Anda di halaman 1dari 29

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penyakit Tuberculosis (TBC) merupakan masalah yang serius bagi
dunia, karena menjadi penyebab kematian terbanyak disbanding dengan
penyakit infeksi lain. Diperkirakan 95% dari kasus TBC, terbanyak di
Negara berkembang. Indonesia merupakan penyumbang penyakit TBC
terbesar ketiga di dunia setelah India dan China. (Depkes, 2008)
Di Indonesia TBC merupakan penyebab kematian peringkat ketiga
setelah penyakit kardiovaskuler dan penyakit pernafasan serta menjadi
peringkat pertama dari golongan penyakit infeksi. Tuberculosis (TBC)
adalah penyakit menular yang dapat menyerang siapa saja dan dimana
saja. Setiap tahunnya, WHO memperkirakan terjadi 583.000 kasus TBC
baru di Indonesia dan kematian karena TBC sekitar 140.000 orang.
(Depkes, 2008)
TBC adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh
kuman Mycobacterium tuberculosis. Sumber penularan adalah penderita
TBC BTA (Basil Tahan Asam) positif. Pada waktu batuk atau bersin,
penderita menyebarkan kuman ke udara dalam bentuk droplet. Orang
dapat terinfeksi kalau droplet terhirup ke dalam saluran pernafasan.
(Depkes, 2008)
Penularan kuman TBC dipengaruhi oleh perilaku penderita,
keluarga serta masyarakat dalam mencegah penularan penyakit TBC.
Perilaku dalam mencegah penularan TBC antara lain, menutup mulut pada
waktu batuk dan bersin, meludah pada tempat tertentu yang sudah diberi
desinfektan, imunisasai BCG pada bayi, menghindari udara dingin,
mengusahakan sinar matahari masuk ke tempat tidur, serta makan
makanan yang tinggi karbohidrat dan tinggi protein.
Mengingat penyakit TBC dapat berakibat fatal dan kematian, sudah
seharusnya masyarakat mengetahui dan memahami berbagai masalah dan
dampak dari penyakit ini, sehingga mereka dapat melindungi diri, keluarga
dan lingkungannya dari penyebaran penyakit ini. Dengan kata lain bahwa

perilaku keluarga dalam pencegahan sangat berperan penting dalam


mengurangi resiko penularan kuman TBC.
Dalam upaya penanggulangan penyakit TBC peran serta keluarga
dalam kegiatan pencegahan merupakan factor yang sangat penting. Peran
serta keluarga dalam penanggulangan TBC harus diimbangi dengan
pengetahuan yang baik. Pengetahuan adalah hal apa yang diketahui oleh
orang terkait dengan sehat dan sakit atau kesehatan, misal pengertian,
penyebab, cara penularan serta cara pencegahan suatu penyakit.
Pengetahuan

merupakan

domain

terbentuknya

suatu

perilaku.

(Notoatmodjo, 2010)
Sebelum seseorang mengadopsi perilaku (berperilaku baru) ia
harus tahu terlebih dahulu apa arti atau manfaat perilaku tersebut bagi
dirinya atau keluarganya. Orang akan melakukan pencegahan TBC apabila
ia tahu apa tujuan dan manfaatnya bagi kesehatan atau keluarganya, dan
apa bahayanya bila tidak melakukannya.
Perilaku keluarga dalam rangka pencegahan penularan TBC selama
ini masih kurang, hal ini dapat kita lihat masih banyaknya pengunjung
yang datang ke puskemas jika batuk tidak menutup mulut dengan sapu
tangan dan masih banyak yang meludah di sembarang tempat. Perilaku
yang demikian akan dapat mempercepat penularan kuman TBC.
B. Tujuan Pembelajaran
1. Menjelaskan standar diagnostic TB yang mengacu international
standards for tuberculosis care (ISTC)
2. Menjelaskan penatalaksanaan TB yang

mengacu

international

standards for tuberculosis care (ISTC)


3. Melakukan anamnesis terhadap pasien yang diduga menderita TB
4. Memberikan edukasi terhadap pasien TB dan keluarganya
5. Menjelaskan cara penemuan suspeck dan kasus TB dengan strategi
DOTS
6. Menjelaskan cara pencatatan dan pelaporan kasus TB dengan strategi
DOTS
7. Menjelaskan perhitungan angka keberhasilan pengobatan TB
8. Menjelaskan cara monitoring dan evaluasi pengobatan kasus TB
dengan strategi DOTS

BAB II
ISI
A. Dasar Teori
Mycrobacteria adalah bakteri aerob berbentuk batang, yang tidak
membentuk spora. Walaupun tidak mudah diwarnai bakteri ini tahan terhadap
penghilangan warna (deklorisasi) oleh asam atau alkohol dan karena itu
dinamakan basil tahan asam. Ciri-ciri khas Mycobacterium tuberculosis dalam
jaringan adalah basil tuberkel merupakan batang ramping lurus berukuran kirakira 0,4 x 3 m. Pada perbenihan buatan terlihat bentuk coccus dan filamen.
Mycobacteria tidak dapat diklasifikasikan sebagai gram positif atau gram negatif.
Sekali diwarnai dengan zat warna basa, warna tersebut tidak dapat dihilangkan
dengan alkohol, meski dibubuhi dengan iodium. Basil tuberkel yang sebenarnya
ditandai oleh sifat tahan asam misalnya 95 % etil alkohol yang mengandung 3 %
asam hidroklorida (asam alkohol) dengan cepat akan menghilangkan warna semua
bakteri kecuali Mycobacteria. Sifat tahan asam ini bergantung pada integritas
struktur selubung berlilin. Pada dahak atau irisan jaringan, Mycobacteria dapat
diperlihatkan karena memberi fluoresensi kuning jingga setelah diwarnai dengan
zat warna fluorokrom (misalnya auramin, rodamin).
Mycobacterium tuberculose merupakan bakteri berbentuk batang sedikit
bengkok, panjang atau pendek, tidak berspora, tidak berkapsul, pertumbuhan
sangat lambat 2 - 8 minggu, suhu optimal 37 - 38oC. Mycobacterium tahan
terhadap asam dan alkali dibanding dengan kuman lain sehingga apabila bahan
spesimen mengandung kuman lain dapat dibunuh dengan mudah sehingga
spesimen menjadi lebih murni.Mycobacterium tuberculose terdapat pada manusia
yang mengidap penyakit TBC dan penularannya terjadi melalui jalan pernafasan,
tetapi spesies Mycobacterium bovis biasanya terdapat pada lembu dan dapat
ditemukan pula pada manusia di usus (Pelczar, 2008).
1. Standar diagnosis TB ISTC
Standar 1

