DISUSUN OLEH
EDWIN FACHREZHY
KELAS VI B
2011/2012
MALAM
Mulai kelam belum buntu malam kami masih berjaga --Thermopylae?- jagal tidak dikenal ? tapi nanti sebelum siang membentang kami sudah tenggelam hilang
AKU
Kalau sampai waktuku 'Ku mau tak seorang kan merayu Tidak juga kau Tak perlu sedu sedan itu Aku ini binatang jalang Dari kumpulannya terbuang Biar peluru menembus kulitku Aku tetap meradang menerjang Luka dan bisa kubawa berlari Berlari Hingga hilang pedih peri Dan aku akan lebih tidak perduli Aku mau hidup seribu tahun lagi .
PENERIMAAN
Kalau kau mau kuterima kau kembali Dengan sepenuh hati Aku masih tetap sendiri Kutahu kau bukan yang dulu lagi Bak kembang sari sudah terbagi Jangan tunduk! Tentang aku dengan berani Kalau kau mau kuterima kembali Untukku sendiri tapi
HAMPA
Sepi di luar. Sepi menekan mendesak. Lurus kaku pohonan. Tak bergerak Sampai ke puncak. Sepi memagut, Tak satu kuasa melepas-renggut Segala menanti. Menanti. Menanti. Sepi. Tambah ini menanti jadi mencekik Memberat-mencekung punda Sampai binasa segala. Belum apa-apa Udara bertuba. Setan bertempik Ini sepi terus ada. Dan menanti.
DOA
kepada pemeluk teguh Tuhanku Dalam termangu Aku masih menyebut namamu Biar susah sungguh mengingat Kau penuh seluruh cayaMu panas suci tinggal kerdip lilin di kelam sunyi Tuhanku aku hilang bentuk remuk Tuhanku aku mengembara di negeri asing Tuhanku di pintuMu aku mengetuk
SAJAK PUTIH
Bersandar pada tari warna pelangi Kau depanku bertudung sutra senja Di hitam matamu kembang mawar dan melati Harum rambutmu mengalun bergelut senda Sepi menyanyi, malam dalam mendoa tiba Meriak muka air kolam jiwa Dan dalam dadaku memerdu lagu Menarik menari seluruh aku Hidup dari hidupku, pintu terbuka Selama matamu bagiku menengadah Selama kau darah mengalir dari luka Antara kita Mati datang tidak membelah...
MALAM DI PEGUNUNGAN
Aku berpikir: Bulan inikah yang membikin dingin, Jadi pucat rumah dan kaku pohonan? Sekali ini aku terlalu sangat dapat jawab kepingin: Eh, ada anak kecil main kejaran dengan bayangan!
KOSONG
Keberadaan, jati diri Selalu dicari Tuk dimengerti Materi, harta benda Selalu dicari Tuk dimiliki Kebahagiaan, tawa canda Selalu dicari Tuk dibagi Namun semua hanya ilusi
SIKLUS AIR
Terbanglah tinggi sebisamu Kumpulkan serpih kecilmu Padatkan ruangmu hingga jenuh Dan turunlah cium ibumu! Menelusup di antara lorong gelap Beberapa kan mendingin kelam Lainnya membiru lautan Hingga terpapar sinaran Terbanglah tinggi Sekali lagi Jatuh kembali Tanpa hent
PENIPU BATAS
Telah kulewati dirimu Ternyata hanya ilusimu Dasar penipu! Kau bujuk aku mendekat Semakin jauh kau melompat Dasar kau penipu hebat! Kau penggoda Di tapal batas Pada suatu batas Saat waktu tak lagi berbatas Bagimu.... Dasar penipu batas!
MAJI
Kulihat dirimu terbang, tanpa sayap Kulihat kau renang, tanpa sirip Kulihat kau lari, tanpa henti Pergilah, kasih! Lupakan aku! Jangan pernah kembali! Biarlah dirimu mendebu mentari Hangat......
Dia tlah pulang Jangan kau usik Yang tak pernah kaumiliki RASA HUJAN
Berjalan dalam gerimis sore Mengecap tetes kecupan angkasa Menatap tirai bening keindahan Elok dalam gerimis Berlari dalam hujan petang Menghidu aroma tanah basah Menghembus energi kehidupan dunia Hilang alam dahaga Terlempar badai malam panjang Memukul dunia yang lelah Membutakan sesaat berkali Suksesi pembersihan alami Rasamu curahan angkasa Bagi bumi yang meregang Untuk penembus batasmu Di kejauhan
DILEMA
Saat kau terseret dalam kegelapan Baru kau mulai kagumi cahaya Saat tiba keputusasaan Baru mengerti sebuah asa Begitu mudah bersembunyi dalam gelap Saat kau begitu lelah bersinar Saat begitu nyaman dalam kesunyian Ketika begitu kebas berucap Begitu mudah mencinta kelam Sulitkah percaya kan bisa memuja cahaya?
CAHAYA
Aku hanya mencari cahaya Dalam kelamnya kegelapan Aku penikmat cahaya Sang penerang kegelapan Cahaya redup nan lembut Beam, sebuah kecupan temaram Cahaya terang bersinar cerah Shine, pekikan pengusir lelap Aku pencari cahaya Karena ku percaya
nEngkau sebarkan apa yang telah dituturkan padamupenuh kebimbanganKuwartakan padamu bahawa
hidup adalah kegelapan jika tidak diselimuti oleh kehendakDan segala kehendak akan buta bila tidak
diselimuti pengetahuanDan segala macam pengetahuan akan kosongbila tidak diiringi kerjaDan segala
kerja hanyalah kehampaankecuali disertai cintaMaka bila engkau bekerja dengan cintaEngkau
sesungguhnya tengah menambatkan dirimuDengan wujudnya kamu, wujud manusia lainDan wujud
Tuhan.Khalil Gibran