Anda di halaman 1dari 4

Minat Menabung Pelajar Masih Rendah

Senin, 27 Januari 2014 08:29:19


Reporter : Alfadila Ema Yunita

Berita Terkait
Tweet
More Sharing Services

Surabaya (beritajatom.com) - Sangat disayangkan, kesadaran masyarakat khususnya


pelajar dalam menabung masih sangat rendah.
Bank Indonesia mencatat, minat menabung masyarakat di 38 kota/kabupaten di Jawa Timur
masih minim. Hanya sekitar 54,05 persen dari 37 juta jiwa penduduk di Jawa Timur yang
sudah memiliki rekening di bank, sedangkan sisanya belum memiliki rekening. Lantas
bagaimana seharusnya?
Suatu hal yang penting bagi pelajar maupun masyarakat untuk lebih mengetahui manfaat
dalam menabung. Disisi lain, siswa maupun masyarakat harus mengerti manajemen keuangan
secara sederhana dan bisa mengembangkan bisnis," terang Indra Harsaputra salah satu
pembimbing Financial Education berbasis Jurnalistik tingkat Menengah Kejuruan Negeri
(SMKN) se Surabaya, Minggu (26/1/2014).
Program edukasi ini diperkuat oleh Prestasi Junior Indonesia, Plan Indonesia dan City
Foundation yakni tingkat pemahaman financial management kepada pelajar tingkat
menengah. Banyak siswa sekolah yang memiliki dua gadget dan gemar berbelanja di pusat
berbelanjaan namun mereka tidak mempunyai rekening di bank. Minat mereka untuk
menabung sangat rendah. Ini sangat disayangkan," keluhnya.
Menurut Indra, edukasi tidak cukup memberikan penyadaran melalui tulisan, namun juga
diperlukan pendekatan langsung kepada siswa sekolah dengan cara menyadarkan siswa untuk
mengelola keuangannya sendiri kemudian mengkampanyekan penyadaran gemar menabung
di lingkungan keluarga dan sekolah.
Indra memaparkan, di wilayah eks Karesidenan Besuki, misalnya, mayoritas masyarakat
masih belum mau menabung di bank. Hanya 37,9 persen warga Jember, Bondowoso,
Banyuwangi, dan Situbondo yang menyimpan uang di bank. "Dari 5,3 juta warga di empat
kota itu , hanya 1,92 juta orang yang minat menabung. Padahal wilayah Eks Karesidenan
Besuki memiliki 117 kantor perbankan yang terdiri atas 44 cabang bank umum, 53 kantor
pusat Badan Perkreditan Rakyat, dan 20 kantor cabang BPR yang tersebar di 95 kecamatan, "
katanya.
Disisi lain, rendahnya minat masyarakat untuk menabung berkorelasi dengan rendahnya
kemampuan pelajar Indonesia dalam manajemen keuangan. Mayoritas siswa dari beberapa
sekolah di Surabaya mengakui tidak mengetahui cara membuka rekening di bank. Ini

merupakan kemunduran karena di era tahun 90-an, siswa mengenal perbankan melalui
pendidikan keuangan di sekolah, pungkas wartawan ini.
Sementara, Wahyoe Boediwardhana selaku pengamat perbankan mengatakan, saat ini
pengetahuan pelajar tingkat SMA tentang financial management sangat rendah dibanding
negara tetangga di kawasan Asia Tenggara. Dikatakan oleh Wahyu, pelajar SMA di Indonesia
hanya mamupu maraih diangka 23 persen soal mengelola uang saku, jauh tertinggal dari
Thailand yang mencapai 71 persen.
Seharusnya, kata Wahyu, Pemerintah melalui Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan
seharusnya memasukkan mata pelajaran financial management dalam kurikulum pelajaran
SMA. Saat ini, pendidikan keuangan kepada siswa tidak bisa dibebankan kepada sekolah
yang dibebani target pencapaian kurikulum pendidikan nasional.
Penyadaran mereka untuk menabung merupakan tugas bersama, yaitu anggota masyarakat
ataupun lembaga keuangan yang ada seperti Otoritas Jasa Keuangan (OJK), pungkasnya.
[faf/ted]