Semua orang dengan batuk produktif yang tidak bisa dijelaskan


penyebabnya yang telah berlangsung sedikitnya selama 2-3

minggu harus diperiksa TB


Semua pasien tersangka TB paru (dewasa, remaja dan anak-anak
yang mampu mengeluarkan dahak) harus bisa diambil dahaknya
Standard 2

untuk

membuat

setidaknya

dua

sediaan

sputum

untuk

pemeriksaan mikroskopis (BTA) di laboratorium yang telah


terakreditasi. Sediaan sputum tersebut setidaknya salah satunya
diambil pada waktu pagi hari

Standard 3

Pada semua pasien tersangka TB paru (dewasa, remaja dan anakanak), sediaan sputum yang memenuhi kriteria harus bisa
dilakukan pemeriksaan mikroskopis, kultur dan histopatologi
Semua orang dengan temuan kecurigaan TB pada foto Rontgen

Standard 4

dadanya , harus diambil sediaan sputumnya dan dikirim untuk


pemeriksaan mikrobiologi
Untuk mendiagnosis TB paru pada hasil BTA negatif adalah
harus memenuhi kriteria berikut: setidaknya dua sediaan sputum
yang diperiksa menunjukkan hasil negatif (termasuk setidaknya
satu sediaan sputum dari dahak pagi hari); hasil foto rontgen
dada konsisten mengarah ke TB; dan tidak adanya respons dari
pengobatan antibiotik spektrum luas. (Perlu dicatat karena
golongan fluoroquinolone adalah agen aktif untuk melawan

Standard 5.

kuman TB yang dapat menyebabkan perbaikan sementara pada


seorang penderita TB, dan penggunaan golongan tersebut harus
dihindari). Pada jenis pasien tersebut, perlu dilakukan kultur
biakan dahak. Pada orang yang gejala klinisnya berat atau
mereka yang telah diketahui atau tersangka HIV, evaluasi
diagnosis harus dipercepat dan jika bukti klinis sangat
mendukung TB, pemberian OAT harus segera dimulai.

2. ISTC Standar Pengobatan


Standar 7

Semua dokter yang mengobati pasien TB harus mempunyai pemikiran


pentingnya tanggung jawab kesehatan masyarakat untuk mencegah transmisi
yang tengah berlangsung yang dapat berkembang ke arah resistensi obat. Untuk
memenuhi tanggung jawab tersebut, dokter tidak hanya harus meresepkan
regimen terapi yang sesuai tetapi juga wajib memanfaatkan layanan kesehatan
masyarakat dan agen agen pendukung lainnya, jika diperlukan, untuk menilai
kepatuhan pasien dan mengatasi ketidak patuhan pasien yang terjadi.
Semua pasien (termasuk yang terinfeksi HIV) yang belum pernah punya riwayat
pengobatan OAT harus mendapatkan regimen terapi OAT lini pertama yang
terstandar internasional dan diketahui bioavailabilitasnya. Pada fase awal 2
Standar 8

bulan pertama pengobatan, harus terdiri dari isoniazid (INH), rifampisin (RIF),
pirazinamid (PZA) dan ethambutol (EMB). Fase lanjutan harus terdiri dari
isoniazid dan rifampicin yang diberikan selama empat bulan. Dosis OAT yang
diberkan harus mengikuti rekomendasi internasional. Penggunaan Fix Dose
Combinations (FDC) dari dua (isoniazid dan rifampicin), tiga (INH, RIF dan
PZA) dan empat (INH, RIF, PZA, dan EMB) sangat direkomendasikan.

Standar 9
Untuk menilai dan memelihara kepatuhan, pendekatan berpusat ke pasien dalam
hal pemberian obat, berdasarkan pada kebutuhan pasien dan hubungan saling
menghormati Antara pasien dan penyedia jasa, harus dikembangkan untuk
semua pasien. Pengawasan dan dukungan harus bersifat individu dan mencakup
semua intervensi yang direkomendasikan dan ketersediaan layanan pendukung,
termasuk konseling dan edukasi pasien. Elemen pusat dari strategi berpusat ke
pasien adalah penggunaan tindakan untuk menilai dan mempromosikan
kepatuhan terhadap regimen pengobatan dan untuk mengatasi masalah ketidak
patuhan apabila terjadi. Pengukuran ini harus bersifat menyesuaikan keadaan
individu pasien dan diterima baik oleh pasien maupun penyedia jasa layanan.
Pengurukan yang demikian dapat termasuk observasi langsung dalam meminum
obat (DOT) dan identifikasi serta pelatihan pendukung pengobatan (untuk TB
dan, jika bisa untuk HIV juga) yang data diterima dan bertanggung jawab
kepada pasien dan system kesehatan. Insentif yang sesuai dan hal hal yang
memudahkan lainnya, termasuk dukungan finansial dapat digunakan untuk

meningkatkan kepatuhan pengobatan.


