Anda di halaman 1dari 2

Ketika Kaki Kambing Berbicara

kepada Rasulullah
Membicarakan kehidupan Rasulullah Saw adalah salah satu cara untuk mengenal dan
menjadikannya sebagai teladan dalam kehidupan sehari-hari. Beliaulah sebaik-baik
contoh, dan tak ada saingannya hingga akhir zaman.
Dalam sejarah kehidupan beliau, banyak keajaiban yang Allah Taala hadirkan
sebagai salah satu bukti bahwa beliau adalah hamba dan utusan-Nya. Meski bagi
sebagian manusia hal itu mustahil, tapi hal itu amatlah mudah bagi Allah Taala, dan
orang-orang yang beriman diberi kemudahan pula untuk meyakininya sebagai salah
satu tanda kenabian.
Adalah Zainab saudara perempuan Marhab. Marhab adalah orang Yahudi Khaibar
yang dibunuh oleh Mahmud bin Salamah. Pada Perang Khaibar, Zainab telah
meracuni kaki kambing sebelum dihidangkan untuk Rasulullah Saw.
Qadarullah, sebagaimana disebutkan oleh Imam Ibnu Katsir dalam tafsir al-Quranul
Azhim, Kaki kambing itu dapat berbicara dan menceritakan kepada Nabi
Muhammad Saw bahwa ada racun padanya.
Karenanya, sebagaimana dikutip dari hadits riwayat Imam al-Bukhari ini, Maka Nabi
Muhammad Saw memanggil wanita Yahudi itu. Selepas dipanggil dan ditanya,
Wanita itu mengakui perbuatannya.
Setelah Zainab mengakui perbuatannya, Nabi Saw bertanya, Apakah yang
mendorongmu berbuat demikian? Zainab menjawab, Aku ingin menguji, lanjutnya
sebagaimana diriwayatkan pula oleh Imam Muslim, Jika engkau seorang Nabi, maka
racun itu tidak membahayakan dirimu, lanjutnya sebagaimana termaktub pula dalam
riwayat Imam Abu Dawud, Dan jika engkau bukan seorang Nabi, kami akan terbebas
darimu.
Karena pengakuannya itu, Nabi Muhammad Saw melepaskannya. Namun, lanjut
Imam Ibnu Katsir dalam tafsirnya, Tetapi ketika Bisyr bin Barra Ra mati karena
racun itu (ia takut memakannya bersama Rasulullah saw), lanjut beliau, Maka
Rasulullah Saw menghukum mati wanita Yahudi itu.
Di dalam riwayat ini, ada kisah keajaiban mampu berbicaranya sepotong kaki
kambing yang telah menjadi hidangan, kebijaksanaan Rasulullah Saw dalam
memperlakukan orang yang bersalah, dan keadilan beliau dalam menetapkan
hukuman sesuai dengan tingkat kesalahan yang diperbuat.
Dalam riwayat singkat nan padat ini, terdapat banyak hikmah bagi siapa yang mau
mengambilnya. Sebab mutiara seindah dan semahal apa pun, tak kan pernah bisa
dinilai bagus dan diminati oleh kalangan hewan yang tak berakal.
Namun sebaliknya, dalam kaca mata kaum beriman, setiap kejadian memiliki hikmah.
Apalagi dalam riwayat yang disabdakan oleh manusia pilihan yang kebaikannya tak

lekang
oleh
Sholluu alan Nabii Muhammad. [Pirman]

zaman.

Anda mungkin juga menyukai