PENDAHULUAN
1.1
kesalahan-kesalahan pada laporan keuangan yang telah dibuat. Oleh karena itu
dibutuhkan jasa akuntan publik untuk memeriksa apakah laporan keuangan yang
sudah mereka buat sudah sesuai dan tidak terjadinya kecurangan dalam laporan
keuangan tersebut, selain memberikan jasa akuntan publik auditor pun dapat
memeriksa apakah adanya tindakan kecurangan yang dibuat oleh perusahan dalam
laporan keuangan yang dihasilkan. Akan tetapi
atau manipulasi (fraud). Salah satu definisi fraud adalah (1) perbuatan melawan
hukum, (2) perbuatan yang mengandung unsur kesengajaan, niat jahat penipuan
(deception),
penyembunyian
(concealment),
penyalahgunaan
kepercayaan
Dalam paper yang dilakukan oleh Plumlee, Breet dan Andrew (2012)
dijelaskan bahwa dalam The public companies accounting oversight board
(PCAOB) melaporkan bahwa ini kekurangan berlanjut antara tahun 2004 dan
2007 dengan delapan perusahaan audit terbesar memiliki audit kekurangan yang
disebabkan, setidaknya sebagian oleh kegagalan untuk menerapkan tingkat yang
sesuai profesional skeptisme (PCAOB 2008). Hal ini memberikan bukti bahwa
lebih jauh tentang kegagalan audit yang kemudian membawa efek yang cukup
serius kepada masyarakat bisnis maupun perusahaan.
Seorang auditor dalam melakukan proses audit harus dengan dibekali
keahlian yang didapat dari pengalaman dia bekerja sebagai auditor. Menurut
SPAP (2011: 210.1) menjelaskan bahwa audit harus dilaksanakan oleh seseorang
atau lebih yang memiliki keahlian dan pelatihan teknis yang cukup sebagai
auditor. Dengan bertambahnya pengalaman
audit ini akan mengembangkan diri auditor itu sendiri dalam melakukan proses
audit. Menurut Mulyadi (2002) dijelaskan bahwa seorang auditor harus
mempunyai pengalaman dalam kegiatan auditnya, pendidikan formal, dan
pengalaman kerja dalam profesinya. Semakin bertambahnya pengalaman dapat
dilihat dari pelatihan teknis yang dilakukan oleh auditor tersebut, lamanya dia
bekerja, seberapa banyak klien yang telah diauditnya, dan berapa lama masa dia
bekerja sebagai auditor itu sendiri. Sharma (2012) menjelaskan bahwa seorang
auditor yang tidak memiliki pengalaman dan keahlian yang dibutuhkan untuk
mendeteksi kecurangan dan mencegah penipuan akan sulit untuk melakukan
(2010)
menyatakan
pengalaman
berpengaruh
positif
terhadap
pendeteksian kecurangan.
Penelitian ini adalah penelitian yang melanjutkan dan mengikuti
penelitian mengenai kemampuan mendeteksi kecurangan yang dilakukan oleh
Widiyastuti dan Pamudji (2009), Nasution dan Fitriany (2012) dan Florensia
(2012) dan penelitian yang dilakukan oleh Jaffar (2009) dari malaysia dan
Fullerton (2004). Penelitian ini dilakukan kepada auditor yang bekerja pada
beberapa kantor akuntan publik yang tercatat di IAI dictionary (www.iapi.or.id)
pada kota Jakarta, Bandung, Semarang, Tangerang, Depok, Bekasi, Yogyakarta,
Bogor berdasar latar belakang diatas peneliti ingin melakukan penelitian dengan
judul Pengaruh Skeptisme Profesional Dan Pengalaman Auditor Terhadap
Kemampuan Mendeteksi Kecurangan (Studi survei pada Beberapa Kantor
Akuntan Publik).
1.2
Identifikasi Masalah
Berdasarkan pada latar belakang diatas, masalah yang akan dibahas oleh
1.3.1
Maksud Penelitian
Dalam penelitian ini dilakukan dengan maksud untuk mengetahui apakah
1.3.2
Tujuan Penelitian
Tujuan penulis melakukan penelitian ini adalah untuk mendapatkan
Kegunaan Penelitian
Berdasarkan maksud dan tujuan penelitian diatas, maka diharapkan
Sidang
Sarjana
Ekonomi
Jurusan
Akuntansi
Universitas Widyatama.
b. Menambah wawasan serta menambah
apakah
faktor-faktor
yang
diteliti
penelitian
ini
yang akan diteliti adalah auditor-auditor yang bekerja di beberapa kantor akuntan
publik pada kota Jakarta, Bandung, Semarang, Yogyakarta, Bekasi, Tangerang,
Depok, Bogor dan juga yang tercatat di IAI dictionary (www.iapi.or.id). Adapun
waktu dan pelaksanaan Penelitian ini dilakukan pada Bulan Maret 2014 hingga
penelitian selesai.