Anda di halaman 1dari 42

Sistem

Reproduksi pada
Manusia
By: Kelompok 5
Christian Ngantung
Gloria Matualage
Tiara Kansil

Apa itu Sistem Reproduksi?


Sistem reproduksi adalah suatu rangkaian
dan interaksi organ dan zat dalam
organisme yang dipergunakan untuk
berkembang biak. Sistem reproduksi pada
suatu organisme berbeda antara jantan
dan betina. Contohnya Sistem reproduksi
pada perempuan berpusat di ovarium.

Sistem Reproduksi
terbagi atas:
Sistem Reproduksi pada Manusia
Sistem Reproduksi pada Hewan

Sistem Reprod
u k si
Manusia

Sistem Reproduksi pada


Manusia terdiri dari:
Sistem Reproduksi Pria
Sistem Reproduksi Wanita

Sistem Reproduksi Pria


1) Testis (buah zakar)

Jumlah 1 pasang, terdapat dalam kantong


pelindung yang disebut skrotum. Testis berfungsi
menghasilkan hormon testosteron dan sel kelamin
jantan (sperma). Hormon testosteron berfungsi
untuk menimbulkan tanda-tanda kelamin sekunder
pada pria. Hormon testosteron berfungsi
mempengaruhi timbulnya tanda-tanda kelamin
sekunder pada pria, di antaranya suara berubah
menjadi lebih besar, tumbuhnya rambut di tempat
tertentu misalnya jambang, kumis, jenggot, dan
dada tumbuh menjadi bidang, jakun membesar.

2) Saluran reproduksi
Saluran reproduksi pada pria terdiri atas:

Epididimis, merupakan tempat pendewasaan


(pematangan) dan penyimpanan sperma. Epididimis
berupa saluran yang berkelok-kelok yang terdapat di
dalam skrotum.
Vas deferens (saluran sperma), merupakan
kelanjutan dari saluran epididimis, berfungsi
menyalurkan sperma ke uretra. Diantara saluran ini
terdapat vesikula seminalis (kantong sperma),
Alat ini berfungsi sebagai penampung sperma dari
testis. Terletak diantara saluran vas deferens.
Uretra, kelanjutan dari vas deferens, berfungsi untuk
menyalurkan sperma keluar dan merupakan saluran
urine dari kandung kemih menuju ke luar.

3) Penis
Merupakan alat kelamin luar, berfungsi untuk
alat kopulasi yaitu untuk memasukkan sperma
ke dalam saluran reproduksi pada wanita.

4) Kelenjar yang terdapat pada pria


Kelenjar prostat, merupakan kelenjar
penghasil semen terbesar, bersifat encer dan
berwarna putih, berisi makanan untuk sperma.
Kelenjar bulbourethralis, kelenjar ini terdapat
di sepanjang uretra, berfungsi mensekresi
cairan lendir bening yang menetralkan cairan
urine yang bersifat asam yang tertinggal pada
uretra.

Gambar Sistem Reproduksi Pria

Sistem Reproduksi Wanita

Ovarium (indung telur)


Jumlahnya 1 pasang, terletak di dalam rongga
perut, berfungsi untuk pembentukan ovum (sel telur)
dan menghasilkan hormon estrogen dan progesteron.
Hormon estrogen berfungsi mempengaruhi
timbulnya tanda-tanda kelamin sekunder pada
wanita, yaitu kulit menjadi semakin halus, suara
menjadi lebih tinggi, tumbuhnya payudara dan
pinggul membesar. Seorang wanita mampu
memproduksi sel telur (ovum) setelah masa puber
(remaja awal) sampai dewasa, yaitu sekitar umur 12
sampai 50 tahun. Setelah usia sekitar 50 tahun
seorang wanita tidak produktif lagi yang ditandai
dengan tidak mengalami menstruasi. Masa tersebut
dinamakan menopause.

Tuba falopii atau oviduk


merupakan saluran telur, berfungsi sebagai
tempat terjadinya fertilisasi (pembuahan).
Pembuahan adalah peristiwa peleburan
gamet jantan (sperma) dan gamet betina
(sel telur).
Vagina
organ untuk kopulasi dan melahirkan.

Uterus (rahim)
berfungsi sebagai tempat perkembangan dan
pertumbuhan janin. Di rahim terdapat serviks
(mulut rahim). Serviks ada pada bagian terdepan
dari rahim dan menonjol ke dalam vagina. Serviks
memproduksi cairan berlendir. Pada sekitar waktu
ovulasi, mukus ini menjadi banyak, elastis, dan
licin. Hal ini membantu spermatozoa untuk
mencapai uterus. Saluran yang berdinding tebal ini
akan menipis dan membuka saat proses persalinan
dimulai. Di rahim juga terdapat lapisan
endometrium. Lapisan endometrium merupakan
lapisan dalam rahim tempat menempelnya sel telur
yang sudah dibuahi.

