Anda di halaman 1dari 11

PERCOBAAN E-2

KELARUTAN TIMBAL BALIK


1. Tujuan Percobaan
Menentukan diagram fasa campuran air dan fenol beserta temperatur kritik
dan efek salting out dan salting in
2. Dasar Teori
Larutan fenol dalam air banyak digunakan di bidang farmasetika. Dengan
diagram yang diberikan, pada temperatur dan kandungan fenol yang tinggi,
air dan fenol bercampur sempurna dan membentuk fasa cairan tunggal.
Namun, pada komposisi biasa ( di bawah temperatur kritik), campuran fenol
dan air akan berpisah menjadi 2 fasa cairan. Di atas temperatur kritik, fenol
dan air akan saling bercampur dalam komposisi berapapun. Sebenarnya,
diagram fasa fenol dan air memiliki fasa padatan pada kandungan fenol yang
sangat tinggi dan diatas temperatur ruang. Namun, bagian diagram tersebut
tidak ditunjukkan pada diagram fasa di bawah ini.
Variabel indepeden dalam diagram fasa ini adalah komposisi, umumnya
dinyatakan dalam persentase massa, terkhususnya pada literatur tua.
Namun, dalam eksperimen ini, komposisi akan dinyatakan sebagai fraksi mol.
Saat hanya ada fenol dan air sebagai bagian dari sistem, mol total berarti mol
fenol ditambah dengan mol air. Praktikum kali ini menggunakan tabung
sebagai wadah dari fenol dan air yang sudah diketahui jumlahnya, sehingga
fraksi mol fenol dapat ditentukan. Sebenarnya, terdapat juga sedikit fasa uap
dari air dan fenol, namun fasa tersebut diabaikan dalam eksperimen kali ini.
Dalam temperatur ruang, tabung akan berisi 2 fasa cairan, dengan satu fasa
yang lebih berat dari yang lain. Jika tabung dipanaskan dalam penangas
air, maka akan terjadi penyatuan fasa tertentu di temperatur jernih/keruh dan
berada pada garis antara 2 fasa di diagram fasa.
Dengan menggunakan beberapa sampel di tabung, seseorang akan
memperoleh beberapa titik data fraksi mol dan temperatur perubahan fasa,
sehingga kurva dapat ditentukan dan turunan kurva tersebut diacari untuk
menentukan nilai maksimum, yang disebut temperatur kritik. Adanya sedikit
kandungan garam dapat mempengaruhi pemisahan fasa dan temperatur
kritik. Proses ini disebut salting out, yaitu ketercampuran antara fenol dan
air yang berkurang karena penambahan garam yang bisa menarik air untuk
menghidrasinya, sehingga air akan kurang menghidrasi fenol. Kandungan
alkohol yang mirip air juga memberikan efek lain yaitu salting ini, karena
alkohol bisa ikut membantu proses solvasi fenol, dengan bantuan ikatan
hidrogen tentunya. Dalam praktikum ini, akan kita lihat seberapa besar
pengaruh tersebut.

3. Alat dan Bahan


Alat : Tabung Reaksi Sedang
1 buah
Bahan :
Fenol
20 g
Tabung Reaksi Besar
1 buah
Larutan NaCl 1 % 6 mL
Pengaduk Lingkar 1 buah
Larutan CH3OH 1 %
6 mL
o
Termometer (0,1 C)
1 buah
Akuades
Klem manice
1 buah
Aseton
Penangas air
1 buah
Gelas Kimia
1 buah
Piknometer
1 buah
Pipet ukur
1 buah
Spatula
1 buah
4. Cara Kerja
Campuran fenol dengan air di dalam tabung reaksi sedang disiapkan dengan
komposisi masing-masing sebagai berikut :
Fenol
(g)
Air

10

6.5

8.5

10.5

(mL)
Tiap campuran tersebut dipanaskan dalam penangas air dan campuran
diaduk dengan pelan. Suhu dicatat pada saat campuran berubah dari keruh
menjadi bening. Tabung reaksi besar dikeluarkan dari air, campuran (larutan)
dibiarkan menjadi dingin dan suhu dicatat saat campuran menjadi keruh
kembali. Dalam tabung reaksi sedang lainnya, campuran 4 g fenol dengan 6
m L larutan CH3OH 1%. Suhu ditentukan pada saat campuran berubah
menjadi jernih dan menjadi keruh kembali. Hal yang sama dilakukan untuk
campuran 4 g fenol dan 6 mL larutan NaCl 1 %.
5. Data Pengamatan

