Anda di halaman 1dari 9

1.

Latar Belakang
Pada Zaman modern ini telah hadirnya sebuah era baru,yaitu Era Globalisasi.Globalisasi sendiri
memiliki arti bahwa dunia ini sudah tidak ada lagi batasan.Bisa kita bandingkan dengan era
sebelum globalisasi, yang mana seakan-akan adanya sekat sekat atau batasan-batasan dalam
berbagai aspek dalam dunia ini.Seperti contohnya adalah dalam bidang komunikasi.Pada zaman
dahulu arus komunikasi masih sangat lamabat,misalnya ada seseorang akan mengirimkan sebuah
informasi untuk orang lain,cara yang bisa dilakukan adalah dengan surat.Untuk informasi
tersebut dapat diterima oleh si penerima maka membutuhkan banyak waktu agar informasi dapat
diterima.
Dalam bidang lain ada bidang informasi, pada zaman dahulu arus informasi sangat lambat, dan
membutuhkan banyak waktu .Jika dibandingkan dengan Era Globalisasi sekarang arus informasi
menjadi sangat cepat yang sudah menggunakan internet.Dengan adanya internet arus informasi
menjadi sangat cepat dan selalu menghadirkan informasi yang terbaru.Globalisasi tidak hanya
mencakup bidang diatas saja,tetapi hampir semua bidang kehidupan di dunia ini.
Era Globalisasi melanda hampir semua negara di dunia ini termasuk dengan negara kita
Indonesia.Globalisasi juga meberi banyak perubahan juga dalam kehidupan Bangsa
Indonesia.Hal itu pasti terjadi karena arus globalisasi dunia ini sangatlah kuat.Perubahan yang
diterima dari Globalisasi dalam kehidupan Bangsa Indonesia ada yang berdampak positif dan
negatif.
Hal yang memberikan dampak positif pasti sangat diterima,karena akan membuat bangsa
Indonesia menjadi lebih baik , menjadi negara maju dan mencapai tujuan Nasional Bangsa
Indonesia.Tetapi ada juga yang memberikan dampak negatif,yang membuat terhambatnya
Bangsa kita mencapai tujuan Nasional. Tujuan Nasional Bangsa kita ada dalam Pembukaan
UUD 45 Alinea Ke-4.Disitu terdapat 3 hal yaitu: Melindungi segenap bangsa Indonesia dan
seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan
bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia.
Tujuan Nasional itulah yang harus dicapai bangsa ini agar kita mampu bertahan menjadi negara
yang dihormati di dunia ini.Tetapi dengan adanya globalisasi menjadi sebuah tantangan baru bagi
Indonesia, untuk mencapai tujuan yang Bangsa ini inginkan. Sampai sekarangpun kita Bangsa
Indonesia masih berjuang untuk mencapainya, walau dengan kerasnya arus globalisasi.
Oleh karena itu perlunya aktualisasi Pancasila dalam menghadapi era Globalisasi agar tujuan
Nasional dapat tercapai.
2. Maksud dan Tujuan
Maksud dan tujuan penulisan ini diharapkan agar pembaca dapat memaknai serta
mengaktualisasikan nilai-nilai pancasila dan undang undang 1945 dalam mengahadapi era
Globalisasi ini.Dan mengerti arti dari globalisasii,paradigma baru dan paham kebangsaan.
Penulisan ini dibuat agar Bangsa Indonesia dapat mengahadapi arus yang kuat dari
Globalisasi.Dan menjadi Bangsa yang tangguh dan tidak terkalahkan.
3. Ruang Lingkup
Penulisan ini mencakup dalam mengaktualisasikan Pancasila dalam Era Globalisasi agar

mencapai tujuan Nasional,pengertain dnri Globalisasi itu sendiri ,paradigma baru dan Paham
kebangsaan.
