(a)
(b)
Gambar 1. (a) gambaran EKG jantung normal; (b) gambaran EKG
jantung STEMI
B. Etiologi
Umumnya terjadi jika aliran darah koroner menurun secara mendadak
setelah oklusi trombus pada plak ateroskerotik yang sudah ada sebelumnya.
Ini disebabkan karena injuri yang disebabkan oleh faktor-faktor seperti
merokok, hipertensi, dan akumulasi lipid. Penyebab lain infark tanpa
aterosklerosis koronaria antara lain emboli arteri koronaria, anomali arteri
koronaria kongenital, spasme koronaria terisolasi, arteritis trauma, gangguan
hematologik, dan berbagai penyakit inflamasi sistemik (Nurarif AH & Hardhi
K, 2013).
C. Diagnosis IMA
Diagnosis IMA dengan elevasi segmen ST ditegakkan berdasarkan
anamnesis nyeri dada yang khas dan gambaran EKG adanya elevasi ST lebih
besar dari 2 mm, minimal pada dua sandapan prekordial yang berdampingan
atau >1 mm pada dua sandapan ekstremitas. Pemeriksaan enzim jantung
terutama troponin T yang meningkat akan memperkuat diagnosis.
Pemeriksaan fisik menunjukkan pasien tampak cemas dan tidak bisa
beristirahat (gelisah) dengan ekstremitas pucat disertai keringat dingin.
Kombinasi nyeri dada substernal lebih besar dari 30 menit dan banyak keringat
merupakan kecurigaan kuat adanya STEMI (Sudoyo AW dkk, 2010).
D. Patofisiologi
Infark miokard (serangan jantung) terjadi ketika arteri korener
(setidaknya
sebagian)
tiba-tiba
terhalang
oleh
bekuan
darah
yang
lain kadar serum lipid, hipertensi, merokok, gangguan toleransi glukosa, dan
diet yang tinggi lemak jenuh, kolesterol, serta kalori (Fogoros RN, 2008).
Faktor
penyebab
injuri vaskular:
1. Merokok
2. Hipertensi
3.
Akumulasi
Lesi
komplikata
Aterosklerosis
Ketidakefektifan
perfusi jaringan
perifer
Penurunann
kontraktilitas
miokard
Endapan
lipoprotein di
tunika intima
Endapan
lipoprotein di
tunika intima
Flaque fibrosa
Invasi dari
akumulasi dari lipid
Penyempitan/
obtruksi arteri
koroner
Penurunan suplai
darah ke miokard
Iskemia
Infark Miokard
Tidak seimbang
kebutuhan dengan
suplai oksigen
Metabolisme
anaerob meningkat
3
Kelemahan miokard
Vol akhir diastolik
ventrikel kiri
Tekanan atrium kiri
Tekanan vena
pulmonalis
meningkat
Hipertensi kapiler
paru
Komplikasi:
1. Gagal
jantung
kongesti
2. Perikarditis
3. Ruptur jantung
4. Aneurisma
jantung
5. Defek
septum
ventrikel
Nyeri akut
6. Disfungsi
otot
papilars
Odem paru
Asaam laktat
Nyeri dada
Kurang informasi
Peningkatan nilai enzim diatas dua kali nilai batas atas normal menunjukkan
adanya nekrosis jantung(Sudoyo AW dkk, 2010).
1. CKMB meningkat setelah 3 jam bila ada infark miokard dan mencapai
puncak dalam 10 sampai 24 jam dan kembali normal dalam 2 sampai 4
hari. Operasi jantung, miokarditis, dan kardioversi elektrik dapat
meningkatkan CKMB.
2. cTn : ada dua jenis yaitu cTn T dan cTn I. Enzim ini meningkat setelah 2
jam bila ada infark miokard dan mencapai puncak dalam 10 sampai 24 jam
dan cTn T masih dapat dideteksi setelah 5 sampai 14 hari sedangkan cTn I
setelah 5 sampai 10 hari.