6. Pengolahan Data
Massa jenis air pada 26 oC
= 0.9967867 g/mL
Massa air
= (massa pikno + air) massa pikno = 31.41 g

Volume pikno
= massa air/massa jenis air = 31.5112
mL
Untuk komposisi 4.01 g fenol dan 4 mL air
Mol fenol
= massa fenol/ massa molar fenol = 0.04266 mol
Mol air
= volume air * massa jenis air/ massa molar
air = 0.2215 mol
Fraksi mol fenol
= mol fenol / (mol fenol + mol air) = 0.1615
Suhu rata rata
(52+60)/2 = 56 oC

= (suhu saat keruh + suhu saat jernih) / 2 =

Untuk komposisi 4.00 g fenol dan 6 mL larutan CH 3OH 1%


Massa larutan
= (massa pikno + larutan CH3OH 1%)
massa pikno = 31.38 g
Volume larutan
= volume pikno = volume air = 31.5112 mL
Massa jenis
= massa larutan / volume larutan = 0.9958364 g/
mL
Mol fenol
= massa fenol / massa molar fenol = 0.04255
mol
Volume metanol
= volume larutan * konsentrasi metanol = 0.06 mL
Massa metanol
= volume metanol *massa jenis metanol =
0.06*0.791 = 0.047 g
Mol metanol
= massa metanol / massa molar
metanol = 1.4831 * 10^-3 mol
Volume air
= volume larutan volume metanol = 6-0.06 =
5.94 mL
Massa air
= volume air * massa jenis air = 5.9209 g
Mol air
= massa air/ massa molar air
=
0.3289 mol
Fraksi mol fenol
= mol fenol / (mol fenol + mol metanol + mol
air) = 0.1141
Suhu rata rata
(63+65)/2 = 64 oC

=(suhu saat keruh + suhu saat jernih) / 2 =

Untuk komposisi 4.01 g fenol dan 6 mL larutan NaCl 1%


Massa larutan
= (massa pikno + larutan NaCl 1%) massa
pikno = 32.05 g
Volume larutan
= volume pikno = volume air = 31.5112 mL
Massa jenis
= massa larutan / volume larutan = 1.0171 g/ mL
Mol fenol
= massa fenol / massa molar fenol = 0.04266
mol
Massa NaCl
= volume larutan * konsentrasi NaCl = 0.06 g
Mol NaCl
= massa NaCl / massa molar NaCl = 1.0265 *
10^-3 mol
Massa air
= massa larutan massa NaCl = 6.0426 g
Mol air
= massa air/ massa molar air
=
0.3357 mol

Fraksi mol fenol


air) = 0.1124

= mol fenol / (mol fenol + mol metanol + mol

Suhu rata rata


(76+78)/2 = 77 oC

=(suhu saat keruh + suhu saat jernih) / 2 =

Sistem Fenol Air


T keruh (oC)
60
62
64
65
65
64
62
64

T bening ( oC)
52
64
65
66
70
67
65
68

T rata-rata (oC)
56
63
64.5
65.5
67.5
65.5
63.5
66

Sistem Fenol Air Metanol


T keruh (oC)
63

T bening ( oC)
65

T rata-rata (oC)
64

Sistem Fenol Air NaCl


T keruh (oC)
76

T bening (oC)
78

T rata- rata (oC)


77

Tabel suhu rata-rata terhadap fraksi mol fenol


Sistem fenol air
T rata-rata (oC)

Fraksi mol fenol


0.161486698
0.133501088
0.113531057
0.087635635
0.087955345
0.150406635
0.13659535
0.12767899

56
63
64.5
65.5
67.5
65.5
63.5
66

Sistem fenol air - metanol


T rata-rata (oC)

Fraksi mol fenol


0.1141

64

Sistem fenol air NaCl


T rata-rata (oC)
77

Fraksi mol fenol


0.1124

GRAFIK SUHU RATA-RATA TERHADAP FRAKSI MOL FENOL


12
10
8
Suhu Kritis Rata-rata (oC)

6
4
2
0
0.08 f(x)
0.1= 0.12 0.14 0.16
R = 0
Fraksi mol Fenol

0.18

*Dengan menghilangkan data yang left alignment pada tabel sistem air dan
fenol
GRAFIK SUHU RATA RATA TERHADAP FRAKSI MOL FENOL (METANOL DAN
NaCl)

12
10
8
Suhu Kritis Rata-rata (oC)

6
4
2
0
0.08

0.1

0.12

0.14

0.16

0.18

Fraksi mol fenol

Merah
= Fenol dalam larutan NaCl
Ungu = Fenol dalam larutan metanol
T kritik referensi
= 66.8 oC
T kritik perhitungan
= 67.2 oC
Galat T kritik
0.6 %

