Pembimbing : dr.
Abdurahman, SP.A
Sri asmawati
2010730101
Latar belakanga
Tidur merupakan hal penting
untuk
kehidupan
dan
perkembangan
yang
melibatkan mental dan proses
fisiologis. Tidur diakui tidak
hanya sebagai istirahat, tetapi
juga sebagai perkembangan
otak
yang
intens
untuk
neurotransmiter spesifik dan
setiap tahap tidur merupakan
proses pematangan otak.
Sejumlah
penelitian
telah
menunjukkan perbedaan kualitas
tidur antara bayi cukup bulan dan
prematur. Pada bayi prematur banyak
memiliki masalah tidur. Pada bayi
prematur beresiko terkena gangguan
pernapasan setelah kelahiran.
Metode
Subjec
Kehamilan
dengan usia
<37 minggu
yang
mendaftar di
NICU Chang
Gung
hospital
Kriteria
inklusi :
1. Semua
neonatus
yang yang
dilahirkan di
RS usia
kehamilan
<37 minggu.
2. Semua
neonatus
dengan usia
kehamilan 37
40 minggu
, berat lahir
>2500gr
Kriteria
eksklusi:
1. Neonatus
dengan
gangguan
fisik yang
berat (PJB,
DIGeorge
syndrome,
congenital
hydrochepal
us, dan
kernicterus)
2. Neonatus
dengan
malformasi
kongenital
Analisis
Mengevaluasi pada bayi prematur dan
mendatat data statistik mengunakan SPSS 18,
digunnakan untuk analisa data. Penelitian ini
membandingkan uji test Chi Square
Hasil
Dermografi data
Jumlah awal 299 bayi prematur di
PICU, tetapi hanya 191 (83,41) yang
berusia 6 bulan. Dan terdapat 191 bayi
prematur diantaranya 99 laki-laki dan
92 perempuan dengan BB 1.646 gr.
Usia kehamilan 24 minggu, minimum
36 minggu dan maksimum 36 minggu.
Diskusi
CBSIQ merupakan alat yang valid untuk
pengukuran maslah tidur bayi. Selain
itu dapat mengukur nokturnal durasi,
jumlah terbangun malam, durasi tidur
di siang hari, waktu untuk bernapas
lewat mulut dan ,bernapas keras saat
tidur. Posisi tubuh juga mempengaruhi
pernapasan bayi prematur.
Kesimpulan
Pola
tidur
bayi
mempengaruhi
pematangan saraf pusat, fungsi secara
keseluruhan, kognitif, motorik, dan
pengembangan temperamen. Bayi
prematur
memiliki
lebih
banyak
masalah tidur dari bayi cukup bulan,
termasuk pernapasan abnormal saat
tidur.