Anda di halaman 1dari 11

Teori Tentang Kesehatan dan Keselamatan Kerja.

Pengertian kesehatan dan keselamatan kerja menurut Utama (2001) dapat


ditinjau dari dua aspek yaitu aspek filosofis dan teknis, secara filosifis kesehatan
dan keselamatan kerja adalah konsep berfikir dan upaya nyata untuk menjamin
kelestarian tenaga kerja pada khususnya dan setiap insan pada umumnya, beserta
hasil-hasil karya dan budayanya dalam upaya membayar masyarakat adil, makmur
dan sejahtera.
Secara teknis adalah upaya perlingdungan yang ditujukan agar tenaga kerja
dan orang lain di tempat kerja/perusahaan selalu dalam keadaan selamat dan sehat,
sehingga setiap sumber produksi dapat digunakan secara aman dan efisien.
Kesehatan dan keselamatan kerja bertujuan:
1. memberikan jaminan rasa aman dan nyaman bagi karyawan dalam berkarya
pada semua jenis dan tingkat pekerjaan.
2. Menciptakan masyarakat dan lingkungan kerja yang aman, sehat dan
sejahtera, bebas dari kecelakaan dan penyakit akibat kerja.
3. Ikut berpatisipasi dalam melaksanakan pembangunan nasional dengan
prinsip pembangunan berwawasan lingkungan.
Penyebab kecelakaan dan penyakit akibat kerja dapt dibagi dalam dua
kelompok.
1. Kondisi berbahaya, yaitu kondisi yang tidak aman dari :
a.Mesin, perakitan, pesawat, bahan dan lain-lain.
b.Lingkungan.
c.Proses.
d.Sifat pekerjaan.
e.Cara kerja.
2. Perbuatan yang berbahaya, yaitu perbuatan yang berbahaya dari manusia
yang dapat terjadi antara lain karena:
a.Kurangnya pengetahuan dan keterampilan pelaksana.
b.Cacat tubuh yang tidak kentara.
c.Keletihan dan kelesuhan.
d.Sikap dan tingkah laku yang tidak sempurna.

Paling tidak ada 4 (empat) manfaat yang dapat dipetik dari pelaksanaan
kesehatan dan keselamatan kerja dalam perusahaan.
1. Dapat memacu produktivitas kerja karyawan. Dari lingkungan kerja yang
aman dan sehat terbukti berpengaruh terhadap produktivitas. Dengan
pelaksanaan kesehatan dan keselamatan kerja karyawan akan terasa aman
dan terlindungi. Sehingga secara tidak langsung dapat memacu motivasi dan
kegairahan kerja mereka.
2. Meningkatkan efisiensi/produktivitas perusahaan. Karena dengan
pelaksanaan kesehatan dan keselamatan kerja memungkinkan semakin
berkurangnya kecelakaan kerja sehingga akan dapat meningkatkan efisiensi
dalam perusahaan.
3. Mengefektifkan pengembangan dan pembinaan SDM pekerja (karyawan)
adalah kekayaan yang amat berharga bagi perusahaan. Semua pekerjaan
ingin diakui martabatnya sebagai manusia. Melalui penerapan prinsip
kesehatan dan keselamatan kerja pengembangan dan pembinaan tenaga bisa
dilakukan sehingga citranya sebagai manusia yang bermatabat dapat
direalisasikan.
4. Meningktakan daya saing produk perusahaan. Kesehatan dan keselamatan
kerja apabila dilaksanakan dalam perusahaan bermuara pula kepada
penentuan harga barang yang bersaing, hal tersebut dipicu oleh adanya
penghematan dalam biaya produksi perusahaan.
Metodologi Penelitian
Penulisan papper ini menggunakan pendekatan analisis deskriptif untuk
mengidentifikasi permasalahan-permasalahan yang dikemukakakan diatas, serta
kajian literature dari berbagai sumber informasi dan data yang penulis peroleh
sebagai acuan atau pedoman dalam menganalisis permasalahan-permasalahan
tersebut.

