Muchamad Syaiful Amin1, Dr. Ir. Aulia Siti Aisjah, MT2, Ir. Setyo Leksono, MT
Program Studi D3 Teknik Instrumentasi, Jurusan Teknik Fisika, Fakultas Teknologi Industri
Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Kampus ITS Sukolilo-Surabaya 60111
Email :1syaiful.joker23@gmail.com, 2 auliasa@ep.its.ac.id
Abstrak
Pada prototype kapal autopilot yang sebelumnya yaitu kapal MCST-1 telah dibuat sistem komunikasi jarak jauh dengan
ukuran kapal yang lebih kecil. Dalam penyempurnaan sistem autopilot pada Tugas Akhir ini dilakukan pada model kapal
tanker. Pada sistem ini salah satu model kontrol kecepatan dengan menggunakan microcontroller untuk mengatur PWM
kecepatan motor yaitu mengatur pulsa duty cycle. Perbedaan sistem kontrol dari kapal sebelumnya yaitu pada pengaturan
kecepatan kapal yang lebih besar. Pada perangkat keras dirancang menggunakan motor servo DC 24 volt dan menggunakan
gearbox yang berfungsi sebagai pengaman motor agar tidak cepat rusak saat torsi propeller lebih besar dari motor.
Sehingga daya dorong kapal cukup untuk menjalankan kapal yang mempunyai beban yang berat. Motor penggerak propeller
mempunyai nilai maksimal 180 rpm yang dapat menjalankan kapal dengan kecepatan 0,809935 knot di dalam air yang
seharusnya dapat mencapai 1,4648 knot secara dalam perhitungan matematis.
Kata kunci : kontrol kecepatan, PWM, rpm, knot.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Dalam perancangan sebuah kapal, sistem penggerak
merupakan hal yang terpenting dalam perancangan
sebuah kapal, dimana penggerak kapal berfungsi sebagai
alat yang digunakan untuk memberikan aksi pada kapal
berupa tenaga mekanik untuk menjalankan kapal baik
berupa gerakan maju mundur kapal maupun maneuvering
yang lain dari kapal tersebut. Pada umumnya kapal
menggunakan motor atau diesel sebagai mesin penggerak
dari kapal yang dibantu dengan propeller sebagai
komponen untuk menggerakan kapal serta rudder sebagai
alat bantu maneuvering kapal.
Pada hakekatnya fungsi sebuah kapal ialah sebagai
alat pengangkut di air dari suatu tempat ketempat lain,
baik pengangkutan barang, penumpang maupun hewan.
Selain sebagai alat angkut, kapal digunakan untuk
rekreasi, sebagai alat pertahanan dan keamanan, alat-alat
survey atau laboratorium maupun sebagai kapal kerja.
Untuk pengujian sistem autopilot digunakan model kapal
tanker, karena kapal tersebut hanya ke tempat satu ke
tempat yang lain, berbeda dengan kapal penangkap ikan
yang berhenti setiap waktu yang harus menggunakan
pengemudi.
Sebuah sistem autopilot kapal memerlukan beberapa
unit yang mendukung kapal untuk mampu bergerak secara
mandiri dengan dikendalikan oleh sebuah sistem yang
dinamakan autopilot. Sistem autopilot didukung oleh
beberapa modul kontrol yaitu kontrol terhadap arah,
terhadap kecepatan, maupun kontrol terhadap yang
lainnya. Dalam penelitian terdahulu telah dirancang
sistem dirancang sistem autopilot pada prototype kapal
yang diberi nama MCST-1. Beberapa kelemahan pada
sistem pendukung autopilot pada prototipe tersebut adalah
belum mampu berfungsi secara real kondisinya, serta
prototype ini dirancang untuk bisa dikendalikan secara
1.2
Permasalahan
Dari paparan latar belakang diatas, maka
permasalahan dalam Tugas Akhir ini adalah bagaimana
merancang bangun sistem kontrol kecepatan pada model
kapal tanker sehingga mendukung sistem autopilot.
