Anda di halaman 1dari 8

PENINGKATAN KUALITAS DOKUMEN KEPERAWATAN MELALUI

PENGGUNAAN APLIKASI PENDOKUMENTASIAN BERBASIS


KOMPUTER
Oleh : Arozamati Waozaro Lase
NPM : 0906621470

Abstrak
Latar belakang: Era globalisasi membuat tuntutan-tuntutan baru disegala sektor.
Dunia keperawatan di Indonesia menjadi tertantang untuk terus mengembangkan
kualitas pelaayanan keperawatan. Perawat yang professional dicerminkan oleh
pencatatan yang professional. Komputerisasi dalam praktik keperawatan dapat
membantu dalam mengurangi tingkat kesalahan, menstandarisasi rencana asuhan
keperawqatan dan mendokumentasikan semua hal tentang pasien (Town, 1993,
dalam Potter & Perry, 1997/2005). Untuk meningkatkan dokumentasi
keperawatan dibentuk system informasi keperawatan yang harus diudkung oleh
media elektronik sebagai perangkat dalam mengkomunikasikan data.
Dokumentasi keperawatan berbasis komputer sangat cepat perkembangannya
seiring dengan kemajuan teknologi informasi. Banyak produk perangkat lunak
yang mampu meningkatkan kualitas dokumentasi keperawatan. Hasil penelitian
aplikasi ini didapatkan bahwa ada beban kerja perawat dengan sistem ini menjadi
28,2% lebih rendah dari menggunakan kertas. Beban kerja perawat secara
keseluruhan terjadi penurunan secara bermakna yaitu sebesar 20,6%. beban kerja
staf administrasi meningkat 28,4% (Youngyih Han, Seung Jae Huh, Sang Gyu Ju,
Yong Chan Ahn, Do Hoo san Lim, Jung Eun Lee and Won Park, 2005, dalam
http://jjco.oxfordjournals.org/terms.shtml.). Penulis berpendapat bahwa penyedia
pelayanan sangat beragam dengan berbagai kelebihan. Sistem pendokumentasian
keperawatan sangat membutuhkan keakuratan, kelengkapan data. Kesimpulan:
Profesionalisme keperawatan dapat dilihat dari kualitas dokumentasi keperawatan,
penggunaan computer dalam pendokumentasian keperawatan dapat meningkatkan
kualitas dokumen, dengan system tersebut dapaata dengan mudah untuk
mengetahui perkembangan status kesehatan klien.
Kata kunci: Komputerisasi, teknologi computer, dokumen keperawatan.

I.

Latar Belakang
Era globalisasi dan era informasi yang akhir-akhir ini mulai masuk ke

Indonesia telah membuat tuntutan-tuntutan baru di segala sektor dalam Negara


kita. Tidak terkecuali dalam sektor pelayanan kesehatan, era globalisasi dan
informasi seakan telah membuat standar baru yang harus dipenuhi oleh seluruh
pemain di sektor ini. Hal tersebut telah membuat dunia keperawatan di Indonesia
menjadi tertantang untuk terus mengembangkan kualitas pelayanan keperawatan
yang berbasis teknologi informasi. Disisi lain kita belum mampu mengatasi
hambatan-hambatan yang dihadapi oleh keperawatan di Indonesia, diantaranya
adalah keterbatasan SDM yang menguasai bidang keperawatan dan teknologi
informasi secara terpadu, minimnya infrastruktur menerapkan sistem informasi di
dunia pelayanan, dan masih rendahnya minat para perawat di bidang teknologi
informasi keperawatan.

Perawat yang secara langsung terlibat dalam perawatan klien sering


mempunyai kesulitan dalam pendokumentasian secara menyeluruh perawatan
klien mereka. Kurangnya waktu, perasaan bahwa tidak ada orang yang akan
membaca catatan, menyebabkan mereka malas mencatat. Dokumen dengan
duplikasi berlebihan dan anggapan bahwa

ketidakberartian informasi dalam

catatan menyebabkan mereka merasa tidak perlu untuk mencatat. Faktor faktor
ini menyebabkan rendahnya kualitas dokumentasi keperawatan (Potter & Perry,
1997/2005). Perawatan yang profesional dicerminkan oleh pencatatan yang
profesional. Dokumentasi yang profesional membuktikan tentang apa yang telah
dilakukan

oleh perawat dan secara efektif

mengkomunikasikan status

dan

kemajuan klien. Hal tersebut dikarenakan proses keperawatan membentuk suatu


pendekatan perawat ke arah perawatan, pendokumentasian yang baik.