Kesehatan dan keselamatan kerja karyawan menyangkut beberapa aspek,


yaitu kesehatan lingkungan hotel, kesehatan personal karyawan, pencegahan
kecelakaan yang mungkin terjadi serta penanganan dan penanggulangannya. Untuk
mewujudkan kesehatan dan keselamatan kerja karyawan di hotel, kita harus
mewujudkan semua aspek tersebut. Semua aspek tersebut berhubungan dan saling
mempengaruhi antara satu dengan yang lainnya. Adapun penjelasannya adalah
sebagai beriku.
1. Kesehatan Lingkungan Hotel
Berikut beberapa persyaratan kesehatan yang perlu diperhatikan oleh pihak
hotel:
a. Lokasi:terhindar dari pencemaran zat kimia, fisika dan pencemaran
bakteri dan tidak terletak di daerah banjir.
b. Lingkungan: bersih, tidak memungkinkan sebagai tempat bersarang
atau berkembangnya serangga dan tikus, dan dapat mencegah masuk
dan berkembang biak binatang pengganggu lainnya.
c. Bangunan: kokoh, penggunaan ruangan dipergunakan sesuai dengan
fungsinya, konstruksi lantai bersih, kedap air dan permukaan rata dan
tidak licin, bangunan berwarna terang, atap harus kuat dan tidak
bocor, langit-langit harus tinggi dari lantai minimal 2,5 meter, pintu
dapat dibuka dan ditutup serta dikunci dengan baik, dan pencahayaan
harus baik.
Hal-hal yang perlu dilakukan untuk menjaga kebersihan dan kesehatan
lingkungan hotel adalah sebagai berikut :
a. Bersihkan ventilasi, ceiling, pintu dan jendela secara teratur.
b. Lantai dan dinding dibersihkan menggunakan air yang dicampur
dengan bahan pembersih lantai, kemudian dikeringkan.
c. Toilet dilingkungan hotel harus selalu bersih dan tidak mengeluarkan
bau.
d. Tempat makan selalu dibersihkan.
2. Kesehatan Karyawan Hotel
Standar berikut ini berkaitan dengan penampilan dan kesehatan dari para
karyawan atau pelaksana pelayanan. Standar ini dapat digunakan sebagai
daftar periksa dan umumnya.merupakan suatu peraturan dan ketentuan bagi
para karyawan atau pelaksana pelayanan pada waktu melaksanakan tugas
pekerjaannya. Sebagai contoh:
Penampilan yang segar, bersih, rapi (rambut harus tersisir rapi, gigi
harus bersih, kulit sebaiknya tidak kering, dan nafas tidak berbau).
Tangan dan kuku yang bersih.

Tidak memakai pewarna kuku atau perhiasan yang berlebihan.


Hindarkan penggunaan make up atau parfume yang berlebihan.
Luka-luka harus dirawat dan terbalut.
Seragam harus bersih, disetrika dengan baik dan rapi, serta pantas
dipakai.
Sepatu sesuai dengan warna yang ditentukan, bersih dan mengkilat.

