Anda di halaman 1dari 7

BAB I

Pendahuluan
A. Latar belakang
Manusia adalah makhluk yang paling sempurna, satu-satunya makhluk yang dibekali akal
fikiran oleh Allah SWT dan akal itulah yang membuat manusia mempunyai rasa ingin tahu
terhadap suatu hal yang belum ia ketahui. Dan rasa ingin tahu inilah yang membuat manusia
terdorong untuk mengenal, memahami, menjelaskan dan berusaha untuk memecahkan masalah
yang mereka hadapi yang akhirnya munculah apa yang disebut dengan ilmu pengetahuan.
Maka dari itu disini kami akan menjelaskan tentang perkembangan pola pikir manusia
dan apa saja yang dapat mempengaruhi perkembangan pola pikir manusia.
B. Maksud dan tujuan
Dengan ditulisnya makalah ini penulis berharap dapat membantu memberikan
pengetahuan mengenai Perkembangan Pola Pikir Manusia sehingga dapat bermanfaat bagi
pembaca.
C. metode
Metode penulisan makalah ini adalah bersifat Deskriptif yang artinya menjelaskan
dengan metode kajian kepustakaan, yaitu penelitian yang dilakukan melalui kepustakaan,
mengumpulkan data-data dan keterangan melalui buku-buku dan bahan lainnya yang ada
hubungannya dengan masalah-masalah yang diteliti.
D. Rumusan Masalah
Banyak persoalan yang perlu dibahas mengenai Perkembangan Pola Pikir Manusia
Namun untuk membatasi ruang lingkup dalam pembahasan masalah, penulis hanya membatasi
pada masalah :
1 . Proses Perkembangan Pola Pikir Manusia berdasarkan rasa ingin tahu.
2 . Proses perkembangan pola piker manusia berdsarkan mitos.
3 . Proses perkembangan pola piker manusia berdasarkan penalaran.

BAB II
PEMBAHASAN
A. Perkembangan Pola Pikir Manusia
Sejak lahirnya di muka bumi ini, manusia bersentuhan dengan alam. Persentuhan dengan
alam menimbulkan pengalaman. Alam memberikan rangsangan kepada manusia melalui
pancaindera. Jadi, pancaindera merupakan alat komunikasi antara alam dengan manusia yang
membuahkan pengalaman.Pengalaman itu waktu demi waktu bertambah, karena manusia ingin
mendapatkan jawaban atas pertanyaan yang hakiki; apa, bagaimana, dan mengapa, baik atas
kehadirannya di dunia ini, maupun atas segala benda yang telah mengadakan kontak dengan
dirinya.Perkembangan pola pikir manusia ini dari zaman ke zaman terus berubah bahkan
bertambah, karena dipengaruhi oleh beberapa faktor, di antaranya1[1]:
1.Rasa ingin tahu
Ilmu Pengetahuan bermula dari rasa ingin tahu (curiousity). Perasaan ini merupakan salah
satu ciri khas manusia. Rasa ingin tahu berkembang, baik tentang dirinya sendiri maupun bendabenda di sekelilingnya dan rasa yang seperti itu tidak dimiliki oleh makhluk hidup lainnya.2[2]
Dan Manusia sebagai mahluk ciptaan Allah SWT, mempunyai ciri-ciri yang pertama
memiliki organ tubuh yang kompleks dan sangat khusus terutama otaknya. Kedua mengadakan
pertukaran zat, yakni adanya zat yang masuk dan keluar.Ketiga memberikan tanggapan terhadap
rangsangan dari dalam dan dari luar. Ke empat memiliki potensi berkembang biak. Kelima
tumbuh dan bergerak. Ke enam berinteraksi dengan lingkungannya dan yang terakhir mati.
Sudah kita ketahui, bahwa pada poin satu tadi telah menunjukkan bahwa manusia
mempunyai otak, sama halnya dengan bintang, namun inilah yang menjadi perbedaan manusia
dengan binatang. Mungkin memang benar bintatang juga mempunyai kehendak misalnya burung
burung mempunyai kehendak untuk berpindah dari satu tempat ke tempat lain didorong oleh
suatu keinginan, rasa ingin tahu. Ingin tahu apakah sutau tempat cukup aman untuk membuat
sarang?. Setelah mengadakan eksplorasi,3[3] tentu mereka jadi tahu. Itulah pengetahuan dari
burung tadi. Burung juga memiliki pengetahuan untuk membuat sarang di atas pohon.
1
2