Respons pasien dengan TB paru terhadap pengobatan harus dimonitor dan
ditindak lanjuti dengan pemeriksaan sputum mikroskopis (dua specimen) pada
Standar 10

saat pengobatan fase pertama selesai (dua bulan). Jika hasil pemeriksaan apusan
sputum masih positif setelah fase pertama, harus dilakukan kembali
pemeriksaan apusan sputum setelah tiga bulan kemudian, dan jika masih positif,
kultur dan uji resistensi obat harus dilakukan. Pada kasus ekstra paru dan pada
anak anak, respons pengobatan yang terbaik dinilai dari klinis.
Penilaian kemungkinan resistensi obat harus bisa dilakukan ke semua pasien
dan harus didasarkan pada riwayat pengobatan sebelumnya, paparan terhadap
kasus TB resisten obat, dan prevalensi resistensi obat dalam komunitas. Uji
resistensi obat harus dilakukan pada saat awal terapi ke pasien yang punya
riwayat pengobatan sebelumnya. Pasien yang hasil uji apusan sputumnya masih

Standar 11

positif setelah selesainya pengobatan tiga bula pertama dan pasien yang pernah
gagal pengobatan, atau kambuh setelah satu atau lebih dari satu periode
pengobatan harus diperiksa dengan kecurigaan resistensi obat. Pada pasien
yangmana TB resisten obat dicurigai, kultur dan uji resistensi pada setidaknya
INH dan RIF harus dilakukan. Konseling dan edukasi pasien harus dilakukan
secepatnya untuk meminimalisir potensi transmisi. Kendali infeksi pada semua
setting harus bisa dilakukan.

Standar 12
Pasien dengan atau dengan kecurigaan tinggi memiliki TB resisten obat
(terutama MDR/XDR) harus bisa diobati dengan regimen khusus yang
mencakup OAT lini kedua. Pilihan regimen bisa distandardisasi atau
berdasarkan pada kecurigaan atau pola kerentanan OAT yang telah
dikonfirmasi. Setidaknya empat jenis obat yang mana organisme masih
diketahui atau dianggap rentan, termasuk OAT yang diinjeksikan, harus bisa
diaplikasikan dan pengobatan harus diberikan setidaknya selama 18-24 bulan
diluar konversi kultur. Pengukuran berpusat ke pasien, termasuk observasi
pengobatan sangat dibutuhkan untuk meningkatkan kepatuhan. Kasus ini harus
bisa dikonsultasikan pada penyedia jasa layanan TB yang berpengalaman

menangani kasus MDR/XDR.

Standar 13

Semua pengobatan yang diberikan, respons bakteriologis, dan efek samping


pengobatan harus tercatat dan dilakukan pada semua pasien.

RESPONDEN 1
A. PELAKSANAAN
- Hari / tanggal
- Waktu
- Tempat
- Alamat

: Senin, 20 Oktober 2014


: 08.00 selesai
: Puskesmas Kalimanah
: Kalimanah

B. DATA RESPONDEN
- Nama
- Usia
- Alamat
- Pekerjaan

: Bapak A
: 30 Tahun
: Gedung Wuluh Rt 01/03
:-

C. CARA PELAKSANAAN
1. Praktikan mengucap salam dan memperkenalkan diri, kemudian
menjelaskan maksud dan tujuan serta meminta izin untuk melakukan
anamnesis
2. Praktikan menanyakan identitas responden, yang meliputi nama, usia,
alamat, dan pekerjaan.
3. Praktikan melakukan anamnesis terhadap responden, yang meliputi
Keluhan utama, sacred seven dan fundamental four.
4. Praktikan meminta izin kepada respondenuntuk

melakukan

pemeriksaan fisik thorax.


5. Praktikan melakukan pemeriksaan fisik thorax, yang meliputi inspeksi,
palpasi, perkusi, dan auskultasi.
6. Praktikan menjelaskan hasil pemeriksaan fisik thorax kepada
responden.
7. Praktikan mengucap salam dan berterima kasih.
D. HASIL OBSERVASI
- Anamnesis
1. Identitas Pasien
Nama
Usia
Alamat
Pekerjaan
2. Keluhan Utama
3. Onset/Kronologi
4. Kuantitas
5. Kualitas
6. Faktor Pemberat
7. Faktor Peringan

: Bapak A
: 28 Tahun
: Gedung Wuluh Rt 01/03
:: Batuk berdahak
: Sejak 2 bulan
: Masih bisa beraktivitas
: Dahak bening
: Kambuh ketika beraktivitas
: Istirahat dan minum obat

8. Gejala Penyerta

: Keringat malam, demam, penurunan berat

badan
9. RPD
:10. RPK
:11. Riwayat Alergi : 12. RPSE
: BPJS
13. Kebiasaan Pribadi : Merokok
-

Pemeriksaan Fisik Thorax


1. Inspeksi
Wajah
: Edema
CA
Sianosis
Dada
: Posisi trakea
Dinding dada

(-/-)
(-/-)
(-/-)
normal
normal

Sternum Clavicula
Venektasi
Limfadenopati supraklavicula
Emfisema Subcutis
Pengembangan rongga thorax
Respirasy Rate
2. Palpasi
Thorax anterior dan posterior/punggung
(Vocal Fremitus dinding dada teraba)
3. Perkusi
Paru dextra/sinistra
4. Auskultasi
Suara vesikular
Suara Tracheal
Suara Bronchial
Suara Bronchovesicular
Suara Amforik

(-/-)
(-/-)
(-/-)
(-/-)
normal
20x/m

normal
(sonor/sonor)
(+/+)
(+)
(+)
(+/+)
(+/+)

E. EDUKASI
1. Berobat secara teratur sesuai ketentuan yang diberikan tenaga medis
2. Meningkatkan pola makan yang teratur, memakan makanan yang
bergizi
3. Menggunakan masker
4. Tidak tidur di lantai dan menjaga kelembapan tubuh
5. Melakukan olah raga kecil seperti berjalan 1 hari minimal 2 menit
F. HAMBATAN
- Responden dengan penyakit TB terbatas