Berkaitan dengan permasalahan di atas,banyak usaha telah ditempuh


untuk meningkatkan kualitas dokumentasi keperawatan. Salah satunya yaitu
pembentukan sistem informasi keperawatan. Sistem ini menjamin adanya
keberlangsungan pencatatan keperawatan dan asuhan keperawatan (Jones &

Bartlett, 2005 dalam http://books.google.co.id). Sistem informasi keperawatan


harus

didukung

oleh

media

elektronik

sebagai

perangkat

dalam

mengkomunikasikan data. Seiring dengan kemajuan teknologi informasi banyak


ditemukan perangkat

lunak

yang mendukung sistem

pendokumentasian

keperawatan. Dalam tulisan ini akan dibahas tentang dokumentasi keperawatan


berbasis komputer.

II.

Tinjauan teori
A. Komputerisasi dalam Dokumentasi Keperawatan
Komputer digunakan dalam fasilitas perawatan kesehatan dalam

berbagai cara. Teknologi yang ada sangat tidak terbatas, dan masa mendatang
menjanjikan potensi yang sangat besar sekali karena dampak komputerisasi dalam
pelayanan kesehatan . Perawat sejak dulu telah menjadi pengguna utama sistem
komputerisasi dalam sistem pelayanan perawatan kesehatan. Perawatan dari dulu
telah menjadi pengguna utama sistem komputerisasi. Sebagai contoh pasokan,
peralatan, stok medikasi, dan pemeriksaan diagnosis adalah pelayanan yang
menghubungkan perawatan dengan komputer. Namun demikian , kecenderungan
terbaru adalah bahwa perawat harus didorong untuk menggunakan komputer
dalam melakukan pencatatan keperawatan.

Komputer dapat membantu dalam mengurangi tingkat kesalahan,


menstandarisasi rencana asuhan keperawatan dan mendokumentasikan semua hal
tentang pasien (Town, 1993, dalam Potter & Perry, 1997/2005). Kelebihan lain
dari komputerisasi adalah menghindari terkontaminasinya catatan pasien terhadap
segala bentuk produksi klien seperti keringat, darah dan lainnya. Henry, et al
(1994, dalam Potter & Perry, 1997/2005) menemukan bahwa terjadi kontaminasi
yang tinggi pada dokumen keperawatan dalam bentuk kertas. Kontaminasi
tersebut berbentuk cairan darah, dan produk lainnya dari pasien HIV/AIDS. Hal
tersebut sangat berbahaya bagi kesehatan perawat.

B. Teknologi Komputer dalam Dokumentasi Keperawatan


Dokumentasi

keperawatan

berbasis

komputer

sangat

cepat

perkembangannya seiring dengan kemajuan teknologi informasi. Banyak produk


perangkat lunak yang mampu meningkatkan kualitas dokumentasi keperawatan.
Salah satunya yaitu elektronic chart. Sistem ini dikembangkan di departemen
radiologi. Hasil penelitian aplikasi ini didapatkan bahwa ada beban kerja perawat
dengan sistem ini menjadi 28,2% lebih rendah dari menggunakan kertas. Beban
kerja perawat secara keseluruhan terjadi penurunan secara bermakna yaitu sebesar
20,6%. beban kerja staf administrasi meningkat 28,4% (Youngyih Han, Seung Jae
Huh, Sang Gyu Ju, Yong Chan Ahn, Do Hoo san Lim, Jung Eun Lee and Won
Park, 2005, dalam http://jjco.oxfordjournals.org/terms.shtml.).

Penggunaan komputer di bagian perawatan gawat darurat

sangat

penting. Hal ini karena dalam perawatan gawat darurat dibutuhkan analisis tinggi
dan cepat sehingga dapat dengan cepat mangambil keputusan atas keadaan klien.
Keputusan yang cepat dan tepat akan meningkatkan mutu pelayanan kesehatan
dan keperawatan pada khususnya. Penelitian dilakukan oleh Dominik Aronsky,
Ian

Jones,

Kevin

Lanaghan

and

Corey

M.

Slovis

(2007,

dalam

http://www.jamia.org/misc/terms/shtml). Tentang penerapan sistem komputer di


departemen

emergensi.

