektrode
Proses

Sel Volta

Sel Volta adalah sel elektrokimia yang menghasilkan arus listrik. Penemu sel ini
seorang ahli kimia berkebangsaan Italia adalah Alessandro Giuseppe Volta (1745
1827 ) dan Lugini Galvani ( 1737 1798 )
Reaksi yg terjadi :
Katode : Reduksi : Cu2+(aq) + 2e Cu(s)
Anode : oksidasi : Zn(s) Zn2+(aq) + 2e
Reaksi diatas dpt ditulis sebagai berikut :
Zn(s) + Cu2+(aq) Zn2+(aq) + Cu(s)

a. Diagram Sel

Sebelum diagram ( bagan ) sel suatu reaksi ditulis, harus ditentukan dahulu logam
yang bertindak sebagai katode dan anode
Perhatikan reaksi dibawah ini :
Oksidasi pada anode
Zn(s) + Cu2+(aq) Zn2+(aq) + Cu(s)
Reduksi pada katode
Penulisan diagram selnya adalah sebagai berikut :

Zn(s), Zn2+(aq)

Cu2+(aq) + Cu(s), Eo = 1,1 volt

b. Potensial Elektode Standar

Potensial elektrode adalah perbedaan potensial diantara kedua sel tersebut.


Oleh karena harga potensial elektrode tidak dapat diukur, maka harus digunakan
elektrode lain sebagai pembanding atau standar.
Elektrode pembanding yang biasanya digunakan adalah elektrode hidrogen karena
dianggap memiliki harga potensial elektrode sama dengan nol.
Example :
Suatu sel Volta terdiri atas elektrode Cu dalam larutan CuSO4 dan elektrode hidrogen
standar. Voltmeter menunjuk angka 0,34 volt. Berapakah harga potensial elektrode
Cu ?
Jawab :
Katode : Cu2+(aq) + 2e Cu(s)
Anode : H2(g) 2H+(aq) + 2e

Eosel
Eosel
0,34
0,34

= Eodi katode Eodi anode


= EoCu2+ l Cu EoH2 l H+
= EoCu2+ l Cu Eo 0
= EoCu2+ l Cu

c. Potensial Sel

Cara menghitung potensial sel dapat dilihat pada persamaan dibawah ini :

Eosel = Eoyang mengalami reduksi Eo yang mengalami oksidasi


Ket. : reaksi berlangsung apabila Eo sel mempunyai harga positif

Selain itu kita bisa juga menggunakan deret tegangan logam yang lebih dikenal
dengan deret Volta logam. Dimana fungsi dari deret logam volta adalah untuk
mengetahui apakah reaksi tersebut bisa berlangsung spontan atau tidak, jadi unsur
yang berada di kiri mampu mereduksi unsur yang berada disebelah kanannya.
Adapun deret volta seperti dibawah ini :
Li K Ba Ca Na Mg Al Mn (H2O) Zn- Cr-Fe Co Ni Sn Pb H Cu Hg Ag Pt - Au

Example :
1. Apakah reaksi : Zn + Cu2+ Zn2+ + Cu dapat berlangsung
Jawab :
Oksidasi
Zn

Cu2+

Zn2+ +
reduksi

Cu

Cara I :
Reaksi kita bagi atas 2 buah setengah reaksi, yaitu :
Oksidasi : Zn
Zn2+ + 2e
; Eo = +0,76 volt
Reduksi : Cu2+ + 2e Cu
; Eo = +0,34 volt
Jumlah : Zn + Cu2+ Zn2+ + Cu
; Eosel = +1,1 volt
Harga Eo positif, berarti reaksi dapat berlangsung
Cara II :
Dengan menggunakan rumus :
Eosel = Eoreduksi Eooksidasi
Eosel = EoCu EoZn
Eosel = +0,34 ( 0,76 )
Eosel = +1,1 volt
Harga Eo positif berarti reaksi dapat berlangsung

d. Macam macam Sel Volta

Sel Volt dibagi menjadi 2, yaitu :


1. Sel Volta Primer : sel yang tidak bisa diisi kembali
a. Sel kering seng karbon atau baterai
b. Baterai alkaline
c. Baterai merkuri
d. Baterai perak oksida
2. Sel Volta Sekunder : sel yang bisa diisi kembali
a. Aki timbal
b. Sel nikel - kadmium
c. Sel bahan bakar