Bahasa

G. SARAN
- Mahasiswa seharusnya memeriksa 1 responden untuk 2 orang
-

mahasiswa
Berbicara dengan pengantar responden yang fasih berbahasa Indonesia

RESPONDEN 4
H. PELAKSANAAN
- Hari / tanggal
- Waktu
- Tempat
- Alamat

: Senin, 20 Oktober 2014


: 08.00 selesai
: Puskesmas Kalimanah
: Jl. Mayjen Soengkono

No.39

Kecamatan

Kalimanah
I. DATA RESPONDEN
- Nama
- Usia
- Alamat
- Pekerjaan

: Ibu T
: 70 Tahun
: Jompo, Kalimanah, Purbalingga
: Ibu Rumah Tangga

J. CARA PELAKSANAAN
8. Praktikan mengucap salam dan memperkenalkan diri, kemudian
menjelaskan maksud dan tujuan serta meminta izin untuk melakukan
anamnesis
9. Praktikan menanyakan identitas responden, yang meliputi nama, usia,
alamat, dan pekerjaan.
10. Praktikan melakukan anamnesis terhadap responden, yang meliputi
Keluhan utama, sacred seven dan fundamental four.
11. Praktikan meminta izin kepada responden untuk

melakukan

pemeriksaan fisik thorax.


12. Praktikan melakukan pemeriksaan fisik thorax, yang meliputi inspeksi,
palpasi, perkusi, dan auskultasi.
13. Praktikan menjelaskan hasil pemeriksaan fisik thorax kepada
responden.
14. Praktikan mengucap salam dan berterima kasih.
K. HASIL OBSERVASI
- Anamnesis

14. Identitas Pasien


Nama
Usia
Alamat
Pekerjaan
15. Keluhan Utama
16. Onset/Kronologi

: Ibu T
: 70 Tahun
: Jompo, Kalimanah, Purbalingga.
: Ibu Rumah Tangga
: Batuk tidak berdahak
:Berbulan-bulan
(pasien
tidak

bisa

memperkirakan)
17. Kuantitas
: Masih bisa beraktivitas
18. Kualitas
: Dahak berwarna bening
19. Faktor Pemberat :Kambuh ketika beraktivitas, dan ketika saat
pagi hari.
20. Faktor Peringan
21. Gejala Penyerta

: Setelah minum obat dan saat istirahat.


: Nyeri pada tubuh, terutama pada kedua

kaki.
22. RPD
:23. RPK
:24. Riwayat Alergi : 25. RPSE
: Umum
26. Kebiasaan Pribadi : Tidak merokok
-

Pemeriksaan Fisik Thorax


5. Inspeksi
Wajah
: Edema
CA
Sianosis
Dada
: Posisi trakea
Dinding dada

(-/-)
(-/-)
(-/-)
normal
normal

Sternum Clavicula
Venektasi
Limfadenopati supraklavicula
Emfisema Subcutis
Pengembangan rongga thorax
6. Palpasi
Thorax anterior dan posterior/punggung
(Vocal Fremitus dinding dada teraba)
7. Perkusi
Paru dextra/sinistra
8. Auskultasi
Suara vesikular
Suara Tracheal
Suara Bronchial
Suara Bronchovesicular

(-/-)
(-/-)
(-/-)
(-/-)
normal
normal

(sonor/sonor)
(+/+)
(+)
(+)
(+/+)

Suara Amforik

(-/-)

L. EDUKASI
Praktikan tidak melakukan edukasi terhadap pasien karena praktikan lupa
M. WAWANCARA TAMBAHAN
- Pengobatan Pasien Sekarang
a. Saat ini responden sudah melakukan pemeriksan dahak, dan
sekarang pasien meminta obat ke puskesmas karena obatnya
sudah habis yang sebelumnya dikonsumsi selama 1 bulan yang
lalu, dan sekarang melanjutkan pengobatan intensif.
b. Responden masih dalam tahap pasien suspek TB yang belum
bisa di kategorikan BTA positif atau negatif.
N. HAMBATAN
- Praktikan merasa tempat pemeriksaan kurang memadai untuk
melakukan pemeriksaan fisik thorax, karena tidak terdapat tempat tidur
di tempat pemeriksaan, namun praktikan tetap melakukan pemeriksaan
fisik thorax dengan posisi pasien duduk.
O. SARAN
- Sebaiknya tempat pemeriksaan menyediakan tempat tidur.

RESPONDEN 5
A. PELAKSANAAN
- Hari / tanggal
- Waktu
- Tempat
- Alamat

: Senin, 20 Oktober 2014


: 08.00 selesai
: Puskesmas Kalimanah
: Jl. Mayjen Soengkono

Kalimanah
B. DATA RESPONDEN
- Nama
- Usia
- Alamat
- Pekerjaan

: Ibu S
: 45 Tahun
: Grecol RT.02 RW.04 Kalimanah Purbalingga
: Cantel Rambut

No.39

Kecamatan

C. CARA PELAKSANAAN
1. Praktikan mengucap salam dan memperkenalkan diri, kemudian
menjelaskan maksud dan tujuan serta meminta izin untuk melakukan
anamnesis
2. Praktikan menanyakan identitas responden, yang meliputi nama, usia,
alamat, dan pekerjaan.
3. Praktikan melakukan anamnesis terhadap responden, yang meliputi
Keluhan utama, sacred seven dan fundamental four.
4. Praktikan meminta izin kepada responden untuk

melakukan

pemeriksaan fisik thorax.


