TINJAUAN KEPUSTAKAAN
A. Kontrasepsi
1. Pengertian Kontrasepsi
Kontrasepsi berasal dari kata kontra berarti mencegah atau melawan, dan
konsepsi berarti pertemuan antara sel telur (sel wanita) yang matang dengan sel
sperma
(sel
pria)
yang
mengakibatkan
kehamilan.
Kontrasepsi
adalah
b)
Caitus interruptus.
2) Dengan Alat
a)
b)
b. Metode Modern
1) Kontrasepsi hormonal
a)
Per-oral terdiri dari Pil Oral Kombinasi (POK), minil pil dan pil
pasca senggama (morning after pil)
b)
c)
b. Sekunder
1) Lendir serviks menjadi kental dan sedikit, sehingga merupakan barier
terhadap spermatozoa.
2) Membuat endometrium menjadi kurang baik atau layak untuk
implantasi ovum yang telah dibuahi.
3) Mempengaruhi kecepatan transpor ovum di dalam tuba fallopi
(Hartanto, 2012 : 166)
2006, MK 42). Efek pada pola haid tergantung lama pemakaian, perdarahan
inter-menstrual dan perdarahan bercak berjalan dengan berjalannya waktu,
sedangkan kejadian amenore bertambah besar. Insident yang tinggi dari aminore
diduga
berhubungan
dengan
atrofi
endometrium.
DMPA lebih
sering
dalam
beberapa
bulan
setelah
penggunaan
(Prohealth,
2008
akseptor dianjurkan untuk ganti alat kontrasepsi yang lain. Kontrasepsi hormonal
digunakan maksimal 5 tahun (Kenaikan BB,..2009 http://www.mitrariset.com).
Pertambahan berat badan yang nyata, satu tahun sekitar 2 kg tetapi dapat juga
lebih dari 4 kg pertahun. Pertambahan berat badan bukan karena penyakit dan
untuk sebagian ibu (yang terlalu kurus) merupakan hal yang menguntungkan.
(Heny w, 2009 http://www.mail arvhive.com).
c. Sakit Kepala
Insiden sakit kepala pada akseptor suntik terjadi pada < 1 17% akseptor,
sakit kepala jarang sekali terjadi dan biasanya bersifat sementara. Gejala yang
timbul berupa rasa berputar atau sakit kepala yang dapat terjadi pada satu sisi,
kedua sisi atau keseluruhan dari bagian kepala (Hartanto, 2012 : 171)
d. Efek pada Sistem Kardiovaskuler
Tampaknya hampir tidak ada efek pada tekanan darah atua sistem
pembekuan darah maupun sistem fibrinolitik, tapi perubahan dalam metabolisme
lemak terutama penurunan HDL kolesterol dicurigai dapat menambah resiko
penyakit kardiovaskuler (Hartanto, 2012 : 171).
e. Efek Metabolik
Kontrasepsi suntik mempengaruhi metabolisme karbohidrat tapi tidak
ditemukan terjadinya Diabetes Melitus pada akseptor. Kontrasepsi suntik tidak
mempengaruhi metabolisme protein atau vitamin dan dapat dipakai dengan aman
pada wanita dengan riwayat ikterus atau penyakit hepar.(Hartanto, 2012 : 171).
f. Efek pada Sistem Reproduksi
Kontrasepsi suntik tidak mengganggu fertilitas secara permanen. Lebih
dari 50% mantan akseptor akan mengalami haid kembali setelah 6 bulan dan kira
kira 85% setelah 1 tahun. Lebih dari 60% mantap akseptor sudah hamil dalam
waktu 1 tahun dan lebih dari 90% dalam waktu 2 tahun. Mantan akseptor suntik
memerlukan 1,5 3 bulan lebih lama untuk kembali hamil dibanding pil oral
atau IUD (Hartanto, 2012 : 172).
g. Laktasi
Depo Medroksi Progesteron Asetat (DMPA) tidak ditemukan efek
terhadap laktasi, tapi justru memperbaiki kualitas Air Susu Ibu (ASI) atau
memperbanyak ASI. DMPA tidak merubah komposisi ASI, tidak ditemukan efek
immunologik (perubahan konsentrasi immunoglobulin). Memang ditemukan
sejumlah kecil hormon di dalam ASI tetapi tidak mempunyai efek pada bayinya
seperti berat badan dan perkembangan bayi tidak terganggu.(Hartanto, 2012 : 173)
8. Indikasi Kontrasepsi Suntik
a. Usia reproduksi.
