Bab 2 GHGHGHHHG
Bab 2 GHGHGHHHG
GAS REAL
2.1. Pendahuluan
Kenyataan menunjukkan bahwa hukum gas ideal tidak dapat mendiskripsi
sifat sifat gas real secara tepat. Sebagai contoh adalah sebagai berikut :
Jika kita mempunyai satu mol gas, berada pada ruang bertekanan 1 atm
dan 0o C, menurut persamaan gas ideal, gas tersebut bervolume 22,4 liter. Tetapi
kenyataan menunjukkan bahwa pada pengukuran sesungguhnya ternyata volume
1 mol gas pada 1 atm dan 0 o C selalu lebih dari 22,4 liter. Di lain pihak, jika kita
menpunyai 1 mol gas dari 0o C yang ditempatkan pada bejana bervolume 22,4
liter, ternyata tekanannya kurang dari 1 atm.
Dari kenyataan ini, maka tampak bahwa pada pengukuran gas
sesungguhnya (real), diperoleh hasil pengukuran yang menyimpang formulasi
persamaan keadaan yang lebih realistik dan menyelidiki implikasi persamaan
keadaan tersebut.
2.2. Persamaan Van der Walls
Persamaan Van der Walls, merupakan salah satu bentuk persamaan
yang lebih mendekati realitas. Meskipun demikian, persamaan inipun belum
sepenuhnya benar. Untuk mendapatkan persamaan ini, kita berangkat dari
persamaan serta sifat gas ideal. Masalah yang akan dibahas, berangkat dari fakta,
bahwa pengukuran terhadap gas real, menyimpang dari keidealan. Diduga, bahwa
penyimpangan gas real terhadap keidealan disebabkan karena terdapat dua syarat
keidealan yang tidak pernah dapat dipenuhi oleh gas real, yaitu :
1. Molekul molekul gas ideal dipandang sebagai titik massa yang tak
bervolume atau tidak memakan tempat. Dengan demikian jika ke dalam
ruangan dimasukkan gas, maka seolah olah partikel gas tidak membutuhkan
tempat. Padahal sebenarnya, tidak ada materi yang tidak makan tempat. Itulah
sebabnya maka volume gas real lebih besar dari pada gas ideal. Jika
Gas Real-11
penyimpangan volume ini disebut b, maka hubungan antara V gas real dan V
gas ideal adalah :
V = V id + b
atau
V id = V b
(2.1)
dengan V adalah volume molar gas real sedang Vid adalah volume molar gas
ideal.
2. Pada gas ideal diasumsikan bahwa setiap partikal molekul bekerja gaya atraksi
sedemikian rupa sehingga resultantenya = 0, atau dengan perkataan lain, pada
molekul gas ideal tidak terdapat gaya atraksi sama sekali. Padahal
kenyataannya, untuk molekul molekul yang berada didekat dinding, masih
bekerja gaya straksi. Pengabaian gaya atraksi yang besarnya berbanding
terbalik kuadrat volume atau a/V2 inilah yang mengakibatkan pengecilan
tekanan gas real dibandingkan gas ideal dalam relasi :
a
p id = p +
2
V
(2.2)
(2.3)
a
V
) (Vb) = RT
(2.4a)
atau
Gas Real-12
(2.4b)
RT
a
2
(Vb) V
Persamaan (2.4a) atau (2.4b) itulah yang disebut persamaan Van der Walls.
p =
(2.5)
V id
Karena V id = RT / p maka :
Z=
pV
RT
Z=p
atau
V
RT
(2.6)
RT
atau :
(2.7)
V
a
Z =
(Vb) V R T
Suku pertama ruas kanan persamaan (2.7) di atas dibagi dengan V baik pembilang
maupun penyebutannya, sehingga persamaan (2.7) menjadi :
Z =
1
1-
b
V
a
V RT
Gas Real-13
(2.8)
Tujuan mengubah suku pertama menjadi berbentuk
b
1V
matematika, mengenai deret terdapat hubungan bahwa :
, karena dalam
1
= 1 + x + x 2 + x 3 + x 4 ...........
1- x
(2.9)
asal x mendekati nol. Padahal b/V jelas mendekati nol, sehingga dengan
menggunakan sifat persamaan (2.9 ) dapat ditulis ;
1
1-
b
V
= 1 + b/ V + ( b/ V ) 2 + ( b/ V ) 3 ...........
(2.10)
a
V R T
atau :
Z = 1 + b/ V
a
+ ( b/ V ) 2 + ( b/ V ) 3 ...........
