Anda di halaman 1dari 7

PENDALAMAN MATERI ULANGAN UMUM URAIAN

BAHASA INDONESIA KELAS VIII


SEMESTER GENAP 2012-2013
Unsur Intrinsik dan Ekstrinsik Drama
Karya sastra drama memiliki unsur intrinsik serta unsur ekstrinsik yang diperlukan
untuk membangun ceritanya.
Adapun unsur intrinsik drama terdiri atas sebagai berikut.
1) Tema, yaitu ide pokok/gagasan utama/pengalaman yang terdapat dalam drama, merupakan
sasaran tujuan. Tema dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:
a. Tema Mayor, yaitu tema utama yang terdapat dalam drama.
b. Tema Minor, yaitu tema sampingan selain tema utama, merupakan subtema yang berfungsi
untuk memperkuat tema mayor.
2) Alur (plot), yaitu rangkaiaan kejadian dalam sebuah cerita yang dibentuk oleh tahapantahapan yakni dimulai dari eksposisi (perkenalan) sampai tahap resolusi (penyelesaian).
3) Tokoh, yaitu pelaku dalam drama. Tokoh dapat dibedakan menjadi beberapa tahapan, yaitu:
a. The Foil, yaitu tokoh yang kontras dengan tokoh lain, yang berfungsi sebagai pembantu
tokoh lain (figuran).
b. The Type Character, yaitu tokoh yang mampu memerankan berbagai peran (karakter) dengan
c.

baik.
The Static Character, yaitu tokoh yang tidak mengalami perubahan (tetap).

Selain tokoh di atas, juga ada tokoh-tokoh lainnya yaitu:


a) tokoh protagonis, yaitu tokoh utama dalam drama yang dimunculkan untuk mengatasi
persoalan dalam cerita.
b) tokoh antagonis, yaitu tokoh yang melawan atau menentang tokoh protagonis (tokoh jahat).
c) tokoh tritagonis, yaitu tokoh penengah (pelerai) yang sifatnya netral.
4) Penokohan (perwatakan), yaitu watak atau karakter dari para tokoh di dalam cerita.
5)

Dialog, yaitu percakapan yang dilakukan oleh dua orang tokoh atau lebih dalam drama.

Selain itu, ada juga beberapa istilah tentang percakapan yaitu:


a. monolog, yaitu percakapan yang dilakukan seorang diri.
b. prolog, yaitu kata-kata pendahuluan dalam drama.
c. epilog, yaitu kata-kata penutup dalam drama.
6) Latar, yaitu tempat dan waktu terjadinya peristiwa atau insiden dalam drama.
7) Lakuan, yaitu gerak-gerik dalam sebuah drama sesuai dengan peran tokoh.

MATERI PENDALAMAN PERSIAPAN UU URAIAN SEM. GENAP/2013/SUG

Page 1

8) Amanat, yaitu pesan yang ingin disampaikan kepada audience (pembaca ataupun penonton).
Unsur Ekstrinsik Karya Sastra Drama
Adapun unsur ekstrinsik dalam drama, yaitu sound system, lighting, tata panggung,
tata rias, dan tata busana.