Pemeriksaan enzim jantung yang lain yaitu mioglobin, creatinine kinase
(CK), Lactic dehydrogenase (LDH). Reaksi non spesifik terhadap injuri
miokard adalah leukositosis polimorfonuklear yang dapat terjadi dalam
beberapa jam setelah onset nyeri dan menetap selama 3 sampai 7 hari. Leukosit
dapat mencapai 12.000-15.000/ul(Sudoyo AW dkk, 2010).
Pemeriksaan EKG 12 sandapan harus dilakukan pada semua pasien
dengan nyeri dada atau keluhan yang dicurigai STEMI, dalam waktu 10 menit
sejak kedatangan di IGD sebagai landasan dalam menentukan keputusan terapi
reperfusi. Jika pemeriksaan EKG awal tidak diagnostik untuk STEMI tetapi
pasien tetap simptomatik dan terdapat kecurigaan kuat STEMI, EKG serian
dengan interval 5-10menit atau pemantauan EKG 12 sandapan secara kontinyu
harus dilakukan untuk mendeteksi potensi perkembangan elevasi segmen ST.
EKG sisi kanan harus diambil pada pasien dengan STEMI inferior, untuk
mendeteksi kemungkinan infark ventrikel kanan (Sudoyo AW dkk, 2010).
G. Penatalaksanaan Medis
Tujuan utama tatalaksana IMA adalah mendiagnosis secara cepat,
menghilangkan nyeri dada, menilai dan mengimplementasikan strategi
reperfusi yang mungkin dilakukan, memberi antitrombotik dan anti platelet,
memberi obat penunjang. Terdapat beberapa pedoman (guideline) dalam
tatalaksana IMA dengan elevasi ST yaitu dari ACC/AHA tahun 2009 dan
ESC tahun 2008, tetapi perlu disesuaikan dengan kondisi sarana/fasilitas di
masing-masing tempat dan kemampuan ahli yang ada(Sudoyo AW dkk, 2010;
Fauci et al, 2010).
H. Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian (Doenges, 2000)
1. Aktifitas
Gejala : Kelemahan, kelelahan
Tanda :Takikardi, dispnea pada istirahatatauaktifitas.
2. Sirkulasi
Gejala :riwayat IMA sebelumnya, penyakit arteri koroner,
masalahtekanandarah, diabetes mellitus.
Tanda :
6
Diagnosa Keperawatan
NYERI AKUT
Definisi: Sensori yang tidak
menyenangkan dan
pengalaman emosional yang
muncul secara aktual atau
potensial, kerusakan jaringan
atau menggambarkan adanya
kerusakan.
Batasan karakteristik :
Laporan secara verbal
atau non verbal
Fakta dan observasi
Gerakan melindungi
Tingkah laku berhati-hati
Gangguan tidur (mata
sayu,tampak capek, sulit
atau gerakan kacau,
Tujuan/NOC
NIC
Setelah dilakukan tindakan
MANAJEMEN NYERI
keperawatan pasien dapat
Definisi : mengurangi nyeri
mengontrol nyeri dengan
dan menurunkan tingkat nyeri
indikator:
yang dirasakan pasien
Intervensi :
Mengenali faktor
Lakukan pengkajian nyeri
penyebab
Mengenali onset
secara komprehensif
(lamanya sakit)
termasuk lokasi,
Menggunakan metode
karakteristik, durasi,
pencegahan
frekuensi,kualitas dan
Menggunakan metode
faktor presipitasi
Observasi
reaksi non ketidak
untuk mengurangi nyeri
Menggunakan analgetik
nyamanan
Gunakan teknik komunikasi
sesuai kebutuhan
Mencari bantuan tenaga
terapeutik untuk
kesehatan
mengetahui pengalaman
Melaporkan
nyeri pasien
8
menyeringai)
Tingkah laku distraksi
(jalan-jalan, menemui
orang lain, aktivitas
berulang-ulang)
Respon autonom
(diaphoresis, perubahan
tekanan darah, perubahan
