Anda di halaman 1dari 9

I Love U, but Ur brother

Cast : Yesung, Wookie, Kangin.


Warning : Genderswitch, typos, tak sesuai EYD, dll.
FF ini terinspirasi dari komik yg pernah author baca. Jadi kesamaan alur cerita mohon
dimaklumi. Author berusaha membuat beberapa perubahan. Author adalah seorang author abal
yg hanya ingin tiap komik/novel yg pernah dibaca diperankan oleh member BB/GB favorit
author.
Summary :
Yesung sangat menyukai Wookie, tapi dia takut akan ancaman Kangin, kakaknya Wookie yang
bilang akan menghajar semua namja yang berani mendekati dongsaengnya.
Buughhhhbughh..duaghhh
"Hoyy liat ada yang berkelahi di taman belakang sekolah"
"Itukan si raccoon anak kelas 3"
"Iya bener, kita liat yuk"
Lagi-lagi si Kangin. Batin Yesung yang melihat segerombolan siswa yang berlarian ke taman
belakang sekolah untuk melihat perkelahian tersebut.
"Hey raccoon, diskorsing lagi?" Tanya Yesung yang melihat Kangin keluar dari ruang guru.
"Cih,,,kenapa kau ikut-ikutan memanggil ku raccoon" sahut Kangin dengan kesal.
"Ngapain kau kesini?" tanyanya lagi.
"Aku membawakan tas mu, sudah ku duga kau pasti disuruh pulang" sahut Yesung.
"Benar-benar menyebalkan" lanjut Kangin. "Tapi syukurlah kalo pulang jam segini aku bisa
masuk kerja lebih cepat".
"Kau ini.." kata Yesung "Memangnya kenapa sih sampai berkelahi?"
"Biasa.." sahut Kangin.
"Oppa" teriak seorang yeoja yang tiba-tiba menghampiri mereka.

"Wookie." Sahut mereka bersamaan.


"Oppa, aku sudah dengar semuanya! oppa berkelahi lagi kan? sudah ku bilang berapa kali jangan
berkelahi terus, kenapa gak ngerti juga sih" ujar Wookie sambil marah-marah ke Kangin.
"Mianhae.. Aku tidak bisa membiarkannya" kata Kangin sambil tertunduk.
""Tapi oppa aku ini bukan anak kecil lagi. Biar aku yang memutuskan mau menerima atau
menolaknya. Jadi oppa gak usah ikut campur" kata Wookie.
"Hey,,hey.. Memangnya ada apa?" Tanya Yesung bingung.
"Yesung oppa dengar nih, tiap kali ada namja yang menyatakan cinta padaku pasti dihajar sama
Kangin oppa" kata Wookie menjelaskan.
"Waduh, kejam sekali kau raccoon" ejek Yesung.
"Diam kau kepala besar" sahut Kangin.
"Pokoknya, tiap kali ada namja yang mendekati Wookie dan sampai berani menyatakan cinta,
aku tidak akan tinggal diam. Akan ku hajar mereka semua" katanya sangar.
"Oppa, kalau kau begini terus kapan aku bisa punya pacar" rengek Wookie.
"Tidak akan! Ini juga demi kebaikanmu Wookie" ujar Kangin tegas.
"Sudahlah, aku mau pulang dulu. Yesung kau antar Wookie kembali ke kelasnya" lanjutnya lagi.
"Siipp raccoon" sahut Yesung sambil bercanda. "Ayo Wookie ku antar ke kelasmu"
Pletaakk Kangin memukul kepala besar Yesung.
"Berhenti memanggil ku raccoon" ujarnya.
Yesung hanya tertawa mendengarnya. Sementara Wookie menggembungkan pipinya tanda kesal
terhadap Kangin, oppanya. Dia menurut ketika Yesung menggiringnya supaya kembali ke kelas.
Yesung POV
Aku mengenal Kangin dan Wookie sudah cukup lama . Kangin adalah teman sepermainanku.
Sejak kecil, kalau kami sedang bermain, Kangin selalu mengajak dongsaengnya, Wookie, ikut
main bersama kami. Sampai sekarang kami tetap akrab. Wookie adalah anak yang manis dan

