Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

ARTI DAN MAKNA PANCASILA SILA KE -5

Kelompok:
1. Efdy Susilo

(11111100079)

2. Agung Prasetyo Wibowo

(11111100080)

3. Sapto Pandugo

(11111100091)

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PGRI YOGYAKARTA
2013

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr.wb

Puji syukur ke hadirat Allah SWT, karena atas rahmat serta hidayah-Nya maka Makalah
ini dapat terselesaikan. Makalah ini disusun guna melengkapi nilai kompetensi akhir semester.
Dalam kesempatan ini, perkenanankan penulis menyampaikan terima kasih kepada :
Bpk. Sigit Handoko, M.Hum selaku Pembimbing yang telah memberikan arahan dan seluruh
pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan Makalah ini
Dalam penyusunan makalah ini tentu masih terdapat banyak kekurangan dan kekeliruan baik
dari segi teknik penulisan maupun isi Makalah. Oleh sebab itu kritik dan saran yang positif
serta konstruktif sebagai penyempurnaan makalah ini. Terlepas dari semua kekurangan yang
ada penulis berharap semoga makalah ini dapat berguna bagi Penulis pribadi maupun para
pembaca sekalian.

Wassalamualaikum wr.wb

Yogyakarta, 7 desember 2013

Penulis

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Setiap manusia sebagai makhluk sosial pasti memiliki sebuah ideologi. Sebuah pemikiran yang
melandasi tata hidup dan pola fikir, sehingga tercipta keharmonisan dengan sesama. Semakin
tertata dan teraturnya pola hidup seseorang, akan semakin baik sistem hidup orang tersebut.
Sebagai warga dari sebuah bangsa dan negara yang memiliki ideologi yang berasaskan
Pancasila yang memiliki landasan yang kuat karena tersusun dari berbagai aspek dasar
kehidupan. Pancasila yang memilki sila Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil
dan beradap, Persatuan Indonseia, Kerakyatan Yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan
dalam permusyawaratan dan perwakilan serta keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia,
adalah satu kunci yang berlandaskan hukum atau norma yang berlaku di masyarakat
Indonesia.
Namun dewasa ini sebagai bangsa yang berasaskan Pancasila, kita telah kehilangan sifat dasar
dan makna yang sebenanya dari Pancasila itu sendiri. Banyak sekali pergeseran yang telah
terjadi di negara dan bangsa tercinta ini. Beberapa contoh signifikan telah terbukti dengan
peristiwa - peristiwa yang telah mencoreng dan jauh dari asas Pancasila. Dalam hal ini salah
satu sila dari Pancasila yaitu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Saat ini nilai - nilai
yang tertanam di masyarakat terhadap sila tersebut sangatlah kecil, terlihat banyak sekali
kerusuhan yang terjadi yang berawal dari hilangnya keadilan dalam kehidupan sosial di
masyarakat.
Dari keadaan tersebut penulis ingin memberikan pemahaman kepada pembaca bagaimana
makna dari Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, demi sebuah tatapan cerah terhadap
kehidupan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

1.2 TUJUAN
Tujuan utama dalam penulisan makalah ini diharapkan bisa menghidupkan kembali jiwa
bangsa ini yang sesuai dengan Pancasila .
1.3 MANFAAT

Manfaat dari Penyusunan dan pembuatan makalah sangatlah banyak terutama bisa
memberi pengetahuan dan pemahaman tentang bagaimana pribadi yang sebenarnya dari
bangsa yang berlandaskan Pancasila. Manfaat lain yang penulis dapatkan adalah penulis
menjadi lebih dalam memaknai kehidupan yang sebenarnya sebagai warga negara
berlandaskan Pancasila.