Bab II. AKTUALISASI PANCASILA
1.Globalisasi
Globalisasi adalah keterkaitan dan ketergantungan antar bangsa dan antar manusia di seluruh
dunia melalui perdagangan, investasi, perjalanan, budaya populer, dan bentuk-bentuk interaksi
yang lain sehingga batas-batas suatu negara menjadi semakin sempit.Globalisasi adalah suatu
proses di mana antar individu, antar kelompok, dan antar negara saling berinteraksi, bergantung,
terkait, dan memengaruhi satu sama lain yang melintasi batas negara
Berikut ini beberapa ciri yang menandakan semakin berkembangnya fenomena globalisasi di
dunia.
a. Perubahan dalam konsep ruang dan waktu. Perkembangan barang-barang seperti telepon
genggam, televisi satelit, dan internet menunjukkan bahwa komunikasi global terjadi demikian
cepatnya, sementara melalui pergerakan massa semacam turisme memungkinkan kita merasakan
banyak hal dari budaya yang berbeda.
b. Pasar dan produksi ekonomi di negara-negara yang berbeda menjadi saling bergantung sebagai
akibat dari pertumbuhan perdagangan internasional, peningkatan pengaruh perusahaan
multinasional, dan dominasi organisasi semacam World Trade Organization (WTO).
c. Peningkatan interaksi kultural melalui perkembangan media massa (terutama televisi, film,
musik, dan transmisi berita dan olah raga internasional). saat ini, kita dapat mengonsumsi dan
mengalami gagasan dan pengalaman baru mengenai hal-hal yang melintasi beraneka ragam
budaya, misalnya dalam bidang fashion, literatur, dan makanan.
d. Meningkatnya masalah bersama, misalnya pada bidang lingkungan hidup, krisis multinasional,
inflasi regional dan lain-lain.
Dalam banyak hal, globalisasi mempunyai banyak karakteristik yang sama dengan
internasionalisasi sehingga kedua istilah ini sering dipertukarkan. Sebagian pihak sering
menggunakan istilah globalisasi yang dikaitkan dengan berkurangnya peran negara atau batasbatas negara. Globalisasi menyangkut dalam berbagai bidang di dunia,hampir semua bidang
terkena oleh arus globalisasi.Bdang-bidang tersebut daiantaranya adalah bidang
informasi,komunikasi,ekonomi sosial dan budaya.
Dalam bidang informasi seperti kita tahu arus informasi pada zaman dahulu sngatlah
lamban.Tapi bisa kita lihat pada zaman sekarang arus informasi itu sangatlah cepat.Setiap detik
pun bisa ada informasi terbaru.Jadi di era Globalisasi ini sudah tidak ada lagi batasan karena
adanya dukungan dari teknologi .dan setiap orang bebas untuk bisa mengakses informasi yang
tersebar dan yang ada dari berbagai media.
Hal tersebut membuat informasi sangatlah mudah sekali untuk didapat.Pada Era sekarang arus
informasi tidak mengenal lagi batasan-batasan,seperti batasan waktu dan wilayah yang dapat
menghambat arus informsi.Dan pada Zaman sekarang setiap oran bisa mengakses informasi
apapun yang diinginkan dimanapun dan kapanpun.Dan dengan begini globalisasi dalam bidang

informasi telah memberikan dampak positif.Yaitu setiap orang dapat mengetahui informasi yang
terbaru.
Dalam bidang komunikasipun juga mengalami globalisasi. Pada zaman dahulu orang orang
berkomunikasi masih sangat terbatas.Karena masih terbatas oleh wilayah waktu dan teknologi
yang dipakai.Orang-oran zaman dahulu jika ingin berkomunikasi denga orang yang berdomisili
yang jauh,cara yang diunakan adalah dengan saling mengrirmi surat.Dan sangat mengalami
kesulitan untuk berkomunikasi dengan orang yang diluar negri kareana akan membutuhkan
waktu yang sangat banyak.
Tapi dengan adanya teknologi yang semakin berkembang membuat batasan-batasan yang tadinya
menghambat menjadi hilang dan setiap orang bisa berkomunikasi dengan siapa saja,dimana saja
dan kapan saja.Hal ini membuat manusia dalam melakukan aktivitas menjadi lebih
dipermudah.Dan akan memepererat pertemanan maupun persaudaraan.
