DISUSUN OLEH :
KELAS IIB TRANSFER
KELOMPOK 2
AYU AGUSTIANI TALAA
DAVID EXPERANDA
DERY IRMANSYAH
DIAH SETIAWATI
DIMPUAN TETI
TITIN KUSMIATI
YUNI WAHYUNI
KATA PENGANTAR
Puja dan puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena rahmat-Nyalah kami dapat
menyelesaikan makalah ini yang berjudul Askep gangguan system persepsi sensori
penglihatan dengan tepat waktu.
Kami dari kelompok 11 berharap makalah ini dapat bermanfaat untuk pembaca. Kami memohon
maaf jika masih banyak kekurangan dikarenakan kami masih dalam proses belajar.
PENULIS
KELOMPOK 2
DAFTAR ISI
COVER..
KATA PENGANTAR...
DAFTAR ISI. .
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG..
B. TUJUAN .
4
4
PENGERTIAN.. .
ETIOLOGI..
PATOFISIOLOGI .
MANIFESTASI KLINIS. .
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK .
PENATALAKSANAAN.. .
KOMPLIKASI.. .
5
5
6
7
7
8
9
PENGKAJIAN.. .
INTERVENSI .
IMPLEMENTASI. .
EVALUASI .
10
11
12
14
BAB IV PENUTUP
A. KESIMPULAN. .
B. SARAN. .
15
15
DAFTAR PUSTAKA.16
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dewasa ini penyakit meningitis merupakan penyakit yang serius karena letaknyadekat
dengan otak dan tulang belakang sehingga dapat menyebabkan kerusakankendali gerak,
pikiran, bahkan kematian. Kebanyakan kasus meningitis disebabkanoleh mikroorganisme
seperti virus, bakteri, jamur atau parasit yang menyebar dalamdarah dan cairan otak.
Daerah Sabuk Meningitis di Afrika terbentang dari Senegal di barat Ethiopia di
timur. Daerah ini ditinggali kurang lebih 300 juta jiwa manusia.Pada 1996 terjadi wabah
meningitis dimana 250.000 orang menderita penyakit inidengan 25.000 korban jiwa.
Meningitis bacterial terjadi pada kira-kira 3 per 100.000orang setiap tahunnya di Negaranegara barat.
Studi populasi secara luas memperlihatkan bahwa meningitis virus lebih sering
terjadi sekitar 10,9 per 100.000orang, dan lebih sering terjadi pada musim panas. Di
Brasil, angka meningitis bacterial lebih tinggi, yaitu 45,8 per 100.000 orang setiap
tahun.Oleh karena itu mengingat jumlah penyebaran penyakit infeksi meningitissemakin
hari semakin meningkat, kami bermaksud untuk mengulas lebih lanjutmengenai penyakit
Meningitis melalui makalah yang berisi laporan pendahuluanserta asuhan keperawatan
teori.
B. TUJUAN
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini yaitu untuk mengetahui pengertian,
penyebab, tanda dan gejala serta penanganan pada meningitis.
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. PENGERTIAN
Meningitis adalah radang pada meningen (membran yang mengelilingi otak dan medula
spinalis) dan disebabkan oleh virus, bakteri atau organ-organ jamur (Smeltzer, 2001).
Meningitis adalah radang dari selaput otak (arachnoid dan piamater). Bakteri dan virus
merupakan penyebab utama dari meningitis. Meningitis merupakan infeksi akut dari
4
C. KLASIFIKASI
Meningitis dibagi menjadi 2 golongan berdasarkan perubahan yang terjadi padacairan
otak, yaitu :
1. Meningitis serosa adalah radang selaput otak araknoid dan piameter yang disertai
cairan
otakyang
jernih.
