Anda di halaman 1dari 6

Di suatu pagi, ketika itu matahari tengah bersinar cerah, di sebuah rumah

yang tak terlalu besar dengan sebuah toko kecil di depan teras rumah, Dita
anak pertama dari sang pemilik rumah sedang asyik menikmati suasana pagi itu
sambil menyiram bunga-bunga yang mekar dengan indahnya setelah selesai
Dita menuju kamar mandi dan membasahi tubuhnya membuat buih-buih dari
sabun mandinya, menggulung rambutnya yang basah dengan handuk, memoles
wajahnya dengan bedak juga sedikit sentuhan maskara dan ayeshadow lalu
sedikit lipstik berwarna merah muda yang terakhir mengurai rambut panjangnya
yang masih basah itu, dengan absen pita kecil sebagai pemanis rambutnya dan
mengganti handuk dengan seragam bertuliskan GOLDEN DIMSUM. Dita adalah
seorang gadis yang telah bekerja, namun bukan sebagai menager, Dita ya
Kimidya Andita nama panjang gadis itu seorang gadis berumur 19 tahun dengan
tinggi 155 cm dan berat 47 kilo ini bekerja pada sebuah rumah makan yang
menyajikan beraneka masakan khas dari china lebih tepatnya pekerjaanya
adalah sebagai weathers.
Dita : selamat pagi (menyapa teman-temanya dan menaruh tasnya)
Dita memang seorang gadis remaja yang ceria, diambilnya lap dan
membasahi dengan air sabun lalu di lapnya meja bathender itu, memang itu
pekerjaan awal Dita membersihkan menyiapakan menata juga melayani setiap
pembeli yang datang. 6 bulan sudah Dita melakukan pekerjaan seperti itu,
mengisi tiap detik waktunya dengan kesibukan yang sama tiap harinya. Bukan
kali ini saja Dita bekerja, sejak SMP Dita sudah sering membantu ibunya yang
memiliki sebuah warung gado-gado di depan rumahnya hingga ia merasa bosan
dan memilih untuk mencari pekerjaan yang lain). Prepare selesai gerbang di
buka dan menunggu pembeli yang datang.
Keesokan harinya seperti biasa Dita kembali mempersiapakan dirinya
untuk memulai aktivitasnya, namun ada yang sedikit berbeda cuaca agak
mendung, dita segera bergegas mengambil sepedahnya lalu mengayuhnya agar
tidak kehujanan di tengah perjalanan nanti.
Dita : ibuk dita berangkat dulu yaa. Assalamualaikum
Ibu dita : waalaikum salam hati-hati nak
Di tengah perjalanan hujan turun dengan derasnya, dita berhenti dan
mencari tempat untuk berteduh. Di emperan sebuah toko Dita menyelematkan
sepedahnya dan juga dirinya. Tepat didepanya terdapat sebuah gedung berlantai
3 dengan banyak jendela dan terlindungi oleh jajaran pagar putih dengan sebuah
gerbang tinggi nan besar juga sebuah papan terbuat dari keramik berwarna
hitam bertuliskan SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN. Mata Dita terpana melihat
setiap sisi luar gedung tersebut, benar saja karena tempat itu adalah sebuah
impian besar dari seorang Dita dimana dita sering berhayal untuk dapat
Drama

Page 1

membuka gerbang tinggi itu dengan sebuah seragam berwarna putih yang
menjadi ciri khas mahasiswa STIKES dan berjalan menuju ruang kelas serta
dapat menempati salah satu bangku di kelas tersebut.
Dita menggumam dalam hatinya.
Dita: apa bisa menggapai impian itu, dengan segalah keterbatasan yang
kumiliki ini. tapi aku harus terus berusaha untuk mencapai tujuan itu,
yaa haruss ! (dita tersenyum sumeringa)
Jam tangan Dita menunjukkan pukul 10.12
Tik tik tik tik hujan mulai meredah, dita tersadar dari lamunanya
Dita : aku telatt !!! (mengambil sepedah lalu mengayuhnya sekuat
tenanga)
Sampai di depan gerbang tempat dita bekerja
Dita : seandainya gerbang ini adalah gerbang dari STIKES dan juga
seragam ini adalah sebuah almamater mahasiswa STIKES , ohh
bahagianya hatiku. ( menghela nafas besar )
Dita membuka gerbangnya dan masuk tanpa senyum yang biasa ia tebarkan
juga sapaan hangat yang biasa ia lantunkan kepada teman-temannya, wajahnya
murung sambil memegang sebuah lap tanpa bergerak sedikitpun seperti ada
sesuatu yang mengganjal di fikirannya.
Nana : dita, kamu kenapa ?apakah hari ini kamu sedang tak enak badan ?
(mendekati Dita dan memgang kening Dita )
Dita : tidak Na, aku baik-baik saja. (kalem)
Nana : lalu kenapa kau diam saja, tak seperti biasanya? (penasaran)
Dita : aku tak apa-apa Na.
Nana : hhemm, baiklah kalau kau tak apa-apa, cepat selesaikan
pekerjaanmu sebelum si bos
datang (sambung Nana sambil
membalikkan badan
Dita : Na tunggu ! (dita menahan Nana agar tidak pergi)
Nana : ada apa lagi dit ?
Dita : aku ingin bertanya kepadamu, sini duduk sebentar. (pinta Dita)
(Nana menarik satu kursi dan mendudukinya tepat disamping Dita)
Nana : apa yang ingin kau tanyakan kepadaku Dit ?
Dita : apa kamu tidak bosan terus-terusan bekerja sebagai buruh seperti
ini ?
Drama