Lain lagi dalam bidang ekonomi,globalisasi membuat para pelaku ekonomi menjadi lebih mudah
dalam melakukan tindak ekonomi.Para pelaku ekonomi mendapatkan keuntungan yang lebih
terhadapa arus globalisasi.Karena sudah tidak ada batasan lagi untuk melakukan kegiatan
bussines denga pelaku ekonomi lainnya.Batasan-batasnapun juga sudah ada juga yang
dihilangkan.
Seperti kita lihat di ASEAN yang membuat para anggotanya untuk bisa bebas berdagang antar
nagara lagi.Hal ini memeberikan dampak positif dan negatf juga pada Bangsa Indonesia.Dampak
negatifnya adalah produsen dalam negri yang tidak terlalu kuat akan tergerus dengan adanya
produsen luar negri yang menghasilkan produk lebih baik .
Sehingga akan ada banyaknya produsen-produsen yang akan gulung tikar.Dampak positif akan
diterima dan dirasakan langsung oleh para produsen yang memiliki modal yang besar.karena
produsen ini akan mudah untuk bisa mengekspor barangnya keluar negeri.Oleh karena itu
Bangsa indonesia harus kuat dalam melndungi para produsen yang bermodal kecil.
Dalam bidang budaya dan sosial juga mengalami globalisasi.Bisa kita lihat dalam bangsa
Indonesi dalam bidang budaya.Adanya dampak negatif dalam budaya kita.Bisa dilihat dari
berbagai aspek.Contohnya yang cukup terlihat adalah dalam pakaian,banyak generasi muda yang
lupa akan jati diri bangsanya yang sopan dan santun.para generasi muda lebih memilih untuk
mengikuti budaya luar daripada budayanya sendiri.Bahkan banyak para generasi muda yang lupa
akan budayanya.Oleh karena itu perlu adanya Aktualisasi Pancasila dalam kehidupan Bangsa
Indonesia.
Berikut ini adalah pengertian dan definisi globalisasi:
# SELO SOEMARDJAN
Globalisasi adalah terbentuknya sistem organisasi dan komunikasi antar masyarakat di seluruh
dunia untuk mengikuti sistem dan kaidah-kaidah yang sama.

# KAMUS BAHASA
Globalisasi merupakan fenomena yang menjadikan dunia mengecil dari segi perhubungan
manusia. Hal ini dimungkinkan karena perkembangan tekhnologi yang sangat cepat
# CENDEKIAWAN BARAT
Globalisasi adalah satu proses kehidupan yang serba luas, tidak terbatas, dan merangkum segala
aspek kehidupan, seperti politik, sosial, dan ekonomi yang dapat dinikmati oleh seluruh umat
amnusia di dunia ini
2. Aktualisasi Pancasila
Aktualisasi sendiri mempunyai pengertian bahwa nilai nilai yang terkandung dalam Pancasila
diterapkan dalam kehidupan kita sehari-hari. Ini merupakan salah satu cara yang ampuh untuk
menghadapi arus globalisasi yang kuat yang menyerang berbagai bidang di Indonesia.
Dengan aktualisasi Pancasila bisa untuk diterapkan dalam setiap pengambilan keputusan.Dan
perkembangan era globalisasi bukan merupakan penghalang untuk tetap memakai pancasila
sebagai dasar Negara, karena pancasila menganut ideology terbuka yang bisa menerima
perkembangna zaman.
Sehingga dengan mengaktualisasikan Pancasila, ini bisa membangun nilai moral bangsa kita dan
masyarakat Indonesia menjadi kuat dan tidak kalah pada era Globalisai.Dan negara kita menjadi
makmur dan menjadi negara yang terpandang Aktualisasi Pancasila juga akan membuat
tercapainya tujuan nasional,yang terdapat dalam UUD 45 alinea ke 4.Walaupun sulit untuk
mencapainya tetapi harus terus untuk teap mengusahakannya.
3. Paradigma Baru
Dengan mengaktualisasikan Pancasila maka akan melahirkan paradigam baru dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara Indonesia. Istilah paradigma pada mulanya dipakai dalam bidang
filsafat ilmu pengetahuan. Menurut Thomas Kuhn, Orang yang pertama kali mengemukakan
istilah tersebut menyatakan bahwa ilmu pada waktu tertentu didominasi oleh suatu paradigma.