5. Praktikan melakukan pemeriksaan fisik thorax, yang meliputi inspeksi,
palpasi, perkusi, dan auskultasi.
6. Praktikan menjelaskan hasil pemeriksaan fisik thorax kepada
responden.
7. Praktikan mengucap salam dan berterima kasih.
D. HASIL OBSERVASI
- Anamnesis
1. Identitas Pasien
Nama
Usia
Alamat

2.
3.
4.
5.

Purbalingga
Pekerjaan
Keluhan Utama
Onset/Kronologi
Kuantitas
Kualitas

: Ibu S
: 45 Tahun
: Grecol

RT.02

RW.04

: Cantel Rambut
: Batuk tidak berdahak
: Sejak 3 bulan
: Masih bisa beraktivitas
: Kadang keluar dahak bening

Kalimanah

6. Faktor Pemberat : Kambuh ketika beraktivitas dan ketika


akan berbaring
7. Faktor Peringan : Minum air mineral hangat
8. Gejala Penyerta : Nyeri dada, Demam, Berat Badan turun.
9. RPD
: Sakit kuning tahun 2013
10. RPK
:11. Riwayat Alergi : 12. RPSE
: Umum
13. Kebiasaan Pribadi : Tidak merokok
-

Pemeriksaan Fisik Thorax


1. Inspeksi
Wajah
: Edema
CA
Sianosis
Dada
: Posisi trakea
Dinding dada

(-/-)
(-/-)
(-)
normal
normal

Sternum Clavicula
Venektasi
Limfadenopati supraklavicula
Emfisema Subcutis
Pengembangan rongga thorax
Respirasy Rate
2. Palpasi
Thorax anterior dan posterior/punggung
(Vocal Fremitus dinding dada teraba)
3. Perkusi
Paru dextra/sinistra
4. Auskultasi
Suara vesikular
Suara Tracheal
Suara Bronchial
Suara Bronchovesicular
Suara Amforik

(-/-)
(-/-)
(-/-)
(-/-)
normal
24x/m
normal

(sonor/sonor)
(+/+)
(+)
(+)
(+/+)
(-/-)

E. EDUKASI
1. Praktikan memberikasn leaflet TB kepada responden
2. Praktikan mengedukasi responden agar menggunakan masker ketika
berinteraksi dengan orang lain.
3. Praktikan mengedukasi responden agar menutup mulutnya ketika
batuk.
4. Praktikan mengedukasi agar dirumah responden cukup masuk sinar
matahari.

F. WAWANCARA TAMBAHAN
- Pengobatan Pasien Sekarang
a. Saat ini responden belum melakukan pemeriksan dahak, karena
responden mengaku sulit untuk mengeluarkan dahak, sehingga
pasien belum mengkonsumsi OAT.
b. Responden saat ini mengkonsumsi 3 obat, yang terdiri dari:
a. Curcuma
b. Sirup Itrasal (untuk merangsang dahak)
c. Dex.. (responden lupa)
Responden masih dalam tahap pasien suspek TB yang belum
bisa di kategorikan BTA positif atau negatif, karena belum
dilakukan pemeriksaan dahak.
G. HAMBATAN
- Praktikan merasa tempat pemeriksaan kurang memadai untuk
melakukan pemeriksaan fisik thorax, karena tidak terdapat tempat tidur
di tempat pemeriksaan, namun praktikan tetap melakukan pemeriksaan
fisik thorax dengan posisi pasien duduk.
H. SARAN
- Sebaiknya tempat pemeriksaan menyediakan tempat tidur.

RESPONDEN 6
A. PELAKSANAAN
- Hari / tanggal
- Waktu
- Tempat
- Alamat

: Senin, 20 Oktober 2014


: 08.00 selesai
: Puskesmas Kalimanah
: Jl. Mayjen Soengkono

No.39

Kecamatan

Kalimanah
B. DATA RESPONDEN
- Nama
: Mas S
- Usia
: 24 Tahun
- Alamat
:Kedungwuluh
-

Purbalingga
Pekerjaan

RT.02

RW.04

Kalimanah

: Karyawan swasta

C. CARA PELAKSANAAN
1. Praktikan mengucap salam dan memperkenalkan diri, kemudian
menjelaskan maksud dan tujuan serta meminta izin untuk melakukan
anamnesis
2. Praktikan menanyakan identitas responden, yang meliputi nama, usia,
alamat, dan pekerjaan.
3. Praktikan melakukan anamnesis terhadap responden, yang meliputi
Keluhan utama, sacred seven dan fundamental four.
4. Praktikan meminta izin kepada responden untuk

melakukan

pemeriksaan fisik thorax.


5. Praktikan melakukan pemeriksaan fisik thorax, yang meliputi inspeksi,
palpasi, perkusi, dan auskultasi.
6. Praktikan menjelaskan hasil pemeriksaan fisik thorax kepada
responden.
7. Praktikan mengucap salam dan berterima kasih.
D. HASIL OBSERVASI
- Anamnesis
1. Identitas Pasien
Nama
Usia
Alamat
Purbalingga
Pekerjaan
2. Keluhan Utama

: Mas S
: 24 Tahun
: Kedungwuluh RT.08 RW.02 Kalimanah
: Karyawan swasta
: Sesak dan batuk

3. Onset/Kronologi : sejak 3 hari yang lalu, tambah parah sejak


semalam
4. Kuantitas
5. Kualitas

: mengganggu akivitas
: batuk dengan sputum yang purulent tidak

disertai darah
6. Faktor Pemberat
7. Faktor Peringan
8. Gejala Penyerta
9. RPD
10. RPK

: aktivitas saat bekerja yang berlebihan


: belum berobat
: demam (nggreges), keringat malam, pega
: pernah sakit ISPA tahun 2014
: tidak ada penyakit asma, TB Paru, maupun
penyakit respiratorik.

11. Riwayat pengobatan: pengobatan ISPA sampai sembuh, (2 kali


kontrol)
12. Riwayat Alergi

: tidak mempunyai alergi terhadap obat

ataupun zat alergen lain.