BAB II
PEMBAHASAN TENTANG MAKNA SILA KE-5 PANCASILA

2.1 PANCASILA

Nama ini terdiri dari dua kata yang diambil bahasa Sansekerta dalam kitab
negarakertagama yang ditulis oleh Empu Parapanca yaitu: paca berarti lima dan la
berarti prinsip atau asas, maka dari itu pancasila disebutdengan lima asas/prinsip dasar.
Pancasila adalah ideologi dasar bagi negara Indonesia, sekaligus merupakan rumusan dan
pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia.
selama masa perumusan pada tahun 1945 telah beberapa kali mengalami perubahan
kandungan dan urutan, hingga pada tanggal 1 Juni diperingati sebagai hari lahirnya Pancasila,
kemudian pada tanggal 1 Oktober ditetapkan sebagai Hari Kesaktian Pancasila .

2.1.1 Sejarah Perumusan


Dalam upaya merumuskan Pancasila sebagai dasar negara yang resmi, terdapat usulan-usulan
pribadi yang dikemukakan dalam Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia
yaitu :
Lima Dasar oleh Muhammad Yamin, yang berpidato pada tanggal 29 Mei 1945. Yamin
merumuskan lima dasar sebagai berikut: Peri Kebangsaan, Peri Kemanusiaan, Peri Ketuhanan,
Peri Kerakyatan, dan Kesejahteraan Rakyat. Dia menyatakan bahwa kelima sila yang
dirumuskan itu berakar pada sejarah, peradaban, agama, dan hidup ketatanegaraan yang telah
lama berkembang di Indonesia. Mohammad Hatta dalam memoarnya meragukan pidato Yamin
tersebut.[1]

Panca Sila oleh Soekarno yang dikemukakan pada tanggal 1 Juni 1945 dalam pidato
spontannya

yang

kemudian

dikenal

dengan

judul

"Lahirnya

Pancasila".

Sukarno

mengemukakan dasar-dasar sebagai berikut: Kebangsaan; Internasionalisme; Mufakat, dasar


perwakilan, dasar permusyawaratan; Kesejahteraan; Ketuhanan. Nama Pancasila itu diucapkan
oleh Soekarno dalam pidatonya pada tanggal 1 Juni itu, katanya:
Sekarang banyaknya prinsip: kebangsaan, internasionalisme, mufakat, kesejahteraan, dan
ketuhanan, lima bilangannya. Namanya bukan Panca Dharma, tetapi saya namakan ini dengan
petunjuk seorang teman kita ahli bahasa - namanya ialah Pancasila. Sila artinya azas atau dasar,
dan diatas kelima dasar itulah kita mendirikan negara Indonesia, kekal dan abadi.
Setelah Rumusan Pancasila diterima sebagai dasar negara secara resmi beberapa dokumen
penetapannya ialah :
Rumusan Pertama : Piagam Jakarta (Jakarta Charter) - tanggal 22 Juni 1945
Rumusan Kedua : Pembukaan Undang-undang Dasar - tanggal 18 Agustus 1945
Rumusan Ketiga : Mukaddimah Konstitusi Republik Indonesia Serikat - tanggal 27 Desember
1949
Rumusan Keempat : Mukaddimah Undang-undang Dasar Sementara - tanggal 15 Agustus
1950
Rumusan Kelima : Rumusan Kedua yang dijiwai oleh Rumusan Pertama (merujuk Dekrit
Presiden 5 Juli 1959)

2.1.2 Makna Lambang Garuda Pancasila


* Perisai di tengah melambangkan pertahanan bangsa Indonesia
* Simbol-simbol di dalam perisai masing-masing melambangkan sila-sila dalam Pancasila,
yaitu:
* Bintang melambangkan sila Ketuhanan Yang Maha Esa
* Rantai melambangkan sila Kemanusiaan Yang Adil Dan Beradab
* Pohon beringin melambangkan sila Persatuan Indonesia
* Kepala banteng melambangkan sila Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat
Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan/Perwakilan
.* Padi dan Kapas melambangkan sila Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia.

