MURAH
Di susun Oleh
Dede Subhan
:1310247597
:1310247543
I.
PENDAHULUAN
kondisi
meningkat
energi
sebesar
5%
2010,
energi
yang
primer
mendorong
peningkatan emisi CO2 menjadi lebih tinggi. Subsidi energi fosil meloncat lebih
dari USD
untuk
membangun
pembangkit
antara
Iran
dan
Israel
telah
mengakibatkan
gejolak
yang
energi
domestik.
Ketergantungan
energi baru terbarukan (EBT) masih sekitar 6%, meskipun secara umum regulasi
mampu
untuk
mendorong
hal
tersebut
II.
PEMBAHASAN
Penggunaan energi alternatif akan mengurangi ketergantungan pada negaranegara lain untuk pasokan minyak. Selain itu energi alternatif akan mengurangi
pencemaran lingkungan dan efek negatif pada sumber daya alam seperti air, udara,
dll. Peningkatan penggunaan sumber alternative pada akhirnya akan menciptakan
lapangan kerja baru mempercepat pertumbuhan ekonomi.
Beberapa jenis sumber energi alternatif adalah sebagai berikut:
1. Tenaga Nuklir
Proses reaksi yang digunakan pada reaktor nuklir adalah reaksi fisi. Panas
yang dihasilkan digunakan untuk menguapkan air yang kemudian digunakan
untuk menggerakan generator. Sebuah survei yang dilakukan pada tahun
2007 menunjukan bahwa sekitar 14% pasokan listrik dunia dipenuhi oleh
pembangkit listrik tenaga nuklir.
2. Biomassa
Materi biologis yang masih hidup atau yang telah mati disebut biomassa.
Tanaman hidup, pohon mati dan serpihan kayu merupakan bagian dari
biomassa. Di korea selatan penggunaan pellet kayu sebagai energy alternatif
pun telah lazim digunakan. Di Amerika Serikat tercatat 0.5% listrik di Negara
tersebut berasal dari energy biomassa.
3. Gas Alam
Sebelum digunakan, gas alam lazimnya dikompresi terlebih dahulu hingga
berubah fase menjadi cair. Walaupun gas alam menghasilkan polusi, namun
dibandingkan bahan bakar lain seperti bensin dan solar, emisinya dianggap
masih lebih bersih.
4. Panas Bumi
Panas bumi merupakan energi dari panas inti bumi yang berada di dekat
kerak bumi, biasanya berada di gunung merapi yang mulai jarang aktif. Cara
kerjanya Hampir sama dengan reaktor tenaga nuklir, yaitu dengan memutar
turbin dengan tenaga uap.
5. Pembangkit Listrik Tenaga Air
Pembangkit listrik tenaga air masih menjadi sumber energi yang populer,
karena ramah lingkungan dan tidak menghasilkan limbah.
6. Pembangkit Listrik Tenaga Angin
Pembangkit listrik jenis ini merubah energi dari perputaran kincir untuk
memutar generator untuk menghasilkan listrik.
7. Tenaga Matahari
Sel surya atau tenaga matahari cukup lazim ditemukan. Inti dari cara
kerjanya adalah perpindahan elektron menuju ke alat yang membutuhkan
listrik. Teknologi ini masih berkembang dan semakin ringan dan mudah
diangkut.
Pemanfaatan energi matahari sebagai sumber energi alternatif untuk
mengatasi krisis energi, khususnya minyak bumi, yang terjadi sejak tahun
1970-an mendapat perhatian yang cukup besar dari banyak negara di dunia.
Di samping jumlahnya yang tidak terbatas, pemanfaatannya juga tidak
menimbulkan polusi yang dapat merusak lingkungan. Cahaya atau sinar
matahari dapat dikonversi menjadi listrik dengan menggunakan teknologi sel
surya atau fotovoltaik.
Komponen utama sistem pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) dengan
menggunakan teknologi fotovoltaik adalah sel surya. Saat ini terdapat
banyak teknologi pembuatan sel surya. Sel surya konvensional yang sudah
komersil saat ini menggunakan teknologi wafer silikon kristalin yang proses
produksinya cukup kompleks dan mahal. Secara umum, pembuatan sel surya
konvensional diawali dengan proses pemurnian silika untuk menghasilkan
silika solar grade (ingot), dilanjutkan dengan pemotongan silika menjadi
wafer silika. Selanjutnya wafer silika diproses menjadi sel surya, kemudian
sel-sel surya disusun membentuk modul surya.
belum
dimanfaatkan
secara
optimal.