b. Nulipara dan yang telah memiliki anak.
c. Menghendaki kontrsepsi jangka panjang dan yang memiliki efektivitas
tinggi.
d. Setelah melahirkan dan tidak menyusui.
e. Menyusui dan membutuhkan kontrasepsi yang sesuai.
f. Setelah abortus atau keguguran.
g. Perokok
h. Telah banyak anak tetapi belum menghendaki tubektomi.
i. Tidak dapat memakai kontrasepsi yang mengandung estrogen.
j. Sering lupa menggunakan pil kontrasepsi.
lain. Pengukuran berat badan dilakukan sebelum makan tanpa sepatu dan pakaian
minimal (Depkes RI, 1978 : 130).
2. Perubahan Berat Badan
Salah satu indikator untuk menentukan apakah berat badan seseorang
termasuk dibawah atau diatas normal adalah dengan menghitung indeks massa
tubuh (Body Mass Index / BMI).
Cara menghitung BMI :
BMI
BB (kg)
TB 2 (m)
Keterangan :
BB
TB
18,5 22,9
23,0 24,9
25,0 29,9
= obesitas derajat I
> 30,0
= obesitas derajat II
Body Mass Index (BMI) bukan tolak ukur mutlak pada anak anak di
masa pertumbuhan, perempuan hamil dan mereka yang sangat berotot seperti
atlet.
Definisi
gemuk
sangat
bervariasi
tergantung
bagaimana
kita
trauma. Secara ideal tubuh seorang perempuan terdiri dari 25 30% lemak, bila
lemak tubuh melebihi 30% maka orang tersebut sudah bisa dikatagorikan gemuk.
Masalah berat badan merupakan masalah yang sering dipertanyakan oleh pasien
yang sedang mengalami kegemukan. Menjadi gemuk merupakan mimpi bagi
mereka yang sangat memperhatikan penampilan, kegemukan akan menguras
kepercayan diri seseorang (obesitas, 2008 http://www.klikdokter.com/article/detail/704).
Kegemukan dapat memicu timbulnya beberapa penyakit kronis yang
serius seperti:
a. Resistensi Insulain
Insulin dalam tubuh berguna untuk menghantarkan glukosa sebagai bahan
bakar pembentukan energi didalam sel. Dengan memindahkan glukosa ke dalam
sel maka insulin akan menjaga kadar gula darah ketingkat normal. Pada orang
gemuk terjadi penumpukan lemak yang tinggi didalam tubuhnya, sementara
lemak sangat resisten terhadap insulin sehingga untuk menghantarkan glukosa ke
dalam sel lemak dan menjaga kadar gula dalm darah tetap normal, pankreas
sebagai pabrik insulin memproduksi insulin dalam jumlah yang banyak. Lama
kelamaan pankreas tidak sanggup memproduksi insulin dalam jumlah besar
sehingga kadar gula darah berangsur naik dan terjadi Diabetes Melitus (DM)
b. Tekanan Darah Tinggi (Hipertensi)
Hipertensi sangat umum terjadi pada orang gemuk. Para peneliti di
Norwegia menyebutkan bahwa peningkatan tekanan darah pada perempuan
gemuk lebih mudah terjadi jika dibandingkan dengan laki-laki gemuk.
Peningkatan tekanan darah juga mudah terjadi pada orang gemuk tipe apel
(central obesity, konsentrasi lemak pada perut) bila dibanding dengan mereka
yang gemuk tipe buah pear (konsentrasi lemak pada pinggul dan paha)
c. Peningkatan Kadar Kolesterol (hypercholesterolemia)
d. Stroke
e. Serangan Jantung
Penelitian terakhir menunjukkan bahwa resiko terkena penyakit jantung
koroner pada orang gemuk tiga sanpai empat kali lebih tinggi bila dibanding
dengan orang normal. Setiap peningkatan 1 kg berat badan terjadi peningkatan
kematian akibat penyakit jantung koroner sebanyak 1%.