Page 2

Nana : bosan. ( Jawab Nana singkat)


Dita : lalu kenapa kau tak mencari pekerjaan yang lebih layak Na, jadi
seorang manager, seorang guru, atau seorang dokter mungkin ?
Nana : apa ! seorang manager, guru, dokter ? hahahhaha nana tertawa
keras
Dita : kenapa kau tertawa, apa yang lucu? aku serius na ! (dita pasang
wajah tegang)
Nana : haha.. pertanyaan apa yang sedang kau tanyakan ini dita,
seharusnya pertanyaan seperti itu hanya pantas kau tanyakan kepada
seseorang yang berpangkat bukan kau tanyakan kepadaku yang hanya
seorang siswa lulusan SMP.
Dita : apa salahnya dengan semua pertanyaanku Na ? kita manusia, kita
memiliki hak yang sama sengan mereka yang berpangkat, kita juga
memiliki ijazah SMP, dan Ijazah SMA yang belum bisa ku tebus, apa
salahnya dengan semua ini. (bantah Dita)
Nana : jangan terlalu berharap dengan ijazah SMPmu itu, semua itu tak
membantu tidak akan mungkin dit, kita ini layaknya penghuni bumi
apa bisa kita beralih dan menempati dunia langit. Mustahil !.
Dita : mustahil? kenapa kita tak mencobanya lebih dulu ? kenapa kita harus
menyerah tanpa melakukan usaha ?
Nana : tidak akan mungkin dita! Semua keiinginan itu hanya akan terwujud
dalam dunia mimpi dan hayalan saja, ini dunia nyata bukan negri
dongeng , dimana seorang pembantu bisa menjadi seorang putri raja
hhaha kau membuat perutku sakit dit dengan semua pertanyaan dan
impian konyolmu itu. Cepat kau bereskan pekerjaanmu sebelum si bos
benar-benar memarahimu. (Nana pergi meninggalkan Dita)
Tak lama pemilik rumah makan itu datang dan menegur Dita yang masih
duduk terbengong.
bos : kenapa kamu masih duduk-duduk santai sedangkan semua
temanmu sedang sibuk dengan pekerjaanya, apalagi yang kamu
tunggu ? (memandangi wajah dita)
Dita tersentak dari lamunannya melihat si bosnya tengah berdiri tepat di
hadapanya. Dita segera mengambil lap dan memulai pekerjaanya.
Sesampainya dirumah seperti biasa setelah bekerja Dita membersikan tubuhnya
karena hari telah sore.
Ibu dita : Dita makanan sudah siap cepat kemari
Dita : iyaa bu sebentar
Drama

Page 3

Dita membuka pintu dan berjalan menuju ruang makan yang terletak persis
bersamaan dengan ruang tengah.
Tak seperti biasanya Dita hanya melihat apa yang ada di piring sajinya tanpa
melahap satu sendokpun dari makanan itu. kakak, kenapa makananya tidak di
makan? tanya Adit adik Dita, namun dita hanya diam tanpa berucap satu
katapun, nampaknya dita tengah asyik melamun lagi.
Adik dita : kakakkkkk !
Dita : ahh kamu mengagetkanku saja bentak Dita sambil menepuk
punggung adikknya
Ibu Dita : kamu kenapa dit ? kamu tidak suka dengan masakan ibu ?
Dita : gak bu, dita suka dita hanya sedang berfikir.
Ibu dita : mikir apa ? sudah makan dulu nanti dingin makananmu itu.
Dita : bu, Dita boleh bertanya?
Ibu dita : mau tanya apa?
Dita : apa Dita boleh sekolah lagi ?
Ibu dita : jangan meminta yang aneh-aneh kamu dit.
Dita : aneh? Apanya yang aneh bu, aku hanya ingin sekolah lagi aku ingin
jadi perawat bu.
Ibu dita : perawat ?
Dita : iya bu perawat.
(Dipegangnya kening Dita oleh adiknya)
Dita : kenapa kau memengang keningku?
Adik dita : tidak kenapa-kenapa, kakak hari ini salah minum obat ya?
Dita : maksutnya ?
Ibu dita : sudah-sudah cepat habiskan makanan kalian.
Dita : ibuu bagaimana? Dita kembali bertanya
Ibu dita : Apanya yang bagaimana ?
Dita : Dita boleh sekolah lagi ya?
Ibu dita : sudah lupakan saja keiinginanmu itu, jalani saja hidupmu
sekarang ini, ibu sudah bahagia dengan hasil yang kamu dapatkan,
gausah berharap yang lebih.