Bagaimana halnya dengan manusia?. Manusia juga memiliki insting seperti yang dimiliki
oleh hewan. Namun manusia memiliki kelebihan yaitu adanya kemampuan berfikir. Dengan kata
lain, curiosity-nya tidak idle.4[4] Tidak tetap sepanjang zaman. Manusia memiliki rasa ingin tahu
yang berkembang, atau kemampuan berfikir. Setelah tahu tentang apanya, mereka ingin tahu
bagaimana dan mengapa begitu.
Manusia mampu menggunakan pengetahuannya yang terdahulu untuk dikombinasikan
dengan pengetahuannya yang baru, sehingga menjadi suatu akumulasi pengetahuan. Rasa ingin
tahu manusia ini menyebabkan pengetahuan mereka menjadi berkembang. Hal ini tidak saja
meliputi kebutuhan-kebutuhan praktis untuk hidupnya sehari-hari, seperti bercocok tanam atau
membuat panah atau lembing untuk berburu, tetapi juga berkembang sampai pada hal-hal yang
menyangkut keindahan.
Rasa ingin tahu semacam ini tidak dimiliki oleh hewan. Rasa ingin tahu pada hewan hanya
terbatas pada rasa ingin tahu yang tetap. Yang tidak berubah dari zaman ke zaman. Hewan
bergerak dari satu tempat ke tempat lain hanya didorong oleh rasa ingin tahunya yang
bersangkutan erat dengan nalurinya saja.
Dengan selalu berlangsungnya perkembangan pengetahuan itu tampak lebih nyata bahwa
manusia berbeda dengan hewan. Manusia merupakan mahluk hidup yang berakal serta
mempunyai derajat yang tertinggi bila dibandingkan dengan hewan atau mahluk lainnya.
2. Mitos
`Mitos adalah suatu pengetahuan berdasarkan penghayatan digabungkan dengan
pengalaman dan didasarkan dengan kepercayaan. Dalam istilah lain disebutkan bahwa mitos
adalah pengetahuan baru yang merupakan kombinasi antara pengalaman-pengalaman dan
kepercayaan.5[5]
Mitos merupakan tahap kedua dari perkembangan pola pikir manusia. Karena manusia
juga berusaha memenuhi kebeutuhan non fisik atau kebutuhan alam pikirannya. Rasa ingin tahu
manusia ternyata tidak dapat terpuaskan hanya atas dasar pengamatan maupun pengalamannya.
Untuk itulah, manusia mereka-reka sendiri jawaban atas keingintahuannya itu. Sebagai contoh,
3
4
5