* Warna merah-putih melambangkan warna bendera nasional Indonesia. Merah berarti berani
dan putih berarti suci
* Garis hitam tebal yang melintang di dalam perisai melambangkan wilayah Indonesia yang
dilintasi Garis Khatulistiwa
* Jumlah bulu melambangkan hari proklamasi kemerdekaan Indonesia (17 Agustus 1945),
antara lain:
* Jumlah bulu pada masing- masing sayap berjumlah 17
* Jumlah bulu pada ekor berjumlah 8
* Jumlah bulu di bawah perisai/pangkal ekor berjumlah 19
* Jumlah bulu di leher berjumlah 45
* Pita yg dicengkeram oleh burung garuda bertuliskan semboyan negara Indonesia, yaitu
Bhinneka Tunggal Ika yang berarti berbeda beda, tetapi tetap satu jua.

2.2 MAKNA KEADILAN SOSIAL BAGI SELURUH RAKYAT INDONESIA

2.2.1

Makna dan Arti Pancasila Sila Ke-5

Sila ke-5 berbunyi Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia memiliki Lambang Padi
dan kapas.
Pada umumnya nilai pancasila digali oleh nilai nilai luhur nenek moyang bangsa Indonesia
termasuk nilai keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia. Karena digali oleh nilai nilai luhur
bangsa Indonesia pancasila mempunyai kekhasan dan kelebihan, sedangkan Prinsip keadilan
yaitu

berisi

keharusan/tuntutan

untuk

bersesuaian

dengan

hakikat

adil

(Sunarjo

Wreksosuharjo,2000:35).
Dengan sila ke lima ini, manusia menyadari hak dan kewajiban yang sama untuk menciptakan
keadilan sosial dalam kehidupan masyarakat Indonesia.

Nilai Yang Terkandung Pada Sila Ke Lima


Keadilan Sosial ialah sifat masyarakat adil dan makmur berbahagia untuk semua orang,
tidak ada penghinaan, tidak ada penghisapan, bahagia material dan bahagia spritual, lahir dan

batin. Istilah adil yaitu menunjukkan bahwa orang harus memberi kepada orang lain apa yang
menjadi haknya dan tahu mana haknya sendiri serta tahu apa kewajibannya kepada orang lain
dan dirinya. Sosial berarti tidak mementingkan diri sendiri saja, tetapi mengutamakan
kepentingan umum, tidak individualistik dan egoistik, tetapi berbuat untuk kepentingan
bersama.
Maka di dalam sila ke-5 tersebut terkandung nilai Keadilan tersebut didasari oleh hakekat
keadilan manusia yaitu keadilan dalam hubungan manusia dengan dirinya sendiri, manusia
dengan manusia lain, manusia dengan masyarakat, bangsa dan negaranya serta hubungan
manusia dengan Tuhannya.oleh karena itu manusia dikatakan pula sebagai makhluk
Monopruralisme
Konsekuensinya nilai-nilai keadilan yang harus terwujud dalam kehidupan bersama adalah
meliputi:
1.

Keadilan Distributif

Aristoteles berpendapat bahwa keadilan akan terlaksana bilamana hal-hal yang sama
diperlukan secara sama dan hal-hal yang tidak sama diperlukan tidak sama. Keadilan distributif
sendiri yaitu suatu hubungan keadilan antara negara terhadap warganya, dalam arti pihak
negaralah yang wajib memenuhi keadilan dalam bentuk keadilan membagi, dalam bentuk
kesejahteraan, bantuan, subsidi serta kesempatan dalam hidup bersama yang didasrkan atas hak
dan kewajiban.
2.