V R T
atau :
Z =1 + ( b
a
) / V + ( b/ V ) 2 + ( b/ V ) 3 ...........
R T
(2.11)
1
a
b 2 2
b
(b
) P +(
) p +(
) 3 p 3 + .........
(2.12)
RT
RT
R T
R T
= 0
P T
atau
1
a
b 2
b 3 2
(b
) + (
) p+(
) p + ............ = 0
RT
R T
RT
RT
(2.13)
Syarat yang kedua, harga p mendekati nol. Untuk mendeteksi nol, maka
persamaan (2.13) menjadi :
atau :
1
a
(b
) =0
RT
R T
(b
(2.14)
a
) =0
R T
Harga T yang didapat dari persamaan (2.14) itulah yang disebut TB. Jadi :
TB =
a
bR
(2.15)
Gas Real-15
Gas Real-16
Gas Real-17
pada gambar 2.2 di atas digambarkan oleh garis C ke D. Setelah mencapai titik D,
gas didinginkan tetapi pada tekanan tetap, sehingga sudah barang tentu volume
akan mengecil. Pengecilan volume digambarkan oleh garis D-E. Setelah mencapai
E, temperatur diturunkanlagi pada volume konstan, sehingga tekanan turun lagi,
dan baru dihentikan setelah mencapai titik A. tampak bahwa jalur C D E A,
tidak melalui daerah keseimbangan cair gas, yaitu daerah yang terletak di bawah
garis lengkung putus putus. Dengan demikian kondensasi tidak berlangsung,
atau gas tidak mencair. Dengan demikian meskipun tekanan dan volume di A
adalah sama, baik melalui jalur isotermal, maupun jalur C D E A, namun
kenyataan yang didapat berbeda, yaitu gas belum mencair. Jadi kita tidak dapat
menyatakan bahwa pada p, V atau T tertentu suatu substansi pasti berada pada
keadaan cair atau pasti dalam keadaan gas. Inilah hakekat prinsip kontinyuitas
tersebut.
R T
Vb
a
2
V
Jika volume sangat besar, maka persamaan Van der Walls mendekati keidealan,
karena untuk V yang sangat besar, b dan a/V 2 boleh diabaikan. Keadaan seperti ini
berlaku untuk sembarang harga T. Hanya yang juga perlu dicatat, bahwa jika T
sangat tinggi, maka suku a/V2 juga boleh diabaikan, meskipun V tidak terlalu
besar.
Kurva yang diperoleh dari perhitungan menggunakan persamaan Van der
Walls aalah sebagai berikut seperti terlihat pada gambar 2.3. dari gambar tersebut
tampak bahwa untuk volume yang besar, maka kurva gas Van der Walls sangat
mirip dengan gas ideal, demikian pulah kurva pada temperatur yang tinggi yaitu
T3.
Gas Real-19
Gas Real-20
V + aV + bV + d =0
Untuk ini maka persamaan Van der Walls yang semula berbentuk :
P=
RT
a
2
(Vb) V
Gas Real-21
RT
a
+ 2 =0
(Vb) V
P ( V b ) V RT V + a ( V b ) = 0
atau :
3
P V pb V RT V + a V ab = 0
atau :
3
P V (pb RT ) V + a V ab = 0
atau :
3
V (b+
(2.16)
2 a
RT
ab
)V + V
=0
p
p
p
Pada kondisi kritis maka tekanan dan temperaturnya tentu san saja p c dan
Tc sehingga persamaan (2.16) dapat ditulis :
3
V (b+
(2.17)
2
R Tc
a
ab
)V + V
=0
pc
pc
pc
Tampak bahwa persamaan (2.16) sudah sama bentuknya dengan bentuk umum
persamaan orde 3. Kita tahu bahwa jika persamaan orde 3 mempunyai 3 buah akar
yaitu V 1 , V 2 dan V 3 , bentuk umumnya juga dapat berupa :
( V V ) ( V V 2 ) ( V V3 ) = 0
(2.18)
Pada kondisi kritis, seperti tampak pada kurva gambar 2.3, hanya terdapat
belokan kurva, ini berarti persamaan pangkat tiga itu hanya mempunyai satu akar
saja, atau dengan perkataan lain ketiga akar itu berarga sama, yaitu kita sebut
. sehingga persamaan (2.18) dapat ditulis :
V C.