Unsur Intrinsik dan Ekstrinsik Puisi


Puisi merupakan karya sastra yang diatur oleh konvensi prosodi dan metrum,
sehingga menimbulkan dua unsur yang signifikan dalam membangun karya sastra tersebut,
yakni unsur instrinsik dan unsur ekstrinsik. Adapun unsur intrinsik puisi tersebut adalah
sebagai berikut.
1) Tema (sense), yaitu pokok persoalan (subjek matter), suatu ide, gagasan atau hal yang hendak
dikemukakan oleh penulis, baik tersurat atau tersirat.
Contoh: pendidikan, sosial, budaya, dan lain-lain.
2) Tipografi disebut juga ukiran bentuk puisi, yaitu tatanan larik, bait, kalimat, frase, kata dan
bunyi untuk menghasilkan suatu bentuk fisik yang mampu mendukung isi, rasa dan suasana.
3) Amanat (intention), yaitu pesan, maksud/tujuan yang mendorong penyair menulis.
4) Nada (tone), yaitu sikap penyair terhadap pembacanya, misalnya sikap rendah hati,
menggurui, mendikte, persuasif, dan lain-lain.
5) Perasaan (feeling), yaitu sikap pengarang terhadap tema (subjek matter) dalam puisinya,
misalnya simpatik, konsisten, senang, sedih, kecewa, dan lain-lain.
6) Enjambemen, yaitu pemotongan kalimat atau frase diakhir larik, kemudian meletakkan
potongan itu pada awal larik berikutnya. Tujuannya adalah untuk memberi tekanan pada
bagian tertentu ataupun sebagai penghubung antara bagian yang mendahuluinya dengan
bagian berikutnya.
7) Akulirik, yaitu tokoh aku (penyair) di dalam puisi.
8) Verifikasi, yaitu berupa rima (persamaan bunyi pada puisi, di awal, di tengah, dan di akhir);
ritma (tinggi-rendah, panjang-pendek, keras-lemahnya bunyi).
9) Citraan (pengimajian), yaitu gambar-gambar dalam pikiran, atau gambaran angan si penyair.
Setiap gambar pikiran disebut citra atau imaji (image). Gambaran pikiran ini adalah sebuah
MATERI PENDALAMAN PERSIAPAN UU URAIAN SEM. GENAP/2013/SUG

Page 2

efek dalam pikiran yang sangat menyerupai gambaran yang dihasilkan oleh penangkapan kita
terhadap sebuah objek yang dapat dilihat oleh mata (indra penglihatan).
10) Diksi, yaitu pemilihan kata-kata dengan cermat, teliti, dan setepat mungkin oleh penyair.
11) Kata konkret (imajinasi), yaitu penggunaan kata-kata yang tepat (diksi yang baik) atau
bermakna denotasi oleh penyair.
12) Gaya bahasa (majas, figuratif language), yaitu bahasa kias yang menimbulkan makna
konotasi tertentu.

Unsur ekstrinsik yang banyak mempengaruhi puisi antara lain:


1) unsur biografi, yaitu latar belakang atau riwayat hidup penulis,
2) unsur nilai dalam cerita, seperti ekonomi, politik, sosial, adat-istiadat, budaya, dan lain-lain,
serta
3) unsur kemasyarakatan, yaitu situasi sosial ketika puisi itu dibuat.

Unsur Intrinsik dan Ekstrinsik Prosa


Unsur pembangun prosa terdiri dari struktur dalam atau unsur intrinsik serta struktur
luar atau unsur ekstrinsik.
Adapun unsur intrinsik prosa terdiri atas sebagai berikut.
1) Tema, yaitu suatu yang menjadi pokok masalah atau persoalan sebagai bahan karangan, yang
diungkapkan dalam suatu cerita oleh pengarang. Tema prosa fiksi terutama novel dapat terdiri
dari tema utama serta beberapa tema bawahan. Sedangkan untuk cerpen (cerita pendek)
hanya memiliki tema utama saja.
Untuk dapat menentukan tema suatu cerita kita dapat menempuh dengan jalan
bertanya sebagai berikut.
a.

Mengapa pengarang menulis cerita tersebut?

b. Apa tujuan pengarang menulis cerita tersebut?


c.

Faktor apa yang menyebabkan atau menjadikan suatu karangan bermutu dan berharga?