Gambar Sistem Reproduksi


pada Wanita

Proses Reproduksi pada


Manusia
Pembuahan didahului oleh peristiwa ovulasi,
yaitu proses pembentukan sel telur (ovum)
didalam ovarium. Sel telur yang terbentuk akan
dilepas oleh ovarium dan menuju ke tuba falopii
(oviduk). Di dalam tuba falopii ini jika sel telur
bertemu dengan sperma maka akan terjadi
peristiwa pembuahan, yakni proses peleburan
gamet jantan (sperma) dengan gamet betina
(sel telur). Sel telur yang telah dibuahi akan
membentuk zigot.

Zigot yang terbentuk segera diselubungi oleh


selaput, kemudian menuju ke rahim. Di dalam
rahim zigot menanamkan diri pada dinding rahim
yang telah menebal.
Zigot yang telah berada di rahim akan terus
tumbuh dan berkembang menjadi embrio sampai
dilahirkan. Masa embrio/masa kehamilan
manusia sekitar 9 bulan 10 hari. Di dalam rahim
embrio mendapat makanan dari tubuh induk
melalui plasenta (ari-ari). Embrio dilindungi
selaput pembungkus yang disebut amnion.
Dinding amnion mengeluarkan getah berupa air
ketuban yang berguna untuk menjaga embrio
agar tetap basah dan menahan goncangan.

Siklus Menstruasi

Menstruasi disebut juga haid merupakan


pendarahan yang terjadi akibat luruhnya
dinding sebelah dalam rahim
(endometrium), terjadi ketika embrio
tidak terbentuk. Siklus menstruasi
wanita berbeda-beda, namun rata-rata
berkisar 28 hari. Siklus ini terdiri atas 4
fase, yaitu:

1. Fase menstruasi
Fase menstruasi ini terjadi jika ovum
tidak dibuahi sperma, sehingga
korpus luteum menghentikan
produksi hormon esterogen dan
progesteron. Turunnya kadar
esterogen dan progesteron
menyebabkan lepasnya ovum dari
endometrium yang disertai robek dan
luruhnya endometrium, sehingga
terjadi pendarahan. Fase menstruasi
ini berlangsung kurang lebih 5 hari.

2. Fase pra-ovulasi
Fase pra-ovulasi disebut juga dengan fase
poliferasi. Apa yang terjadi pada fase ini? Hormon
pembebas gonadotropin yang dikeluarkan
hipotalamus akan memacu hipofise untuk
mengeluarkan FSH. Apa yang kamu ketahui tentang
FSH? FSH singkatan dari folikel stimulating hormon.
FSH memacu pematangan folikel dan merangsang
folikel untuk mengeluarkan hormon esterogen.
Adanya esterogen menyebabkan pembentukan
kembali (poliferasi) dinding endometrium.
3. Fase ovulasi
ovulasi terjadi pada hari ke 14. Peningkatan
kadar esterogen menghambat pengeluaran FSH,
kemudian hipofise mengeluarkan LH. LH singkatan
dari luternizing hormon. Peningkatan kadar LH
merangsang pelepasan sel telur yang telah matang
dari folikel di dalam ovarium, peristiwa ini disebut
ovulasi.

4. Fase pasca ovulasi


Folikel de Graaf (folikel matang) yang telah
melepaskan sel telur akan berkerut dan menjadi
korpus luteum. Korpus luteum mengeluarkan
hormon progesteron dan masih mengeluarkan
hormon esterogen namun tidak sebanyak ketika
berbentuk folikel. Progesteron mendukung kerja
esterogen untuk mempertebal dan menumbuhkan
pembuluh-pembuluh darah pada endometrium
serta mempersiapkan endometrium untuk
menerima pelekatan embrio jika terjadi pembuahan
atau kehamilan. Jika tidak terjadi pembuahan,
korpus luteum akan berubah menjadi korpus
albikan yang hanya sedikit mengeluarkan hormon,
sehingga kadar progesteron dan esterogen menjadi
rendah. Keadaan ini menyebabkan terjadinya
menstruasi. Demilkian seterusnya.

Gambar Siklus Menstruasi

Bagaimana cara kerja


Sistem Reproduksi?