Secara
teknologi,
komponen utama dan yang paling mahal dalam sistem PLTS. Harga yang
masih tinggi menjadi isu penting dalam perkembangan industri sel surya.
Berbagai teknologi pembuatan sel surya terus diteliti dan dikembangkan
dalam rangka upaya penurunan harga produksi sel surya agar mampu
bersaing dengan sumber energi lain.
Mengingat ratio elektrifikasi di Indonesia baru mencapai 55-60 % dan hampir
seluruh daerah yang belum dialiri listrik adalah daerah pedesaan yang jauh
dari pusat pembangkit listrik, maka PLTS yang dapat dibangun hampir di
semua lokasi merupakan alternatif sangat tepat untuk dikembangkan. Dalam
kurun
waktu
menyediakan
tahun
1
2005-2025,
juta Solar
Home
pemerintah
telah
System berkapasitas
merencanakan
50
Wp
untuk
matahari
dengan
lebih
optimal
karena
menggunakan
tracker sendiri
Selain inovasi pada solar tracker-nya, Solar Panel System (SPS) karya
mahasiswa
Jurusan
Teknik
Elektro
ITS
ini
juga
menggunakan
lensa fresnel pada sel suryanya. Lensafresnel ini dipilih karena memiliki
kemampuan daya serap cahaya matahari yang tinggi.
Untuk lensa fresnel ini kami pilih karena bersifat tipis dan ringan, ujar
Rizky yang mengaku memperoleh dana Rp9 juta dari Direktorat Jenderal
Pendidikan Tinggi (Dikti) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, untuk
membuat karya yang diikutkan pada Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional
(Pimnas) ke-27 di Universitas Diponegoro, Semarang.
Dalam
pembuatannya
SPS,
tim
memperhitungkan
titik
fokus
lensa fresnel untuk meletakkan lensa itu pada sel surya.Ini dilakukan agar
dapat meningkatkan intensitas cahaya matahari yang masuk.
angkutan
umum
yang
bersifat
masal,
jalan dan sistem pendukungnya, khususnya pada transportasi darat belum dapat
berfungsi secara optimal sehingga memunculkan langkah alternatif antara lain
dengan penggunaan kendaraan pribadi, baik mobil atau sepeda motor maupun
angkutan umum yang bukan masal (angkot) dalam jumlah yang terlalu banyak
dibandingkan angkutan masal. Pengembangan angkutan massal seperti bus
rapid transport sudah mulai diperkenalkan di beberapa kota besar di Indonesia.
Jenis angkutan missal lainnya seperti mass rapid transport dan monorail
direncanakan bisa dibangun di Jakarta dalam waktu dekat ini. Selain hal
tersebut sektor transportasi masih mengandalkan BBM sebagi sumber energi.
Penggunaan
baik untuk
kendaraan penumpang maupun komersial hingga saat ini masih sedikit. Konsumsi
energi di sektor rumah tangga masih banyak menggunakan biomasa
bentuk
kayu
bakar.
Dengan
peningkatan
dalam
disebabkan oleh adanya urbanisasi serta perubahan status dari wilayah desa
menjadi kota, maka akan terjadi perubahan pola penggunaan energi di masa
depan dari kayu bakar dan minyak tanah ke jenis energi komersial yang lebih
bersih, seperti LPG, dan gas kota.
Walaupun secara umum regulasi yang ada sudah baik, kondisi ini masih
belum mampu mendorong investor untuk mengusahakan pembangkitan tenaga
listrik energi terbarukan, karena pada wilayah tertentu harga beli PLN masih
belum mencapai keekonomian pembangkit energi baru dan terbarukan. Pada saat
ini sudah diterbitkan beberapa regulasi untuk penentuan feed-in tariff (FIT) yang
diharapkan akan dapat mendorong pemanfaatan energi baru dan terbarukan
sebagai sumber energi untuk pembangkitan tenaga listrik. Penggunaan teknologi
pembangkit dari energi baru dan terbarukan skala kecil lebih cocok untuk
dikembangkan di wilayah atau pulau- pulau terpencil.
III.
KESIMPULAN
Kebutuhan energi yang semakin meningkat dan ketersediaan bahan baku yang
semakin menipis serta permasalahan emisi gas rumah kaca merupakan masalah
yang dihadapi oleh masyarakat global. Upaya pencarian terhadap bahan bakar yang
lebih ramah terhadap lingkungan dan dapat diperbarui merupakan solusi dari
permasalahan energy tersebut.
Untuk itu Indonesia yang memiliki potensi luas wilayah yang begitu besar
diharapkan untuk segera mengaplikasi bahan bakar alternatife yang lebih mudah
didapatkan, murah dan lebih ramah lingkungan.