mengapa gunung meletus?, karena tak tahu jawabannya, manusia mereka-reka sendiri dengan
jawaban si penunggu gunung itu sedang marah. Di sinilah muncul pengetahuan baru yang
disebut si penunggu. Dengan menggunakan jalan pikiran yang sama, muncullah anggapan
adanya si penunggu. Cerita yang berdasarkan atas mitos disebut legenda. Mitos timbul
disebabkan antara lain oleh keterbatasan alat indera manusia, yaitu indera penglihatan, indera
pendengaran, indera pencium, indera pengecap, dan indera perasa.
Puncak hasil pemikiran mitos terjadi pada zaman Babylonia (700-600 SM) yaitu horoskop
(ramalan bintang), ekliptika (bidang edar Matahari) dan bentuk alam semesta yang menyerupai
ruangan setengah bola dengan bumi datar sebagai lantainya sedangkan langit-langit dan
bintangnya merupakan atap.6[6]
3. Penalaran
Berdasarkan kemampuan berpikir manusia yang semakin maju dan perlengkapan
pengamatan makin sempurna misalya teropong bintang yang semakin sempurna, maka mitos
dengan berbagai legenda makin ditinggalkan orang dan mereka cenderung berpikir secara logis
dengan menggunakan akal sehat (rasio).
Tokoh-tokoh Yunani yang dianggap sebagai pelopor perubahan pola berpikir masa itu
antara lain adalah:
a. Anaximander ( 610 546 SM) Seorang pemikir yang sezaman dengan Thales berpendapat
bahwa alam semesta yang kita lihat berbentuk seperti bola dan bumi sebagai pusatnya. Selain itu
dia juga mengajarkan pembuatan jam matahari dengan menegakkan sebuah tongkat di atas bumi
yang horizontal dan menentukan bayangan tongkat itu menjadi petunjuk waktu dan juga titik
balik matahari.
b. Anaximenes (560 520 SM) Dia melahirkan teori pertama tentang transmutasi unsur-unsur,
yang menyatakan bahwa unsur dasar pembentukan semua benda adalah air. Bila merenggang
akan menjadi api atau gas, sedangkan bila memadat akan menjadi tanah.
c. Herakleitos (560 470 SM) Dia berpendapat bahwa apilah yang menyebabkan transmutasi itu,
tanpa api benda-benda akan tetap seperti adanya.
a.

Pythagoras ( 500 SM)

Unsur dasar semua benda sebenarnya ada 4: tanah, api, udara, dan air.

Bumi bulat dan berputar, karena itu seolah-olah benda-benda alam lainnya

termasuk

matahari mengelilingi bumi.


-

Melahirkan dalil Pythagoras dalam ilmu matematika: kuadrat sisi miring suatu segitiga siku( c2= a2 + b2 )

siku samadengan jumlah kuadrat kedua siku-sikunya


-

Pernyataan bahwa jumlah sudut suatu segitiga adalah 180

b. Demokritos (460 370 SM)


Bagian terkecil dari suatu benda yang tidak bisa dibagi-bagi lagi disebut atomos atau atom.
c.

Empedokles (480 430 SM)

Menyempurnakan ajaran Pythagoras tentang empat unsur dan memperkenalkan tenaga


penyekat/daya tarik-menarik dan daya tolak-menolak yang dapat mempersatukan atau
memishkan unsur-unsur itu.
d. Plato (427-345 SM)
Mempunyai titik tolak berpikir yang berbeda dengan orang-orang sebelumnya yang materialistik.
Menurut Plato, keanekaragaman yang nampak ini sebenarnya hanya suatu duplikat saja dari
semua yang kekal dan immaterial.
e. Aristoteles ( 348 322 SM)
-

Berhasil membukukan intisari dari ajaran para ahli sebelumnya dan membuang hal-hal

yang tidak masuk akal.


bisa

Adanya zat tunggal yang disebutnya


berbentuk

tanah,

air,

udara

atau

hule bentuknya tergantung dari kondisinya,


api.

Transmutasi disebabkan oleh keadaan

dingin, lembab, panas dan kering.


-

Tidak ada ruang yang hampa, bila suatu ruang tidak terisi oleh benda akan diisi oleh

sesuatu yang immaterial yaitu ether.


-

Ajaran yang terpenting adalah suatu pola

berpikir dalam

memperoleh

kebenaran

berdasarkan logika.
f.

Ptolomeus (127 151 M)

Teori geosentris menyatakan bahwa bumi sebagai pusat dari tatasurya, berbentuk bulat, diam
seimbang tanpa tiang penyangga.
g.

Ilmuwan dalam dunia Islam yakni:

Avicenna (Ibn-Shina abad 11) seoranng ahli di bidang kedokteran dan filosof.

