DI SUSUN
OLEH :
SUBHAN
NIM 010030170 B
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan Kasus Asuhan Keperawatan Klien dengan TBC Paru & Hemaptoe
Di Ruang Paru LK RSUD Dr. Soetomo Surabaya.
Subhan
NIM. 010030170 B
Mengetahui
Pembimbing Akademik
Tintin Sukartini
NIP. 132 255 158
LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN TB PARU & HEMAPTOE
DI RUANG PENYAKIT PARU LAKI RSUD DR. SOETOMO
SURABAYA
OLEH
SUBHAN
Pangertian
Penyakit infeksi kronis dengan karakteristik terbentuknya tuberkel granuloma
pada paru.
Etiologi
Mycobacterium tuberkulosis (Amin, M.,1999).
Faktor Resiko
Klien dengan penurunan imunitas : HIV positip, terapi steroid & kemoterapi
kanker.
Patofisiologi
Mycobacterium TBC
Masuk jalan napas
Tinggal di Alveoli
Tanpa infeksi
Inflamasi
Fibrosis
sifat
Elastik & tebal.
Kalsifikasi
- Batuk
Alaveolus tidak
- Spuntum purulen
Exudasi
kembali saat
- Hemoptisis
ekspirasi
- BB menurun
Nekrosis/perkejuan
Gas tidak dapat
Kavitasi
Kuman
Infeksi primer
Sembuh total
Komplikasi
- Menyebar ke seluruh
tubuh scr. Bronkhogen,
limphogen, hematogen
Kuman dormant
Muncul bertahun kemudian
Diresorpsi kembali/sembuh
Sarang meluas
Jika dibatukkan
sembuh dgn.
membentuk kavitas.
Jar. Fibrotik
.
Kavitas meluas
Bersih &
menyembuh
Membentuk sarang
tuberkuloma
Gejala Klinis
1. Demam (subfebris, kadang-kadang 40 - 41 C, seperti demam influensa.
2. Batuk (kering, produktif, kadang-kadang hemoptoe (pecahnya pembuluh
darah).
3. Sesak napas, jika infiltrasi sudah setengah bagian paru.
4. Nyeri dada, jika infiltrasi sudah ke pleura.
5. Malaise , anoreksia, badan kurus, sakit kepala, meriang, nyeri otot, keringat
malam.
Pengkajian (Doegoes, 1999)
1. Aktivitas /Istirahat
-
Mimpi buruk.
Takikardia, takipnea/dispnea.
2. Integritas Ego :
-
Denial.
Cemas, iritable.
3. Makanan/Cairan :
-
Ketidaksanggupan mencerna.
Kehilangan BB.
4. Nyaman/nyeri :
-
Perilaku distraksi.
5. Pernapasan :
-
Napas pendek.
Riwayat tuberkulosis
6. Kemanan/Keselamatan :
-
7. Interaksi Sosial :
-
Perasaan terisolasi/ditolak.
Diagnosa Keperawatan
1. Bersihan jalan napas tak efektif berhubungan dengan sekresi yang
kental/darah.
2. Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan kerusakan membran
alveolar-kapiler.
3. Perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
peningkatan produksi spuntum/batuk, dyspnea atau anoreksia
4. Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan tidak adekuatnya
pertahanan primer, penurunan geraan silia, stasis dari sekresi.
5. Kurang pengetahuan tentang kondisi, terapi dan pencegahan berhubungan
dengan infornmasi kurang / tidak akurat.
Intervensi
Diagnosa Bersihan jalan napas tak efektif berhubungan dengan sekresi yang
kental/darah.
Tujuan : Kebersihan jalan napas efektif.
Kriteria hasil :
Rencana Tindakan :
1. Jelaskan klien tentang kegunaan batuk yang efektif dan mengapa terdapat
penumpukan sekret di sal. pernapasan.
R/ Pengetahuan yang diharapkan akan membantu mengembangkan
kepatuhan klien terhadap rencana teraupetik.
2. Ajarkan klien tentang metode yang tepat pengontrolan batuk.
R/ Batuk yang tidak terkontrol adalah melelahkan dan tidak efektif,
menyebabkan frustasi.
3. Napas dalam dan perlahan saat duduk setegak mungkin.
7. Ajarkan
klien
tindakan
untuk
menurunkan
viskositas
sekresi
Expextorant
untuk
memudahkan
mengeluarkan
lendir
dan
Kriteria hasil :
Rencana tindakan :
1. Berikan posisi yang nyaman, biasanya dengan peninggian kepala tempat
tidur. Balik ke sisi yang sakit. Dorong klien untuk duduk sebanyak
mungkin.