Paradigma adalah pandangan mendasar dari para ilmuwan tentang apa yang menjadi pokok
persoalan suatu cabang ilmu pengetahuan. Istilah paradigma makin lama makin berkembang
tidak hanya di bidang ilmu pengetahuan, tetapi pada bidang lain seperti bidang politik, hukum,
sosial dan ekonomi.
Berikut adalah penerapan Pancasila di bidang sebagai Paradigma Baru :
A.Pancasila sebagai Paradigma Pembangunan
Nilai-nilai dasar Pancasila itu dikembangkan atas dasar hakikat manusia. Hakikat manusia
menurut Pancasila adalah makhluk monopluralis. Kodrat manusia yang monopluralis tersebut
mempunyai ciri-ciri, antara lain:
a. susunan kodrat manusia terdiri atas jiwa dan raga
b. sifat kodrat manusia sebagai individu sekaligus sosial
c. kedudukan kodrat manusia sebagai makhluk pribadi dan makhluk tuhan.

Berdasarkan itu, pembangunan nasional diarahkan sebagai upaya meningkatkan harkat dan
martabat manusia yang meliputi aspek jiwa, raga,pribadi, sosial, dan aspek ketuhanan. Secara
singkat, pembangunan nasional sebagai upaya peningkatan manusia secara totalitas.
Pembangunan sosial harus mampu mengembangkan harkat dan martabat manusia secara
keseluruhan. Oleh karena itu, pembangunan dilaksanakan di berbagai bidang yang mencakup
seluruh aspek kehidupan manusia. Pembangunan, meliputi bidang politik, ekonomi, sosial
budaya, dan pertahanan keamanan.
Pancasila menjadi paradigma dalam pembangunan politik, ekonomi, sosial budaya, dan
pertahanan keamanan.
a. Pancasila Sebagai Paradigma Pembangunan Politik
Manusia Indonesia selaku warga negara harus ditempatkan sebagai subjek atau pelaku politik
bukan sekadar objek politik. Pancasila bertolak dari kodrat manusia maka pembangunan politik
harus dapat meningkatkan harkat dan martabat manusia. Sistem politik Indonesia yang bertolak
dari manusia sebagai subjek harus mampu menempatkan kekuasaan tertinggi pada rakyat.
Kekuasaan adalah dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat. Sistem politik Indonesia yang sesuai
pancasila sebagai paradigma adalah sistem politik demokrasi bukan otoriter.
Berdasar hal itu, sistem politik Indonesia harus dikembangkan atas asas kerakyatan (sila IV
Pancasila). Pengembangan selanjutnya adalah sistem politik didasarkan pada asas-asas moral
daripada sila-sila pada pancasila. Oleh karena itu, secara berturut-turut sistem politik Indonesia
dikembangkan atas moral ketuhanan, moral kemanusiaan, moral persatuan, moral kerakyatan,
dan moral keadilan.Perilaku politik, baik dari warga negara maupun penyelenggara negara
dikembangkan atas dasar moral tersebut sehingga menghasilkan perilaku politik yang santun dan
bermoral.
Pancasila sebagai paradigma pengembangan sosial politik diartikan bahwa Pancasila bersifat
sosial-politik bangsa dalam cita-cita bersama yang ingin diwujudkan dengan menggunakan nilainilai dalam Pancasila. Pemahaman untuk implementasinya dapat dilihat secara berurutanterbalik:
Penerapan dan pelaksanaan keadilan sosial mencakup keadilan politik, budaya, agama, dan
ekonomi dalam kehidupan sehari-hari;
Mementingkan kepentingan rakyat (demokrasi) bilamana dalam pengambilan keputusan;
Melaksanakan keadilan sosial dan penentuan prioritas kerakyatan berdasarkan konsep
mempertahankan persatuan;
Dalam pencapaian tujuan keadilan menggunakan pendekatan kemanusiaan yang adil dan
beradab;
Tidak dapat tidak; nilai-nilai keadilan sosial, demokrasi, persatuan, dan kemanusiaan (keadilankeberadaban) tersebut bersumber pada nilai Ketuhanan Yang Maha Esa.