1.3
Batasan Masalah
Batasan masalah yang digunakan dalam pelaksanaan
tugas akhir ini adalah tugas akhir ini hanya berada dalam
ruang lingkup pembahasan mengenai rancang bangun
sistem kontrol kecepatan autopilot pada kapal model
tanker. Sistem yang dirancang adalah sistem kontrol
kecepatan berbasis mikrokontroler yang mengatur PWM
dalam RPM motor dengan menggunakan sensor
optocoupler. Dan untuk batasan masalah dalam pengujian
alat pada air yang tenang.
1.4
Tujuan
Sesuai dengan latar belakang maka pada tugas akhir
ini merancang bangun sistem kontrol kecepatan autopilot
pada kapal model
tanker bertujuan mendukung
terciptanya suatu sistem autopilot yang baik.
1.5
Sistematika Laporan
Sistematika laporan yang digunakan dalam
penyusunan laporan tugas akhir ini adalah sebagai
berikut. BAB I Berisi tentang latar belakang,
permasalahan, batasan masalah, tujuan, metodologi dan
sistematika laporan. BAB II Berisi tentang teori-teori
tentang semua komponen yang digunakan dalam rancang
bangun sistem kontrol kecepatan autopilot pada kapal.
BAB III Berisi tentang perancangan serta pembuatan
sistem kontrol kecepatan motor. BAB IV Berisi tentang
analisa hasil kecepatan model kapal untuk mendukung
autopilot kapal. BAB V Berisi tentang hasil yang
diperoleh dari analisis sistem, analisa data dan saran.
Lampiran beserta daftar pustaka.
BAB II
TEORI PENUNJANG
Pada bab ini menjelaskan tentang dasar teori sebagai
teori penunjang pada sistem kontrol kecepatan dari
prototipe kapal tanker Ship Autopilot. Kapal yang
digunakan model kapal dari kapal tanker, karena secara
real yang dapat menggunakan sistem autopilot. Untuk
mendukung sistem autopilot menggunakan sensor-sensor
didalamnnya yang menggunakan mikrokontroler. Model
kapal tersebut menggunakan penggerak motor DC untuk
memutar propeller.
2.1
Kemudi Propeller
Daun Baling-Baling ( Propeller )[1]
Dalam teori dasar hambatan dan propulasi, balingbaling kapal diibaratkan sekrup pendorong, semakin besar
ulir atau pitchnya semakin cepat pula kapal bergerak
maju. Dengan berputarnya baling-baling maka karenanya
akan memukul air dan akibatnya kapal akan bergerak
maju atau mundur. Jumlah baling-baling kapal itu
bermacam-macam antara lain:
Baling-baling tunggal dikapal
kebanyakan
menggunakan baling-baling putar kanan, artinya
jika mesin/baling-baling maju maka baling-baling
akan berputar searah dengan jarum jam, begitu
sebaliknya jika kapal/mesin mundur.
-
2.2
2.3
2.4
Optocuopler
Optocoupler adalah suatu piranti yang terdiri dari 2
bagian yaitu transmitter dan receiver, yaitu antara bagian
cahaya dengan bagian deteksi sumber cahaya terpisah.
Biasanya optocoupler digunakan sebagai saklar elektrik,
yang bekerja secara otomatis.
Optocoupler adalah suatu komponen penghubung
(coupling) yang bekerja berdasarkan picu cahaya optic.
Optocoupler terdiri dari dua bagian yaitu :
1. Pada transmitter dibangun dari sebuah LED infra
merah. Jika dibandingkan dengan menggunakan
LED biasa, LED infra merah memiliki ketahanan
yang lebih baik terhadap sinyal tampak. Cahaya
yang dipancarkan oleh LED infra merah tidak
terlihat oleh mata telanjang.