Keadilan Legal (Keadilan Bertaat)

Yaitu suatu hubungan keadilan antara warga negara terhadap negara dan dalam masalah ini
pihak wargalah yang wajib memenuhi keadilan dalam bentuk mentaati peraturan perundangundangan yang berlaku dalam negara. Plato berpendapat bahwa keadilan dan hukum
merupakan subtansi rohani umum dari masyarakat yang membuat dan menjadi kesatuannya.
Dalam masyarakat yang adil setiap orang menjalankan pekerjaan menurut sifat dasarnya paling
cocok baginya. Pendapat Plato itu disebut keadilan moral, sedangkan untuk yang lainnya
disebut keadilan legal.
3.

Keadilan Komulatif

Yaitu suatu hubungan keadilan antara warga satu dengan yang lainnya secara timbal balik.
Keadilan ini bertujuan untuk memelihara ketertiban masyarakat dan kesejahteraan umum. Bagi

Aristoteles pengertian keadilan ini merupakan asan pertalian dan ketertiban dalam masyarakat.
Semua tindakan yang bercorak ujung ekstrem menjadikan ketidak adilan dan akan merusak
atau bahkan menghancurkan pertalian dalam masyarakat.
Nilai-nilai keadilan tersebut haruslah merupakan suatu dasar yang harus diwujudkan dalam
hidup

bersama

kesejahteraan

kenegaraan

untuk

mewujudkan

tujuan

negara

yaitu

mewujudkan

seluruh warganya serta melindungi seluruh warganya dan wilayahnya,

mencerdaskan seluruh warganya. Demikian pula nilai-nilai keadilan tersebut sebagai dasar
dalam

pergaulan

antara

negara

sesama

bangsa

di

dunia

dan

prinsip

ingin

menciptakan ketertiban hidup bersama dalam suatu pergaulan antar bangsa di dunia dengan
berdasarkan suatu prinsip kemerdekaan bagi setiap bangsa, perdamaian abadi serta keadilan
dalam hidup bersama (keadilan bersama).

2.2.2

Penerapan Sila ke-5 di Indonesia


Keadilan sosial berarti keadaan yang seimbang dalam suatu masyarakat, namun

ternyata dalam kenyataannya sila ke-5 masih memiliki banyak kekurangan.


Perwujudan suatu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia setelah 68 tahun merdeka
masih belum maksimal sekaligus merupakan sila yang diabaikan oleh penyelenggara Negara
Kesatuan Republik Indonesia dari saat kemerdekaan 17 Agustus 1945 sampai dengan saat ini.
Ini ditandai dengan saat ini adanya kurang lebih 100 juta rakyat Indonesia (menurut data
Bank Dunia) berada dibawah garis kemiskinan atau kurang lebih 40 % dari bangsa Indonesia
ini menandakan masih besarnya kesenjangan sosial di indonesia.
Dilihat dari strata sosial bangsa Indonesia setelah kemerdekaan tidak mengala mi
perubahan, strata tersebut antara lain:
Strata Sosial Utama : Diduduki oleh kaum pemodal yang dengan kebijakan ekonomi
liberal, dimulai masa orde baru sampai dengan saat ini
Strata Sosial Kedua : Kalangan birokrat penyelenggara negara yang dengan penyakit
KKN yang akut dari masa orde baru sampai dengan saat ini
Strata Sosial Ketiga : Para pekerja professional.
Strata Sosial Keempat : Tetap tidak berajak dari masa penjajahan Belanda dulu yang
menikmati paling sedikit kesejahteraan dialam kemerdekaan ini adalah: petani,

buruh, pekerja rendahan, nelayan, akibat daya dukung kehidupan makin menurun di
pedesaan dan terpaksa melarikan diri ke kota tanpa modal pendidikan dan keahlian
apa-apa.

