BLOK NEUROBEHAVIOR
KASUS : HARGA DIRI RENDAH
KELOMPOK 3 :
Yusi Nursiam
Putrinugraha Wanca Apatya
Reski Yunisa Mareska
Inggar S
Septia Erita
Khairani Putri Utami
Myrna Pusparani
Dian Fitriani
Queen Elsa Y
Nely Eviana
Afriyani
Wiwit Novera
Pori Zona
KATA PENGANTAR
Puji syukur senantiasa kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT dimana
atas rahmat dan karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah tutorial yang
berjudul Harga Diri Rendah adapun tujuan membuat makalah ini adalah untuk
melengkapi tugas tutorial blok neurobehavior.
Makalah ini disusun dari hasil pengumpulan data serta informasi yang
kami peroleh dari buku panduan serta infomasi dari media massa yang
berhubungan dengan tema makalah ini.
Sesuai pepatah Tak ada gading yang tak retak, makalah ini masih jauh
dari sempurna, oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran dari para
pembaca agar makalah kami kedepan menjadi lebih baik.Akhirnya, kami berharap
semoga makalah ini dapat memberi manfaat bagi kita semua.
Jambi,
November 2014
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Asuhan keperawatan pada gangguan jiwa sekarang merupakan suatu
pelayanan yang harus mendapatkan perhatian khusus dibidang kesehatan. Dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat akan
mengakibatkan persaingan dibidang sosial dan ekonomi, sehingga dalam
kehidupan memungkinkan akan terjadi ketidakmampuan sehingga akan
menyebabkan prosentase penyakit jiwa meningkat.
Didalam lingkungan masyrakat banyak terutama dalam sosial kehidupan
sehari-hari pada penderita gangguan jiwa banya dijumpai dan ditemui, ada
beberapa factor yang menyebabkan hal tersebut terjadi, mulai dari kehidupan
pribadi, lingkungan tempat tinggal, dan bahkan lingkungan kerja, bertemu dengan
masyarakat banyak dengan status sosial yang beraneka ragam mampu
mempengaruhi kehidupan satu sama lainnya, salah satunya adalah Harga Diri
Rendah yang dialami masyarakat dilingkungan sekitarnya.
Harga diri Rendah adalah perasaan tidak beharga , tidak berarti dan rendah
diri yang berkepanjangan akibat evaluasi yang negative terhadap dirinya sendiri
atau kemapuan diri.
3.
4.
5.
6.
Data yan harus dilengkapi untuk pengkajian pasien Harga Diri Rendah
Pohon masalah Harga Diri Rendah
Intervensi keperawatan Harga Diri Rendah
Dokumentasi Evaluasi askep Harga Diri Rendah
BAB II
PEMBAHASAN
II.1 Defenisi
Perasaaan tdk berharga, tidak berrti dan rendah diri dan berkepanjangan akibat
evaluasi yang negative terhadap diri sendiri atau kemampuan diri. Adanya perasaan
hilang kepercayaan diri, merasa gagal karena tidak mampu menggapai sesuai dengan
keinginan ideal diri1.
Harga diri rendah adalah evaluasi diri dan perasaan tentang diri atau kemampuan
diri yang negative, dapat secara lansung atau tidak lansung di ekspresikan.
Seseorang yang dikatakan mempunyai konsep diri negative jika ia meyakini dan
memandang bahwaa dirinya lemah, tidak berdaya , tidak dapat berbuat apa-apa, tidak
kompeten, gagal, malang, tidak menarik dan kehilangan daya tarik untuk hidup. Orang
yang konsep diri negative akan cenderung bersikap pesimistik terhadap kehidupan dan
kesempatan yang dihadapinya. Akan ada dua pihak yang akan disalahkannya, entah itu
meyalahkan diri sendiri (secara negative) atau menyalahkan orang lain. 2
i.
j.
k.
l.
m.
n.
o.
p.
q.
r.