3. Faktor Penyebab Terjadinya Kecelakaan Kerja Di Hotel


Sebelumnya kita menentukan tindakan pencegahan, kita harus mengetahui
terlebih dahulu penyebab terjadinya kecelakaan kerja di hotel, faktor-faktor
yang menjadi penyebab kecelakaan antara lain:
a. Faktor manusia. Kecelakaan kerja juga dapat disebabkan oleh sikap
pekerja itu sendiri adapun sikap tersebut adalah:
kurangnya kemampuan fisik, mental, dan psikologis.
kurangnya/lemahnya pengetahuan dan ketrampilan/keahlian.
Stress.
motivasi yang tidak cukup/salah.
b. Faktor lingkungan Kondisi lingkungan yang tidak aman dapa menyebab
kecelakaan misalnya:
tidak cukup kepemimpinan atau pengawasan.
tidak cukup rekayasa (engineering).
tidak cukup pembelian/pengadaan barang.
tidak cukup perawatan (maintenance).
tidak cukup alat-alat, perlengkapan dan berang-barang/bahanbahan.
tidak cukup standard-standard kerja.
Penyalahgunaan.
Penyebab Langsung terjadinya kecelakaan kerja :
1) Kondisi berbahaya (unsafe conditions/kondisi-kondisi yang tidak standard)
yaitu tindakan yang akan menyebabkan kecelakaan, (Budiono,Sugeng,
2003) :
Peralatan pengaman/pelindung/rintangan yang tidak memadai atau
tidak memenuhi syarat.
Bahan, alat-alat/peralatan rusak.
Terlalu sesak/sempit.
Sistem-sistem tanda peringatan yang kurang memadai.
Bahaya-bahaya kebakaran dan ledakan.

Kerapihan/tata-letak (housekeeping) yang buruk.


Lingkungan berbahaya/beracun : gas, debu, asap, uap, dll.
Bising.
Paparan radiasi.
Ventilasi dan penerangan yang kurang.
2) Tindakan berbahaya (unsafe act /tindakan-tindakan yang tidak standard)
adalah tingkah laku, tindak-tanduk atau perbuatan yang dapat menyebabkan
kecelakaan.
Mengoperasikan alat/peralatan tanpa wewenang
Gagal untuk memberi peringatan.
Gagal untuk mengamankan.
Bekerja dengan kecepatan yang salah.
Menyebabkan alat-alat keselamatan tidak berfungsi.
Memindahkan alat-alat keselamatan.
Menggunakan alat yang rusak.
Menggunakan alat dengan cara yang salah.
Kegagalan memakai alat pelindung/keselamatan diri secara benar
4. Jenis-Jenis Kecelakaan Kerja Yang Dapat Terjadi di Hotel dan Pencegahannya.
B.Luka Bakar Akibat Terkena Uap Panas Atau Api.
Adapun tindakan yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya luka
bakar adalah:
Pada waktu bekerja, pakailah celemek atau Apron dengan semestinya.
Lengan baju dilipat semestinya hingga pergelangan siku.
Pergunakan lap kering bila hendak mengambil atau membawa alat
yang panas.
Alat yang panas (pan, oven, grill, dsb.) harus diberi tanda dengan
tepung atau garam.
Pergunakan alat pengaduk yang cukup panjang sehingga tangan tidak
bersentuhan dengan barang yang panas (minyak, air, pan, dll.)
Jangan meletakkan atau menyimpan cairan panas pada rak di atas
garis pandang mata.
B.Kecelakaan Karena Gas
Gas yang dipergunakan sebagai bahan bakar adalah gas elpiji (LPG)
yaitu gas buatan yang tidak berwarna, tetapi diberi ban yang spesifik sehingga
mudah dikenal bila terjadi kebocoran. Ledakan gas terjadi apabila ada gas
terkumpul dalam suatu ruangan, tidak terbakar, dan tiba-tiba ada panas yang