1. Sel Kering (Sel Leclanche)


Dikenal sebagai batu baterai
Terdiri dari katode yang berasal dari karbon(grafit) dan
anode logam zink
Elektrolit yang dipakai berupa pasta campuran MnO2,
serbuk karbon dan NH4Cl
Persamaan reaksinya :
Katode : 2MnO2 + 2H+ + 2e Mn2O3 + H2O
Anode : Zn Zn2+ + 2e
Reaksi sel : 2MnO2 + 2H+ + Zn Mn2O3 + H2O + Zn2+

2. Sel Aki
Sel aki disebut juga sebagai sel penyimpan, karena dapat berfungsi
penyimpan listrik dan pada setiap saat dapat dikeluarkan .
Anodenya terbuat dari logam timbal (Pb) dan katodenya terbuat dari
logam timbal yang dilapisi PbO2.
Reaksi penggunaan aki :
Anode

: Pb + SO4 2- PbSO4 + 2e

Katode

: PbO2 + SO42-+ 4H++ 2e PbSO4 + 2H2O

Reaksi sel : Pb + 2SO4 2- + PbO2 + 4H+ 2PbSO4 + 2H2O

Reaksi Pengisian aki :


2PbSO4 + 2H2O Pb + 2SO4 2- + PbO2 + 4H+
ACCU

3. Sel Perak Oksida


Sel ini banyak digunakan untuk alroji, kalkulator dan alat
elektronik.
Reaksi yang terjadi :
Anoda : Zn(s) + 2OH-(l) Zn(OH)2(s) + 2e
Katoda : Ag2O(s) + H2O(l) + 2e 2Ag(s) + 2OH-(aq)
Reaksi Sel : Zn(s) + Ag2O(s) + H2O(l) Zn(OH)2(s) + 2Ag(s)

Potensial sel yang dihasilkan adalah 1,34 V

4. Sel Nikel Cadmium (Nikad)


Sel Nicad merupakan sel kering yang dapat diisi
kembali (rechargable). Anodenya terbuat dari Cd dan
katodenya berupa Ni2O3 (pasta). Beda potensial yang
dihasilkan sebesar 1,29 V. Reaksinya dapat balik :
NiO(OH).xH2O + Cd + 2H2O

2Ni(OH)2.yH2O + Cd(OH)2

5. Sel Bahan Bakar


Sel Bahan bakar merupakan sel Galvani dengan
pereaksi pereaksinya (oksigen dan hidrogen)
dialirkan secara kontinyu ke dalam elektrode
berpori. Sel ini terdiri atas anode dari nikel, katode
dari nikel oksida dan elektrolit KOH.
Reaksi yang terjadi :
Anode : 2H2(g) + 4OH-(aq)
Katode : O2(g) + 2H2O(l) + 4e
Reaksi sel : 2H2(g) + O2

4H2O(l) + 4e
4OH-(aq)
2H2O(l)

Sel Elektrolisis

Dalam sel elektrolisis terjadi perubahan energi listrik menjadi energi kimia. Biasanya
senyawa yang dielektrolisis berupa senyawa yang bersifat elektrolit. Sel elektrolisis
banyak digunakan dalam pelapisan logam
Reaksi yang terjadi pada elektrode elektrode Sel Elektrolisis
Katode : Elektrode Positif (Terjadi reaksi reduksi)

Anoda : Elektrode Negatif (Terjadi reaksi oksidasi)

1. Asam :
2H+ + 2e H2

1. Basa : 4OH- 2H2O + 4e


2. Larutan sisa asam oksi, yaitu sisa asam yang
mengandung oksigen seperti SO42-, NO3-, dan
PO43-. Sisa asam oksi tersebut tidak dapat
dioksidasi. Sebagai penggantinya yang akan
dioksidsi adalah pelarut airnya.
2H2O O2 + 4H+ + 4e

2. Larutan ion golongan IA, IIA, Al3+, dan Mn2+. Ion


ion tersebut tidak dapat direduksi, yang
direduksi pelarut airnya.
2H2O + 2e H2 + 2OH3. Lelehan (tanpa air) dari ion golongan IA, IIA,
Al3+, dan Mn2+. Ion ion tersebut akan
tereduksi, misalnya :
Na+ + e Na
Cu2+ + 2e Cu
Cd2+ + 2e Cd

3. Ion halogen akan teroksidasi menjadi unsurnya


2X- X2 + 2e
misalnya :
2F- F2 + 2e
2Cl- Cl2 + 2e
2Br- Br2 + 2e

Kegunaan sel elektrolisis, diantaranya :


1. Penyepuhan atau pelapisan Logam ( Elektroplating )
2. Pemurnian logam
3. Pembuatan unsur dan senyawanya. Misalnya pembuatan F2 dengan elektrolisis
HF dalam KF cair dan Mg dari elekrolisis leburan MgCl2
4. Pembuatan senyawa senyawa. Misalnya pembuatan NaOH dari elektrolisis
larutan NaCl dan KClO3 dari elektrolisis larutan KCl.