pola nafas, nadi dan
dilatasi pupil)
Tingkah laku ekspresif
(gelisah, marah, menangis,
merintih, waspada, napas
panjang, iritabel)
Berfokus pada diri sendiri
Muka topeng
Fokus menyempit
(penurunan persepsi pada
waktu, kerusakanproses
berfikir, penurunan
interaksidengan orang dan
lingkungan)
Perubahan nafsu makan
danminum
Faktor yang berhubungan :
Agen injury (fisik, biologis,
psikologis)
gejalakesehatan
Menggunakan sumbersumbertersedia
Mengenali gejala-gejala
nyeri
Mencatat pengalaman
sebelumnya
Melaporkan nyeri sudah
terkontrol
PERFUSI JARINGAN
TIDAKEFEKTIF :
PERIFER
Definisi : penurunan
pemberian oksigen dalam
kegagalan memberi makan
jaringan pada tingkat kapiler
Batasan karakteristik :
Perifer :
Edema
Tanda hofman positif
Perubahan karakteristik
kulit (rambut, kuku,
PERAWATAN SIRKULASI
Kaji secara komprehensif
sirkukasi perifer
(nadiperifer, edema,
kapillary refill, warna
dantemperatur
ekstremitas)
Evaluasi nadi perifer dan
edema
Inpseksi kulit adanya luka
Kaji tingkat nyeri
Elevasi anggota badan 20
derajat atau tinggi dari
10
kelembaban)
Denyut nadi lemah atau
tidak ada
Diskolorisasi kulit
Perubahan suhu kulit
Perubahan sensasi
Kebiru-biruan
Perubahan tekanan darah
diekstremitas
Terlambat sembuh
Pulsasi arterial kurang
Warna kulit pucat, warna
tidak kembali pada
penurunan kaki
Faktor yang berhubungan:
Hipovolemi
Hipervolemi
Aliran arteri terputus
Exchange problems
Aliran vena terputus
Hipoventilasi
Kerusahan transport
oksigen melalui alveoler
atau membran kapiler
Tidak sebanding antara
ventilasi dengan aliran
darah
Keracunan enzim
Perubahan ikatan O2
dengan Hb
Penurunan konsentasi Hb
dalamdarah
KEKURANGAN VOLUME
CAIRAN
Definisi: penurunan cairan
intravaskuler, interstisiil, dan
atau mengarah intravaskuler.
Ini mengarah ke dehidrasi,
jantung untuk
meningkatkan venous
return
Ubah posisi klien minimal
setiap 2 jam sekali
Monitor status cairan
masuk dan keluar
Gunakan therapeutic bed
Dorong latihan ROM
selama bedrest
Dorong pasien latihan
sesuai kemanpuan
Jaga keadekuatan hidrasi
untuk mencegah
peningkatan viskositas
darah
Kolaborasi pemberian
antiplatelet antikoagulan
Monitor laboratorium Hb,
Hmt
ketidakseimbangan cairan
(hipertermia, terapi
diuretik, kelainan renal,
gagal jantung, diaporesis,
disfungsi hati)
Monitor berat badan
Monitor serum dan
elektrolit urine
Monitor serum dan
osmolaritas urine
Monitor BP, HR, RR
Monitor tekanan darah
orthostatik dan perubahan
irama jantung
Monitor parameter
hemodinamik invasif
Catat secara akurat intake
dan output
Monitor membrane
mukosa dan turgor kulit,
serta rasa haus
Monitor warna dan jumlah
MANAJEMEN CAIRAN
Pertahankan posisi tirah
baring selama masaakut
Kaji adanya peningkatan
JVP, edema dan asites
Tinggikan kaki saat
berbaring
Buat jadwal masukan
cairan
Monitor intake nutrisi
Timbang BB secara
berkala
Monitor TTV
Pantau haluaran urine
(karakteristik,
warna,ukuran)
Keseimbangan cairan
secara 24 jam
Monitor tanda dan gejala
asites dan edema
12
VOLUME CAIRAN
BERLEBIH
Definisi: retensi cairan
isotonik meningkat.