Gas Real-22
( V VC ) ( V VC ) ( V VC ) = 0
atau :
( V V C )3 = 0
atau :
3
V 3 VC V + 3 V
2
C
V-V
3
C
=0
R TC
pC
diperoleh :
Dari persamaan (2.20) tersebut dapat diperoleh :
VC = 3b
p C = a / (27b 2 )
3 VC =
a
pC
V3 C =
ab
pC
TC =
8a
27 Rb
atau :
R TC
pC VC
8
3
Persamaan (2.22) itulah yang disebut persamaan keadaan kritis gas Van
der Walls. Sudah barang tentu jika kita bertolak dari persamaan gas yang lain,
persamaan keadaan kritisnya tidak selalu berharga 8/3
2.9 Persamaan-persamaan Gas yang lain
Persamaan Van der Walls yang kita bicarakan, hanyalah salah satu di
antara banyak persamaan gas yang lain, yan diajukan para ilmuwan dalam rangka
Gas Real-23
mengobservasi data p V dan T dari fase gas. Persamaan persamaan yang itu
adalah :
1.
2.
R T
e a/ VRT
Vb
R T
= 3,69
p C VC
Persamaan Berthelot :
p=
4.
R T
= 8 / 3 = 2,
p C VC
Persamaan Dieterici :
p=
3.
R T
a
2
Vb V
R T
a
2
Vb TV
R T
= 2,67
p C VC
B
C
D
p V = RT 1 +
+ 2 + 3 + ..........
V
V
V
5.
+ 2 +
V
V3
V
V=
+
+Ao P + c ' p 2
R T
= R Tp Bo
3
RT
T
= R T - Bo b +
Ao a
RT
Bo c
T3
Bo b c
= RT
T3
2
' =
R T R T R T
Sebagai kelengkapan, berikut ini disertakan beberapa tabel yang akan dapat
3
3
' = (
)
+ 2
2
R T
R T (RT)
R T
dimanfaatkan untuk menyelesaikan soal soal tentang gas real :
a/Pa m6mol -2
0,00345
0,0247
0,366
0,580
0,820
0,138
a/10 -6 m3 mol -1
23,4
26,6
42,9
31,9
17,0
31,8
H2
O2
CO2
2,19
20,01
151,09
507,31
242
59,84
-5,06
25,62
71,32
170
14,00
20,96
46,24
104,76
34
0,0
-43,58
4,208
72,35
191
Ao
10-3Pam6mol -2
a
10-6m3mol -1
Bo
-6
10 m mol
-1
b
10-6m3mol -1
c
Gas Real-25
10-6m3mol -1
0,040
0,504
48,0
660,0
4768
He
23,8
H2
116,4
N2
332
Ar
410
CH4
506
CO2
600
C2H4
624
NH3
995
2.10
Soal-Soal
1.
2.
Faktor apa saja yang membedakan gas ideal dengan gas real ?
3.
4.
Jika gas real mempunyai harga Z = 1,00054 dilihat dengan persamaan Van
Der Walls (pada 0o, 1 atm) dan harga temperatur Boyl TB = 107 K,
estimasilah harga a dan b pada persamaan Van Der Walls tersebut.
Petunjuk :
1. Z = Faktor kompresibilitas =
V real / V ideal
a
Rb
PC = 22,1 Mpa
VC = 0,056 L/mol
Tentujan harga a, dan b bertolak dari persamaan Van Der Walls. Tentukan
pula volume molar gas tersebut pada 298,5 K dan tekanan 1 atm.
7.
8.
9.
Tentukan tetapan tetapan kritis untuk gas ideal 9. Diketahui untuk etama,
harga TC = 32,3 dan PC = 48,2 atm.
Tentukan volume kritis bertolak dari persamaan :
a. gas ideal
b. Van Der Walls
c. Berthelot
10.
Tekanan jenuh uap air pada 298, 15 K adalah 23,8 Torr dan pada 373,15 K
adalah 760 Torr. Dengan data di atas buktikan dan menggunakan persamaan
Van Der Walls, tentukan pada berapa uap air tersebut lebih mendekati
keidealan.
Petunjuk :
Carilah Z pada 298,15 K dan Z pada 100,15 K. yang Z-nya lebih mendekati
harga 1, berarti lebih ideal. Ingat harga Z gas ideal adalah 1.
Gas Real-27
11.
= 507,31 10-3
= 71,32. 10-6
Bo
= 104,76. 10-
= 72,35.10-6
b
12.
= 660
13.
= 42,9
Gas Real-28