Dalam

penelitian

tersebut

dilakukan

penerapan

computerized whiteboard, yaitu sistem informasi keperawatan berbasis komputer


yang dimodifikasi dengan menambahkan layar lebar di Whiteboard. Tayangan
yang lebar di Whiteboard akan memudahkan setiap tenaga kesehatan dan pasien
untuk melihat informasi yang diperlukan, termasuk perkembangan kondisi
kesehatan klien. Hasil penelitian tersebut menunjukan bahwa terjadi peningkatan
kualitas asuhan pasien dan terjadi efesiensi waktu dan tenaga. Aplikasi sistem
komputerisasi dokumentasi di ruang gawat

darurat terus berkembang.

Perkembangan selanjutnya ditemukannya Computer-Based Patient Record (CPR)


systems, yaitu melakukan pencatatan terhadap kondisi dan perkembangan
penyakit pasien dengan menggunakan komputer. Dalam sisitem ini dilengkapi
sistem pemantauan klien secara progresif. Sistem ini dikembangkan oleh Jose A.

Borges, Merbil Gonzalez, Jose Navarro, and Nestor J. Rodriguez pada tahun
1997 (http://www.computer.org/portal/pages). Dalam penelitian mereka tentang
aplikasi sistem tersebut, ditemukan bahwa terjadi penurunan biaya administrasi
pendokumentasian dan meningkatkan kerja tim dalam ruangan gawat darurat.
Sistem tersebut diberi nama SAAS: Automatic System for Auto-Supervision.

Terobosan terkini dalam komputerisasi dokumentasi keperawatan


dengan mengembangkan sistem link lokal. Sistem ini dikembangkan dengan
memadukan teknologi link lokal seperti wifi, wlan. Media yang digunakan yaitu
personal digital assistance (PDA). Sistem ini dikembangkan oleh Kuwahara,
Noma, Tetsutani, Kogure, Hagita and Iseki pada tahun 2003 di Kyoto, Jepang.
Sistem

ini

mampu memberikan informasi tentang asuhan keperawatan.

Termasuk didalamnya asuhan dalam keadaan emergensi, atau dalam keadaan non
emergensi. Sistem ini diberi nama Wearable Auto-Event-Recording of Medical
Nursing. Jadi sistem ini dapat digunakan dalam segala kondisi asuhan
keperawatan. Setiap perawat dilengkapi dengan PDA yang didesain khusus
sehingga peka terhadap kesalahan input dan eror data. Hasil penelitian dari
aplikasi sistem ini menunjukan bahwa ada peningkatan kualitas dokumen dan
menghindari dari keterlambatan tindakan keperawatan dalam keadaan darurat
(Kuwahara, Noma, Tetsutani, Kogure, Hagita and Iseki, 2003, dalam
http://google.books.co.id).

III.

Pembahasan penulis
Perkembangan

berdampak pada

teknologi

peningkatan

informasi

sistem

begitu

cepatnya

komputerisasi dalam

sehingga

dokumentasi

keperawatan. Penulis berpendapat penyedia layanan sangat beragam dengan


berbagai kelebihan yang ditawarkan. Sistem pendokumentasian keperawatan
sangat membutuhkan keakuratan, kelengkapan data. Akses yang mudah, sistem
analisis yang cepat dan tepat, sehingga keputusan dan tindakan keperawatan
dengan cepat pula dapat dilakukan. Fungsi dokumen keperawatan berkaitan
dengan status klien sangat penting. Dokumen keperawatan dapat dijadikan alat

komunikasi dan juga dapat dijadikan barang bukti di pengadilan bila terjadi
pengaduan hukum oleh klien.
Pemilihan sistem yang tepat dalam kapasistas keperawatan sangat
penting dilakukan. Hal ini dilakukan agar sistem yang dipakai tepat guna.
Permasalahan yang mungkin muncul berkaitan dengan penggunaan komputer
sebagai media dokumentasi yaitu ketidaksiapan perawat sebagai pelaku
dokumentasi. Permasalahan lain yang muncul yaitu pendanaan.

Berdasarkan kajian teori di atas terlihat bahwa informasi keperawatan


sangat menentukan kualitas asuhan keperawatan. Asuhan keperawatan yang
profesional membutuhkan dokumen yang berkesinambungan. Semua perangkat
lunak di atas pada dasarnya bertujuan untuk meningkatkan kualitas dokumen
keperawatan.