Batasan karakteristik
Berat badan meningkat
pada waktu yang singkat,
asupan berlebih dibanding
output,tekanan darah
berubah, tekanan
arteripulmonalis berubah,
peningkatan CVP, distensi
vena jugularis, perubahan
pada pola nafas (sesak
nafas), suara nafas
abnormal, kongesti
kemacetan paru, pleural
efusi, Hb dan hematokrit
menurun, perubahan
elektrolit, khususnya
perubahan berat jenis,
suara jantung SIII, reflek
hematojugular positif,
perubahan status mental,
kegelisahan, kecemasan.
Faktor yang berhubungan:
Mekanisme pengaturan
melemah
Asupan cairan berlebihan
Asupan natrium berlebih
MANAJEMEN CAIRAN
Pertahankan posisi tirah
baring selama masa akut
Kaji adanya peningkatan
JVP, edema dan asites
Tinggikan kaki saat
berbaring
Buat jadwal masukan
cairan
Monitor intake nutrisi
Timbang BB secara
berkala
Monitor TTV
Pantau haluaran urine
(karakteristik, warna,
ukuran)
Keseimbangan cairan
secara 24 jam
Monitor tanda dan gejala
asites dan edema
Ukur lingkaran abdomen,
awasi tetesan infus
Pantau albumin serum
Kaji turgor kulit
MONITOR CAIRAN
Tentukan riwayat jumlah
dan tipe intake cairan dan
eliminasi
Tentukan kemungkinan
faktor resiko dari ketidak
seimbangan cairan
(hipertermia,
terapidiuretik, kelainan
renal, gagal jantung,
diaporesis, disfungsi hati)
Monitor berat badan
Monitor serum dan
13
INTOLERANSI
AKTIVITAS
Definisi: ketidakcukupan
energi secara fisiologis
maupun untuk meneruskan
atau menyelesaikan aktivitas
yang diminta atau aktivitas
sehari-hari (adanya respon
jantung dan paru)
Faktor yang berhubungan:
Imobilisasi
Kelemahan fisik
Ketidak seimbangan
suplay oksigen dengan
kebutuhan
elektrolit urine
Monitor serum dan
osmolaritas urine
Monitor BP, HR, RR
Monitor tekanan darah
orthostatik dan perubahan
irama jantung
Monitor parameter
hemodinamik invasif
Catat secara akurat intake
dan output
Monitor membran
mukosa dan turgor kulit,
serta rasa haus
Monitor warna dan jumlah
TERAPI AKTIVITAS
Definisi: petunjuk rentang dan
bantuan dalam aktivitas fisik,
kognitif, sosial dan spiritual
yang spesifik untuk
menentukan rentang frekuensi
dan durasi aktivitas individu
atau kelompok.
Intervensi :
Kaji tanda dan gejala yang
menunjukan ketidak
toleransi terhadap aktivitas
dan memerlukan
pelaporan terhadap
perawat dan dokter
Tingkatkan pelaksanaan
Setelah dilakukan tindakan
ROM pasif sesuai indikasi
keperawatan toleransi
Buat jadwal latihan
aktivitas pasien akan
aktivitas secara bertahap
meningkat dengan indikator
untuk pasien dan berikan
:
periode istirahat
Saturasi oksigen dalam
Berikan suport dan
rentang yang diharapkan
libatkan keluarga dalam
dalam respon aktivitas
program terapi
Heart rate dalam rentang
yang diharapkan dalam
Berikan berikan
respon aktivitas
reinforcemen untuk
RR dalam rentang yang
diharapkan dalam respon
pencapaian aktivitas sesuai
14
aktivitas
Tekanan darah dalam
rentang yang diharapkan
dalam respon aktivitas
program latihan
Kolaborasi ahli fisioterapi
PENGELOLAAN ENERGI/
MANAJEMEN ENERGI
Definisi: pengaturan
penggunaan energi untuk
merawat dan mencegah
kelelahan dan
mengoptimalkan fungsi.