2. Pada bagian receiver dibangun dengan dasar
komponen
phototransistor.
Phototransistor
merupakan suatu transistor yang peka terhadap
tenaga
cahaya.
Suatu
sumber
cahaya
menghasilkan energi panas, begitu pula dengan
spektrum infra merah. Karena spektrum infra
mempunyai efek panas yang lebih besar dari
cahaya tampak, maka phototransistor lebih peka
untuk menangkap radiasi dari sinar infra merah.
Ditinjau dari penggunaanya, fisik optocoupler dapat
berbentuk bermacam-macam. Bila hanya digunakan untuk
2.5
Motor DC
Pada motor DC kumparan medan disebut stator
(bagian yang tidak berputar) dan kumparan jangkar
disebut rotor (bagian yang berputar). Jika tejadi putaran
pada kumparan jangkar dalam pada medan magnet, maka
akan timbul tegangan (GGL) yang berubah-ubah arah
pada setiap setengah putaran, sehingga merupakan
tegangan bolak-balik. Prinsip kerja motor DC daerah
kumparan medan yang yang dialiri arus listrik akan
menghasilkan medan magnet yang melingkupi kumparan
jangkar dengan arah tertentu. Konversi dari energi listrik
menjadi energi mekanik (motor) maupun sebaliknya
berlangsung melalui medan magnet, dengan demikian
medan magnet disini selain berfungsi sebagai tempat
untuk menyimpan energi, sekaligus berfungsi sebagai
tempat berlangsungnya 2 proses perubahan energi dan
daerah tersebut dapat dilihat pada gambar dibawah ini :
sensor jarak
sensor kecepatan
sensor posisi
sensor kompas
Accumulator
Maxima accumulator 12 V 6 Ah/10Hr
Relay
Omron 12 Volt
: Maxsonar 7066
: Optocoupler
: Maestro 100
: CMPS03
Spesifikasi Motor
Motor penggerak
Motor rudder
GPS
Kompas
Laptop
Micro
Module
PC
Motor
Rudder
Ultra
Sonic
Rudder
Sensor
PWM
Module
RPM
Sensor
Motor
Kecepatan
: motor DC 24 Volt
: motor DC 24 Volt
Spsifikasi Sensor
sensor posisi rudder
: Potensiometer
Propeller
Dalam sistem penggerak pada model kapal
tanker menggunakan propeller dengan bahan
kuningan dengan diameter 10 cm dengan 4
buah kipas yang menghasilkan torsi yang
besar sehinggamempunyai daya dorong
cukup. Perhitungan dari propeller yaitu dari
pengukuran jari-jari buritan kapal.
BAB IV
PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA
Gambar 3.8 Rancangan Mekanik Propeller Kapal Tanker.
3.8.2 Electrical Sistem Kontrol Kecepatan
Dalam perancangan lokal kontrol ini diperlukan
suatu rangkaian minimum system ATMega 8535 yang
berfungsi sebagai gerbang pengidentifikasi data yang
masuk maupun yang keluar melewati minimum system ini.
1
2
3
4
5
4,98
4,98
4,98
4,98
4,98
x- x
0,02
0,02
0,02
0,02
0,02
[x- x ]2
2x10-4
2x10-4
2x10-4
2x10-4
2x10-4
[x- x ]2 = 0,001
= 4,98
Eror Mutlak =
No
Vout ( x )
x- x
[x- x ]2
12,36
0,36
0,1296
12,36
0,36
0,1296
12,36
0,36
0,1296
12,36
0,36
0,1296
12,36
0,36
0,1296
x=
[ x- x ]2 =
12,36
0,648
Ralat Mutlak =
No
=
=
= 0,0022
Jadi, catu daya yang masuk ke electric secara
terus menerus konstan 4,9 Volt (mendekati 5 Volt) dan
sudah cukup untuk Vinput microcontroller serta LCD.