Hal

yang lebih diutamakan yaitu

kontinyuitas

dokumen

keperawatan. Kontinyuitas dokumen yang baik akan dapat memberikan informasi


yang tepat tentang perkembangan status kesehatan klien. Pemantauan ini sangat
penting mengingat bahwa asuhan keperawatan merupakan suatu siklus proses
yang saling mempengaruhi. Berawal dari pengkajian, perumusan diagnosa
keperawatan, intervensi dan evaluasi. Data yang berkesinambungan akan
mempengaruhi kualitas siklus tersebut.
Pada dasarnya permasalahn tersebut muncul akibat ketidaksiapan
suprasistem pada institusi tersebut. Sebelum memutuskan untuk menggunakan
salah satu sistem perangkat lunak tentang pendokumentasian keperawatan
sebaiknya

dilakukan

analisis.

Analisis

terhadap

kebermanfaatan,

biaya,

kemudahan pemakaian, efektifitas dan efisiensi. Setelah semua dipertimbangkan


dan ditetapkan satu aplikasi yang akan diterapkan, langkah pertama yaitu
sosialisasi dan pelatihan.
Pelatihan dalam menggunakan perangkat lunak atau sistem operasional
sangat penting dilakukan. Kualitas dokumen keperawatan tidak hanya dipengaruhi
oleh kualitas sistem yang digunakan, tetapi juga dipengaruhi oleh kualitas
pengguna sistem tersebut. Peningkatan keterampilan dan kemampuan dalam
pemakaian dilakukan melalui pelatihan secara berkesinambungan dan penerapan

sistem monitoring. Input data yang kurang baik akan berdampak pada kesalahan
interpretasi data pengambilan keputusan terhadap pasien.

IV.

Kesimpulan
1. Profesionalisme keperawatan dapat dilihat dari kualitas dokumen
keperawatan.

Kualitas dokumen keperawatan

yang baik

mencerminkan tingkat profesionalisme perawat tersebut.


2. Penggunaan komputer dalam pendokumentasian keperawatan
dapat meningkatkan kualitas dokumen keperawatan. Kualitas
dokumen keperawatan meliputi data yang valid, terkini dan
berkesinambungan.
3. Perkembangan perangkat lunak pada sistem pendokumentasian
keperawatan berkembang dengan pesat. Pada intinya sistem yang
dihadirkan adalah memadukan validitas data, ketepatan analisis,
dan kesinambungan data yang ditampilkan. Dengan sistem tersebut
dapat dengan mudah untuk mengetahui perkembangan status
kesehatan klien.
4. Pelatihan pemakaian sistem komputerisasi dalam dokumentasi
keperawatan perlu dilakukan untuk meningkatkan kualitas input
data yang dilakukan oleh perawat.

Daftar Pustaka
Dominik Aronsky, Ian Jones, Kevin Lanaghan and Corey M. Slovis. (2007).
Supporting Patient Care in the Emergency Department with a
Computerized
Whiteboard
System,
dalam
http://www.jamia.org/misc/terms/shtml, diperoleh tanggal 17 Maret
2008
Jones & Bartlett. (2005) Introduction to Computers for Healthcare
Professionals dalam http://books.google.co.id, diperoleh tanggal 17
Maret 2008.

Jose A. Borges, Merbil Gonzalez, Jose Navarro, and Nestor J. Rodriguez.


(1997). SAAS: Automatic System for Auto-Supervision in an
Emergency Room, dalam http://www.computer.org/portal/pages,
diperoleh tanggal 17 Maret 2008

Kuwahara, Noma, Tetsutani, Kogure, Hagita and Iseki. (2003). Wearable AutoEvent-Recording
of
Medical
Nursing
dalam
http://google.books.co.id, diperoleh tanggal 17 Maret 2008

Potter & Perry. (1997). Fundamental of Nursing : Concept, Proses, and


Practice, (Yasmin Asih dkk, penerjemah), Jakarta : EGC (2005)

Youngyih Han, Seung Jae Huh, Sang Gyu Ju, Yong Chan Ahn, Do Hoo san Lim,
Jung Eun Lee and Won Park. (2005). Impact of an Electronic Chart
on the Staff Workload in a Radiation Oncology Department, dalam
http://jjco.oxfordjournals.org/terms.shtml. diperoleh tanggal 17
Maret 2008

Seluruhnya pembahasan dimasukkan www.fik.ui.ac.id/pkko

Anda mungkin juga menyukai