Penyebab
terseringnya
adalah
Mycobacterium
Neisseria
meningitis
(meningokok),
D. PATOFISIOLOGI
Meningitis bakteri dimulai sebagai infeksi dari oroaring dan diikuti denganseptikemia,
yang menyebar ke meningen otak dan medula spinalis bagian atas.Faktor predisposisi
mencakup infeksi jalan nafas bagian atas, otitis media,mastoiditis, anemia sel sabit dan
hemoglobinopatis lain, prosedur bedah saraf baru,trauma kepala dan pengaruh
imunologis.Saluran vena yang melalui nasofaring posterior, telinga bagian tengah
dansaluran mastoid menuju otak dan dekat saluran vena-vena meningen, semuanya
ini penghubung yang menyokong perkembangan bakteri.Organisme masuk ke dalam
aliran darah dan menyebabkan reaksi radang di dalammeningen dan di bawah korteks,
yang dapat menyebabkan trombus dan penurunanaliran darah serebral. Jaringan serebral
mengalami gangguan metabolisme akibateksudat meningen, vaskulitis dan hipoperfusi.
Eksudat purulen dapat menyebarsampai dasar otak dan medula spinalis. Radang juga
menyebar ke dinding membranventrikel serebral. Meningitis bakteri dihubungkan dengan
perubahan fisiologisintrakranial, yang terdiri dari peningkatan permeabilitas pada darah,
daerah pertahanan otak (barier oak), edema serebral dan peningkatan tekanan
intrakranial. Pada infeksi akut pasien meninggal akibat toksin bakteri sebelum terjadi
meningitis.Infeksi terbanyak dari pasien ini dengan kerusakan adrenal, kolaps sirkulasi
dandihubungkan dengan meluasnya hemoragi (pada sindrom Waterhouse-Friderichssen)
sebagai akibat terjadinya kerusakan endotel dan nekrosis pembuluh darah yang
disebabkan oleh meningokokus.
E. MANIFESTASI KLINIS
Gejala meningitis diakibatkan dari infeksi dan peningkatan TIK :
1. Sakit kepala dan demam (gejala awal yang sering.
2. Perubahan pada tingkat kesadaran dapat terjadi letargik, tidak responsif, dan
koma.
3. Iritasi meningen mengakibatkan sejumlah tanda sebagai berikut:
a. Rigiditas nukal ( kaku leher ). Upaya untuk
fleksi
kepala
vital
(melebarnya
tekanan
pulsa
dan
bradikardi), pernafasan tidak teratur, sakit kepala, muntah dan penurunan tingkatk
esadaran.
6. Adanya ruam merupakan ciri menyolok pada meningitis meningokokal.
7. Infeksi fulminating dengan tanda-tanda septikimia : demam tinggi tibatibamuncul, lesi purpura yang menyebar, syok dan tanda koagulopati
intravaskuler diseminata
F. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1. Analisis CSS dari fungsi lumbal :
a. Meningitis bakterial : tekanan meningkat, cairan keruh/berkabut,
jumlahsel darah putih dan protein meningkat glukosa meningkat, kultur
positipterhadap beberapa jenis bakteri.
b. Meningitis virus : tekanan bervariasi, cairan CSS biasanya jernih, seldarah
putih meningkat, glukosa dan protein biasanya normal, kultur biasanya
2.
3.
4.
5.
6.
7.
pemberian antibiotic yang mampu melewati barier darah otak ke ruang subarachnoid
dalam konsentrasi yang cukup untuk menghentikan perkembangbiakan bakteri. Baisanya
menggunakan sefaloposforin generasi keempat atau sesuai dengan hasil uji resistensi
antibiotic agar pemberian antimikroba lebih efektif digunakan. Obat anti-infeksi
(meningitis tuberkulosa):
7
BAB IV
ASKEP MENINGITIS
A. PENGKAJIAN
8
1. Biodata klien
2. Riwayat kesehatan yang lalu
a. Apakah pernah menderita penyait ISPA dan TBC ?
b. Apakah pernah jatuh atau trauma kepala ?
c. Pernahkah operasi daerah kepala ?