2.2.3

Garis Besar Sila Ke-5

Secara garis besar sila ke-5 mengalami masalah atau kekurangan dalam bidang perekonomian
nasional dan kesejahteraan sosial yang tidak merata. Untuk contoh konkrit berdasarkan pasalpasal yang terkait dengan masalah tersebut adalah sebagai berikut:
a) Pasal 33 UUD 1945, tentang kesejahteraan sosial, dimana di ayat 3 disebutkan bahwa
bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya dikuasai oleh negara dan
digunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Berarti seharusnya rakyat
Indonesia dapat menggunakan air secara gratis dan merata tapi ternyata sudah rakyat
harus bayar dan tidak merata terbukti banyak terjadi kekeringan dan kekurangan air
didaerah-daerah terpencil contoh NTB. Mereka harus membuat sumber air sendiri
hingga hal tersebut dijadikan sebagai iklan salah satu perusahaan air minum. Kemudian
kelangkaan minyak dan bahan bakar (bensin) padahal Indonesia kaya akan segala
macam kekayaan alam. Tetapi realitanya bangsa Indonesia harus antri dan membayar
mahal untuk mendapatkan kebutuhan tersebut.
b) Pada Pasal 31 UUD 1945 tentang Pendidikan, juga belum terlaksana dengan baik.
Biaya sekolah setiap tahun semakin meningkat, beasiswa juga disalurkan tidak merata
kadang malah salah orang, dan pendidikan pun mengenal kata diskriminasi karena
penduduk kota saja yang dapat merasakan pendidikan dengan baik sedangkan daerah
daerah tertentu yang sulit dijangkau oleh manusia apalagi teknologi tidak dapat,
merasakan pendidikan itu dengan baik.

2.2.3

Berdasarkan pengamalan nilai Pancasila khususnya sila ke-5 maka seharusnya


aplikasi sila ke-5 dalam masyarakat adalah sebagai berikut:

Mengembangkan perbuatan yang luhur, yang mencerminkan sikap dan suasana


kekeluargaan dan kegotongroyongan.

Mengembangkan sikap adil terhadap sesama.

Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban.

Menghormati hak orang lain.

Tidak menggunakan hak milik untuk usaha-usaha yang bersifat pemerasan terhadap
orang lain.

Tidak menggunakan hak milik untuk hal-hal bersifat pemborosan dan gaya hidup
mewah.

Tidak menggunakan hak milik untuk bertentangan dengan atau merugikan kepentingan
umum.

Suka bekerja keras.

Suka menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat bagi kemajuan dan
kesejahteraan bersama.

Suka melakukan kegiatan dalam rangka mewujudkan kemajuan yang merata dan
berkeadilan sosial.

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Pancasila merupakan dasar falsafah Negara Republik Indonesia secara resmi tercantum di
dalam alenia ke-empat Pembukaan Undang-undang Dasar 1945, yang ditetapkan oleh PPKI
tanggal 18 Agustus 1945. Nilai nilai keadilan atau nilai yang tertuang dalam sila ke5 mempunyai Konsekuensi nilai-nilai keadilan yang harus terwujud dalam kehidupan
bersama antara lain keadilan distributif, keadilan legal, keadilan komulatif. Selain itu
pancasila mempunyai beberapa kelebihan dan kelemahan. Kelebihan kelebihan tersebut
terletak pada tujuan utama sila ke-5, sedangkan kelemahannya terletak pada pelaksanaan
yang belum maksimal.

3.2 Saran
Seharusnya pemerintah melaksanakan apa yang menjadi tujuan sila ke-5. Seperti
pada bidang ekonomi, hukum dll.
Dalam pendidikan perlu adanya di tanamkan rasa keadilan bagi seluruh rakyat
Indonesia agar anak- anak bangsa Indonesia memiliki kompetensi yang mumpuni ketika
terjun di kehidupan masyarakat.

DAFTAR PUSTAKA

http://yunitayuii.blogspot.com/2010/06/pengertian-dan-sejarah-pancasila.html
http://mathsowhat.blogspot.com/2010/04/pengamalan-pancasila-sila-ke-5.html
http://www.facebook.com/topic.php?uid=157917169167&topic=15430
http://www.google.com/nilai-nilai-dasar-sila-ke-5.html

Anda mungkin juga menyukai