Sistem reproduksi pada manusia akan


mulai berfungsi/bekerja ketika
seseorang mencapai kedewasaan
(pubertas) atau masa akil balik. Pada
seorang pria testisnya telah mampu
menghasilkan sel kelamin jantan
(sperma) dan hormon testosteron.
Sedangkan seorang wanita ovariumnya
telah mampu menghasilkan sel telur
(ovum) dan hormon estrogen.

AIDS

Penyakit pada Sistem


Reproduksi Manusia.

AIDS (Acquired Immuno Deficiency


Syndrome) menyebabkan turunnya kekebalan
tubuh sehingga pengidap AIDS mudah sekali
terserang penyakit yang berbahaya. AIDS
disebabkan oleh virus, yang diberi nama HIV
(Human Immuno Deficiency Virus), virus ini
menyerang sel darah putih, dimana sel darah
putih berfungsi sebagai sistem kekebalan
tubuh. virus HIV dapat menular masuk ke
tubuh orang lain melalui transfusi darah (donor
darah seseorang yang terinfeksi HIV) atau
melalui alat-alat yang menyebabkan luka,
seperti jarum suntik, jarum infus, dapat juga
melalui kontak seksual.

Gonorea
Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Neisseria
gonorrhoeae. Bakteri ini dapat ditularkan melalui
kontak seksual. Penderita gonorea akan merasakan
sakit pada saat mengeluarkan urin. kadang-kadang
urine mengeluarkan nanah, jika penderita gonorea
tidak diobati dapat merusak saluran reproduksi
sehingga dapat mengakibatkan kemandulan.
Sifilis
Sifilis disebabkan oleh sejenis bakteri
Treponema pallidium, bakteri ini biasa ditularkan
melalui kontak seksual atau jalan lain, misalnya
bayi yang dilahirkan dari ibu penderita sifilis.
Penyakit ini akan ditandai dengan adanya luka
pada alat kelamin dan jika tidak segera diobati
bakteri dapat merusak sel otak, melumpuhkan
tulang atau merusak jantung dan pembuluh darah.

Sistem
Reproduksi pada
Hewan

Sistem Reproduksi
pada Hewan terdiri
atas:
Reproduksi Invertebrata
Reproduksi
Reproduksi
Reproduksi
Reproduksi
Reproduksi
Reproduksi

Vertebrata
Ikan
Amfibi (Amphibia)
Reptile (Reptilia)
Burung (Aves)
Mamalia (Mammalia)

Sistem Reproduksi
Invertebrata
1)

Perkembangbiakan aseksual
Perkembangbiakan secara aseksual pada hewan
invertebrata terjadi dengan cara:
a) Membelah diri (pembelahan biner), yaitu
pembelahan diri dari satu sel menjadi dua sel
baru. Misalnya, terjadi pada Protozoa.
b) Fragmentasi, yaitu pemisahan sebagian sel dari
suatu koloni dan selanjutnya membentuk koloni
sel baru. Misalnya, terjadi pada Volvox.

c)

d)
e)

Sporulasi atau pembentukan spora, misalnya


Plasmodium (penyebab malaria) pada fase oosit.
Oosit akan membelah dan selanjutnya akan
menghasilkan sporozoit.
Pembentuhan tunas, misalnya pada hewan Hydra dan
Porifera.
Dengan regenerasi, yaitu sebagian tubuh terpisah dan
selanjutnya bagian tadi dapat tumbuh menjadi
individu baru yang lengkap. Misalnya pada Planaria
dan Bintang Laut.

2. Perkembangbiakan seksual
Pada reproduksi seksual tidak selalu terjadi pembuahan,
namun kadang-kadang dapat terbentuk individu baru tanpa
adanya pembuahan, sehingga reproduksi secara kawin
pada hewan invertebrata dapat dibedakan menjadi dua,
yaitu:
Tanpa pembuahan, yaitu pada peristiwa partenogenesis,
sel telur tanpa dibuahi dapat tumbuh menjadi individu
baru. Misalnya pada lebah jantan dan semut jantan.
Dengan pembuahan, dapat dibedakan atas konjugasi dan
anisogami.

Konjugasi, ini terjadi pada invertebrata yang belum jelas alat


reproduksinya misalnya Paramecium.

Anisogami, yaitu peleburan dua asel kelamin yang tidak sama


besarnya, misalnya peleburan mikrogamet dan makrogamet
pada Plasmodium, dan peleburan sperma dengan ovum di
dalam rahim.