penurut, dan Kangin sangat menyayanginya. Mereka tinggal berdua bersama ummanya, appanya
sudah meninggal sejak mereka masih kecil. Untuk membantu perekonomian keluarga Kangin
bekerja sambilan sepulang sekolah. Dia menganggap dirinya memiliki tanggung jawab sebagai
kepala keluarga. Itulah kenapa dia sangat menyayangi dan melindungi Wookie. Aku benar-benar
salut dengan Kangin.
Entah sejak kapan, aku tidak lagi menganggap Wookie sebagai dongsaengnya Kangin. Aku
menganggapnya sebagai seorang yeoja yang mempesona. Aku telah jatuh cinta dengannya. Tapi
mendengar ancaman Kangin tadi, apakah nasib ku juga akan seperti namja lainnya bila ku
utarakan perasaan ku ini ke Wookie? Selain itu, aku takut hal ini akan menghancurkan
persahabatan kami selama ini. Apa ada cara lain untuk menyampaikan perasaan ku tanpa
merusak hubungan persahabatan di antara kami? Aku benar-benar kacau.
Yesung POV End
Ting Tong
"Nuguseyo?" Tanya Wookie sambil berjalan menuju pintu rumahnya.
"Ini aku, Yesung" sahut seseorang yang berdiri di depan pintu.
"Annyeong oppa, ada perlu apa?" kata Wookie yang sudah membuka pintu depan rumahnya.
"Annyeong Wookie. Kangin ada?" tanya Yesung
"Kangin oppa belum pulang dari kerja sambilan. Mari masuk oppa biar tunggu di dalam" ucap
Wookie ramah.
Yesung mengikuti Wookie masuk ke ruang tamu.
"Duduklah oppa, biar ku bikinkan minum dulu"
"Gomawo Wookie"
Beberapa saat kemudian Wookie sudah datang dengan membawa dua buah gelas dan setoples
kue kering.
"Umma mu mana?" tanya Yesung sambil menyeruput teh hangat yang disajikan wookie.
"Umma belum pulang, dia bilang malam ini akan bekerja lembur" sahut Wookie.

Jadi kami cuma berduaan aja. Ini kesempatan bagiku menyatakan perasaan ku ke Wookie. Batin
Yesung. Tapi dia jadi gugup dan hanya diam.
"Itu, Kangin oppa.. aku ingin dia meluangkan waktu untuk dirinya sendiri" kata Wookie
memecah keheningan diantara mereka berdua.
"Ehh.." Yesung sedikit kaget.
"Dia bekerja sambilan seperti itu, mengorbankan masa mudanya. Padahal kan di usia kalian
harusnya bersenang-senang" Wookie menghela nafas sebentar "Dia selalu merasa kalau keluarga
ini adalah tanggung jawabnya. Dia juga sering mendengarkan keluh kesahku. Sejujurnya aku
senang, tapi juga sedih" lanjutnya lagi, matanya mulai berair.
"Setiap kali melihatnya seperti itu aku" ucapnya terbata, tak terasa Wookie sudah meneteskan
air matanya.
"Wookie.. Uljima.." kata Yesung beranjak mendekat ke Wookie dan mendekatkan kepala Wookie
ke bahunya serta mengelus rambutnya.
Beberapa saat mereka dalam posisi seperti ini.
"Mianhae oppa, aku jadi cengeng begini" ujar Wookie sambil menegakkan kepalanya yang
sedari tadi bersandar di bahu Yesung.
"Aku paling senang kalau lihat Kangin oppa sedang bersama Yesung oppa. Hanya di saat seperti
itulah dia kembali menjadi seorang remaja biasa" katanya lagi "Aku harap kalian akan selalu
berteman akrab"
"Iya.." sahut Yesung.
Bagaimana ini? Aku gak sanggup menyatakan perasaan ku. Aku tidak ingin merusak dia jadi
sedih. Batin Yesung.
"MmmYesung oppa" kata Wookie "Apa ada orang yang kau sukai?" tanyanya ke Yesung.
"Eh.." Yesung kaget dengan pertanyaan Wookie.
"Itu sebenarnya aku sejak dulu punya perasaan ke opp"
"Aku pulang Lho ada Yesung ya" tiba-tiba terdengar suara Kangin.