13. RPSE
: mempunyai asuransi (JAMKESDA)
14. Kebiasaan Pribadi : merokok sudah sejak 3 tahun lalu, sekarang
sudah berhenti, tidak minum alkohol, maupun mengkonsumsi
narkoba, ventilasi rumah baik, udara di dalam rumah tidak
lembab.
-

Pemeriksaan Fisik Thorax


1. Inspeksi
Wajah
: Edema
Conjungtiva Anemis
Bibir Sianosis
Dada
: Posisi trakea
Dinding dada

(-/-)
(-/-)
(-/-)
normal
normal

Sternum Clavicula
Venektasi
Limfadenopati supraklavicula
Emfisema Subcutis
Pengembangan rongga thorax
Respirasy Rate
2. Palpasi
Thorax anterior dan posterior/punggung
(Vocal Fremitus dinding dada teraba)
3. Perkusi
Paru dextra/sinistra

(-/-)
(-/-)
(-/-)
(-/-)
normal
18x/m
normal

(sonor/sonor)

4. Auskultasi
a. Suara vesikular
b. Suara Tracheal
c. Suara Bronchial
d. Suara Bronchovesicular
e. Suara Amforik

(+/+)
(+)
(+)
(+/+)
(-/-)

E. EDUKASI
1. Praktikan memberikasn leaflet TB kepada responden
2. Praktikan mengedukasi responden agar menggunakan masker ketika
berinteraksi dengan orang lain.
3. Praktikan mengedukasi responden agar menutup mulutnya ketika
batuk.
4. Praktikan mengedukasi agar dirumah responden cukup masuk sinar
matahari.
F. WAWANCARA TAMBAHAN
- Pengobatan Pasien Sekarang
a. Saat ini responden baru melakukan pemeriksan dahak, sehingaa
belum dapat pengobatan paket OAT.
b. Responden saat ini mengkonsumsi 3 obat, yang terdiri dari:
G. HAMBATAN
- Praktikan merasa tempat pemeriksaan kurang memadai untuk
melakukan pemeriksaan fisik thorax, karena tidak terdapat tempat tidur
di tempat pemeriksaan, namun praktikan tetap melakukan pemeriksaan
fisik thorax dengan posisi pasien duduk.
H. SARAN
- Sebaiknya tempat pemeriksaan menyediakan tempat tidur.

RESPONDEN 7
A. PELAKSANAAN
- Hari / tanggal
- Waktu
- Tempat
- Alamat

: Senin, 20 Oktober 2014


: 08.00 selesai
: Puskesmas Kalimanah
: Jl. Mayjen Soengkono

No.39

Kecamatan

Kalimanah
B. DATA RESPONDEN
- Nama
- Usia
- Alamat
- Pekerjaan

: Ibu K
: 27 Tahun
: Maduraga RT: 05 RW: 01
: Ibu Rumah Tangga

C. CARA PELAKSANAAN
1. Praktikan mengucap salam dan memperkenalkan diri, kemudian
menjelaskan maksud dan tujuan serta meminta izin untuk melakukan
anamnesis
2. Praktikan menanyakan identitas responden, yang meliputi nama, usia,
alamat, dan pekerjaan.
3. Praktikan melakukan anamnesis terhadap responden, yang meliputi
Keluhan utama, sacred seven dan fundamental four.
4. Praktikan meminta izin kepada responden untuk

melakukan

pemeriksaan fisik thorax.


5. Praktikan melakukan pemeriksaan fisik thorax, yang meliputi inspeksi,
palpasi, perkusi, dan auskultasi.
6. Praktikan menjelaskan hasil pemeriksaan fisik thorax kepada
responden.
7. Praktikan mengucap salam dan berterima kasih.

D. HASIL OBSERVASI
- Anamnesis
1. Identitas Pasien
Nama
Usia
Alamat
Pekerjaan
2. Keluhan Utama
3. Onset/Kronologi

: Ibu K
: 27 Tahun
: Maduraga RT: 05 RW: 01
: Ibu Rumah Tangga
: Batuk berdahak
: Sejak satu minggu yang lalu, bertambah

parah sejak tiga hari yang lalu

4. Kuantitas

: Saat batuk dan sesak sangat mengganggu

akivitas sehari-hari
5. Kualitas
: Batuk berdahak berwarna putih kehijauan
6. Faktor Pemberat : Saat aktivitas dan saat terpajan oleh debu
7. Faktor Peringan : Minum air putih dan sudah berobat ke
puskesmas
8. Gejala Penyerta

: Sesak napas, keringat malam, badan lemas,

nafsu makan menurun dan berat badan menurun


9. RPD
: Pernah menderita gejala tyfus, sesak napas,
dan maag
10. RPK
: Dari nenek punya penyakit asma
11. Riwayat pengobatan
: Tidak pernah operasi
12. Riwayat Alergi
: Tidak mempunyai alergi terhadap
obat ataupun zat alergen lain.
13. RPSE
:

Mempunyai

asuransi

(JAMKESMAS)
14. Kebiasaan Pribadi
: Tidak merokok
Pemeriksaan Fisik Thorax
1. Inspeksi
Wajah
: Edema
Conjungtiva Anemis
Bibir Sianosis
Dada
: Posisi trakea
Dinding dada

(-/-)
(-/-)
(-/-)
normal
normal

Sternum Clavicula
Venektasi
Limfadenopati supraklavicula
Emfisema Subcutis
Pengembangan rongga thorax
Respirasy Rate
2. Palpasi
Thorax anterior dan posterior/punggung
(Vocal Fremitus dinding dada teraba)
3. Perkusi
Paru dextra/sinistra
4. Auskultasi
f. Suara vesikular
g. Suara Tracheal
h. Suara Bronchial
i. Suara Bronchovesicular
j. Suara Amforik
E. EDUKASI