PURWOKERTO Guna memberi pengenalan tentang dunia perbankan kepada siswa agar
makin giat menabung, Bank Jateng Cabang Purwokerto menggelar pelatihan perbankan bagi
siswa SMA 2 Purwokerto.
Pemimpin Cabang Bank Jateng Koordinator Purwokerto Sutedjo mengemukakan, edukasi
perbankan untuk mendekatkan direksi Bank Jateng dengan lembaga pendidikan terutama
kepada kalangan siswa. Ini program mengajar yang dicanangkan Bank Jateng Pusat, agar
semua direksi ikut aktif memberi pengajaran tentang dunia perbankan serta mengajak siswa
giat menabung, paparnya. Edukasi perbankan dipandang perlu agar wawasan siswa terkait
dunia perbankan meningkat, serta mengajak para siswa agar mengakses Bank Jateng dalam
menabung. Sebab, Bank Jateng merupakan bank yang berkontribusi banyak dalam
pembangunan di Kabupaten Banyumas. Bank Jateng adalah banknya orang Jawa Tengah,
banknya orangorang Purwokerto. Kami berharap Bank Jateng tetap menjadi primadona dan
diminati masyarakat serta para siswa, ujarnya.
Bank Mini Selain edukasi perbankan, pada kesempatan yang sama Bank Jateng membuka
bank mini di SMA2 Purwokerto. Bank mini ini nanti dilayani oleh para siswa dan didampingi
petugas Bank Jateng pada pukul 14.00- 16.00. Siswa ikut berperan aktif mengajak siswa lain
menabung, ungkapnya.

Sementara itu, Kepala SMA 2 Purwokerto Tohar mengemukakan, kegiatan pelatihan


perbankan penting agar siswa dapat mengenal lebih jauh tentang dunia perbankan. Kegiatan
seperti ini sangat perlu, sehingga kompetensi siswa di dunia perbankan dapat terus
ditingkatkan. Apalagi materi perbankan sudah masuk dalam kurikulum kami, tambahnya.
(H60-57)

Ajak Siswa Menabung Sejak Dini


. 20 January 2015 in Jawa Tengah - DIJ, Kendal | 0 Comment

MENABUNG : Siswa SMA 1 Kendal yang menabung di mobil outlet Bank Jateng berfoto
bersama Kepala Sekolah SMA 1 Kendal, Puji Hastuti dan Kadisidik Kendal Muryono dan
Direktur Bank Jateng Cabang Kendal, Herry Nunggal Supriyadi kemarin. (BUDI
SETYAWAN/RADAR SEMARANG)
SMA Negeri 1 Kaliwungu mengampanyekan gemar menabung kepada para siswanya.
Tujuannya agar, para siswa pandai mengelola uang secara mandiri dan merencakan masa
depannya lebih baik sejak dini. Kegiaatan ayo menabung ini digelar dengan menggandeng
Bank Pembangunan Daerah (BPD) Jateng Cabang Kendal. Ini kebetulan Bank Jateng
mengadakan program Bank Jateg Goes to School. Jadi kami sambut baik agar siswa kami
rajin menabung untuk merencanakan masa depannya, kata Kepala Sekolah SMA 1
Kaliwungu, Puji Hastuti.
Ia menambahkan, kebiasaan menabung harus dibangun sejak usai dini. Dengan begitu, secara
bertahap siswa akan memiliki kesadaran untuk memenejemen pengeluaran dan
pemasukannya uang sendiri. Sehingga saat dewasa sudah mulai terbiasa dan menbanung
uangnya di bank. Kami ingin mengajak agar siswa gemar menabung sejak dini, tambahnya.

Direktur Bank Jateng Kendal, Herry Nunggal Supriyadi mengatakan kerjasama program
Bank Jateng Goes To School ini adalah yang pertama dilakukan di seluruh Jateng oleh Bank
Jateng Cabang Kendal. Sasarannya para siswa agar memahami menejemen perbankan
mereka gemar menabung sejak dini mulai dari sekarang, katanya.
Bank Jateng Kendal membuka tabungan untuk para siswa dengan program TabunganKu.
Yakni program yang diperuntukkan bagi siswa dengan saldo setoran atau saldo minimal
tabungan paling rendah. Siswa bisa membuka tabungan atau melakukan setoran di buku
tabungan hanya dengan uang Rp 10 ribu saja, jelasnya.
Ia mengatakan program kampenye gemar menabung, Bank Jateng Goes To School ini akan
dilaksanakan diberbagai sekolah SMA di Kendal kerja sama dengan Dinas Pendidikan
Kendal. Semua sekolah SMA diKendal, tapi tidak menuntup kemungkinan kami juga akan
lakukan kampanye ke sekolah-sekolah SD dan SMP, tambahnya.
Kepala Dinas Pendidikan Kendal, Muryono mengaku program Bank Jateng Goes To School
ini sangat tepat dengan program Bupati Kendal Widya Kandi Susanti yang mengusung
Gerakan Kendal Cerdas. Jadi siswa bisa merencanakan masa depannya sejak sekarang,
tambahnya. (bud/fth)

Anda mungkin juga menyukai