"Ahh Kangin oppa sudah pulang. Apa oppa mau ku bikinkan teh hangat?" Tanya Wookie ke
Kangin yang baru saja datang. Tanpa menunggu jawaban Kangin, Wookie bergegas ke dapur.
"Kalau begitu aku pamit pulang dulu. Wookie makasih atas minumannya, aku pulang dulu" kata
Yesung.
"Lho sudah mau pulang?" heran Kangin.
"Aku permisi dulu. Sampai jumpa besok di sekolah Kangin" kata Yesung sambil bergegas pergi.
Yesung POV
Apa benar yang dikatakan Wookie tadi, dia juga suka padaku? Aku senang sekali, artinya cintaku
gak bertepuk sebelah tangan. Tapi bagaimana ini? Aku bingung.
Yesung POV End
Keesokan harinya di sekolah.
"Annyeong Yesung oppa" sapa Wookie.
"Anyyeong Wookie" sahut Yesung sedikit canggung.
"Oppa kenapa kemaren langsung pulang?" Tanya Wookie.
"Nggak apa-apa kok" jawab Yesung sambil menunduk. Dia tidak berani menatap Wookie.
"Itu, Kangin oppa mendadak pulang sih. Padahal kita lagi bicara" kata Wookie. "Oppa..
Bagaimana pendapatmu tentang aku?" lanjutnya.
Aku menyukaimu Wookie, sangat mencintaimu. Tapi aku nggak bisa menyambut perasaanmu.
Batin Yesung.
"Mianhae Wookie" kata Yesung.
"Aku Aku takut dihajar Kangin" lanjutnya lagi.
Mendengar itu, Wookie langsung berbalik meninggalkan Yesung sendirian. Hatinya remuk
redam. Dia tidak menyangka Yesung menolaknya hanya karena alasan picik seperti itu. Dia
memegangi dadanya, sangat sakit. Dia berjalan sambil diiringi airmata yang sekarang sudah
mengalir di pipinya.

Melihat Wookie yang meninggalkannya, Yesung hanya diam. Dia sadar dirinya pengecut. Dia
telah membohongi perasaannya sendiri. Sebenarnya bukan masalah takut dihajar Kangin. Tulus
dalam hatinya menginginkan cinta Wookie, dia juga sangat senang saat tahu Wookie juga
memendam perasaan yang sama. Tapi dia tidak bisa membalasnya. Kalau dia menyambut
perasaan Wookie, dia akan kehilangan persahabatannya dengan Kangin. Dan Kangin akan
kehilangan segalanya. Dia tidak tau harus bagaimana.
Mianhae Wookie, jeongmal mianhae. Batin Yesung.
Sore harinya.
Ting Tong
"Tunggu sebentar" kata Yesung sambil membuka pintu rumahnya.
"Dasar brengsek. Teganya kau!" teriak Kangin sambil melayangkan tinjunya di muka Yesung.
Bukhh..bukhh
"Kau..tega membuat Wookie menangis" lanjutnya lagi.
Yesung jatuh terkulai akibat pukulan Kangin.
"Kau tau, Wookie sejak dulu suka padamu" ucapnya masih dengan emosi. "Meskipun dia tidak
bilang, tapi aku tau dari sikapnya terhadapmu" Kangin menghela nafas sebentar. "Dan kau tegateganya mengabaikan perasaan tulusnya, kau benar-benar brengsek"
"Lalu kau sendiri bagaimana" teriak Yesung
"Semua namja yang mendekatinya selalu kau hajar. Lalu aku harus bagaimana?" lanjutnya
"Aku..aku hanya ingin melindunginya" sahut Kangin. Kali ini emosinya sudah mulai mereda.
"Aku hanya ingin melindunginya sampai tiba saatnya aku menyerahkannya padamu"
"Ehh" Yesung kaget mendengar perkataan Kangin.
"Aku gak akan menyerahkan Wookie ke namja lain. Aku cuma percaya denganmu" lanjutnya.
"Apa kau juga suka dengan Wookie?"
"Iya,,aku suka dia. Aku sangat mencintainya" teriak Yesung lantang.

