Anda di halaman 1dari 8

Blackie

dan Marta
Marta berusia enam tahun. Orang
tuanya sangat menyayangi dia, dan
menyebutnya sebagai sinar mentari
mereka. Tetapi Marta punya satu
kesulitansangat sukar baginya untuk
mendengarkan dan mematuhi.
Pada suatu hari, Marta dan ibunya
pergi berjalan-jalan ketika seekor
anak anjing yang lucu melompat dan
menyalak, ingin mengajaknya bermain.
Marta sangat menikmati bermain-main
dengan anak anjing itu, tetapi waktu
untuk pulang terasa tiba cepat sekali.
Ibu, bisakah kita membawa anak
anjing ini pulang? tanya Marta seraya
mereka berjalan pulang.
Ibu tidak tahu, nak,jawab Ibu. Pasti
anak anjing ini ada yang punya.

Marta menatap anak anjing itu.


Matanya yang besar dan berwarna
coklat itu lembut dan penuh
dengan semangat hidup. Ekornya
bergoyang-goyang memperlihatkan
kegembiraannya.
Lihat! seru Marta. Anjing itu
mengikuti kita!
Anak anjing itu mengikuti mereka
hingga ke rumah.
Anjing ini pasti lapar. Bisakah kita
memberinya makan? tanya Marta.
Baiklah, kata Ibu.Tetapi besok kita
harus mencari anjing ini milik siapa. Kita
mungkin tidak bisa memilikinya.
Ibu menempatkan makanan di
mangkuk kecil. Marta membawa
mangkuk itu keluar dan anak anjing itu
makan dengan lahapnya.

Keesokan paginya, Marta berlari keluar


untuk melihat apakah anak anjing itu
masih ada di situ. Masih! Marta begitu
gembira. Anak anjing itu mengibasngibaskan ekornya dan melompatlompat.
Siang harinya, Marta dan Ibunya pergi
ke lingkungan rumah mereka dan ke
doker hewan serta tempat penampungan
hewan peliharaan, menanyakan jika
ada yang tahu siapa pemilik anak anjing
itu, tetapi tidak ada seorang pun yang
pernah melihat anjing itu sebelumnya.
Kelihatannya anak anjing ini tidak ada
yang punya, kata Ibu.
Apakah itu berarti kita bisa
memeliharanya?
Ya, ibu sudah berbicara dengan
ayahmu, dan ayah setuju kita bisa
memelihara anjing ini.
Marta senang sekali!
Aku akan memanggilnya Blackie,
katanya kepada Ayah dan Ibu.

Setiap hari sepulang dari sekolah


Martha bermain-main dengan Blackie.
Apabila dia pergi berjalan-jalan dengan
Ayah atau Ibu, anak anjing itu turut
bersama mereka.
Seraya Blackie semakin besar, Marta
sadar bahwa dia harus melatihnya.
Seringkali apabila Marta memanggil
Blackie, dia berlari-lari, berharap Marta
akan mengejarnya. Atau jika Marta
menyuruhnya duduk, dia melompat ke
Marta.
Blackie tidak mau menuruti apa yang
kuperintahkan, Martha mengeluh ke
ibunya.
Kita harus mencari cara
untuk melatihnya jika kita akan
memeliharanya. Kita tidak bisa
membiarkan dia berbuat sesuka
hatinya, jika tidak maka tidak ada
seorang pun yang mau bermain
dengannya, atau lebih parah lagi, dia
bisa terluka.

Duduk,
Blackie!

Tetangga kita punya anjing


yang terlatih dengan baik. Kita bisa
memintanya untuk mengajarkan kamu.
Dalam perjalanan pulang setelah
mengunjungi tetangga mereka, Marta
berlari mendahului. Ibu memanggilnya,
tetapi dia tidak kembali; bahkan
berlari semakin jauh. Ketika mereka
tiba di rumah, Ayah berbicara kepada
Marta tentang mendengarkan ibunya
dan mematuhi apa yang dikatakan
oleh orang tuanya. Tetapi Marta tidak
mengerti mengapa dia harus patuh.
Marta dan orang tuanya menuruti
nasihat tetangga untuk melatih Blackie,
dan tak lama kemudian anjing itu
duduk ketika disuruh duduk dan tidak
lagi melompat atau menggigit orang.
Tetapi dia masih punya kebiasaan
buruk berlari-lari kapan saja dia
menginginkannya.

Apabila mereka membawa Blackie


berjalan-jalan, mereka merantainya.
Tetapi ketika mereka di rumah, seringkali
dia berlari dari rumah dan kebun, dan
tidak mau datang ketika dipanggil.
Beberapa tetangga mulai mengeluh
karena Blackie pergi ke tempat sampah
mereka dan membuat peliharaan
mereka takut, jadi Ayah mengatakan
bahwa Blackie harus terus dirantai
bahkan jika ia berada di kebun mereka.
Blackie tidak suka dirantai. Pada suatu
hari, Marta merasa kasihan sebab
dia merengek, lalu tidak mematuhi
ayahnya dan melepaskan rantai Blackie.
Dalam hitungan menit Blackie sudah
menghilang ke jalanan. Sepanjang
hari, Marta melihat ke luar memeriksa
kalau-kalau Blackie sudah pulang, tetapi
dia tidak pulang. Ketika waktunya tidur
sudah tiba, Blackie masih belum pulang.
Marta sangat kuatir.

Blackie belum pulang juga. Apakah


sesuatu menimpanya? Marta bertanya.
Tidak tahu, nak. Tetapi kita bisa
berdoa baginya,jawab Ibu.
Malam itu, Marta tidur dengan hati
yang sangat sedih.
Keesokan paginya, Marta bangun dan
pergi keluar bersama Ayah untuk melihat
jika Blackie sudah pulang. Benar, dia
sudah pulang!
Blackie, kamu sudah pulang! seru
Marta. Dia berlari mendapatkan Blackie,
tetapi ada sesuatu yang salahBlackie
pincang.
Oh! Kamu terluka.
Ayah, Ibu dan Marta membawa
Blackie ke dokter hewan.
Berita yang disampaikan oleh dokter
hewan tidak bagus. Nampaknya
anjing kamu tertabrak mobil. Untung
nampaknya dia hanya terserempet dan
masih hidup, tetapi perlu waktu sampai
kakinya sembuh total.

Marta tahu bahwa Blackie terluka


karena kesalahannya juga. Jika ia
mendengarkan Ayah dan merantai
Blackie, dia mungkin tidak akan terluka.
Malam itu, Marta sadar pentingnya
mematuhi orang tua bahkan apabila itu
tidak mudah. Persis seperti Blackie harus
belajar mematuhi perintahnya, Marta
sekarang tahu bahwa mendengarkan
orang tuanya adalah suatu perbuatan
bijaksana akan membantu dirinya untuk
tetap aman dan gembira. Keduaduanya, Blackie dan Marta telah
memperoleh pelajaran yang penting,
dan mereka berdua terus menjadi
sahabat baik.

Author unknown. Illustrations by Alvi. Design by Stefan Merour.


Published by My Wonder Studio.
Copyright 2014 by The Family International

Anda mungkin juga menyukai