R/ Meningkatkan inspirasi maksimal, meningkatkan ekpsnsi paru dan
ventilasi pada sisi yang tidak sakit.
2. Observasi fungsi pernapasan, catat frekuensi pernapasan, dispnea atau
perubahan tanda-tanda vital.
R/ Distress pernapasan dan perubahan pada tanda vital dapat terjadi
sebagai akibat stress fisiologi dan nyeri atau dapat menunjukkan terjadinya
syock sehubungan dengan hipoksia.
3. Jelaskan pada klien bahwa tindakan tersebut dilakukan untuk menjamin
keamanan.
R/ Pengetahuan apa yang diharapkan dapat mengurangi ansietas dan
mengembangkan kepatuhan klien terhadap rencana teraupetik.
4. Jelaskan pada klien tentang etiologi/faktor pencetus adanya sesak atau
kolaps paru-paru.
R/ Pengetahuan apa yang diharapkan dapat mengembangkan kepatuhan
klien terhadap rencana teraupetik.
5. Pertahankan perilaku tenang, bantu pasien untuk kontrol diri dnegan
menggunakan pernapasan lebih lambat dan dalam.
R/ Membantu klien mengalami efek fisiologi hipoksia, yang dapat
dimanifestasikan sebagai ketakutan/ansietas.
6. Kolaborasi dengan tim kesehatan lain :
Dengan dokter, radiologi dan fisioterapi.
Pemberian antibiotika.
Pemeriksaan sputum dan kultur sputum.
10
Rencana tindakan
1. Diskusikan penyebab anoreksia, dispnea dan mual.
R/ Dengan membantu klien memahami kondisi dapat menurunkan ansietas
dan dapat membantu memperbaiki kepatuhan teraupetik.
2. Ajarkan dan bantu klien untuk istirahat sebelum makan.
R/ Keletihan berlanjut menurunkan keinginan untuk makan.
3. Tawarkan makan sedikit tapi sering (enam kali sehari plus tambahan).
R/ Peningkatan tekanan intra abdomen dapat menurunkan/menekan
saluran GI dan menurunkan kapasitas.
4. Pembatasan cairan pada makanan dan menghindari cairan 1 jam sebelum
dan sesudah makan.
R/
masukan.
5. Atur makanan dengan protein/kalori tinggi yang disajikan pada waktu klien
merasa paling suka untuk memakannya.
R/ Ini meningkatkan kemungkinan klien mengkonsumsi jumlah protein dan
kalori adekuat.
6. Jelaskan kebutuhan peningkatan masukan makanan tinggi elemen berikut
a. Vitamin B12 (telur, daging ayam, kerang).
b. Asam folat (sayur berdaun hijau, kacang-kacangan, daging).
11
Kemungkinan
diperlukan
suplemen
tinggi
protein,
nutrisi
12
Daftar Pustaka
Amin, M., (1999). Ilmu Penyakit Paru. Surabaya :Airlangga Univerciti Press
Carpenito, L.J., (1999). Rencana Asuhan & Dokumentasi Keperawatan. Ed. 2
Jakarta : EGC
(2000). Diagnosa Keperawatan. Ed. 8. Jakarta : EGC
Doengoes, (1999). Perencanaan Asuhan Keperawatan. Jakarta : EGC
Makalah Kuliah . Tidak diterbitkan.
Mansjoer, Arif., et all. (1999). Kapita Selekta Kedokteran. Fakultas
Kedokteran UI : Media Aescullapius.
13
: Paru Laki-Laki
No. Reg.
: 10079691
Pengkajian
Jam
: 11.00 WIB
------------------------------------------------------------------------------------------------I.
IDENTITAS
Nama
Umur
: 73 tahun
Jenis kelamin
: Laki-Laki
Suku/bangsa
: Jawa/Indonesia
Agama
: Islam
Pekerjaan
: Swasta/pedagang makanan
Pendidikan
: SLTA
Alamat
Alasan Dirawat
dan GCS 4 - 4 - 4
Keluhan Utama : Klien mengatakan sesak napas
Upaya yang telah dilakukan
14
Genogram
15
Persyarafan (B3)
Kesadaran Compomentis, GCS : 4 - 5 - 6
Kepala dan wajah : tak da kelainan.
Mata : sklera putih, Conjungtiva :merah muda, pupil : isokor.
Leher : tak ada kelaianan.
Reflek batuk ada, tapi tidak keras.
Persepsi sensoris :
Pendengaran
: normal /dbn.
Penciuman
: normal /dbn.
Pengecapan
: normal /dbn.
Penglihatan
: normal /dbn.
Perabaan
: normal /dbn.
Perkemihan
Produksi urine : 1500 ml. Tak tentu.
Warna : kuning kecoklatan,
Bau : Khas.