2) Amanat, yaitu pesan-pesan yang disampaikan oleh si pengarang melalui cerita yang
digubahnya. Si pengarang menyampaikan amanatnya dengan dua cara, yaitu:
a.

secara eksplisit (terang-terangan): pembaca dengan mudah menemukannya; dan


MATERI PENDALAMAN PERSIAPAN UU URAIAN SEM. GENAP/2013/SUG

Page 3

b. secara implisit (tersirat/tersembunyi): untuk menemukan amanat dalam hal ini, pembaca agak
sukar menemukannya, terlebih dulu pembaca hendaknya membaca secara keseluruhan isi
cerita tersebut.
3) Alur/plot, yaitu urutan atau kronologi peristiwa yang dilukiskan pengarang dalam suatu
cerita rekaan, terjalin satu dengan yang lainnya. Alur dapat diklasifikasikan menjadi tiga
macam, yaitu sebagai berikut.
A. Alur umum, tahap-tahapannya adalah sebagai berikut.
a) Eksposisi (Perkenalan/Pengantar)
Eksposisi adalah proses penggarapan serta memperkenalkan informasi penting kepada para
pembaca. Melalui eksposisi, seorang pengarang mulai melukiskan atau memaparkan suatu
keadaan, baik keadaan alam maupun tokoh-tokoh yang ada di dalam cerita tersebut, serta
informasi-informasi yang akan diberikan pengarang kepada pembaca melalui uraian eksposisi
tersebut.
b) Komplikasi (Penampilan Masalah)
Komplikasi adalah adanya masalah yang terjadi di antara para tokoh, baik tokoh dengan
tokoh, tokoh dengan tempat, maupun tokoh dengan suasana yang terdapat dalam cerita
rekaan.
c) Klimaks (Puncak Ketegangan)
Klimaks adalah suatu permasalahan yang telah mencapai pada puncaknya (meruncing).
d) Antiklimaks (Ketegangan Menurun/peleraian)
Antiklimaks adalah suatu peristiwa yang ditandai dengan menurunnya tingkat permasalahan
yang terjadi pada tokoh.
e) Resolusi (Penyelesaian)
Resolusi adalah kejadian akhir yang merupakan penyelesaian permasalahan di atara para
tokoh cerita.
B. Berdasarkan cara menyusun tahapan-tahapan alur, maka dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu
sebagai berikut.
a) Alur Lurus (Alur Maju/Alur Agresif), yaitu rangkaian cerita dikisahkan dari awal hingga
cerita berakhir tanpa mengulang kejadian yang telah lampau.
b) Alur Sorot Balik (Alur Mundur/Alur Regresif/Flash Back), yaitu kebalikan dari alur lurus.
Rangkaian ceritanya mengisahkan kembali tokoh pada waktu lampau.
MATERI PENDALAMAN PERSIAPAN UU URAIAN SEM. GENAP/2013/SUG

Page 4

c) Alur Campuran, yaitu gabungan antara alur maju dan alur sorot balik.
C. Berdasarkan hubungan tahapan-tahapan dalam alurnya, maka dapat dibedakan menjadi dua,
yaitu sebagai berikut.
a) Alur Rapat, yaitu alur yang terbentuk apabila alur pembantu mendukung alur pokoknya.
b) Alur Renggang, yaitu sebaliknya, alur yang terbentuk apabila alur pokok tidak didukung oleh
alur pembantu.
D. Berdasarkan kuantitasnya, maka dapat dibedakan menjadi dua, yaitu sebagai berikut.
a) Alur tunggal, yaitu alur yang hanya terjadi pada sebuah cerita yang memiliki satu jalan cerita
saja, biasanya terjadi pada cerpen.
b) Alur ganda, yaitu alur yang terjadi pada sebuah cerita yang memiliki jalan cerita lebih dari
satu, biasanya ada pada novel.
4) Tokoh, yaitu pelaku di dalam cerita dan mengambil peranan dalam setiap insiden-insiden.
Tokoh terdiri atas sebagai berikut.
a) Tokoh Protagonis (Tokoh Utama/Tokoh Sentral), yaitu tokoh yang paling berperan dalam
cerita dan umumnya bersifat baik.
b) Tokoh Antagonis (Lawan Peran Utama), yaitu tokoh yang menentang tokoh protagonis,
umumnya memiliki sifat yang jahat.
c) Tokoh Komplementer (Pembantu), yaitu tokoh sampingan yang berperan sebagai pembantu
tokoh protagonis dan antagonis.
5) Penokohan (Perwatakan), yaitu watak atau karakter dari para tokoh di dalam cerita. Adapun
jenis penggambaran watak tokoh dapat dilakukan dengan tiga metode, yaitu:
a) Metode analitik, yaitu pemaparan secara langsung (eksplisit) watak atau karakter para tokoh
dalam cerita, seperti; penyayang, penyabar, keras kepala, baik hati, pemarah, dan lain
sebagainya.
b) Metode dramatik, yaitu metode penokohan yang dipergunakan pencerita dengan membiarkan
para tokohnya untuk menyatakan diri mereka sendiri lewat kata-kata, dan perbuatan mereka
sendiri, misalnya lewat dialog, jalan pikiran tokoh, perasaan tokoh, perbuatan, sikap tokoh,
lukisan fisik, dan sebagainya.
c) Metode kontekstual, yaitu cara menyatakan watak tokoh melalui konteks verbal yang
mengelilinginya. Jelasnya, melukiskan watak tokoh dengan jalan memberikan lingkungan
MATERI PENDALAMAN PERSIAPAN UU URAIAN SEM. GENAP/2013/SUG

