Anda di halaman 1dari 5

Akhir November 2011 yang lalu akhirnya Saya memutuskan untuk

mengambil tes iBT TOEFL (Internet Based TOEFL) di Jakarta. Selain


karena deadline penyerahan berkas aplikasi beasiswa Erasmus Mundus
yang semakin mepet (tengah Desember 2011), Saya merasa persiapan Saya
sudah cukup matang. (Padahal baru belajar otodidak selama 2 bulan
terakhir, hehe nekat banget yakk :D)
Dan tersebutlah tanggal 20 November sebagai hari bersejarah bagi Saya
untuk menjalani tes iBT TOEFL. Cerita berikut ini berisi kronologis dari
mulai persiapan test, pencarian informasi, pendaftaran tes, mematangkan
persiapan, hingga tesnya sendiri pada hari Ahad, 20 11 2011 (hmm angka
cantik).
Persiapan Tes
Tahap persiapan ini sudah Saya mulai sekitar 2 bulan sebelumnya dengan
semakin intens membaca dan mendengar teks serta bahan berbahasa
inggris. Saya suka membaca artikel dalam bahasa inggris dari situs CNN,
BBC, dan situs berita lainnya. BBC juga memiliki program yang bagus
untuk belajar English ini. Untuk listening, Saya banyak menonton film
hollywood sambil memahami percakapan yang terjadi.
Sedangkan writing banyak Saya aplikasikan sehari-hari lewat email
kerjaan di kantor, hehe. Yang masih minus bagi Saya memang
dispeaking Dan itu yang sampe sekarang selalu Saya coba improve
Pencarian informasi
Cerita dimulai dari pertengahan Oktober 2011 ketika Saya mulai browsing
informasi mengenai test center TOEFL yang ada di Jakarta. Ternyata ada
beberapa tempat yang bisa jadi alternatif, di antaranya yang sudah Saya
tahu adalah IIEF yang berkantor di Menara Imperium. Kebetulan
kantornya deket dengan tempat tinggal Saya di Karet, Setiabudi. Tapi
males juga mampir ke sana, hehe.. akhirnya Saya browse saja webnya, lalu
Saya kontak salah satu representatifnya melalui email. Tak lama, email
Saya pun berbalas dan Saya diberikan arahan detil mengenai test iBT
TOEFL.

It turns out that Im going to need a voucher to order for the test. Kalo ada
Credit Card memang bisa pake, tapi Saya belum ada, hehe Dan percaya
pada Saya, IIEF memiliki harga voucher yang
lebih reasonable dibanding provider tes yang lain di Jakarta, hehe Biaya
test saat itu adalah 175$ untuk sekali tes. Ini juga sudah termasuk TOEFL
iBT Sampler yang merupakan simulasi aktual dari iBT TOEFL test yang
akan kita ambil.
Pendaftaran
Sekitar awal November, Saya mulai masuk ke situs resmi ets
di www.ets.org lalu membuat akun Saya. Ini diperlukan untuk
memasukkan data diri kita, yang nantinya akan keluar di lembar nilai iBT
TOEFL kita. Jadi pastikan data yang Anda masukkan benar dan valid.
Setelah memiliki akun ini, baru kita bisa mulai melakukan pendaftaran.
Pada proses order test inilah kita akan dimintai prosedur pembayaran test
yang kita pilih: dengan kartu kredit atau dengan voucher. Karena Saya
tidak (baca:belum) punya Credit card, maka Saya pun membeli
vouchermelalui IIEF.
Seperti Saya ceritakan di atas, Saya kontak IIEF melalui email dan
memberitahukan bahwa Saya membutuhkan voucher untuk test iBT
TOEFL. Saya pun diberikan sebuah form yang harus Saya isi. Setelah Saya
isi lengkap dengan kebutuhan Saya, lalu Saya scan dan kirim beserta hasil
scan bukti pembayaran transfer melalui ATM ke rekening IIEF. Setelah dua
atau tiga hari, email balasan yang berisi kode voucher pun Saya terima dan
langsung Saya gunakan untuk proses pendaftaran/order test.
Dalam proses pendaftaran ini, Saya juga diberi pilihan untuk pengiriman
hasil tes nanti: satu hasil fisik untuk Saya selaku pengambil tes secara
otomatis terpilih, lalu ada 4 hasil tes yang bisa dikirim langsung oleh ETS
ke institusi yang kita pilih. Pas sekali, sesuai dengan permintaan dari pihak
konsorsium Erasmus Mundus yang Saya apply, mereke meminta hasilnya
dikirim langsung oleh pihak ETS. Saya pun memasukkan kode institusi
yang sudah diberikan oleh pihak konsorsium.