"Kalau begitu cepat temui dia. Dasar kepala besar" kata Kangin sambil menjitak kepala Yesung.
"Baik raccoon" sahut Yesung yang bergegas pergi menemui Wookie di rumahnya.
Yesung berlari menuju rumah Wookie. Sepanjang jalan dia tersenyum bahagia.
Ahh.. aku benar-benar senang. Ternyata selama ini aku salah sangka. Akhirnya aku bisa
menyampaikan perasaan ku ke Wookie tanpa merusak persahabatan ku dengan Kangin. Kami
masih bisa berteman selamanya. Batin Yesung.
Sesampainya di rumah Wookie.
"Yesung oppa" Wookie kaget melihat Yesung yang sudah berdiri di depan pintu rumahnya,
apalagi ditambah dengan penampilan Yesung yang babak belur seperti habis berkelahi
"Oppa, gwenchanayo?" tanyanya lagi
Yesung tidak menjawab, dia langsung memeluk Wookie.
"Wookie, saranghae. Jeongmal saranghaeyo" katanya
Wookie kaget dengan pernyataan cinta Yesung.
"nado oppa.." jawabnya lirih.
"Wookie siapa yang datang?" Tanya umma Wookie yang tiba-tiba muncul.
Yesung langsung melepaskan pelukannya, dan mengenggam tangan Wookie erat.
"Ahjumma, ijinkan aku menjadi namjachingu Wookie" katanya.
"Ehh.." umma Wookie kaget. Lalu dia tersenyum.
"Wookie bagaimana? Apa kau menerima Yesung-ssi sebagai namjachingu-mu?" Tanya umma
Wookie.
Wookie mengangguk pasti.
"Kalo begitu aku percayakan Wookie kepadamu Yesung-ssi" kata umma wookie.
"Kamsahamnida ahjumma" ucap Yesung.

"Kalian masuklah ke dalam rumah, tidak enak ngobrol berdiri di depan pintu seperti ini" lanjut
umma Wookie lagi.
Beberapa saat kemudian. Wookie dan Yesung sudah berada di ruang tamu. Terlihat Wookie yang
sedang mengobati luka lebam di tubuh Yesung.
"Oppa, makanya hati-hati kalau jalan" kata Wookie.
Yesung hanya tersenyum. Dari tadi dia tidak berhenti memandangi wajah imut Wookie. Dia
sungguh bahagia.
"Aku pulang" terdengar suara Kangin.
"Oppa.." sambut Wookie. Terlihat binar bahagia di wajahnya.
"Oppa, tadi Yesung oppa menyatakan cintanya padaku. Aku bahagia sekali" kata Wookie.
Yesung hanya tersenyum-senyum mendengarnya.
"Oppa, kau tidak akan menghajar Yesung oppa kan?" kata Wookie lagi.
"Aku sudah menghajarnya sebelum dia menyatakan cintanya kepadamu" kata Kangin.
"Ehh.." Wookie bingung.
"Kau tidak lihat Wookie, tubuh ku memar begini" kata Yesung manja terhadap Wookie sambil
menunjukkan pipinya yang sedikit lebam akibat pukulan Kangin.
"Tadi oppa bilang itu akibat terjatuh saat mau kesini" kata Wookie heran.
"Hahahaaa" Kangin tertawa.
"Hey kau kepala besar, kau jangan macam-macam terhadap dongsaeng ku ya. Kalau ku lihat
Wookie menangis karna mu, aku tidak segan-segan menghajar mu lebih parah dari ini" ujar
Kangin galak.
"Oppa" rengek Wookie manja.
"Sipp raccoon. Aku berjanji akan selalu menjaga Wookie, kau tidak perlu khawatir" sahut
Yesung.
"Aisshh Berapa kali ku bilang jangan memanggil ku raccoon" kata Kangin.

"Dan kau jangan memanggil ku kepala besar" sahut Yesung.


"Hahahaaaa" tawa mereka pecah bersamaan.
FIN

Anda mungkin juga menyukai