Jurnal Online ICT STMIK IKMI Vol. 1-No. 1 Edisi Juli 2013
59
A. LATAR BELAKANG
Kemajuan cara berpikir manusia membuat
masyarakat menyadari bahwa teknologi
informasi merupakan salah satu tool penting
dalam peradaban manusia untuk mengatasi
(sebagian) masalah derasnya arus informasi.
Teknologi informasi (dan komunikasi) saat ini
adalah bagian penting dalam manajemen
informasi. Selain memiliki potensi dalam
memfilter data dan mengolah menjadi
informasi,
teknologi
informasi
mampu
menyimpannya dengan jumlah kapasitas jauh
lebih banyak dari cara-cara manual. Salah satu
pekerjaan manusia yang akan sangat terbantu
dengan hadirnya teknologi informasi, dengan
keuntungan yang ditawarkan, yaitu pekerjaan
manusia dalam menyembunyikan pesan.
Teknologi komputer memberikan kontribusi
baru dalam revolusi menyembunyikan pesan.
Steganografi pada era informasi digital
merupakan teknik dan seni menyembunyikan
informasi dan data digital dibalik informasi
digital lain. File media merupakan komponen
penting pada proses penyembunyian informasi
ini.
Dengan file yang terlihat sama sekali tidak
mencurigakan, data anda yang sebenarnya
akan tetap tidak terdeteksi dengan mata
telanjang. Secara teori, semua file umum yang
ada di dalam komputer dapat digunakan
sebagai media, seperti file gambar berformat
PNG (Portable Network Graphics), JPEG
(Joint Photographic Experts Group), GIF
(Graphics Interchange Format), BMP
(Bitmap), atau di dalam music MP3 (Media
Player), atau bahkan di dalam sebuah film
dengan format WAV (Waveform Audio
Format) atau AVI (Audio Video Interleave)
semua bisa dijadikan tempat bersembunyi,
selama file media tersebut jika dimodifikasi,
maka kualitas dan tampilan file yang
sesungguhnya tidak akan terganggu banyak.
Kemudian pada data digital, teknik-teknik
yang sering digunakan dalam steganografi
modern antara lain : Modifikasi Least
Significant Bit (LSB), Mask and Filtering,
C. MAKSUD
PENULISAN
DAN
TUJUAN
Jurnal Online ICT STMIK IKMI Vol. 1-No. 1 Edisi Juli 2013
60
Jurnal Online ICT STMIK IKMI Vol. 1-No. 1 Edisi Juli 2013
61
F. TINJAUAN PUSTAKA
Sejarah Perkembangan Steganography
Steganography adalah seni dan ilmu menulis
atau menyembunyikan pesan tersembunyi
dengan suatu cara sehingga si pengirim dan si
penerima, tidak ada seorang pun yang
mengetahui atau menyadari bahwa ada suatu
pesan rahasia.
Kata steganography berasal dari bahasa
Yunani Steganos yang artinya Tersembunyi
atau Terselubung , dan Graphein, Menulis,
di ambil dari nama objek atau karya oleh
Trithemus ( 1462 1516 ) yang berjudul
Steganographia . Steganography adalah seni
dan ilmu menulis atau menyembunyikan
pesan tersembunyi dengan suatu cara
sehingga selain si pengirim dan si penerima,
tidak ada seorangpun yang mengetahui atau
menyadari bahwa ada suatu pesan rahasia.
Dari contoh contoh steganography
konvensial tersebut dapat dilihat bahwa
semua teknik steganography konvensional
berusaha merahasiakan komunikasi dengan
cara menyembunyikan pesan ataupun
mengkamuflase pesan. Maka sesungguhnya
prinsip dasar dalam steganography lebih
dikonsentrasikan
pada
kerahasiaan
komunikasinya bukan pada datanya.
Tujuan
dari
steganography
adalah
merahasiakan
atau
menyembunyikan
keberadaan dari sebuah pesan tersembunyi
atau sebuah informasi. Dalam prakteknya
kebanyakan diselesaikan dengan membuat
perubahan tipis terhadap data digital lain
yang isinya tidak akan menarik perhatian
dari pihak ketiga,sebagai contoh sebuah
gambar yang terlihat tidak mengandung
suatu hal yang bersifat rahasia dan
berbahaya. Perubahan ini bergantung pada
kunci ( sama pada cryptography ) dan pesan
untuk disembunyikan informasi terselubung
dengan cara mengganti kunci yang benar ke
dalam algoritma yang digunakan. Pada
umumnya, pesan steganography muncul
dengan
rupa
lain
seperti
gambar,artikel,daftar belanjaan, atau pesan
Jurnal Online ICT STMIK IKMI Vol. 1-No. 1 Edisi Juli 2013
62
Jurnal Online ICT STMIK IKMI Vol. 1-No. 1 Edisi Juli 2013
63
G. METODE PENGEMBANGAN
Metode pembuatan perangkat lunak yang
digunakan adalah metoda waterfall. Adapun
alur
model
waterfall
yang
dapat
digambarkan dengan diagram yang ada pada
gambar berikut :
2.