16
Terapi
17
Ampicillin 4 x 1 gr.
Codein 3 x 1
Tanda Tangan Mahasiswa
Subhan
NIM.: 010030170 B
18
ANALISA DATA
NO
DATA
S:
KEMUNGKINAN PENYEBAB
MASALAH
Ansietas
Klien
mengatakan
kemarin
sudah
tidak
batuk
yang diterima
= Pendidikan klien
= Stress
batuk
Fisiologi
Emosional
Kognitip
:
Klien
tampak
diam,
(setelah
batuk
darah)
- nadi cepat
- diam
sering
-
Diaphoresis
takut
menanyakan
: Nadi 92 x/menit
:
Keluar
keringat
dingin
Ansietas
basah
Sindrom
: Klien tampak
perawatan
menanyakan
diri
masalah klien ke
dokter
S.
mengatakan
segala
keperluannya
dibantu
karena Segala
kperluannya
dibantu
19
Klien
tampak
segala
Nyeri
Sindrom perawatan diri
keperluannya
dibantu istrinya
seperti
makan,
minum
BAB,BAK dll.
: Skala AKS = 0
Klien
mengelun nyeri
dada bila untuk Batuk
Merangsang ujung
batuk
O:
Klien
tamapak
kalau
batuk
tidak
terlalu
keras,
darah
saraf
Gangguan
pertukaran
gas
terbuka
Nyeri
tampak
memegangi
Inflamasi
dadanya.
: Klien tampak
dian
Fibrosis
menyeringai.
limfe
Nadi
disebar oleh
92
x/menit.
: Skala nyeri = 2
S:
Klien
mengatakan
Alveolus tidak
napasnya
sesak
20
lagi.
Gas tidak dapat
O
Klien
tampak
napasnya
berdifusi
dgn.
Baik.
Bersihan jalan
cepat
napas tak
memakai
efektif
pernapasan
Sesak
perut (RR = 30
x/menit).
: Tampak ada
bantuan
otot
pernapasan
sternokleidomast
oid.
:
Terpasang
oksiegen
l/menit
:
Posisi
Adanya inflamasi
klien
tredenlenbeg
Fibrosis
(head down).
: Batuk darah
Kalsifikasi
200cc.
- Batuk
Eksudasi
- Spuntum
Pururlen
S:
Klien
Nekrosisi/perkejuan
mengatakan
baru saja batuk
darah 1/3 gelas
besar.
Kavitasi
----------------
Hemoptisis
Klien
21
kedaaan
tredelenbeg
(head down)
: Di mulut masih
ada bekas darah.
: Klien tampak
batuk
sambil
mengeluarkan
darah.
:
Sampai
jam
200 cc
22
Rencana Tindakan :
1.
Ajarkan klien tentang metode yang tepat pengontrolan batuk agar tidak
keras-keras..
R/ Batuk yang keras menyebabkan perdarahan pembuluh adrah pada
pulmonal.
klien
tindakan
untuk
menurunkan
viskositas
sekresi
23
6. Jelaskan pada klien dan keluarga mematuhi anjuran dari dokter dan
perawat : seperti menghindari makanan yang menyebabkan batuk, serta
bau-bauan.
R/ Dengan informasi yang jelas klien diharapkan dapat bekerja sama dalam
pemberian terapi.
7. Kolaborasi dengan tim kesehatan lain :
Dengan dokter, radiologi dan fisioterapi.
Pemberian obat transamin 3 x 1 amp., codein 3 x 1 tab, posisi tredelenbeg
(head down)
R/ Mengevaluasi perbaikan kondisi klien atas perdarahan klien dari batuk
darahnya
Rencana tindakan :
1. Berikan posisi yang nyaman, sesuai yang diindikasikan oleh dokter.
R/ Meningkatkan inspirasi maksimal, meningkatkan ekpsnsi paru dan
ventilasi pada sisi yang tidak sakit.
2. Observasi fungsi pernapasan, catat frekuensi pernapasan, dispnea atau
perubahan tanda-tanda vital.
R/ Distress pernapasan dan perubahan pada tanda vital dapat terjadi
24
sebagai akibat stress fisiologi dan nyeri atau dapat menunjukkan terjadinya
syock sehubungan dengan hipoksia.
3. Berikan Oksigen sesuai advis dokter 2 l/menit
R/ dapat mengurangi sesak napas / menambahi kekurangan oksigennya.
25
TINDAKAN KEPERAWATAN
26
27
DIAGNOSA KEPERAWATAN
(BERDASARAKAN PRIORITAS)
28
CATATAN PERKEMBANGAN
A : Masalah teratasi
P : Dihentikan, kecuali No. 3, 4, 7.
29