3. Data bio-psiko-sosiala.
a. AktivitasGejala : Perasaan tidak enak (malaise).Tanda : ataksia, kelumpuhan,
gerakan involunter.
b. SirkulasiGejala : Adanya riwayat kardiopatologi : endokarditis dan PJK. Tanda
:tekanan
darah
meningkat,
nadi
menurun,
dan
tekanan
nadi
berat,
taikardi,disritmia.
c. Eliminasi Tanda : Inkontinensi dan atau retensi.
d. Makan
Gejala : Kehilangan nafsu makan, sulit menelan.Tanda : anoreksia, muntah, turgor
kulit jelek dan membran mukosa kering
e. Higiene
Tanda : Ketergantungan terhadap semua kebutuhan perawatan diri.
f. Neurosensori Gejala : Sakit kepala, parestesia, terasa kaku pada persarafan
yangterkena, kehilangan sensasi, hiperalgesia, kejang, diplopia, fotofobia,ketulian
dan halusinasi penciuman.Tanda : letargi sampai kebingungan berat hingga koma,
delusi danhalusinasi, kehilangan memori, afasia,anisokor, nistagmus,ptosis,
kejangumum/lokal, hemiparese, tanda brudzinki positif dan atau kernig positif,
rigiditas nukal, babinski positif,reflek abdominal menurun dan reflek kremastetik
hilang pada laki-laki.
g. Nyeri/keamanan Gejala : sakit kepala (berdenyut hebat, frontal). Tanda : gelisah,
menangis.
h. Pernafasan Gejala : riwayat infeksi sinus atau paru. Tanda : peningkatan kerja
pernafasan.
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri (akut) berhubungan dengan proses inflamasi, toksin dalam sirkulasi.
2. Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan kerusakan neuromuscular, penurunan
kekuatan
3. Resiko tinggi terhadap trauma sehubungan dengan kejang umum/fokal. Kelemahan
umum, vertigo.
C. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
1. Diagnosa : Infeksi berhubungan dengan diseminata hematogen dari pathogen
KH
: mencapai masa penyembuhan tepat waktu, tanpa penyebaran infeksi
endogen atau keterlibatan orang lain.
9
Intervensi :
a. Mandiri
Berikan tindakan isolasi sebagai tindakan pencegahan
Pertahankan teknik aseptic dan teknik cuci tangan yang tepat, baik pasien,
pengunjung, maupun staf. Pantau dan batasi pengunjung atau staf sesuai
kebutuhan.
Pantau suhu secara teratur. Catat munculnya tanda-tanda klinis dari proses
infeksi.
Teliti adanya keluhan nyeri dada, berkembangnya nadi yang tidak teratur/
2. Diagnose
wajah lain
Berikan keamanan pada pasien dengan memberi bantalan pada penghalang
tempat tidur.
Pertahankan tirah baring pada fase akut
b. Kolaborasi
Berikan obat sesuai indikasi, seperti fenitoin (dilantin), diazepam ( valium),
fenobarbital ( luminal).
4. Diagnose
: nyeri berhubungan dengan adanya proses infeksi/inflamasi
KH
: melaporkan nyeri hilang/terkontrol, menunjukan postuir rileks
dan mampu tidur / istirahat dengan tepat
Intervensi
:
a. Mandiri
Berikan lingkungan yang tenang, ruangan agak gelap sesuai indikasi
Tingkatklan tirah baring, bantulah kebutuhan perawatan diri yang penting
Letakan kantung es pada kepala, pakaian dingin diatas mata
11
Dukung untuk menemukan posisi yang n dan masase otoyaman, seperti kepala
agak ditinggikan
Berikan rentang gerak aktif/pasif secara tepat dan masase otot daerah
leher/bahu
Gunakan pelembab yang hangat pada nyeri leher/punggung jika tidak ada
demam.
b. Kolaborasi
Berikan analgetik, seperti asetaminofen, kodein.
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari uraian singkat tentang meningitis diatas dapat diperoleh beberapa poinantara
lain:
12
meningitis
Diplococcus
(meningokok),
Haemophilus
antara
lain
pneumoniae
Streptococus
influenzae,
Bakteri;
(pneumokok),
haemolyticuss,
Escherichia
coli,
bagaimana
penerapan asuhan keperawatan pada pasien dengan meningitis. Semoga makalah ini
dapat dijadikan sumber literature yang layak digunakan untuk mahasiswa.
DAFTAR PUSTAKA
Doenges, Marilyn E, dkk. (1999). Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman untuk
Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. Alih Bahasa, I Made
Kariasa, N Made Sumarwati. Editor edisi bahasa Indonesia, Monica Ester, Yasmin
asih. Ed.3. Jakarta : EGC.
13
14