Dokter Keluarga
Akhirnya dr. Agung mendapatkan STR setelah menyelesaikan masa
intershipnya di PKU Muhammadiyah Rembang. Setelah kembali ke Bontang
tempat asalnya, dr. Agung membuka praktek dokter di rumahnya. Namun yang di
rasakan sangat sedikit pasien yang datang berobat. Bahkan salah satu pasien
sempat menyatakan bahwa biasanya dia datang berobat ke dokter pribadi yang
sangat perduli pada keluarganya beserta warga di sekitarnya, karena penasaran dr.
Agung mendatangi dinas kesehatan Batang dan kaget dengan penjelasan kadinkes
yang menyatakan seluruh daerah Bontang sudah terkover area dokter keluarga,
dengan sistem kapitasi dan perujukan sesuai kompetensi. Terlebih dijelaskan pula
tentang BPJS yang mulai sudah diterapkan di seluruh wilayah Indonesia sejak 1
Januari 2014. Dalam hati dr. Agung kemudian bertanya ke dirinya sendiri
mengapa dirinya tidak mengetahui hal ini sewaktu perjalanan di kampusnya. Yah,
karena sewaktu itu dia belum memperdulikannya.
STEP 1 : KLASIFIKASI ISTILAH
1. STR : Dokumen hukum/tanda bukti tertulis bagi dokter dan dokter spesialis
bahwa yang bersangkutan telah mendaftarkan diri dan telah memenuhi
persyaratan yang diteteapkan serta telah diregistrasi pada Konsil
Kedokteran Indonesia. [1]
2. Internship : Proses pemantapan mutu profesi dokter untuk menerapkan
kompetensi yang diperolaeh selama pendidikan, secara terintegrasi,
komprehensif, mandiri serta menggunakan pendekatan kedokteran keluarga
dalam rangka pemahiran dan penyelarasan antara hasil pendidikan dengan
praktik dilapangan [2]
3. BPJS : Badan hukum yang dibentuk untuk menyelenggarakan program
4.
beberapa
fakultas
kedokteran
daribeberapa
universitas
pelayanan
Paket A
Paket B
Paket C
Paket D
Sistem BPJS
MINTA DAMAR!!!!!!!!!
4. Sistem Kapitasi
Sistem Kapitasi berarti cara perhitungan berdasarkan jumlah
kepala yang terikat dalam keikutsertaan anggota. Kepala dalam hal ini
berarti orang atau peserta atau anggota. Pembayaran bagi pemberi
Pelayanan Kesehatan (PPK) dengan Sistem Kapitasi adalah pembayaran
yang dilakukan oleh Lembaga BPJS kepada PPK atas jasa pelayanan
kesehatan yang diberikan kepada anggota lembaga BPJS tersebut, Yaitu
dengan membayar di muka sejumlah dana sebesar perkalian anggota
dengan satuan biaya (unit cost) tertentu. Sedangkan yang dimaksud
dengan Satuan Biaya (unit Cost) adalah harga rata-rata pelayanan
kesehatan perkapita (disebut juga Satuan Biaya Kapitasi) yang disepakati
kedua belah pihak (PPK dan Lembaga) untuk diberlakukan dalam jangka
waktu tertentu. [8]
5. Sistem Rujukan
A. Keuntungan Sistem Rujukan
a) Pelayanan yang diberikan sedekat mungkin ke tempat pasien,
berarti bahwa pertolongan dapat diberikan lebih cepat, murah dan
secara psikologis memberi rasa aman pada pasien dan keluarga
STEP 4 : SKEMA
Jaminan Sosial
penyelenggara
BPJS
Rujukan vertikal
kepesertaan
Rujukan vertikal
Pelayanan kesehatan
Dokter Keluarga
Rujukan horizontal
SJSN
Keluarga sebagai Unit of Care
Sistem Rujukan
Manfaat Sistem Kapitasi
Indonesia
yang
sejahtera,
menggantikan
program-program
jaminan
sosial
yang
ada
tempat
di
bawah
suatu
atap
dalam
keadaan
saling
ketergantungan. [11]
B. Bentuk-bentuk Keluarga
a) Keluarga Tradisional
Yaitu keluarga yang terbentuk sesuai atau tidak melanggar
norma-norma kehidupan yang secara tradisional dihormati
bersama. Keluarga tradisional terbagi menjadi:
1) Nuclear Family atau Keluarga Inti
inti
melalui
4) Institusional
Anak-anak / orang-orang dewasa tinggal dalam suatu
panti-panti.