Berikut data catu daya aki 12 Volt yang salah
satunya (aki A) digunakan untuk Vinput motor penggerak
rudder.
=
=
= 0,18
Berdasarkan tabel 4.2 di atas catu daya aki A
memiliki nilai ralat mutlak 0,18. Jadi, dapat disimpulkan
bahwa catu daya yang keluar sebesar 12,36 secara
konstan. Berikut catu daya aki B yang digunakan pada
motor propeller dipasang secara seri sehingga
menghasilkan catu daya 24 Volt.
Tabel 4.3 Data Vout Catu daya 24 Volt Aki A dan Aki B.
No
Vout ( x )
x- x
[x- x ]2
24,95
0,95
0,9025
24,95
0,95
0,9025
24,95
0,95
0,9025
24,95
0,95
0,9025
24,95
0,95
0,9025
x=
[ x- x ]2 =
24,95
4,5125
Ralat Mutlak =
=
=
= 0,475
100
110
120
130
140
150
160
170
100,2
112,3
120
128,87
140,9
149
157,7
168,6
0,2
2,3
0
1,13
0,9
1
3,4
1,4
180
180
Rata-rata
1,1477
( pers.4.1)
sebenarnya
perhitungan
4.3
5.1 Kesimpulan
Dari perancangan sistem kontrol kecepatan autopilot
pada model kapal tanker pada tugas akhir kali ini
5.2 Saran
Dari tugas akhir yang telah dilakukan didapatkan
beberapa saran sebagai berikut:
Kecepatan kapal kurang cepat, hal tersebut
dikarenakan besarnya perbandingan gearbox
motor ke poros.
Penempatan n-coder dan sensor optocoupler
kurang tepat, sehingga pembacaaan kecepatan
kurang baik.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Bambang,D.S.A. 2008. Nautika Kapal Penangkap
Ikan
Jilid 3. Jakarta : Direktorat jendral
Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah.
[2] Jacob M. Ph.D, C.C. Halkias, Ph.D. 1990.
Elektronika
Terpadu. Jakarta : Erlangga.
[3] Datasheet, 8-bit Microcontroller with 8K Bytes InSystem
Programmable Flash ATMEL Group,
2006.
[4] http://teacher.en.rmutt.ac.th/ktw/04-710409/OPTOCOUPLER%20APPLICATIONS_files/8.b
mp
Data diakses pada tanggal 13 Juni 2012.
[5] http://www.elektro.undip.ac.id/sumardi/www/kompo
nen/7_4_files/image008.jpg
Data diakses pada tanggal 15 Juni 2012.
[6] http://fahmizaleeits.files.wordpress.com/2010/07/pw
m-50.jpg?w=570
Data diakses pada tanggal 15 Juni 2012.
[7] http://2.bp.blogspot.com/_B8Dh2WXNvg0/SXVSTa1xEI/AAAAAAAAERY/CxZ4qB25MGU/s40
0/Sistem+minimum+atmega8535.png
Data diakses pada tanggal 16 Juni 2012.
BIODATA PENULIS
Penulis bernama
Musya
(Muchamad Syaiful
Amin) dilahirkan di
Tuban, 20 Pebruari
1991.
Penulis
menempuh
pendidikan formal
di SDN Kebonsari II
Tuban, kelas 4
masuk
kelas
unggulan. SMPN 3
Tuban, dan SMA N
2 Tuban. Tahun
2009 penulis mengikuti Seleksi Mahasiswa Baru Diploma
3 dan diterima di Jurusan D3 Teknik Instrumentasi,
Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh
Nopember (ITS) Surabaya dengan NRP 2409030057.
Penulis pernah melaksanakan kerja praktek di JOB P-PEJ
Soko, Tuban. Apabila ada pertanyaan tentang Tugas
Akhir penulis, dapat menghubungi 081216387493 dan
email syaiful_joker23@yahoo.com atau Facebook
(Musya Syaiful Luffi). Enjoy for life, but do the best.