Intervensi:
Bantu pasien untuk
mengidentifikasi pilihanpilihan aktivitas
Rencanakan aktivitas
untuk periode dimana
pasien mempunyai energi
paling banyak
Bantu dengan aktivitas
fisik teratur
Tentukan persepsi lain
pasien tentang penyebab
fatigue
Dorong verbalisasi
perasaan keterbatasan
Tentukan penyebab fatigue
Monitor pola tidur pasien
dan jumah jam tidur
Monitor lokasi nyeri
selama aktivitas
Batasi stimulus
lingkungan
Batasi pengunjung
Dorong bedrest
Gunakan ROM pasif atau
mengurangi ketegangan
otot
6
HIPERTERMI
Definisi: suhu tubuh naik
diatas rentangnormal
Batasan karakteristik:
kenaikan suhutubuh naik
PENGATURAN SUHU
Monitor minimal tiap 2
jam
Rencanakan monitoring
suhu secara kontinyu
15
diatas rentang
normal,kenaikan suhu tubuh
diatas rentang normal,
serangan atau konvulsi
(kejang), kulit kemerahan,
pertambahan RR, takikardi,
saat disentuh tangan terasa
hangat
Faktor yang berhubungan:
Penyakit/trauma
Peningkatan metabolisme
Aktivitas yang
berlebihankemampuan
berkeringat
Terpapar di lingkungan
panas
Dehidrasi
Pakaian yang tidak tepat
Pengaruh
anestesi/medikasi
Ketidak mampuan
penurunan
rentang normal
Nadi dan RR dalam
rentang normal
Temperatur kulit sesuai
dengan rentang yang
diaharapkan
Tidak ada sakit kepala
Tidak ada nyeri otot
Tidak lekas marah
Tidak ada perubahan
warna kulit
Tidak ada tremor
Berkeringat saat
kepanasan
Menggigil saat
kedinginan
Denyut nadi sesuai
dengan yang diharapkan
Pernafasan sesuai
dengan yang diharapkan
Hidrasi adekuat
Melaporkan
kenyamanan suhu tubuh
FEVER TREATMENT
Definisi: manajemen pasien
dengan hiperpireksia yang
disebabkan oleh faktor non
lingkungan.
Intervensi:
Monitor suhu sesering
mungkin
Monitor IWL
Lakukan monitoring suhu
secara kontinyu
Monitor warna dan suhu
kulit
16
MONITOR NUTRISI
Berat badan pasien dalam
batas normal
Monitor adanya penurunan
berat badan
Monitor tipe dan jumlah
aktivitas yang biasa
dilakukan
Monitor interaksi anak
dan orang tua
selamamakan
Monitor lingkungan
selama makan
Jadwalkan pengobatan
dan tindakan tidak
selama jam makan
Monitor kulit kering dan
17
Intake protein
Intake lemak
Intake karbohidrat
Intake vitamin
Intake mineral
Intake zat besi
Intake kalsium
perubahan pigmentasi
Monitor turgor kulit
Monitor kekeringan,
rambut kusam,
totalprotein, Hb dan kadar
Ht
Monitor makanan
kesukaan
Monitor pertumbuhan dan
perkembangan
Monitor pucat,
kemerahan, dan
kekeringan jaringan
konjungtiva
Monitor kalori dan intake
nutrisi
Catat adanya edema,
hiperemik,
hipertonikpapila lidah dan
cavitas oval
Catat jika lidah berwarna
megenta, scarlet
MANAJEMEN NUTRISI
Kaji adanya alergi
makanan
Kolaborasi dengan ahli
gizi untuk menentukan
jumlah kalori dan nutrisi
yang dibutuhkan pasien
Anjurkan pasien untuk
meningkatkan intake Fe
Anjurkan pasien untuk
meningkatkan protein dan
vitamin C
Berikan subtansi gula
Yakinkan diet yang
dimakan mengandung
tinggi serat untuk
mencegah konstipasi
Berikan makanan yang
terpilih (sudah
dikonsultasikan dengan
18
RESIKO TRAUMA
Definisi: dalam resiko cedera
sebagain hasil dari interaksi
kondisi lingkungan dengan
responadaptif individu dan
sumber pertahanan.