Di era globalisasi informasi seperti sekarang ini, implementasi tersebut perlu direkonstruksi
kedalam pewujudan masyarakat-warga (civil society) yang mencakup masyarakat tradisional
(berbagai asal etnik, agama, dan golongan), masyarakat industrial, dan masyarakat purna
industrial. Dengan demikian, nilai-nilai sosial politik yang dijadikan moral baru masyarakat
informasi adalah:
~ nilai toleransi;
~ nilai transparansi hukum dan kelembagaan;
~ nilai kejujuran dan komitmen (tindakan sesuai dengan kata);
~ bermoral berdasarkan konsensus (Fukuyama dalam Astrid: 2000:3).
b. Pancasila Sebagai Paradigma Pembangunan Ekonomi
Sesuai dengan paradigma pancasila dalam pembangunan ekonomi maka sistem dan
pembangunan ekonomi berpijak pada nilai moral daripada pancasila. Secara khusus, sistem
ekonomi harus mendasarkan pada dasar moralitas ketuhanan (sila I Pancasila) dan kemanusiaan (
sila II Pancasila). Sistem ekonomi yang mendasarkan pada moralitas dam humanistis akan
menghasilkan sistem ekonomi yang berperikemanusiaan. Sistem ekonomi yang menghargai
hakikat manusia, baik selaku makhluk individu, sosial, makhluk pribadi maupun makhluk tuhan.
Sistem ekonomi yang berdasar pancasila berbeda dengan sistem ekonomi liberal yang
hanyamenguntungkan individu-individu tanpa perhatian pada manusia lain. Sistem ekonomi
demikian juga berbeda dengan sistem ekonomi dalam sistem sosialis yang tidak mengakui
kepemilikan individu.
Pancasila bertolak dari manusia sebagai totalitas dan manusia sebagai subjek. Oleh karena itu,
sistem ekonomi harus dikembangkan menjadi sistem dan pembangunan ekonomi yang bertujuan
pada kesejahteraan rakyat secara keseluruhan. Sistem ekonomi yang berdasar pancasila adalah
sistem ekonomi kerakyatan yang berasaskan kekeluargaan. Sistem ekonomi Indonesia juga tidak
dapat dipisahkan dari nilai-nilai moral kemanusiaan.
Pembangunan ekonomi harus mampu menghindarkan diri dari bentuk-bentuk persaingan bebas,
monopoli dan bentuk lainnya yang hanya akan menimbulkan penindasan, ketidakadilan,
penderitaan, dan kesengsaraan warga negara.
Pancasila sebagai paradigma pengembangan ekonomi lebih mengacu pada Sila Keempat
Pancasila; sementara pengembangan ekonomi lebih mengacu pada pembangunan Sistem
Ekonomi Indonesia. Dengan demikian subjudul ini menunjuk pada pembangunan Ekonomi
Kerakyatan atau pembangunan Demokrasi Ekonomi atau pembangunan Sistem Ekonomi
Indonesia atau Sistem Ekonomi Pancasila.

Dalam Ekonomi Kerakyatan, politik/kebijakan ekonomi harus untuk sebesarbesar


kemakmuran/kesejahteraan rakyatyang harus mampu mewujudkan perekonomian nasional
yang lebih berkeadilan bagi seluruh warga masyarakat (tidak lagi yang seperti selama Orde Baru
yang telah berpihak pada ekonomi besar/konglomerat). Politik Ekonomi Kerakyatan yang lebih
memberikan kesempatan, dukungan, dan pengembangan ekonomi rakyat yang mencakup
koperasi, usaha kecil, dan usaha menengah sebagai pilar utama pembangunan ekonomi nasional.
Oleh sebab itu perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan.
Bangun perusahaan yang sesuai dengan ini ialah koperasi. Ekonomi Kerakyatan akan mampu
mengembangkan program-program kongkrit pemerintah daerah di era otonomi daerah yang lebih
mandiri dan lebih mampu mewujudkan keadilan dan pemerataan pembangunan daerah.