(-/-)
(-/-)
(-/-)
(-/-)
normal
18x/m
normal

(sonor/sonor)
(+/+)
(+)
(+)
(+/+)
(-/-)

1. Praktikan memeberikan leaflet mengenai penyakit TB kepada


responden
2. Praktikan menjelaskan tanda dan gejala TB kepada responden
3. Praktikan menjelaskan cara penularan penyakit TB
4. Praktikan menjelaskan bagaimana cara mencegah penularan TB
dengan cara memakai masker, tidak membuang air liur dan dahak di
sembarang tempat, dan apabila sedang bersin dan batuk menutup
mulut dengan tangan
F. WAWANCARA TAMBAHAN
- Pengobatan Pasien Sekarang
a. Responden belum mengonsumsi OAT karena responden belum
melakukan pemeriksaan sputum
b. Responden mengonsumsi obat dari puskesmas berjumlah lima
jenis yang diminum sehari tiga kali
G. HAMBATAN
- Praktikan merasa tempat pemeriksaan kurang memadai untuk
melakukan pemeriksaan fisik thorax, karena tidak terdapat tempat tidur
di tempat pemeriksaan, namun praktikan tetap melakukan pemeriksaan
-

fisik thorax dengan posisi pasien duduk.


Praktikan merasa tempat pemeriksaan kurang nyaman karena saat
dilakukannya pemeriksaan fisik thorax responden bercampur dengan
responden lainnya

H. SARAN
- Sebaiknya tempat pemeriksaan menyediakan tempat tidur
- Sebaiknya saat dilakukan pemeriksaan fisik thorax responden tidak
bercampur dengan responden lainnya agar responden merasa nyaman

RESPONDEN 8
A. PELAKSANAAN
- Hari / tanggal
- Waktu
- Tempat
- Alamat

: Senin, 20 Oktober 2014


: 08.00 selesai
: Puskesmas Kalimanah
: Jl. Mayjen Soengkono

No.39

Kecamatan

Kalimanah
B. DATA RESPONDEN
- Nama
- Usia
- Alamat
- Pekerjaan

: Bapak A
: 28 Tahun
: Gedung Wuluh Rt 01/03
:-

C. CARA PELAKSANAAN
1. Praktikan mengucap salam dan memperkenalkan diri, kemudian
menjelaskan maksud dan tujuan serta meminta izin untuk melakukan
anamnesis
2. Praktikan menanyakan identitas responden, yang meliputi nama, usia,
alamat, dan pekerjaan.
3. Praktikan melakukan anamnesis terhadap responden, yang meliputi
Keluhan utama, sacred seven dan fundamental four.
4. Praktikan meminta izin kepada respondenuntuk

melakukan

pemeriksaan fisik thorax.


5. Praktikan melakukan pemeriksaan fisik thorax, yang meliputi inspeksi,
palpasi, perkusi, dan auskultasi.
6. Praktikan menjelaskan hasil pemeriksaan fisik thorax kepada
responden.
7. Praktikan mengucap salam dan berterima kasih.

D. HASIL OBSERVASI
- Anamnesis
1. Identitas Pasien
Nama
Usia
Alamat
Pekerjaan
2. Keluhan Utama
3. Onset/Kronologi
4. Kuantitas

: Bapak A
: 28 Tahun
: Gedung Wuluh Rt 01/03
:: Batuk berdahak
: Sejak 3 bulan
: Masih bisa beraktivitas

5.
6.
7.
8.

Kualitas
Faktor Pemberat
Faktor Peringan
Gejala Penyerta

: Dahak bening
: Kambuh ketika beraktivitas
: Istirahat dan minum obat
: Keringat malam, mual ketika makan,

penurunan berat badan


9. RPD
: TB pada tahun 2005
10. RPK
:11. Riwayat Alergi : 12. RPSE
: BPJS
13. Kebiasaan Pribadi : Merokok
-

Pemeriksaan Fisik Thorax


1. Inspeksi
Wajah
: Edema
CA
Sianosis
Dada
: Posisi trakea
Dinding dada

(-/-)
(-/-)
(-/-)
normal
normal

Sternum Clavicula
Venektasi
Limfadenopati supraklavicula
Emfisema Subcutis
Pengembangan rongga thorax
Respirasy Rate
2. Palpasi
Thorax anterior dan posterior/punggung
(Vocal Fremitus dinding dada teraba)
3. Perkusi
Paru dextra/sinistra
4. Auskultasi
Suara vesikular
Suara Tracheal
Suara Bronchial
Suara Bronchovesicular
Suara Amforik

(-/-)
(-/-)
(+/+)
(-/-)
normal
25x/m

normal
(sonor/sonor)
(+/+)
(+)
(+)
(+/+)
(+/+)

E. EDUKASI
1. Praktikan memberikasn leaflet TB kepada responden
2. Praktikan mengedukasi responden agar menggunakan masker ketika
berinteraksi dengan orang lain.
3. Praktikan mengedukasi responden agar menutup mulutnya ketika
batuk.

4. Praktikan mengedukasi agar dirumah responden cukup masuk sinar


matahari.

F. WAWANCARA TAMBAHAN
- Pengobatan Pasien Sekarang
a. Saat ini responden sudah melakukan pengobatan selama 2
bulan
b. Penatalaksanaan responden saat ini adalah:
a. Injeksis streptomisin setiap hari selama 2 bulan dengan
dosis 2 cc terdiri dari kombinasi aquades 3,7 cc
b. Pengobatan intensif dengan obat kombinasi antara
rifampisin 150 mg, isoniazid 75 mg, pirazinamide 400 mg,
ethambutol 275 mg, diminum setiap hari sebelum makan

selama 2 bulan.
Responden adalah kasus gagal (default) karena pada tahun
2005 penderita dinyatakan sebagai penderita TB dan belum
dinyatakan sembuh penderita sudah berhenti untuk berobat.