Faktor resiko :
Eksternal :
Mode transpon atau cara
perpindahan
Manusia atau penyedia
pelayanan
Fisik (contoh: rancangan
struktur dan arahan
masyarakat,bangunan,
perlengkapan)
Nutrisi
Biologial (imunisasi,
mikroorganisme)
Kimia (racun, obat,
alkohol, bahan pengawet)
Internal:
Psikologis
Malnutrisi
Bentuk darah abnormal
(penurunan Hb, talasemia,
trombositopeni)
Tidak berfungsinya sensori
Disfungsi afektor
Hipoksia jaringan
Perkembangan usia
Fisik (kerusakan
kulit/tidak utuh,
berhubungan dengan
ahli gizi)
Ajarkan pasien bagaimana
membuat catatan makanan
harian
Monitor jumlah nutrisi dan
kandungan kalori
Berikan informasi tentang
kebutuhan nutrisi
MANAJEMEN
LINGKUNGAN
Sediakan lingkungan yang
aman bagi pasien
Identifiksi kebutuhan
keamanan pasien, sesuai
dengan kondisi fisik dan
fungsi kognitif pasien dan
riwayat penyakit terdahulu
pasien
Hindari lingkungan yang
berbahaya
Pasang siderail tempat
tidur
Sediakan tempat tidur
yang nyaman dan bersih
Tempatkan saklar lampu di
tempat yang mudah
dijangkau pasien
Batasi pengunjung
Berikan penerangan yang
cukup
Anjurkan keluarga
menemani pasien
Kontrol lingkungan dari
kebisingan
Pindahkan barang-barang
yang dapat
membahayakan
Berikan penjelasan pada
pasien dan keluarga atau
pengunjung adanya
perubahan status
kesehatan dan penyebab
19
mobilitas)
9
RESIKO INFEKSI
Definisi : peningkatan resiko
masuknya orgaanisme
patogen.
Faktor resiko :
Prosedur infasif
Ketidak cukupan
pengetahuan untuk
menghindari paparan
patogen
Trauma
Kerusakan jaringan
danpeningkatan paparan
lingkungan
Ruptur membran amnion
Agen farmasi
Malnutrisi
Peningkatan paparan
lingkungan patogen
Imunosupresi
Ketidakadekuatan imun
buatan
Tidak adekuat pertahanan
sekunder (penurunan
hb,leukopenia, penekanan
respon inflamasi) tidak
adekuat pertahanan tubuh
primer (kulit tidak utuh,
trauma jaringan,
penurunan kerja silia,
cairan tubuh statis,
perubahan sekresi ph,
perubahan peristaltik)
Penyakit kronis
penyakit
Setelah dilakukan tindakan
keperawatan status
kekebalan pasien meningkat
dengan indilaktor:
Tidak didapatkan infeksi
berulang
Tidak didapatkan tumor
Status rspirasi sesuai
yang diharapkan
Temperatur badan sesuai
yang diharapkan
Integritas kulit
Integritas mukosa
Tidak didapatkan fatigue
kronis
Reaksi skintes sesuai
paparan
Wbc absolut dbn
Setelah dilakukan tindakan
keperawatan pasien
mengetahui cara-cara
mengontrol infeksi dengan
indikator:
Mendeskripsikan proses
penularan penyakit
Mendeskripsikan faktor