1 Kaliat, 1998
2 Rini, J.F , 2002
II.3 Data
Do :
Ds :
Minder
Malu
Merasa tidak beharga
Tidak berguna
Dan tidak mampu berbuat apa-apa
HALUSINASI
HDR
Isolasi Sosial
II.5 Intervensi
Klien
SP I :
a. Identifikasi beratnya masalah risiko bunuh diri: isarat, ancaman, percobaan (jika
percobaan segera rujuk).
b. Identifikasi benda-benda berbahaya dan mengankannya (lingkungan aman untuk
pasien)
c. Latihan cara mengendalikan diri dari dorongan bunuh diri: buat daftar aspek
positif diri sendiri, latihan afirmasi/berpikir aspek positif yang dimiliki
d. Masukan pada jadual latihan berpikir positif 5 kali per hari
SP II :
a. Evaluasi kegiatan berpikir positif tentang diri sendiri, beri pujian. Kaji ulang
risiko bunuh diri.
b. Latih cara mengendalikan diri dari dorongan bunuh diri: buat daftar aspek positif
keluarga dan lingkungan, latih afirmasi/berpikir aspek positif keluarga dan
lingkungan.
c. Masukkan pada jadual latihan berpikir positif tentang diri, keluarga dan
lingkungan.
SP III :
a. Evaluasi kegiatan berpikir positif tentang diri, keluarga dan lingkungan.
SP IV :
KELUARGA
SP I :
a. Diskusikan masalah yg dirasakan dalam merawat pasien.
b. Jelaskan pengertian, tanda & gejala, dan proses terjadinya harga diri
rendah (gunakan booklet).
c. Diskusikan kemampuan atau aspek positif pasien yang pernah dimiliki
sebelum dan setelah sakit.
d. Jelaskan cara merawat harga diri rendah terutama memberikan pujian
semua hal yang positif pada pasien.
e. Latih keluarga memberi tanggung jawab kegiatan pertama yang dipilih
f.
SP II :
a. Evaluasi kegiatan keluarga dalam membimbing pasien melaksanakan
SP III :
SP IV :
a. Evaluasi kegiatan keluarga dalam membimbing pasien melaksanakan
kegiatan pertama dan kedua yang telah dilatih. Beri pujian.
b. Bersama keluarga melatih pasien melakukan kegiatan ketiga yang dipilih
c. Anjurkan membantu pasien sesuai jadual dan berikan pujian.
SP 5 S/D 12 :
a. Evaluasi kegiatan keluarga dalam membimbing pasien melakukan
II.6.1 Evaluasi
Evaluasi adalah tindakan untuk mengidentifikasi sejauh mana tujuan dari
perencanaan tercapai dan evaluasi itu sendiri dilakukan terus menerus melalui
hubungan yang erat.
Evaluasi dibagi menjadi dua macam yaitu :
a.
Evaluasi formatif yaitu evaluasi yang dilakukan terus menerus untuk menilai
hasil tindakan yang telah dilakukan.
b. Sumatif yaitu evaluasi akhir yang ditujukan untuk menilai keberhasilan tujuan
yang dilakukan.
Evaluasi dapat dilakukan dengan menggunakan pendekatan SOAP, sebagai pola
pikir :
S:
: Perencanaan atau tindak lanjut berdasarkakn hasil analisa pada respon klien.
Rencana tindak lanjut berupa :
Hasil yang diharapkan saat merawat klien dengan respon konsep diri mal adatif
adalah klien akan mencapai tingkat aktualitas diri yang maksimal untuk menyadari
potensi dirinya.
Evaluasi keberhasilan pada klien dengan gangguan konsep diri : harga diri
rendah :
Pada akhir keperawatan diharapkan :
a) Klien mampu :
1) Klien dapat mengidentifikasikan aspek positif klien, Keluarga dan kemampuan
yang dimiliki klien.
2) Klien menilai kemampuan yang digunakan.
3) Klien membuat rencana kegiatan
4) Klien membuat rencana kegiatan
5) Klien melakukan sesuai kondisi sakit dan kemampuanya
6) Klien mampu memanfaatkan sistem pendukung yang ada di keluarga
7) Melakukan kegiatan hidup sehari hari sesuai jadwal yang dibuat klien.