Hukum Faraday

Dalam sel elektrolisis juga dapat ditentukan banyaknya logam yang akan direduksi
di katode. Penghitungan tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan hukum
Faraday. Faraday mengatakan bahwa jumlah perubahan kimia yang
dihasilkan dalam suatu proses elektrolisis tergantung pada jumlah listrik
yang digunakan.
Sehingga perumusan tersebut dapat ditulis sebagai berikut :
W F atau W = e . F
Keterangan : 1 F ( Faraday ) = 1 mol elektron = 96.500 coulomb ( C )
1 coulomb
= 1 Ampere ( A ) x 1 detik ( det )
Jika dalam elektrolisis digunakan arus sebesar i ampere dan waktu selama t detik,
maka berat zat yang dihasilkan menurut hukum Faraday I adalah

e.i . t
W
gram e . F gram
96.500

Ar
Mr
e

valensi Valensi (total)


Hukum Faraday II
Massa dari macam-macam zat yang diendaplkan pada masing-masing
elektroda (terbentuk pada masimg-masing elektroda)
Oleh sejumlah arus listrik yang sama banyaknya akan sebanding dengan
berat ekivalen masing-masing zat tersebut

W1 e1

W2 e2

Example :
Larutan AgSO4 pekat dielektrolisis menggunakan elektrode Pt dengan kuat arus 15
ampere selama 25 menit. Tentukan berat perak yang mengendap, apabila
diketahui Ar Ag = 108
Jawab

Ar
108
e Ag

108
valensi
1
i = 15 A
t = 25 menit = 25 X 60 detik = 1.500 detik

e . i . t 108 X 15 X 1.500
W

96.500
96500
25,18 gram

Korosi

Korosi merupakan proses perusakan suatu materi yang terjadi secara perlahan
lahan dan dalam waktu yang lama oleh suatu proses kimia.
Reaksi yang terjadi pada proses korosi :
2Fe + O2 2FeO
2FeO + O2 Fe2O3 atau 4FeO + O2 2Fe2O3
Korosi ini terjadi karena senyawa feri oksida sangat mudah membentuk kompleks
dengan air sehingga terbentuk Fe2O3.H2O, dan senyawa tersebut dikenal dengan
istilah karat besi.
Beberapa faktor yang menyebabkan korosi, yaitu :
1. Air
2. Udara
3. Gas CO2
4. Gas SO2

Pencegahan Korosi :
1. Perlindungan Mekanis
Perlindungan mekanis dilakukan supaya permukaan logam tidak berhubungan
dengan oksigen dan air di udara. Misalnya dicat, diolesi minyak atau dilapisi
dengan logam lain
a. Besi yang dilapisi Seng
Besi ( Eo = -0,44 V ) lebih baik dilapisi dengan seng ( Eo = -0,76 V ) daripada
dilapisi dengan timah ( Eo = -0,14 V ). Karena apabila terjadi goresan atau
lapisan mengelupas, kedua logam akan muncul di permukaan. Adanya uap air,
gas CO2 di udara dan partikel partikel lain akan terjadi sel volta mini. Dimana
Zn menjadi anodenya dan Fe sebagai katodenya. Zn akan teroksidasi lebih
dahulu karena Eo-nya lebih kecil dari pada Fe sehingga korosi elektrolitik tidak
terjadi. Reaksinya adalah sebagai berikut :
Anode ( - ) : Zn Zn2+ + 2e
Katode ( + ) : 2H2O + 2e H2 + 2OH-

2. Perlindungan Elektrokimia
Perlindungan elektrokimia bertujuan mencegah terjadinya korosi elektrolitik
(
reaksi elektrokimia yang mengoksidasi logam ). Perlindungan elektrokimia ini
disebut juga perlindungan katode ( proteksi katodik ) atau pengorbanan anode
( anodaising )
Contoh contoh proteksi katodik
a. Pipa pipa air agar tidak berkarat, maka pada jarak tertentu dihubungkan
dengan logam Mg ( berupa lempeng )
b. Menara menara raksasa dilindungi dengan mengubungkan kaki menara
dengan lempeng magnesium
c. Baling baling kapal laut

Anda mungkin juga menyukai