G. HAMBATAN
- Responden dengan penyakit TB terbatas
- Praktikan merasa tempat pemeriksaan kurang memadai untuk
melakukan pemeriksaan fisik thorax, karena tidak terdapat tempat tidur
di tempat pemeriksaan, namun praktikan tetap melakukan pemeriksaan
fisik thorax dengan posisi pasien duduk.
H. SARAN
- Mahasiswa seharusnya memeriksa 1 responden untuk 2 orang
-

mahasiswa
Sebaiknya tempat pemeriksaan menyediakan tempat tidur

RESPONDEN 9
A. PELAKSANAAN
- Hari / tanggal
- Waktu
- Tempat
- Alamat

: Senin, 20 Oktober 2014


: 08.00 selesai
: Puskesmas Kalimanah
: Jl. Mayjen Soengkono No.39, Kec. Kalimanah

B. DATA RESPONDEN
- Nama
- Usia
- Alamat
- Pekerjaan

: Bpk P
: 72 Tahun
: Babakan RT.20 RW.06 Kalimanah Purbalingga
: Pensiunan

C. CARA PELAKSANAAN
1. Praktikan mengucap salam dan memperkenalkan diri, kemudian
menjelaskan maksud dan tujuan serta meminta izin untuk melakukan
anamnesis
2. Praktikan menanyakan identitas responden, yang meliputi nama, usia,
alamat, dan pekerjaan.
3. Praktikan melakukan anamnesis terhadap responden, yang meliputi
Keluhan utama, sacred seven dan fundamental four.
4. Praktikan meminta izin kepada responden untuk

melakukan

pemeriksaan fisik thorax.


5. Praktikan melakukan pemeriksaan fisik thorax, yang meliputi inspeksi,
palpasi, perkusi, dan auskultasi.
6. Praktikan menjelaskan hasil pemeriksaan fisik thorax kepada
responden.
7. Praktikan melakukan edukasi terhaap responden.
8. Praktikan mengucap salam dan berterima kasih.

D. HASIL OBSERVASI
- Anamnesis
1. Identitas Pasien
Nama
Usia
Alamat
Purbalingga
Pekerjaan
2. Keluhan Utama
3. Lokasi

: Bpk P
: 72 Tahun
: Babakan

RT.20

: Pensiunan
: Sesak napas
: Semua lapang paru

RW.06

Kalimanah

4. Onset/Kronologi : Sejak 2 hari yang lalu


5. Kuantitas
: Tidak bisa beraktivitas
:
6. Kualitas
:7. Faktor Pemberat : Keika sedang bekerja/ beraktivitas
8. Faktor Peringan : Ketika sedang istirahat/ tidur
9. Gejala Penyerta : Batuk berdahak dan edema pada tungkai
10. RPD
: Sesak napas
11. RPK
:12. Riwayat Alergi : 13. R. Pengobata
: Operasi ginjal
14. RPSE
: Asuransi kesehatan
15. Kebiasaan Pribadi : Tidak merokok
-

Pemeriksaan Fisik Thorax


1. Inspeksi
Wajah
: Edema
CA
Sianosis
Dada
: Posisi trakea
Dinding dada

(-/-)
(-/-)
(+)
normal
normal

Sternum Clavicula
Venektasi
Limfadenopati supraklavicula
Emfisema Subcutis
Pengembangan rongga thorax
Respirasy Rate
2. Palpasi
Thorax anterior dan posterior/punggung
(Vocal Fremitus dinding dada teraba)
3. Perkusi
Paru dextra/sinistra
4. Auskultasi
Suara vesikular
Suara Tracheal
Suara Bronchial
Suara Bronchovesicular
Suara Amforik

(-/-)
(-/-)
(-/-)
(-/-)
normal
24x/m
normal

(sonor/sonor)
(+/+)
(+)
(+)
(+/+)
(-/-)

E. EDUKASI
1. Praktikan mngedukasi responden untuk meminum obat secara teratur
2. Praktikan mengedukasi responden agar menggunakan masker ketika
berinteraksi dengan orang lain.
3. Praktikan mengedukasi responden agar menutup mulutnya ketika
batuk.

4. Praktikan mengedukasi agar dirumah responden cukup masuk sinar


matahari.
5. Praktikan mengeukasi responden agar tidak membuang dahak di
smbarang tempat

F. HAMBATAN
- Praktikan merasa tempat pemeriksaan kurang memadai untuk
melakukan pemeriksaan fisik thorax, karena tidak terdapat tempat tidur
di tempat pemeriksaan, namun praktikan tetap melakukan pemeriksaan
fisik thorax dengan posisi pasien duduk. Serta praktikan juga merasa
pasien kurang, sehingga ketika dilakukan pemeriksaan satu responden
untuk dua praktikan.
G. SARAN
- Sebaiknya tempat pemeriksaan menyediakan tempat tidur di tempat
pemeriksaan.
DEMONSTRASI HASIL KEBERHASILAN
BULA
N

Januari
Februar
i
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustu
s
Septem
ber

Kategori 1
Kategori 4

: 10
:4

BTA
(
+
)

BT

1
1

3
1

11
11

2
1
1
1
5

2
2
1
1
1

5
5
1
2
6

SUSP
E
K

(
)

Jumlah Penduduk Kalimanah Tahun 2013


L
: 25.602
P
: 26.297+
51.899 penduduk
- Angka kesembuhan
Rumus
= Jumlah pasien baru TB BTA (+) yang sembuh x 100%
Jumlah pasien baru TB BTA (+) yang diobati
= 2 x 100%
14
= 14,28%

Pelczar,dan Chan.2008.Dasar-dasar Mikrobiologi.Jakarta:UI-Press

Anda mungkin juga menyukai