8) Meminta bantuan keluarga
9) Melakukan follow up secara teratur
b) Keluarga mampu :
1) Mengidentifikasi terjadinya gangguan konsep diri : harga diri rendah kronis
SP 1Pasien:
Mendiskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki pasien,
membantu pasien menilai kemampuan yang masih dapat digunakan,
membantu pasien memilih/menetapkan kemampuan yang akan dilatih,
melatih kemampuan yang sudah dipilih dan menyusun jadwal
pelaksanaan kemampuan yang telah dilatih dalam rencana harian
o Orientasi :
Assalamualaikum, bagaimana keadaan T hari ini ? T terlihat segar.
Bagaimana, kalau kita bercakap-cakap tentang kemampuan dan
kegiatan yang pernah T lakukan?Setelah itu kita akan nilai kegiatan
mana yang masih dapat T dilakukna di rumah sakit. Setelah kita nilai,
kita akan pilih satu kegiatan untuk kita latih
Dimana kita duduk ? bagaimana kalau di ruang tamu ? Berapa lama ?
Bagaimana kalau 20 menit ?
o Kerja :
T, apa saja kemampuan yang T dimiliki? Bagus, apa lagi? Saya
buat daftarnya ya! Apa pula kegiatan rumah tangga yang biasa T
lakukan? Bagaimana dengan merapihkan kamar? Menyapu ? Mencuci
piring..............dst..
kedua.......sampai
5 (misalnya
ada
yang
masih
bisa
SP 2 Pasien:
Melatih pasien melakukan kegiatan lain yang sesuai dengan kemampuan
pasien.
o Orientasi :
Assalammualaikum, bagaimana perasaan
tampak cerah
Bagaimana T, sudah dicoba merapikan tempat tidur sore kemarin/
Tadi pag? Bagus (kalau sudah dilakukan, kalau belum bantu lagi,
sekarang kita akan latihan kemampuan kedua. Masih ingat apa
kegiatan itu T?
Ya benar, kita akan latihan mencuci piring di dapur ruangan ini
Waktunya sekitar 15 menit. Mari kita ke dapur!
o Kerja :
T, sebelum kita mencuci piring kita perlu siapkan dulu
perlengkapannya, yaitu sabut/tapes untuk membersihkan piring, sabun
khusus untuk mencuci piring, dan air untuk membilas., T bisa
menggunakan air yang mengalir dari kran ini. Oh ya jangan lupa
sediakan tempat sampah untuk membuang sisa-makanan
Sekarang saya perlihatkan dulu ya caranya
Terminasi :
Bagaimana perasaan T setelah latihan cuci piring ?
Bagaimana jika kegiatan cuci piring ini dimasukkan menjadi
kegiatan sehari-hari
T. Mau berapa kali T mencuci piring? Bagus sekali T mencuci piring
tiga kali setelah makan.
Besok kita akan latihan
BAB III
PENUTUP
1. KESIMPULAN
Harga diri rendah adalah menolak dirinya sebagai sesuatu yang
berharga dan tidak dapat bertanggungjawab pada kehidupannya sendiri.
Masalah keperawatan yang muncul pada kasus ini adalah :
- Gangguan konsep diri ; harga diri rendah
2. SARAN
a. Bagi Perawat
Diharapkan bagi perawat agar meningkatkan keterampilan dalam
memberikan praktik asuhan keperawatannya, serta pengetahuannya
pada pasien dengan Harga Diri Rendah, sehingga dapat memberikan
asuhan keperawatan yang maksimal dan dapat menjadi edukator bagi
klien maupun keluarganya.
b. Bagi Mahasiswa
Diharapkan bagi mahasiswa dengan adanya makalah ini dapat
membantu dalam dalam pembuatan asuhan keperawatan.
c. Bagi Dunia Keperawatan
Diharapkan asuhan keperawatan ini dapat terus ditingkatkan
kekurangannya sehingga dapat menambah pengetahuan yang lebih
baik bagi dunia keperawatan, serta dapat diaplikasikan untuk
mengembangkan kompetensi dalam keperawatan.