yang mempengaruhi
terhadap proses
penularan penyakit
Mendeskripsikan
tindakan yang dapat
dilakukan untuk
pencegahan proses
penularan penyakit
Mendeskripsikan tanda
dan gejala infeksi
Mendeskripsikan
penatalaksanaan yang
tepat untuk infeksi
KONTROL INFEKSI
Definisi: meminimalkan
mendapatkan infeksi dan
transmisi agen infeksi
Intervensi :
Bersihkan lingkungan
setelah dipakai pasien
lain
Pertahankan teknik isolasi
Batasi pengunjung bila
perlu
Instruksikan pengunjung
untuk mencuci tangan saat
berkunjung dan setelah
berkunjung
Gunakan sabun anti
mikroba untuk cuci tangan
Cuci tangan sebelum
dan sesudah tindakan
keperawatan
Gunakan universal
precaution dan gunakan
sarung tangan selama
kontak dengan kulit
yangtidak utuh
Tingkatkan intake nutrisi
dan cairan
Berikan terapi antibiotik
bila perlu
Observasi dan laporkan
tanda dan gejal
infeksiseperti kemerahan,
panas, nyeri, tumor
Kaji temperatur tiap 4 jam
Catat dan laporkan hasil
laboratorium, WBC
Gunakan strategi untuk
mencegah
infeksinosokomial
Istirahat yang adekuat
Kaji warna kulit, turgor
20
PROTEKSI INFEKSI
Definisi : pencegahan dan
deteksi dini pada pasien yang
beresiko
Intervensi :
Monitor tanda dan gejala
infeksi
Monitor hitung granulosit,
WBC
Monitor kerentanan
terhadap infeksi
Batasi pengunjung
Saring pengunjung
terhadap penyakit menular
10
CEMAS
Setelah dilakukan tindakan
PENGURANGAN CEMAS
Definisi : perasaan gelisah
keperawatan pasien dapat
Definisi: rasa takut, cemas,
yang takjelas dari
mengontrol cemas dengan
merasa dalam bahaya atau
ketidaknyamanan atau
indikator:
ketidaknyamanan terhadap
kekuatan yang disertai respon Monitor intensitas
sumber yang tidak bdiketahui
autonom (sumber tidak
Intervensi :
kecemasan
spesifik atau tidak diketahui
Menyingkirkan tanda
Gunakan pendekatan yang
oleh individu), perasaan
kecemasan
menenangkan
keprihatinan disebabkan dari Menurunkan stimulus
Pahami perspektif pasien
antisipasi terhadap bahaya
lingkungan ketika cemas
terhadap situasi stres
21
KERUSAKAN
INTEGRITAS KULIT
Definisi: perubahan pada
epidermis dandermis
Batasan karakteristik :
Merencanakan strategi
koping situasi penuh
stres
Menggunakan teknik
relaksasi mengurangi
cemas
Tidak ada manifestasi
perilaku kecemasan
Melaporkan kebutuhan
tidur adekuat
PENGAWASAN KULIT
Inspeksi kondisi luka
operasi
Observasi ekstremitas
untuk warna, panas,
22
12
KURANG
PENGETAHUAN:
PROSES; PENGOBATA
Definisi: tidak adanya atau
kurangnya informasi kognitif
tentang hal yang spesifik.