Dengan demikian, Ekonomi Kerakyatan akan mampu memberdayakan daerah/rakyat dalam
berekonomi, sehingga lebih adil, demokratis, transparan, dan partisipatif. Dalam
Ekonomi Kerakyatan, Pemerintah Pusat (Negara) yang demokratis berperanan memaksakan
pematuhan peraturan-peraturan yang bersifat melindungi warga atau meningkatkan kepastian
hukum.
c. Pancasila Sebagai Paradigma Pembangunan Sosial Budaya
Pancasila pada hakikatnya bersifat humanistik karena memang pancasila bertolak dari hakikat
dan kedudukan kodrat manusia itu sendiri. Hal ini sebagaimana tertuang dalam sila Kemanusiaan
yang adil dan beradab. Oleh karena itu, pembangunan sosial budaya harus mampu meningkatkan
harkat dan martabat manusia, yaitu menjadi manusia yang berbudaya dan beradab. Pembangunan
sosial budaya yang menghasilkan manusia-manusia biadab, kejam, brutal dan bersifat anarkis
jelas bertentangan dengan cita-cita menjadi manusia adil dan beradab.
Manusia tidak cukup sebagai manusia secara fisik, tetapi harus mampu meningkatkan derajat
kemanusiaannya. Manusia harus dapat mengembangkan dirinya dari tingkat homo
menjadi human. Berdasar sila persatuan Indonesia, pembangunan sosial budaya dikembangkan
atas dasar penghargaan terhadap nilai sosial dan budaya-budaya yang beragam di seluruh
wilayah Nusantara menuju pada tercapainya rasa persatuan sebagai bangsa.
Perlu ada pengakuan dan penghargaan terhadap budaya dan kehidupan sosial berbagai kelompok
bangsa Indonesia sehingga mereka merasa dihargai dan diterima sebagai warga bangsa. Dengan
demikian, pembangunan sosial budaya tidak menciptakan kesenjangan, kecemburuan,
diskriminasi, dan ketidakadilan sosial. Paradigma-baru dalam pembangunan nasional berupa
paradigma pembangunan berkelanjutan, yang dalam perencanaan dan pelaksanaannya perlu
diselenggarakan dengan menghormati hak budaya komuniti-komuniti yang terlibat, di samping
hak negara untuk mengatur kehidupan berbangsa dan hak asasi individu secara berimbang (Sila
Kedua).

Hak budaya komuniti dapat sebagai perantara/penghubung/penengah antara hak negara dan hak
asasi individu. Paradigma ini dapat mengatasi sistem perencanaan yang sentralistik dan yang
mengabaikan kemajemukan masyarakat dan keanekaragaman kebudayaan Indonesia. Dengan
demikian, era otonomi daerah tidak akan mengarah pada otonomi suku bangsa tetapi justru akan
memadukan pembangunan lokal/daerah dengan pembangunan regional dan pembangunan
nasional (Sila Keempat), sehingga ia akan menjamin keseimbangan dan kemerataan (Sila
Kelima) dalam rangka memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa yang akan sanggup
menegakan kedaulatan dan keutuhan wilayah NKRI (Sila Ketiga).
Apabila dicermati, sesungguhnya nilai-nilai Pancasila itu memenuhi kriteria sebagai puncakpuncak kebudayaan, sebagai kerangka-acuan-bersama, bagi kebudayaan kebudayaan di daerah:
(1) Sila Pertama, menunjukan tidak satu pun sukubangsa ataupun golongan sosial dan komuniti
setempat di Indonesia yang tidak mengenal kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa;
(2) Sila Kedua, merupakan nilai budaya yang dijunjung tinggi oleh segenap warganegara
Indonesia tanpa membedakan asal-usul kesukubangsaan, kedaerahan, maupun golongannya;
(3) Sila Ketiga, mencerminkan nilai budaya yang menjadi kebulatan tekad masyarakat majemuk
di kepulauan nusantara untuk mempersatukan diri sebagai satu bangsa yang berdaulat;
(4) Sila Keempat, merupakan nilai budaya yang luas persebarannya di kalangan masyarakat
majemuk Indonesia untuk melakukan kesepakatan melalui musyawarah. Sila ini sangat relevan
untuk mengendalikan nilai-nilai budaya yang mendahulukan kepentingan perorangan;
(5) Sila Kelima, betapa nilai-nilai keadilan sosial itu menjadi landasan yang membangkitkan
semangat perjuangan bangsa Indonesia dalam memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan
kehidupan bangsa, dan ikutserta melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,
perdamaian abadi, dan keadilan sosial.
