Dx
1
CATATAN PERKEMBANGAN
Tanggal &
Perkembangan ( S O A P)
Waktu
14 Juni 2012 S : Klien mengatakan bagian belakangnya nyeri
13.10
O : Klien tampak meringgis saat bergerak dan diam
TTV:
TD : 100/60 mmHg
N : 89 x/m
S : 36,3c
RR : 23 x/m
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan tindakan keperawatan
Kaji ulang skala nyeri yang dialami klien
Ajarkan tekhnik distraksi dan relaksasi
Berikan obat Analgetik ketorolac 30 mg drip via infuse RL
500cc
Pantau tanda- tanda vital
M.Jumadin
RR : 20 x/m
M.Jumadin
M.Jumadin
M.Jumadin
13.40
14
M.Jumadin
M.Jumadin
M.Jumadin
M.Jumadin
Juni
2012
13.30
15
Juni
2012
13.30
keluarga
dan
klien
tentang
M.Jumadin
M.Jumadin
16
Juni
2012
13.30
BAB IV
PEMBAHASAN
Penulis dalam bab ini membahas tentang asuhan keperawatan yang telah diberikan
kepada Tn.S dengan gangguan Sistem Muskuloskeletal ; Fraktur lumbal yang di rawat di ruang Bedah
Umum Pria (C ) Rumah Sakit Dokter Soedarso Pontianak.
Pembahasan pada kasus ini adalah berdasarkan proses keperawatan yang meliputi
pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, implementasi dan evaluasi yang dikaitkan dengan
landasan teoritis dan asuhan keperawatan yang nyata.
Pelaksanaan dan pendekatan proses keperawatan ini dilaksanakan selama tiga hari mulai
dari tanggal 14 Juni 2012 sampai dengan tanggal 16 Juni 2012, penulis berperan sebagai perawat
pelaksana asuhan keperawatan tersebut yang bekerja sama dengan tim kesehatan lain.
Selanjutnya akan diuraikan pembahasan kasus mengenai asuhan keperawatan yang telah
diberikan pada klien.
A. Pengkajian
Menurut Carpenito & Moyet, (2005) dalam Potter & Perry, (2009) Pengkajian adalah proses
pengumpulan data secara sistematis yang bertujuan untuk menentukan status kesehatan dan
fungsional klien pada saat ini dan waktu sebelumnya, serta untuk menentukan pola respons klien
saat ini dan waktu sebelumnya. Pengkajian keperawatan meliputi dua tahap yaitu pengumpulan
data/verifikasi data dan menganalisa data
Pengkajian merupakan tahap awal dalam proses keperawatan yang mendasari pengkajian
terhadap klien. Klien di pandang sebagai manusia yang utuh dan dari segi bio-psiko-sosio kulturalspritual yang apabila mengalami gangguan akan menyebabkan kondisi tidak seimbang dan
memerlukan suatu adaptasi dalam melaksanakan pengkajian data di peroleh melalui wawancara
langsung dengan klien dan keluarga, observasi atau mengamati langsung, pemeriksaan fisik,
membaca hasil pemeriksaan penunjang catatan keperawatan dan catatan medis.
Penulis mengumpulkan data berdasarkan dengan teori yang ada, untuk data dasar sebagian
telah di dapat dari catatan keperawatan ataupun catatan medis. Adapun hal-hal yang perlu dikaji
ulang sebelum melakukan wawancara penulis terlebih dahulu membina hubungan saling percaya
dengan klien dan keluarga sehingga klien mengungkapkan masalah yang dirasakan, memberi
jawaban atas pernyataan dan bertanya bila pertanyaan penulis belum dapat mengerti.
Adapun hasil pengkajian yang penulis temukan pada Tn.S yang sesuai dengan konsep
teoritis
yaitu
klien
sudah
merasakan
tanda
dan
gejala
tejadinya
fraktur
lumbal
seperti nyeri, kelemahan dan kelumpuhan ekstremitas, nyeri tekan otot, hiperestesia tepat di atas
daerah
trauma,
dan
deformitas
pada
daerah trauma.
Awal
mula
kejadian
nya
adalah
saat klien bekerja lalu tertimpa runtuhan tanah dengan posisi jongkok, dan beberapa saat setelah
itu pada kedua kakinya terasa dingin dan tidak bisa di gerakkan, kondisinya klien saat itu lemah dan
untuk keluhan di rumah sakit klien mengeluh nyeri pada bagian belakangnya, klien mengatakan
hanya dapat berbaring ditempat tidur dan semua kebutuhannya dibantu oleh keluarga dan perawat,
klien jga mengatakan sudah dua hari belum mandi. .
Adapun data yang penulis temukan pada Tn.S namun tidak sesuai dengan sumber utama
pada konsep teoritis adalah terjadinya inkontinensia alvi . Hal ini mungkin dikarenakan terjepitnya
saraf pada lumbal IV dan V, dan masalah kurang pengetahuan pada klien hal ini dimungkinkan
karena klien belum pernah mendapatkan pendidikan kesehatan dari perawat ruangan.