Batasan karakteristik:
MANAJEMEN TEKANAN
Tempatkan pasien pada
terapeutic bed
Elevasi ekstremitas yang
terluka
Monitor status nutrisi
pasien
Monitor sumber tekanan
Monitor mobilitas dan
aktivitas pasien
Mobilisasi pasien minimal
setiap 2 jam sekali
Back rup
Ajarkan pasien untuk
menggunakan pakaian
yang longgar
Setelah dilakukan tindakan
keperawatan pasien
mengetahui tentang proses
penyakit dengan indikator
pasien dapat :
Familiar dengan nama
penyakit
TEACHING:
PENGETAHUAN PROSES
PENYAKIT
Definisi : membantu pasien
memahami informasi yang
berhubungan dengan penyakit
yang spesifik
23
Mengungkapkan masalah
Tidak tepat mengikuti
perintah
Tingkah laku yang
berlebihan (histeris, apatis,
sikapbermusuhan, agitasi)
Faktor yang berhubungan :
Kurang paparan
Mudah lupa
Misintepretasi informasi
Keterbatasan kognitif
Kurang keinginan untuk
mencari informasi
Tidak mengenal
sumberinformasi
Mendeskripsikan proses
penyakit
Mendeskripsikan faktor
penyebab
Mendeskripsikan faktor
resiko
Mendeskripsikan efek
penyakit
Mendeskripsikan tanda
dan gejala
Mendeskripsikan
perjalanan penyakit
Mendeskripsikan
tindakan untuk
menurunkan
progresifitas penyakit
Mendeskripsikan
komplikasi
Mendeskripsikan tanda
dan gejala dari
komplikasi
Mendeskripsikan
tindakan pencegahan
untuk komplikasi
Intervensi
Berikan penilaian tentang
tingkat pengetahuan
pasien tentang proses
penyakit yang spesifik
Jelaskan patofisiologi dari
penyakit dan bagaimana
hal ini berhubungan
dengan anatomi dan
fisiologi
Gambarkan tanda dan
gejala yang biasa muncul
pada penyakit
Gambarkan proses
penyakit
Identifikasi kemungkinan
penyebab dengan cara
yang tepat
Sediakan informasi
tentang kondisi pasien
Sediakan bagi keluarga
atau SO informasi tentang
kemajuan pasien
Sediakan pengukuran
diagnostik yang tersedia
Diskusikanperubahan
gaya hidup yang mungkin
diperlukan untuk
mencegah komplikasi di
masa yang akan datang
dan atau proses
pengontrolan penyakit
Diskusikan pilihan terapi
Gambarkan rasional
rekomendasi manajemen
terapi
Dukung pasien untuk
mengeksplorasi atau
mendapatkan second
opinion
Eksplorasi kemungkinan
sumber dukungan
24
13
14
KURANG PERAWATAN
DIRI: MANDI, MAKAN,
BERPAKAIAN,
TOILETING
Definisi : gangguan
kemampuan untukmelakukan
ADL pada dirisendiri.
Batasan karakteristik:
Ketidakmampuan untuk
Mandi,berpakaian, makan,
toileting.
Faktor yang berhubungan:
Kelemahan
Kerusakankognitif
Kerusakan neuromuskular
Instruksikan pasien
mengenai tanda dan gejala
untuk melaporkan pada
pemberi perawatan
SELF-CARE
ASSISTANCE: ADL
(MANDI, MAKAN,
BERPAKAIAN,
TOILETING)
Definisi: membantu pasien
untuk memenuhi ADL
Intervensi:
Monitor kemampuan klien
untuk perawatan diriyang
mandiri
Monitor kebutuhan klien
untuk alat-alat bantu untuk
kebersihan diri,
berpakaian, berhias,
toileting dan makan
Sediakan bantuan sampai
klien mampu secara utuh
untuk melakukan self-care
Dorong klien untuk
melakukan aktivitas
sehari-hari yang normal
sesuai kemampuan yang
dimiliki
Dorong untuk melakukan
secara mandiri, tapi beri
bantuan ketika klien tidak
mampu melakukanya
Ajarkan klien/keluarga
untuk mendorong
kemandirian, untuk
memberikan bantuan
hanya jika pasien tidak
mampu untuk
melakukanya.
TINGKATKAN HARGA
DIRI
25
Definisi: berkembangnya
persepsi negatif terhadap
harga diri dalam berespon
terhadap sesuatu saat ini
(spesifik)
Batasan karakteristik :
Tantangan laporan situsi
sekarang tentang
pengungkapanuntuk harga
diri
Pengungkapan diri yang
negatif
Bimbang/perilaku tidak
asertif
Evaluasi diri sebagai tidak
mampu
menanganisituasi/kejadian
Faktor yang berhubungan :
Perubahan perkembangan
Gangguan gambaran diri
Kerusakan/gangguan
fungsi
Kehilangan
Perubahan peran osial
Kurangnya
pengakuan/penghargaan
Perilaku yang tidak
konsisten dengan nilai
Kegagalan
Daftar Pustaka
26
27