5) Keluarga orang tua (pasangan) tidak kawin dengan anak [11]
C. Fungsi Keluarga
a) Fungsi keagamaan
Keluarga berfungsi sebagai wahana persemaian nilai-nilai
agama dan nilai-nilai luhur budaya bangsa untuk menjadi insaninsan yang agamis.
b) Fungsi budaya
Keluarga berfungsi
memberikan
kesempatan
kepada
aman
dan
rumah
yang
menguntungkan
untuk
masalah
kedokteran.Tujuannya
adalah
untuk
bahan-bahan
kesehatan
yang
kurang
mampu
untuk
kesehatan
menanggulangi
masalah
yang
kurang
kesehatan
mampu
untuk
dimasyarakat,
atau
wewenang
dan
tanggung
jawab
profesional
dari
permintaan pasien)
Bila tidak ada jawaban dari konsultasi
Bila tidak sependapat dengan saran/tindakan dokter konsultan
Bila ada pembatas (sikap / perilaku, biaya, transportasi)
Apabila pasien tidak bersedia untuk dikonsultasikan dan ataupun
dirujuk B. [12]
E. Tata Laksana Konsultasi dan Rujukan :
Dasarnya adalah kepatuhan terhadap kode etik profesi yg telah
disepakati bersama, dan sistem kesehatan terutama sub sistem
pembiayaan kesehatan yang berlaku. Konsultasi (Mc. Whinney,
1981):
a) Penjelasan lengkap kepada pasien alasan untuk konsultasi
b) Berkomunikasi secara langsung dengan dokter konsultan (surat,
formulir khusus, catatan rekam medis formal / informal lewat
telefon)
c) Keterangan
lengkap
tentang
pasiend.
Konsultan
bersedia
wajib
memberikan
Apabila
merasa
bantuan
diluar
profesional
yang
keahliannya,harus
DAFTAR PUSTAKA
1. Salman,
W.
2007.
Managemen
http://www.kki.go.id/index.php/subMenu/1016
Agustus 2014)
2. Depkes
RI.
Peraturan
Menteri
Kesehatan.
(diakses tanggal 19
Kesehatan
No.
200/MENKES/PER/II/2010.
3. Yuli, O. 2014. BPJS. http://www.bpjskesehatan.go.id (diakses tanghgal
19 Agustus 2014)
4. Wahyuni, AS. 2003. Pelayanan Dokter Keluarga. Jakarta: EGC.
5. Pembekalan dr. riza setiawan. Pendidikan Dokter Keluarga Indonesia.
2 Juli 2014. FK Unimus.
6. Tia, L. 2008. Perkembangan dokter Keluarga di Indonesia.
http://www.academia.edu/5319171/Skenario_1_Kedkel_prissilma
(diakses tanggal 17 Agustus 2014)
7. DAPUS BPJS MINTA DAMAR!!!!
8. Mochtar, M. 2012. Sistem Kapitasi dan Pembiayaan Pelayanan
Dokter Keluarga.Universitas Sumatera Utara.
9. Fajar. 2008. Sistem Kapitasi dalam Pembiayaan Pelayanan Dokter
Keluarga. Jakarta: EGC.
10. Depkes RI. Peraturan Menteri Kesehatan No. 40 tahun 2004.
11. Depkes RI. Peraturan Pemerintah No. 21 tahun 1994.
12. Anies. 2006. Kedokteran Keluarga & Pelayanan Kedokteran yang
Bermutu. Jakarta : Erlangga.