Drama

Page 4

Dita : tapi bu, apa ibu tak ingin melihat Dita menjadi seorang yang
berhasil?
Ibu Dita memukul punggung Dita
Dita : kenapa ibu selalu memukulku dita merengek
Ibu dita : kenapa kau selalu membanta ibu? Tidak bisakah kau menuruti
kata-kataku.
Dita : tapi dita ingin sekali bu?
Ibu Dita : buang jauh-jauh keinginanmu itu, lagipula dana dari mana untuk
membiayai sekolahmu nantinya ayahmu sudah tidak ada, tak
meninggalkan sepeser rupiahpun malah meninggalkan banyak
hutang disana sini yang saat ini masih belum mampu ibu bayar,
uang dari mana lagi apa ibu harus menjual rumah ini ?
Dita tertegun tak berucap dengan tangan gemetar dan tetesan air yang keluar
dari kedua matanya tanpa mampu ia mengusapnya. Harapan dita seolah olah
telah pupus setelah mendengar perkataan ibunya juga mengingat ayahnya yang
telah tiada.
Di dalam kamar, Dita terdiam butiran bening dari kedua matanya masih
terus mngalir semakin banyak ketika semua kata-kata ibu juga temannya masih
terus tergiang dan berputar-putar di otaknya hingga nafasnya sesak dan dengan
sendirinya Dita tertidur.
Hari berganti
Kringggggg, alarm Dita berbunyi nyaring, dita terbangun dari tempat
tidurnya, disambutnya pergantian hari dengan mata bengkak akibat dan tubuh
yang sperti tak bertulang. Dita berangkat bekerja dengan berat hatinya tanpa
apmit pula kepada ibunya. Ibu Dita pun menyadari apa yang tengah terjadi pada
anaknya.
Ibu Dita : maafin ibu nak, ibu tak mampu menjadi ibu yang baik, ibu yang
tak bisa mewujudkan impian anak, ibu telah gagal menjadi ibu
yang sempurna. (memandangi langkah dita sambil menanggis
penuh penyesalan)
Di persimpangan jalan Dita memutar sepedahnya menuju ke suatu
tempat. Sebuah tempat nan jauh dari keramaian dengan banyak susunan batu
tinggi tak beraturan , yaa itulah sebuah tebing. Lalu di letakkanya sepedahnya
dan duduk di sebuah batu air mata yang masih terus mengalir dita tak mampu
menahan emosinya dan melampiaskan dengan berteriak sekeras mungkin
mengeluarkan apa yang ada di benakknya.
Dita :
Tuhan apa kau melihatku sekarang
Drama

Page 5

Tuhan apa kau mendengarku


Tuhan apa kau tau apa yang ku rasakan sekarang
Tuhan mengapa kau tak perna adil kepadaku
Mengapa tak kau ciptakan aku dengan segalah kesempurnaan
Mengapa tak kau izinkan aku merasakan sedikit kebahagiaan tuhan
Apakah ini yang dinamakan adil tuhan apa ini.
Dita berteriak dengan deraian air mata yang masih terus mengalir, ia tak lagi
mampu menahan sakit hatinya juga segala kekecewaan yang ia rasakan.
Dita terkelungkup Kaki dita lemas tak mampu lagi menopang tubuhnya
nafasnya mulai sesak. Dita takmampu lagi bersuara dan kembali terdiam
mengambil nafas besar lalu membuangnya sambil mengusap air matanya.
Dita mengambil sepedahnya lalu mengayuhnya berjalan pulang, dita
kembali terdiam melihat bangunan putih itu, dalam hatiya dita mulai menyadari
jika dia tidak akan perna bisa meraih impiannya,
Dita : mungkin benar semua keinginan itu hanya akan terwujud dalam dunia
mimpiku saja
Dita mengusap kembali air matanya dan kembali mengayuh sepedahnya berlalu
pergi meninggalkan bangunan putih itu.

Drama

Page 6

Anda mungkin juga menyukai