Page 5

yang mengelilingi tokoh, misalnya: kamarnya, rumahnya, tempat kerjanya, atau tempat di
mana tokoh berada.
Watak tokoh terdiri dari sifat, sikap, serta kepribadian tokoh. Penokohan dapat dilakukan
melalui dimensi (a) fisik, (b) psikis, dan (c) sosial.
6) Latar (setting), yaitu mengenai lingkungan (tempat/lokasi, waktu, dan suasana) terjadinya
suatu peristiwa di dalam cerita.
- Tempat

: umpamanya di rumah sakit, daerah wisata, di daerah


transmigran, di kantor, di kamar tidur, di halaman,
dan lain sebagainya.

- Waktu

: tahun, musim, masa perang, suatu upacara, masa


panen, periode sejarah, dan sebagainya.

- Suasana

: aman, damai, gawat, bergembira, berduka/


berkabung, kacau, galau, dan sebagainya.

7) Sudut pandang (point of view), yaitu status atau kedudukan si pengarang dalam cerita. Ada
empat macam sudut pandang, antara lain:
a) pengarang sebagai orang pertama sebagai pelaku utama (pengarang = aku);
b) pengarang sebagai orang pertama sebagai pelaku sampingan;
c) pengarang berada di luar cerita sebagai orang ketiga; dan
d) kombinasi atau campuran, kadang-kadang di dalam dan kadang-kadang di luar cerita.
8) Gaya Bahasa (Majas) disebut juga langgam, corak, bentuk, atau style bahasa yaitu cara
yang digunakan oleh si pengarang untuk mengungkapkan maksud dan dan tujuannya baik
dalam bentuk kata, kelompok kata, atau kalimat. Jadi, gaya bahasa atau majas meliputi; kata,
frasa atau kelompok kata, kalimat (struktur) biasa/majas. Gaya bahasa atau majas adalah
ibarat kendaraaan bagi seseorang pengarang yang akan membawanya kemana arah tujuan
yang ingin ditujunya. Gaya bahasa atau majas merupakan faktor dominan dalam karya prosa
fiksi.

Unsur Ekstrinsik Karya Sastra Prosa


Unsur ekstrinsik adalah unsur-unsur yang berasal dari luar aspek sastra, yang ikut
membangun penyusunan suatu karya sastra.

MATERI PENDALAMAN PERSIAPAN UU URAIAN SEM. GENAP/2013/SUG

Page 6

Unsur-unsur luar ini meliputi:


1.

Nilai-nilai dalam cerita (agama, budaya, politik, ekonomi);

2.

Latar belakang kehidupan pengarang; dan

3.

Situasi sosial ketika cerita itu diciptakan.

MATERI PENDALAMAN PERSIAPAN UU URAIAN SEM. GENAP/2013/SUG

Page 7

Anda mungkin juga menyukai