Lichen Simplex Chronicus
Lichen Simplex Chronicus
Onikomikosis biasanyaasimtomatik, karena itu, pasien biasanya pertama kali hadir untuk
alasan kecantikan fisik tanpa keluhan. Ketika penyakit berkembang, onikomikosis dapat
mengganggu aktivitas
Gambar 1. Onikomikosis subungual distal dan lateral : hiperkeratosis subungual, onikolisis dan
alur kuning.
PROGNOSIS
Pada kasus onikomikosis dibutuhkan pengobatan dalam waktu yang panjang. Diagnosis
serta identifikasi penyebab yang tepat membantu penyembuhan serta mencegah kekambuhan
pada penyakit ini. Onikomikosis tahap awal lebih mudah diobati pada orang muda, dan individu
sehat dibandingkan dengan individu yang sudah tua dengan kondisi kesehatan yang buruk
(Wolff, 2007).
PENATALAKSANAAN
Prinsip penatalaksanaan onikomikosis adalah menghilangkan faktor predisposisi yang
memudahkan terjadinya penyakit, serta terapi dengan obat anti jamur yang sesuai dengan
penyebab dan keadaan patologi kuku. Perlu ditelusuri pula sumber penularan. Pengobatan pada
onikomikosis yaitu dengan pemberian obat anti jamur baik secara topikal maupun sistemik
(Budi, 2008).
Obat topikal dengan formulasi khusus dapat meningkatkan penetrasi obat ke dalam kuku,
yakni (Wolff, 2007):
a Amorolfin : merupakan derivat morfolin yang bersifat fungisidal. Bekerja dengan cara
menghambat biosintesis ergosterol jamur. Untuk infeksi jamur pada onikomikosis
digunakan amorolfin dalam bentuk cat kuku konsentrasi 5% untuk kuku jari tangan,
dioleskan satu atau dua kali setiap minggu selama 6 bulan sedangkan untuk kuku kaki
b
penggunaan obat topikal mempunyai keterbatasan, namun masih dapat digunakan sebagai
pengobatan tinea unguium karena tidak mempunyai risiko sistemik, relatif lebih murah dan
dapat digunakan sebagai kombinasi dengan oral untuk memperpendek masa pengobatan,
selain itu bentuk cat kuku juga mudah digunakan
Obat Sistemik
Tabel 1. Obat yang dianjurkan pada tinea onikomikosis (Elwski, 2008)
Flukonazol
Griseofulvi
n
Kuku tangan dan kuku kaki
150200
12 g/hari
mg/minggu
hingga kuku
9 bulan
normal
Dosis
anakanak
Terbinafin
200 mg/hari 12
250 mg/hari 12
minggu
Atau
200 mg 1
minggu
minggu/bulan selama
Dosis
Dewas
Itrakonazol
34 bulan
Hanya kuku tangan
150200
12 g/day
mg/minggu
hingga kuku
6 bulan
normal
6 mg/kg/
20
minggu 12
mg/kg/hari
16 minggu
hingga kuku
(kuku tangan)
normal
200 mg/hari 6
250 mg/hari 6
minggu
Atau
200 mg 1 bulan
minggu
selama 2 bulan
5 mg/k/hari (<20 kg),
100 mg/hari (2040
kg), 200 mg/hari (40
or 1826
50 kg)
Atau
200 mg (>50 kg) 1
minggu (kuku
minggu/bulan for 2
kaki)
terhadap obat. Tindakan bedah tetap harus dengan kombinasi obat anti jamur topikal atau
sistemik. Sebagai alternatif
menggunakan formulasi urea 20-40%. Umumnya bentuk salep dalam bebat oklusi pada
lempeng kuku dengan melindungi kulit sekitar kuku (Budi, 2008).
DAPUS
Budi IP. Onikomikosis. Medan: Departemen Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin Universitas
Sumatera Utara. 2008; hal.9-12.
Elewski BE, Hughey LC, Sobera JO, Hay R. Fungal disease. In: Bolognia J L, Lorizzo J L,
Rapini RP, editors. Dermatology. 2nd ed. New York: Mosby Elsevier; 2008; p. 1265-70.
Roderick J, Hay MD, Robert B. Oncyhomycosis: A purposed revision of the clinical
clasification. J Am Acad Dermatol. 2011;65;1219-27.
Tosti, Antonella., Elston, Dirk. 2009. Oncyhomycosis. Medscape
Wolff KL. Johnson RA. Disorder of The Nail Apparatus. In: Fitzpatricks Color Atlas &
Sinopsis Of Clinical Dermatology, 5th ed. New York: The McGraw-Hill companies;
2007. p.1016-21.