d. Pancasila Sebagai Paradigma Pembangunan Hukum
Salah satu tujuan bernegara Indonesia adalah melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh
tumpah darah Indonesia. Hal ini mengandung makna bahwa tugas dan tanggung jawab tidak
hanya oleh penyelenggara negara saja, tetapi juga rakyat Indonesia secara keseluruhan. Atas
dasar tersebut, sistem pertahanan dan keamanan adalah mengikut sertakan seluruh komponen
bangsa. Sistem pembangunan pertahanan dan keamanan Indonesia disebut sistem pertahanan dan
keamanan rakyat semesta (sishankamrata).
Sistem pertahanan yang bersifat semesta melibatkan seluruh warga negara, wilayah, dan sumber
daya nasional lainnya, serta dipersiapkan secara dini oleh pemerintah dan diselenggarakan secara
total terpadu, terarah, dan berlanjut untuk menegakkan kedaulatan negara, keutuhan wilayah, dan

keselamatan segenap bangsa dari segala ancaman. Penyelenggaraan sistem pertahanan semesta
didasarkan pada kesadaran atas hak dan kewajiban warga negara, serta keyakinan pada kekuatan
sendiri.
4. Paham Kebangsaan
Paham Kebangsaan merupakan pengertian yang mendalam tentang apa dan bagaimana bangsa
itu mewujudkan masa depannya. Dalam mewujudkan paham tersebut belum diimbangi adanya
legitimasi terhadap sistem pendidikan secara nasional, bahkan masih terbatas muatan lokal,
sehingga muatan nasional masih diabaikan. Tidak adanya materi pelajaran Moral Pancasila atau
Pendidikan Sejarah Perjuangan Bangsa (PSPB) atau sertifikasi terhadap Pedoman Penghayatan
dan Pengamalan Pancasila (P4) di setiap strata pendidikan, baik formal, nonformal, maupun di
masyarakat luas.
Paham kebangsaan kita adalah bahwa ideologi bangsa kita adalah Pancasila.Dan semua harus
bersumber dan sesuai dengan pacasila.karena dengan Pancasila akan mempersatukan kita dan
membuat Bangsa kita tetap utuh dan menjadi satu .Dengan paham ini akan membauta bangsa
kita tidak ada perpecahan satu sama lain.
Bab 3. Penutup
1. Kesimpulan
Jadi globalisasi adalah dunia yang tanpa batas.Dan merupakan sebuah momok yang ada pada
Zaman sekarang ini.Globalisasi mencakup berbagai macam bidang kehidupan semua negara di
dunia termasuk Indonesia.Cara untuk menghadapinya adalah denga aktualisasi Pancasila.Ini
merupakan cara yang ampuh untuk menghadapi arus globalisasi.Dengan cara ini bangsa
Indonesia akan mencapai tujuan Nasionalnya.Pancasila juga dapat diterapkan dalam berbagai
bidang sehingga dapa tmelahirkan sebuah paradigma baru dalam Bangsa ini yang berguna untuk
kemajuan bangsa ini sendiri.Dan akan menjadi sebuah pemahaman baru bagi bagnsa kita yang
mencirikan bangsa kita dengan negara lain
2.Saran
Diharapkan bagi para pembaca agar dapat menerapkan yang dibahas dikehidupan sehari hari
agar menciptakan bangsa yang lebih baik lagi dan mewujudkan cita cita bangsa ini.Dan
menjadikan bangsa indonesia menjadi lebih baik dan kuat dalam menghadapi arus globalisasi
dan mencapai tujuan nasionalnya

Anda mungkin juga menyukai