Reproduksi Vertebrata
Vertebrata hanya dapat berkembang biak secara kawin
(seksual), yaitu melalui peleburan antara ovum dan
spermatozoid. Pembuahan pada vertebrata dapat terjadi di
luar tubuh maupun di dalam tubuh. Bila terjadi di luar tubuh
disebut fertilisasi eksternal, misalnya pada ikan dan katak.
Bila pembuahannya terjadi di dalam tubuh disebut fertilisasi
internal. Misalnya pada reptilia, burung, dan hewan
menyusui.
Perkembangbiakan pada vertebrata dapat dibedakan atas:
1) Ovipar (bertelur), ialah hewan yang meletakkan
telur di luar tubuhnya. Embrio berkembang di
dalam telur dan memperoleh sumber makanan
dari cadangan makanan dalam telur. Misalnya
ikan, burung, amfibia, dan sebagian reptilia.

2)

3)

Ovovivipar (bertelur-beranak), ialah hewan yang


menghasilkan telur, dan embrio berkembang
dalam telur. Pembeda dengan ovipar adalah
kelompok hewan ovovivipar tidak mengeluarkan
telurnya dari dalam tubuh. Jadi embrio tetap
tumbuh di dalam telur tetapi tetap berada di
dalam tubuh induk. Saat menetas dan keluar dari
tubuh induknya tampak seperti melahirkan.
Misalnya, ikan Hiu, kadal, dan beberapa jenis ular.
Vivipar (beranak), ialah hewan yang melahirkan
anaknya. Embrio berkembang di dalam tubuh
induknya dan mendapatkan makanan dari
induknya dengan perantaraan plasenta (ari-ari).
Misalnya, manusia dan hewan menyusui lainnya.

Reproduksi Ikan
Ikan merupakan kelompok hewan
ovipar, ikan betina dan ikan jantan
tidak memiliki alat kelamin luar. Ikan
betina tidak mengeluarkan telur yang
bercangkang, namun mengeluarkan
ovum yang tidak akan berkembang
lebih lanjut apabila tidak dibuahi oleh
sperma. Ovum tersebut dikeluarkan
dari ovarium melalui oviduk dan
dikeluarkan melalui kloaka. Saat akan
bertelur, ikan betina mencari tempat
yang rimbun olehtumbuhan air atau
diantara bebatuan di dalam air.

Bersamaan dengan itu, ikan jantan juga


mengeluarkan sperma dari testis yang disalurkan
melalui saluran urogenital (saluran kemih
sekaligus saluran sperma) dan keluar melalui
kloaka, sehingga terjadifertilisasi di dalam air
(fertilisasi eksternal). Peristiwa ini terus
berlangsung sampai ratusan ovum yang dibuahi
melekat pada tumbuhan air atau pada celah-celah
batu.
Telur-telur yang telah dibuahi tampak seperti
bulatan-bulatan kecil berwarna putih. Telur-telur
ini akan menetas dalam waktu 24 40 jam.
Anak ikan yang baru menetas akan mendapat
makanan pertamanya dari sisa kuning telurnya,
yang tampak seperti gumpalan di dalam perutnya
yang masih jernih. Dari sedemikian banyaknya
anak ikan, hanya beberapa saja yang dapat
bertahan hidup.

Reproduksi Amfibi
Kelompok amfibi, misalnya katak, merupakan jenis
(Amphibia)
hewan ovipar. Katak jantan dan katak betina tidak memiliki
alat kelamin luar. Pembuahan katak terjadi di luar tubuh.
Pada saat kawin, katak jantan dan katak betina akan
melakukan ampleksus, yaitu katak jantan akan menempel
pada punggung katak betina dan menekan perut katak
betina. Kemudian katak betina akan mengeluarkan ovum ke
dalam air. Setiap ovum yang dikeluarkan diselaputi oleh
selaput telur (membran vitelin). Sebelumnya, ovum katak
yang telah matang dan berjumlah sepasang ditampung oleh
suatu corong. Perjalanan ovum dilanjutkan melalui oviduk.
Dekat pangkal oviduk pada katak betina dewasa,
terdapat saluran yang menggembung yang disebut kantung
telur (uterus). Oviduk katak betina terpisah dengan ureter.
Oviduk nya berkelok-kelok dan bermuara di kloaka.

Segera setelah katak betina mengeluarkan ovum, katak


jantan juga akan menyusul mengeluarkan sperma. Sperma
dihasilkan oleh testis yang berjumlah sepasang dan disalurkan
ke dalam vas deferens. Vas deferens katak jantan bersatu
dengan ureter. Dari vas deferens sperma lalu bermura di kloaka.
Setelah terjadi fertilisasi eksternal, ovum akan diselimuti cairan
kental sehingga kelompok telur tersebut berbentuk gumpalan
telur.
Gumpalan telur yang telah dibuahi kemudian berkembang
menjadi berudu. Berudu awal yang keluar dari gumpalan telur
bernapas dengan insang dan melekat pada tumbuhan air
dengan alat hisap.
Makanannya berupa fitoplankton sehingga berudu tahap awal
merupakan herbivora. Berudu awal kemudian berkembang dari
herbivora menjadi karnivora atau insektivora (pemakan
serangga). Bersamaan dengan itu mulai terbentuk lubang
hidung dan paru-paru, serta celah-celah insang mulai tertutup.
Selanjutnya celah insang digantikan dengan anggota gerak
depan.