Al-Biruni, Al-Gazali, Ibn-Rush, dan Omar Khayam pada abad 11.

Al-Khawarizzini, Al-Farghani, dan Al-Batani pada abad 9.

Al-Kindi dan Al-Farabi pada abad 10.


Pada abad 9 11 semua ilmu pengetahuan dan filsafat Yunani diterjemahkan dan

dikembangkan dalam bahasa Arab. Setelah itu secara bertahap diterjemahkan ke dalam bahasa
Latin dan sedikit dalam bahasa Ibrani. Pada waktu itulah ilmu pengetahuan dan kebudayaan Arab
merupakan kebudayaan internasional yang tersebar jauh ke Barat yaitu Maroko dan Spanyol,
yang terkenal dengan pusat perpustakaan dan Masjid Al-Hambra, Cordova (Spanyol).
h. Nikolas Kopernicus (1473 1543 M)
Melahirkan teori heliosentris yang menyatakan bahwa:
-

Matahari sebagai pusat dari tata surya dan bumi adalah salah satu dari planet.

Bulan beredar mengelilingi bumi dan bersama bumi mengelilingi matahari.

Bumi berputar pada porosnya dari barat ke timur yang mengakibatkan adanya siang dan

malam.
i.

Johannes Kepler (571-1630 M)

Orbit dari semua planet berbentuk elips.

Bila ditarik garis imaginasi dari planet ke matahari, dan sementara itu ia

menurut garis edarnya, maka luas bidang yang ditempuh pada

bergerak

jangka waktu yang sama

adalah sama.
-

Pangkat dua dari waktu yang dibutuhkan sebuah planet mengelilingi matahari secara penuh

adalah sebanding dengan pangkat tiga dari jarak rata-rata planet itu terhadap matahari.
j.

Galileo (1564 1642 M)

Membenarkan teori heliosentris walaupun bertentangan dengan pandangan penguasa.

Menemukan ada empat buah bulan mengelilingi Jupiter dan cincin Saturnus.

Terdapat gunung-gunung di bulan dan suatu bintik hitam di matahari yang sangat penting

untuk menghitung kecepatan rotasi matahari.


-

Menemukan kelompok taburan bintang yang disebut Milky Way atau Bima Sakti.

Masa dari Nikolas Copernikus sampai Galileo dapat kita anggap sebagai permulaan abad ilmu
pengetahuan modern yang menetapkan kebenaran berdasarkan eksperimen. 7[7]

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan penjabaran yang telah dijelaskan di atas, dapat disimpulkan bahwa ada
beberapa tahapan yang mempengaruhi perkembangan pola pikir manusia dari waktu ke waktu,
yang pertama rasa ingin tahu dimana manusia sebagai makhluk berfikir memiliki rasa ingin tahu
yang merupakan salah satu ciri khas manusia dan rasa ingin tahu itu selalu berkembang, baik
tentang dirinya sendiri maupun benda-benda di sekelilingnya, kedua mitos dimana manusia juga
ingin berusaha memenuhi kebeutuhan non fisik atau kebutuhan alam pikirannya. Rasa ingin tahu
manusia ternyata tidak dapat terpuaskan hanya atas dasar pengamatan maupun pengalamannya.
Untuk itulah, manusia mereka-reka sendiri jawaban atas keingintahuannya itu, dan ketiga
penalaran, setelah kemampuan berpikir manusia yang semakin maju dan perlengkapan
pengamatan makin sempurna misalya teropong bintang yang semakin sempurna, maka mitos
dengan berbagai legenda makin ditinggalkan orang dan mereka cenderung berpikir secara logis
dengan menggunakan akal sehat (rasio).
Oleh karena itu manusia berbeda dengan makhluk Tuhan lainnya, karena manusia satusatunya makhluk yang diberikan akal pikiran oleh Allah SWT, dengan kata lain pola pikir
manusia akan terus berkembang setiap zaman.

Anda mungkin juga menyukai