3.
4.
INVESTIGASI
5.
ANALISIS
DISAIN
CODE
6.
IMPLEMENTASI
PERAWATAN
1.
Jurnal Online ICT STMIK IKMI Vol. 1-No. 1 Edisi Juli 2013
64
Menginputkan File
image
dan teks
Menginputkan File
image
(
4. Menginputkan File Image BMP
Compress ( Include )
Menginputkan dan
Mengkonfirmasi Kata Sandi
Gambar
3.7
Activity
Diagram
Menginputkan File Image BMP
Compress
Pada gambar 3.7 menunjukkan sub
proses untuk menginputkan file image
BMP
compress
pada
system
steganography.
Jurnal Online ICT STMIK IKMI Vol. 1-No. 1 Edisi Juli 2013
65
5.
6. Proses Encode
Proses
Encode
Kondisi
Tidak
Terpenuhi
Pesan
Kesalahan
Jurnal Online ICT STMIK IKMI Vol. 1-No. 1 Edisi Juli 2013
66
Memanggil File
Stego Image
Image
BMP
Validasi Kata
Sandi
Jurnal Online ICT STMIK IKMI Vol. 1-No. 1 Edisi Juli 2013
67
Proses Decode
Proses Compress
Memanggil
File Image
Memanggil
Menginput
Kata Sandi
Kondisi
Terpenuhi
Proses
Decode
File
Image BMP
Kondisi
Tidak
Terpenuhi
Aplikasi
Berakhir
Validasi File
Image
Kondisi
Terpenuhi
Kondisi
Tidak
Terpenuhi
Melihat
Pesan Teks
Proses
Compress
Pesan
Informasi
Pesan
Peringatan
atau
Aplikasi
Berakhir
Compress
Jurnal Online ICT STMIK IKMI Vol. 1-No. 1 Edisi Juli 2013
68
menggambarkan
pada
system
Memanggil File
Image BMP
Validasi File
Image
Proses
Decomprosess
Pesan
Informasi
Proses Dekomprosess
Kondisi
Terpenuhi
I.
Kondisi
Tidak
Terpenuhi
Pesan
Peringatan
atau
Aplikasi
Berakhir
KESIMPULAN
Kesimpulan mengenai keseluruhan skripsi
ini adalah akan dijelaskan sebagai berikut :
1. System steganography masih memiliki
kekurangan pada cover image yang
harus selalu memiliki ukuran yang lebih
besar dari ukuran file teks.
2. Stego image yang digunakan kembali
menjadi cover image, ketika stego image
kembali diakses maka mempunyai pesan
dan kata sandi yang berbeda dengan
stego image yang pertama.
3. Dengan format grayscale 8 bit dan
format RGB color 24 bit, dapat
dihasilkan stego image yang tidak
mengalami perubahan pada ukuran file,
resolusi, dot per inchi ( dpi ) dan bentuk
fisik dari image tersebut.
4. Cover image BMP dengan format RGB
color 24 bit dan grayscale 8 bit
adalah cover image yang sangat kecil
perubahan spectrum warnanya dan
didukung oleh ketidakmampuan mata
manusia dalam mendeteksi gradasi
perubahan warna, sehingga sangat
direkomendasikan sebagai cover image
didalam system aplikasi steganography
ini.
SARAN
Dari kesimpulan yang telah dibuat, penulis
ingin berbagi serta memberikan saran
saran untuk user system dan bagi yang
melanjutkan
penelitian
ini,dapat
dikembangkan lagi sebagai berikut:
1. System aplikasi steganography dapat
dimanfaatkan untuk suatu hal yang
tentunya positif secara baik dan benar.
2. Pengembangan
ke
depannya
disarankan untuk dapat menggunakan
Jurnal Online ICT STMIK IKMI Vol. 1-No. 1 Edisi Juli 2013
69
3.
4.
5.
6.
J.
DAFTAR PUSTAKA
Jurnal Online ICT STMIK IKMI Vol. 1-No. 1 Edisi Juli 2013
70