mempengaruhi ruangan tersebut. Panas yang menyambar gas akan


menyebabkan tekanan udara dalam ruang tersebut bertambah ringgi dan
akhirnya timbul ledakan.Usaha-usaha yang dapat dilakukan untuk mencegah
bahaya ledakan gas adalah :
Periksa pipa-pipa gas yang bocor, sehingga tidak ada gas yang keluar tanpa
pembakaran.
Periksalah pilot light sebelum menghidupkan api
Bila akan menyalakan gas, maka biarkan pintu oven terbuka beberapa saat
sehingga sisa-sisa gas yang terkumpul dalam ruangan oven dapat keluar.
Bila menyalakan solid top range atau griddle maka setelah seluruh ruang gas
terbakar, biarkan terbuka beberapa saat sehingga sisa-sisa gas di udara
terbakar seluruhnya.
C.Kecelakan Karena Arus Listrik
Suatu alat mungkin sudah dirancang dan dipasang sedemikian
rupa sehingga aman bagi pemakai. Namun, karena suatu keadaan yang
belum diketahui dan menyebabkan alat tersebut mengandung arus listrik
terbuka. Keadaan tersebut sering menimbulkan kaget, shock, gerak reflek
ataupun kecelakaan yang patal. Tindakan pencegahan yang dapat diambil
adalah sebagai berikut :
Saklar dan alat penyambung arus listrik harus selalu kering dan bersih.
Jangan mempergunaan banyak stekker ataupun stekker cabang pada satu
stop kontak.
Periksalah keadaan kawat penghubung sehingga tidak ada bagian-bagian
yang robek.
Putuskan aliran listrik bila mesin atau alat tidak dipergunakan.
Sebelum mencuci peralatan listrik pastikan alat itu sudah dimatikan dan
kabelnya sudah dicabut. Setelah dicuci, selalu keringkan sebelum digunakan
kembali.
Laporkan segera bila melihat gejala-gejala aneh pada mesin atau alat.
D.Luka Tergores Atau Terpotong Benda Tajam
1) Pisau
Pergunakan pisau dengan semestinya atau dengan cara benar.
Pisau harus selalu bersih dan tajam karena pisau yang tumpul lebih
berbahaya.
Bila membersihkan pisau, jauhkan bagian yang tajam dari hadapan
tangan.
Pergunakan talenan bila hendak memotong sesuatu.

Pegangan pisau harus kering dan tidak berminyak.


Simpan pisau di tempatnya bila tidak dipergunakan lagi.
Jangan mencoba meraih pisau yang terjatuh tiba-tiba.
Kontrol diri bila sedang memegang pisau.
Jangan bermain dengan pisau dan jangan membawa pisau pada waktu
bermain.
2) Mesin pemotong
Jangan mencoba menggunakan mesin bila belum mengetahui dengan
pasti tata-cara pemakaiannya.
Jangan memasukkan sesuatu oleh tangan atau dengan benda lain
untuk menekan barang yang akan dipotong ataupun digiling.
Matikan mesin dan cabut kontak listriknya setelah selesai
menggunakannya dan bila akan membersihkan mesin tersebut.
3) Barang pecah belah (dari gelas dan porselen)
Pergunakan alas (baki) bila membawa barang pecah belah.
Pisahkan sampah pecahan gelas dengan sampah lainnya.
Jangan memakai gelas atau alat lain yang sudah retak maupun pecah.
4) Tulang atau duri dan bahan makanan beku

Pecahan tulang bisa membuat infeksi bila pecahan tulang daging, dari
udang, sisik ikan dan sejenisnya dalam keadaan beku, maka keadaannya menjadi
tajam, kaku dan membahayakan sekali. Daging atau ikan sebaiknya dipotong
dalam keadaan lembek.Bila beku,biarkan lebih dahulu dalam suhu ruangan karena
bila kita mencoba memotongnya, kemungkinan pisau meleset dan akan melukai.
E.Kecelakaan Karena Bahan Kimia
Beberapa bahan kimia dipergunakan juga dalam pengolahan makanan,
misalnya untuk pembersih, pengawet ataupun pemberantas hama/tikus. Tindakan
pencegahan yang dapat dilakukan yaitu :
Bahan-bahan kimia harus disimpan dalam kotak khusus.
Jangan mencoba mempergunakan bahan kimia bila belum tahu betul cara
mempergunakannya.
Berhati-hatilah dengan bahan kimia yang serupa dengan bahan makanan
baik pada waktu mempergunakan, maupun pada waktu menyimpan kembali.
Contohnya baking soda, garam Inggris, pupuk urea ataupun rinso tampak
hampir sama dengan garam dapur atau gula. Liquid soap/tipol tampak
hampir sama dengan minyak goreng, dan sebagainya.