Reproduksi Katak

Reproduksi Reptil
Kelompok reptil seperti kadal, ular dan kura-kura merupakan
(Reptilia)
hewan-hewan
yang fertilisasinya terjadi di dalam tubuh

(fertilisasi internal). Umumnya reptil bersifat ovipar, namun ada


juga reptil yang bersifat ovovivipar, seperti ular garter dan
kadal. Telur ular garter atau kadal akan menetas di dalam tubuh
induk betinanya. Namun makanannya diperoleh dari cadangan
makanan yang ada dalam telur. Reptil betina menghasilkan
ovum di dalam ovarium. Ovum kemudian bergerak di sepanjang
oviduk menuju kloaka. Reptil jantan menghasilkan sperma di
dalam testis. Sperma bergerak di sepanjang saluran yang
langsung berhubungan dengan testis, yaitu epididimis. Dari
epididimis sperma bergerak menuju vas deferens dan berakhir
di hemipenis. Hemipenis merupakan dua penis yang
dihubungkan oleh satu testis yang dapat dibolak-balik seperti
jari-jari pada sarung tangan karet. Pada saat kelompok hewan
reptil mengadakan kopulasi, hanya satu hemipenis saja yang
dimasukkan ke dalam saluran kelamin betina.

Reproduksi Burung (Aves)


Kelompok burung merupakan hewan ovipar. Walaupun kelompok
buruk tidak memiliki alat kelamin luar, fertilisasi tetap terjadi di
dalam tubuh. Hal ini dilakukan dengan cara saling menempelkan
kloaka.
Pada burung betina hanya ada satu ovarium, yaitu ovarium kiri.
Ovarium kanan tidak tumbuh sempurna dan tetap kecil yang disebut
rudimenter. Ovarium dilekati oleh suatu corong penerima ovum yang
dilanjutkan oleh oviduk. Ujung oviduk membesar menjadi uterus yang
bermuara pada kloaka. Pada burung jantan terdapat sepasang testis
yang berhimpit dengan ureter dan bermuara di kloaka.
Fertilisasi akan berlangsung di daerah ujung oviduk pada saat
sperma masuk ke dalam oviduk. Ovum yang telah dibuahi akan
bergerak mendekati kloaka. Saat perjalanan menuju kloaka di daerah
oviduk, ovum yang telah dibuahi sperma akan dikelilingi oleh materi
cangkang berupa zat kapur.

Reproduksi Mamalia
Semua jenis mamalia, misalnya sapi, kambing dan
marmut(Mammalia)
merupakan hewan vivipar (kecuali Platypus).
Mamalia jantan dan betina memiliki alat kelamin luar,
sehingga pembuahannya bersifat internal. Sebelum
terjadi pembuahan internal, mamalia jantan mengawini
mamalia betina dengan cara memasukkan alat kelamin
jantan (penis) ke dalam liang alat kelamin betina (vagina).
Ovarium menghasilkan ovum yang kemudian bergerak
di sepanjang oviduk menuju uterus. Setelah uterus,
terdapat serviks (liang rahim) yang berakhir pada vagina.
Testis berisi sperma, berjumlah sepasang dan terletak
dalam skrotum. Sperma yang dihasilkan testis disalurkan
melalui vas deferens yang bersatu dengan ureter.

Pada pangkal ureter juga bermuara saluran prostat dari


kelenjar prostat. Kelenjar prostat menghasilkan cairan
yang merupakan media tempat hidup sperma.
Sperma yang telah masuk ke dalam serviks akan
bergerak menuju uterus dan oviduk untuk mencari ovum.
Ovum yang telah dibuahi sperma akan membentuk zigot
yang selanjutnya akan menempel pada dinding uterus.
Zigot akan berkembang menjadi embrio dan fetus.
Selama proses pertumbuhan dan perkembangan zigot
menjadi fetus, zigot membutuhkan banyak zat makanan
dan oksigen yang diperoleh dari uterus induk dengan
perantara plasenta (ari-ari) dan tali pusar.

Terima
Kasih

Sesi Tanya
Jawab

Anda mungkin juga menyukai