Pada proses ini juga, kita perlu memilih lokasi tes (sesuai ketersediaan)
yang sesuai dengan jadwal/rencana kita. Kita diminta memasukkan
interval waktu di mana kita siap mengambil tes, lalu akan muncul pilihan
lokasi yang bisa dipilih. Jadi, pastikan untuk merencanakan waktu tes
Anda sebaik mungkin dan jauh hari, karena bisa jadi waktu dan tempat
yang Anda inginkan sudah penuh oleh peserta lainnya. Di Jakarta sendiri
ada sekitar 5 lokasi tes berbeda (Mangga Dua, Menara Imperium, Plaza
Sentral, WTC, Pantai Indah Kapuk, untuk detil bisa dilihat pas proses
pendaftaran)
Mematangkan Persiapan
Setelah mendapatkan kepastian tanggal tes, Saya mulai mengencangkan
ikat pinggang dan belajar lebih tekun lagi. halah Sepulang kantor,
saat weekend, dan waktu luang di kantor Saya pake untuk memperdalam
materi. Mendekati seminggu sebelum hari H, Saya mulai merasa keder
juga, dan sempat berpikir untuk reschedule Saya juga sempat mencari
informasi soal reschedule ini, dan ternyata untuk reschedule yang kurang
dari seminggu dari jadwal akan dikenai biaya tambahan aduhh nggak
dehh
Saya pun bulatkan tekad lebih keras lagi. Seminggu lagi, kudu bersiap lebih
matang lagi Saya belajar hingga tengah malam, dan mulai mendalami tes
aktual. Alhamdulillah nemu software bagus buat tes yang sangat mirip
dengan test iBT TOEFL aktualnya. Sangat banyak membantu untuk
membiasakan diri dengan tes sebenarnya yang akan Saya hadapi.
2 hari sebelum tes, Saya mulai menggunakan test sampler yang disediakan
oleh ets secara online sebagai bagian dari pendaftaran (bonus). Sayang
bonus tes ini cuma sedikit, tapi cukup memberi gambaran akan tes yang
akan saya hadapi nanti. Tidak jauh beda dengan software tes yang sudah
Saya gunakan untuk latihan selama ini.
D-Day Hari tes
Hari Ahad, 20-11-2011 itu Saya biasanya mengikuti Car Free Day di
seputaran Jalan Sudirman hingga Monas. Namun karena mau tes, maka

Saya absen dulu dari nggowes hari itu. Pagi2 Saya matangkan lagi materi,
sambil sedikit pemanasan. Sekitar jam 8 Saya pun berangkat
dengan nggowes ke Plaza Sentral di Jalan Sudirman
(akhirnya nggowes juga, hehehe..).
Sampai di tempat tes di lantai 15 sekitar pukul setengah 9. Rame juga
ternyata ada banyak remaja belasan tahun yang sepertinya mau atau baru
lulus SMA. Sepertinya mereka ini mau lanjut studi ke Luar negeri juga
deh salut buat anak-anak muda ini. Saya jadi semakin bersemangat.
Saya juga bertemu dengan seorang Bapak usia 30-an yang juga akan ikut
tes. Beliau akan mendaftar studi Doktor di Amerika, tanpa gelar Master/S2
sebelumnya. Beliau bilang hal itu mungkin, karena di Amerika banyak
periset sosial yang membutuhkan bantuan periset lokal untuk membantu
riset mereka di Indonesia. Hmm.. untuk sosial keknya oke nice info
Setelah mendaftar ulang dan mengisi form persetujuan untuk
merahasiakan isi tes, Saya pun menunggu sambil ngobrol dengan Bapak
tadi. Sekitar pukul setengah 10, Saya dipanggil untuk mulai tes. Ada 2
ruangan berukuran sekitar 58 meter di PT International Test Center ini
(nama lembaga yang menyelenggarakan test ini) dengan tiap ruangan
berisi sekitar 20-25 peserta tes.
Tiap peserta menghadapi sebuah laptop yang terhubung ke server test
melalui kabel LAN dalam kubikel-kubikel yang masing-masing berisi 2
orang bersebelahan, mirip di warnet. Ruangannya cukup sempit, menurut
Saya yang berukuran bodi besar ini. Saya jadi kurang leluasa bergerak, juga
wilayah noise yang sempit pastinya akan mengganggu ketika tes speaking
nanti. (Dan terbukti benar bagi Saya)
Tiap peserta juga disediakan sebuah Headphone yang bisa digunakan
untuk menutup telinga dari bising, dan tentunya untuk merekam
tes speaking nanti.
Ujian diawali dengan tes Reading, lalu Listening dan dilanjutkan dengan
tes Speaking. Tiap tes berdurasi sekitar 50-60 menit dan jeda 10 menit
antar tes. Setelah tes Speaking, kami diminta istirahat sekitar 15 menit dan

boleh keluar untuk nyeruput teh yang sudah disediakan panitia. (tepatnya,
disediakan air panas dalam dispenser, serta teh celup dan gula pasir, lalu
silahkan diseduh sendiri)
Saya kembali ke meja tes untuk melanjutkan tes Writing. Tes Saya berakhir
sekitar pukul setengah 2 siang. Saya cukup puas dengan tes Saya hari itu,
meski ada beberapa pertanyaan yang masih ragu Saya jawab. Saya pun
pulang ke kosan dengan hati yang plongggg.
Alhamdulillah sekitar sebulan kemudian (Akhir Desember 2011) hasil
tesnya sudah Saya terima di alamat kosan Saya di Jakarta. Well, hasilnya
tidak bisa dibilang hebat, tapi masih cukup untuk apply kebanyakan
beasiswa di Luar Negeri Doakan ada yang tembus yakk :D
Semoga cerita ini bisa bermanfaat bagi siapa saja yang berencana
mengambil tes iBT TOEFL Good Luck, Folks !!!

Anda mungkin juga menyukai