F.Kebakaran
Kebakaran di hoel rentan terjadi karena sikap manusia itu sendiri,
disamping pengawasan yang kurang terhadap penggunaan peralatan atau barang
yang dapat menimbulkan api, misalnya alat pemanas, peralatan listrik, punting
rokok, dan ledakan gas. Untuk menghindari api, hal-hal yang dapat diterapkan
yaitu :
Sediakan selalu alat-alat pemadam api atau fire extinguisher.
Sediakan alarm untuk peringatan jika terjadi kebakaran.
Mengetahui aturan penanggulangan kebakaran di hotel/restoran yang
bersangkutan.
Segera bersihkan ceceran minyak.
Jangan gunakan bahan pembersih yang mudah terbakar.
Jangan merokok ketika sedang bertugas.
G.Terpeleset Atau Terjatuh
Terpeleset atau terjatuh dapat menimbulkan sesuatu yang fatal,
misalnya jika kepala atau bagian badan yang lain terbentur sesuatu. Terpeleset
terjadi karena beberapa hal, yaitu karena keseimbangan yang kurang, lantai yang
licin atau yang jauh lebih penting, mungkin
sepatu atau alas kaki kita yang tidak sesuai dengan apa yang kita injak. Terpeleset
atau terjatuh dapat dicegah dengan beberapa cara yaitu :
Lantai harus kering, bila kita melihat atau menjatuhkan sesuatu, ambillah
dan keringkan lantai.
Jangan lupa memberi tanda bila lantai dalam keadaan licin, misalnya baru di
pel.
Alat-alat dapur yang tidak terpakai jangan diletakkan di lantai atau diatur
rapi sehingga tidak membahayakan orang lain.
Pergunakan tangga bila meraih sesuatu yang tinggi.
Pastikan bahwa tangga tersebut cukup panjang dan kuat.
Pastikan tangga tersebut berdiri aman dan dekat dengan benda yang akan
diambil.
Periksa agar tangga tidak licin.
5.Pencegahan dan Penanggulangan Kecelakaan Kerja Secara Umum

A.Pengamatan Resiko Bahaya Di Tempat Kerja


Pengamatan resiko bahaya di tempat kerja merupakan basis informasi yang
berhubungan dengan banyaknya dan tingkat jenis kecelakaan yang terjadi ditempat
kerja.
Ada 2 ( dua ) tipe data untuk mengamati resiko bahaya di tempat kerja.
Pengukuran resiko kecelakaan, yaitu mengkalkulasi frekwensi kecelakaan
dan mencatat tingkat jenis kecelakaan yang terjadi sehingga dapat
mengetahui hari kerja yang hilang atau kejadian fatal pada setiap pekerja.
Penilaian resiko bahaya, yaitu mengindikasikan sumber pencemaraan, faktor
bahaya yang menyebabkan kecelakaan, tingkat kerusakaan dan kecelakaan
yang terjadi. Misalnya bekerja di ketinggian dengan resiko terjatuh dan luka
yang diderita pekerja atau bekerja di pemotongan dengan resiko terpotong
karena kontak dengan benda tajam dan lain-lain.
B.Pelaksanaan SOP Secara Benar Di Tempat Kerja
Standar Opersional Prosedur adalah pedoman kerja yang harus dipatuhi dan
dilakukan dengan benar dan berurutan sesuai instruksi yang tercantum dalam SOP,
perlakuan yang tidak benar dapat menyebabkan kegagalan proses produksi,
kerusakaan peralatan dan kecelakaan.
C.Pengendalian Faktor Bahaya Di Tempat Kerja
Sumber pencemaran dan faktor bahaya di tempat kerja sangat ditentukan
oleh proses produksi yang ada, teknik/metode yang di pakai, produk yang
dihasilkan dan peralatan yang digunakan. Dengan mengukur tingkat resiko bahaya
yang akan terjadi, maka dapat diperkirakan pengendalian yang mungkin dapat
mengurangi resiko bahaya kecelakaan. Pengendalian tersebut dapat dilakukan
dengan :
Eliminasi dan Substitusi, yaitu mengurangi pencemaran atau resiko bahaya
yang terjadi akibat proses produksi, mengganti bahan berbahaya yang
digunakan dalam proses produksi dengan bahan yang kurang berbahaya.
Engineering Control , yaitu memisahkan pekerja dengan faktor bahaya yang
ada di tempat kerja, membuat peredam untuk mengisolasi mesin supaya
tingkat kebisingannya berkurang, memasang pagar pengaman mesin agar
pekerja tidak kontak langsung dengan mesin, pemasangan ventilasi dan lainlain.