= (T referensi T perhitungan)/T referensi = 0.4/ 66.8 =

8. Kesimpulan
a. Suhu kritik sistem air dan fenol menurut hasil eksperimen adalah 67.2 oC
dengan galat 0.6%
b. Fraksi mol fenol pada saat suhu kritik adalah 0.1022
c. Suhu perubahan jumlah fasa dengan adanya NaCl meningkat menjadi 77
o
C pada fraksi mol 0.1124 karena adanya efek salting out
d. Suhu perubahan jumlah fasa dengan adanya CH 3OH menurun menjadi 64
o
C pada fraksi mol 0.1141 karena adanya efek salting in
e. Diagram fasa sistem air dan fenol menurut hasil eksperimen adalah

12
10
8
6

Suhu Kritis Rata-rata (oC)

4
2
0
0.08 f(x)
0.1= 0.12 0.14 0.16
R = 0
Fraksi mol Fenol

0.18

12
10
8
Suhu Kritis Rata-rata (oC)

6
4
2
0
0.08

0.1

0.12

0.14

0.16

0.18

Fraksi mol fenol

9. Saran
Diharapkan untuk menggunakan termometer dengan sensitivitas yang tidak
terlalu tinggi
10.Pustaka
http://www.academia.edu/5189297/Water-Phenol_Miscibility_Diagram
Tugas Pendahuluan Percobaan E-3 : Diagram Terner Sistem Zat Cair Tiga
Komponen
Ivan Kurniawan 10513062
Kelompok Vi Shift Rabu
Pagi
1. Jelaskan tentang diagram terner.
2. Dapatkah penggambaran komposisi cairan dalam diagram terner
dinyatakan dalam % volume?

3. Jelaskan kegunaan pencatatan suhu kamar sebelum dan sesudah


percobaan.
Jawaban
1. Diagram terner adalah diagram fasa sistem zat cair tiga komponen yang
digambarkan dalam satu bidang datar yang berupa segitiga sama sisi
dengan sudut segitiga yang menyatakan masing-masing komponen dalam
keadaan murni. Sisi segitiga tersebut menyatakan fraksi mol dari
komponen tertentu, dengan kata lain, sepanjang sisi segitiga tersebut,
komponen yang ditunjukkan adalah campuran biner. Di dalam diagram
tersebut akan terdapat kurva binodal yang menunjukkan kelarutan timbal
balik terbatas dari salah satu komponen terhadap berbagai komposisi 2
komponen lainnya. Kurva tersebut yang akan membatasi jumlah fasa
yang berbeda, yaitu 1 fasa yang berarti larutan yang sempurna, dan 2
fasa yang berarti pemecahan larutan tiga komponen yang homogen
menjadi dua larutan terner yang terkonjugasi. Perubahan itulah yang
dilihat berupa kejernihan yang berubah menjadi keruh.
2. Komposisi cairan dalam diagram terner tidak bisa dinyatakan dalam %
volume karena interaksi antar molekul cairan bisa mengubah jumlah
volume total, karena terkadang penambahan volume tidak bersifat aditif,
apalagi dengan adanya konsep volume molar parsial, hal ini cukup
menjelaskan bahwa volume tidak bisa dijadikan dasar untuk komposisi
dalam diagram terner, karena volume akhir larutan bisa bertambah
ataupun berkurang, dan hal itu tergantung dengan interaksi yang
terbentuk antar molekul komponen dari larutan yang dibuat. Apalagi,
volume bisa berubah dengan adanya perubahan suhu, karena massa jenis
pun berubah-ubah seiring dengan perubahan suhu, sehingga volume tidak
bisa menjadi parameter tetap yang digunakan terus-menerus dalam
pembuatan diagram terner 3 komponen ini.
3. Kegunaan pencatatan suhu kamar sebelum dan sesudah praktikum yaitu
untuk mendeteksi terjadinya pemuaian atau perubahan volume selama
dilakukannya pengukuran, karena semua zat cair yang digunakan
ditentukan volumenya terlebih dahulu sebelum dikonversi ke fraksi mol.
Lagipula, massa jenis dari masing-masing cairan murni pun bergantung
terhadap temperatur. Sehingga perubahan temperatur pun harus tercatat.

LAPORAN PRAKTIKUM KI2241

ENERGETIKA KIMIA
PERCOBAAN E-2
KELARUTAN TIMBAL BALIK

Nama

: Ivan Kurniawan

NIM

: 10513062

Kelompok

: VI

Tanggal Percobaan : 25 Februari 2015


Tanggal Pengumpulan
Asisten 1

: 4 Maret 2015

NIM Asisten 1

Asisten 2

NIM Asisten 2

LABORATORIUM KIMIA FISIKA


PROGRAM STUDI KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
2015

Anda mungkin juga menyukai