Kerjasama yang diberikan oleh klien dan keluarga klien memudahkan penulis dalam
mengumpulkan data-data yang memungkinkan penulis untuk menetapkan asuhan keperawatan yang
sesuai kepada Tn. S Sebelumnya penulis telah membina hubungan saling percaya dengan klien.
Klien mau mengungkapkan masalah-masalah yang klien rasakan dan memberikan jawaban atas
pertanyaan penulis.
Adapun yang menjadi penghambat didalam melakukan pengkajian terhadap Tn. S yaitu
tidak tersedianya hasil pemeriksaan penunjang radiologi seperti dilakukan pemeriksaan, C T
S c a n , MRI, Elektromiografi dan Pemeriksaan Hantaran Saraf Sehingga penulis mengalami kesulitan
dalam melakukan penegakan diagnosa kepada klien.
B.
Diagnosa Keperawatan
Menurut
Carpenito
&
Moyet,
(2005)
dalam
Potter
&
Perry,
(2009) Diagnosis
keperawatan dan masalah kolaborasi menggambarkan batas kondisi klien yang memerlukan
asuhan keperawatan.
Pada tahap ini penulis menganalisa dan mensintesis data yang telah dikelompokkan,
kemudian penulis melakukan penilaian klinik tentang respon klien dan keluarga terhadap masalah
kesehatan / proses kehidupan yang aktual dan resiko. Pada tinjauan teoritis terdapat 5 diagnosa
keperawatan. Penulis menemukan 3 diagnosa keperawatan yang muncul pada Tn. S yang sesuai
dengan sumber utama dalam perumusan diagnosa dan rencana keperawatan Menurut Arif Muttaqim,
(2005, hlm. 14-15) diagnosa keperawatan yang muncul pada trauma medulla spinalisadalah sebagai
berikut:
Tetapi di sini Penulis menemukan 2 diagnosa yang muncul dan tidak terdapat sumber
utama dalam perumusan diagnose dan rencana keperawatan untuk sistem muskuloskeletal secara
teoritis, namun penulis berinisiatif untuk mencari perumusan diagnose tersebut dengan sumber lain
sehingga muncul suatu diagnosa seperti berikut menurut NANDA, (2011):
1.
2.
C. Perencanaan Keperawatan
Pada tahap perencanaan ini, penulis membuat prioritas urutan diagnosa keperawatan yang
telah dibuat, kemudian penulis merumuskan tujuan dan kriteria hasil dengan jelas, dapat diukur,
dapat dicapai, realistis dan penentuan waktu yang sesuai dengan tujuan sehingga memungkinkan
dicapai oleh klien. Kemudian penulis mendesain intervensi dengan landasan teoritis yang penulis
sesuaikan dengan kondisi dan penyakit klien.
Adapun faktor pendukung yang penulis rasakan pada tahap ini adalah adanya persamaan
antara diagnosa yang muncul dengan pedoman teoritis sehingga dalam penyusunan rencana
keperawatan tersebut penulis hanya tinggal menyesuaikan perencanaan yang telah ada pada
rencana keperawatan teoritis dengan kondisi pasien. Sedangkan untuk hambatan pada tahap ini
tidak begitu dirasakan oleh penulis, karena dalam menyusun intervensi penulis memodifikasi
berdasarkan teori lain dan disesuaikan dengan kondisi klien, serta sarana dan prasarana yang
dimiliki rumah sakit.
D. Pelaksanaan Keperawatan
Pada tahap ini penulis dapat melaksanakan asuhan keperawatan pada klien sesuai dengan
perencanaan yang telah dibuat baik tindakan mandiri keperawatan maupun tindakan kolaboratif.
Dalam hal ini penulis sebagai anggota tim keperawatan mengimplementasikan intervensi
keperawatan dengan berlandaskan teori, baik secara mandiri maupun kolaboratif sesuai dengan
penyakit yang diderita pasien dan kondisi pasien saat itu.
Adapun faktor pendukung pada tahap ini adalah kerjasama yang baik dengan tim kesehatan
lain dan partisipasi dan klien dan keluarga sehingga penulis dapat melaksanakan rencana yang telah
penulis buat dengan baik. Sedangkan untuk faktor penghambat pada tahap ini tidak ditemukan
karena semua perencanaan yang telah dibuat telah dilaksanakan semuanya.
E. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi adalah tindakan
menandakan seberapa jauh diagnosa keperawatan, rencana tindakan dan pelaksanaannya sudah
berhasil di capai.
Adapun hasil dan pengevaluasian masing-masing diagnosa keperawatan yang terdapat pada
Tn.S yaitu :
1.
2.
3.
4.
5.