Administrative control, yaitu pengaturan secara administrative untuk


melindungi pekerja, misalnya penempatan pekerja sesuai dengan
kemampuan dan keahliannya, pengaturan shift kerja, penyediaan alat
pelindung diri yang sesuai dan lain-lain.

D.Peningkatan Pengetahuan Tenaga Kerja Terhadap Keselamatan Kerja.


Tenaga kerja adalah sumber daya utama dalam proses produksi yang harus
dilindungi, untuk memperkecil kemungkinan terjadinya kecelakaan perlu
memberikan pengetahuan kepada tenaga kerja tentang pentingnya pelaksanaan
keselamatan kerja saat melakukan aktivitas kerja agar mereka dapat melaksanakan
budaya keselamatan kerja di tempat kerja. Peningkatan pengetahuan tenaga kerja
dapat dilakukan dengan memberi pelatihan Keselamatan dan Kesehatan Kerja
pada awal bekerja dan secara berkala untuk penyegaran dan peningkatan
wawasan. Pelatihan ini dapat membantu tenaga kerja untuk melindungi dirinya
sendiri dari faktor bahaya yang ada ditempat kerjanya.
E.Pemasanngan Peringatan Bahaya Kecelakaan Di Tempat Kerja.
Banyak sekali faktor bahaya yang ditemui di tempat kerja, pada kondisi
tertentu tenaga kerja atau pengunjung tidak menyadari adanya faktor bahaya yang
ada ditempat kerja, untuk menghindari terjadinya kecelakaan maka perlu dipasang
rambu-rambu peringatan berupa papan peringatan, poster, batas area aman dan
lain sebagainya.
Selain upaya pencegahan juga perlu disediakan sarana untuk menanggulangi
kecelakaan yang terjadi di tempat kerja yaitu :
A.Penyediaan P3K
Peralatan P3K yang ada sesuai dengan jenis kecelakaan yang mungkin
terjadi di tempat kerja untuk mengantisipasi kondisi korban menjadi lebih parah
apabila terjadi kecelakaan, peralatan tersebut harus tersedia di tempat kerja dan
mudah dijangkau, petugas yang bertanggung jawab melaksanakan P3K harus
kompeten dan selalu siap apabila terjadi kecelakaan di tempat kerja.
B.Penyediaan Peralatan Dan Perlengkapan Tanggap Darurat.
Kecelakaan kerja yang terjadi di tempat kerja terkadang tanpa kita sadari
seperti terkena bahan kimia yang bersifat korosif yang dapat menyebabkan iritasi
pada kulit / mata atau terjadinya kebakaran, untuk menanggulangi keadaan tersebut

perencanaan dan penyediaan perlatan / perlengkapan tanggap darurat di tempat


kerja sangat diperlukan seperti pemadam kebakaran, hidran, peralatan emergency
shower, eye shower dengan penyediaan air yang cukup, semua peralatan ini harus
mudah dijangkau.

Anda mungkin juga menyukai