f. Gagal Jantung
g. Kanker
h. Batu Empedu
i. Radang Sendi
j. Osteoporosis
k. Gangguan Tidur. (kegemukan, 2008 http://www.medisiana. com/
viewtopic.php).
tubuh
(kegemukan,
2008
http://www.medisiana.
com/
obesitas peluang menjadi 40% dan kalau kedua orang tua obesitas peluang anak
meningkat sebesar 80% (Khomson, 2003 : 90).
metabolisme pada perempuan jauh lebih lambat dari pada laki laki. Hal ini akan
menyebabkan perempuan mempunyai kecenderungan lebih mudah gemuk jika
dibandingkan dengan laki laki (kegemukan, 2008 http://www.medisiana.
com/ viewtopic.php)
g. Faktor Psikologis
Pada beberapa orang, emosi mempengaruhi kebiasan makan. Ada orang
yang tiba tiba ingin makan banyak saat sedang emosi. Padahal bila nantinya
berat badan meningkat akan menimbulkan masalah psikologi lainnya.
(Kegemukan, 2008 http://www.medisiana.com/viewtopic.php). Seseorang yang
sedih akan memisahkan diri dari lingkungan sehingga timbul rasa lapar yang
berlebih sebagai konpensasi terhadap masalahnya (Pudjiadi, 1997 : 144).
h. Obat Obatan
Beberapa obat yang berhubungan dengan penambahan berat badan antara
lain, obat anti depresi, obat anti kejang, obat obatan Diabetes Melitus, beberapa
obat penurun tekanan darah dan kontrasepsi. Kontrasepsi suntik Depo Medroksi
Progesteron Asetat (DMPA) mengandung hormon progesteron. Hormon ini
mempermudah perubahan karbonhidrat menjadi lemah sehingga efek samping
dari penggunaan kontrasepsi suntik Depo Medroksi Progesteron Asetat (DMPA)
adalah penumpukan lemak yang menyebabkan berat badan bertambah.
(kegemukan, 2008 http://www.medisiana.com/ viewtopic.php)
C. Kerangka Teori
Berdasarkan tinjauan kepustakaan di atas, dapat dibuat kerangka teori
sebagai berikut :
Keturunan (Genetik)
Terlalu banyak makan
Konsumsi makanan yang
mengandung kardohirat
sederhana
Frekuensi makan
Metabolisme lambat
Kurangnya aktifitas fisik
Faktor psikologis
Obat obatan / hormon dalam
kontrsepsi suntik
Kenaikan
Berat Badan
Kenaikan
Berat Badan
F. Definisi Operasional
Definisi operasional adalah batasan pada variabel variabel yang akan
diamati/diteliti atau membatasi ruang lingkup untuk mengarahkan pada
pengukuran atau pengamatan terhadap variabel variabel yang bersangkutan dan
pengembangan instrumen atau alat ukur (Notoatmodjo, 2005 : 46).
TABEL 1
Metabolis
Faktor
me
psikologis
lambat
Variabel
kenaikan
berat badan
akseptor
kontrasepsi
suntik
DMPA.
No
Variabel
Rata-rata
kenaikan
berat badan
akseptor
kontrasepsi
suntik DMPA
Definisi
Operasional
Perubahan berat
badan akseptor
yang mendapat
suntikan Depo
Medroksi
Progesteron Asetat
(DMPA) yang
diberikan setiap 3
bulan sekali secara
IM.
Definisi
Operasional
Rata-rata kenaikan
berat badan
akseptor yang
mendapat suntikan
Depo Medroksi
Progesteron Asetat
(DMPA) yang
diberikan setiap 3
bulan sekali.
Cara ukur
Wawancara
langsung
Menimbang
berat badan
Cara ukur
Wawancara
langsung
Menimbang
Berat
Badan
Alat Ukur
Kuesioner
Lembar
Observasi
Timbangan BB
Alat Ukur
Kuesioner
Lembar
Observasi
Timbangan BB
Hasil
Ukur
Naik
Tidak naik
Hasil Ukur
Berat Badan
dalam Kg
Skala
Ukur
Ordinal
Skala
Ukur
Rasio