3CH4
(metan)
3 CO2
(karbon dioksida)
56 kj/g
a. Plasmid bakteri Escherichia coli disisipi dengan gen somatotropin sapi, kemudian
plasmid dimasukkan lagi ke dalam bakteri.
b. Bakteri baru ini ditumbuhkan dalam fermenter, kemudian somatotropin diisolasi dari
bakteri dan dimurnikan serta siap diinjeksikan ke sapi untuk meingkatkan produksi
susu.
Bagaimana proses terjadinya kloning domba Dolly ? Mula-mula sel tunggal dari
kelenjar susu domba dewasa difusikan dengan sel telur yang belum dibuahi dari
domba lain yang ADN nukleusnya telah diambil sebelumnya. Hasil fusi kedua sel
tersebut akan menghasilkan embrio yang kemudian ditanamkan pada domba lain
(induk semang). Selanjutnya, induk semang akan mengandung embrio tersebut hingga
lahir. Hal demikian telah membuktikan bahwa reproduksi makhluk hidup dapat
dilakukan tanpa melalui proses pembuahan, tetapi cukup dengan mengambil salah
satu sel organ tubuh yang lain.
Teknologi kloning pada hewan memiliki banyak manfaat, antara lain sebagai
berikut :
a) Menghasilkan obat-obatan
b) Menghasilkan organ-organ manusia untuk keperluan transplantasi
c) Menyelamatkan spesies-spesies yang terancam punah.
5) Implementasi Bioteknologi pada Bidang Lingkungan
Implementasi bioteknologi pada bidang lingkungan antara lain dihasilkannya
bakteri transgenik yang mampu mendegradasi limbah. Pada umumnya, limbah yang
masuk ke lingkungan mengandung senyawa kimia yang sulit terdegradasi. Senyawa
tersebut sering kali menimbulkan masalah terhadap kehidupan makhluk hidup. Melalui
rekayasa genetika (ADN rekombinan), ke dalam sel bakteri dimasukkan gen yang
menjadi enzim khusus sehingga dapat menguraikan atau memecah ikatan zat kimia.
Salah satu bakteri tersebut adalah Pseudomonas putida yang memiliki kemampuan
mendegradasi oktan, xilen, dan kamper (kapur barus).
6) ImAplementasi Bioteknologi pada Bidang Medis
a) Produksi Insulin
Produksi insulin dapat dilakukan dengan cara mentransplantasikan gen-gen
pengendali hormon (berasal dari pankreas manusia) ke plasmid bakteri E. coli.
Ketika bakteri bereproduksi, dengan sendirinya hormon insulin dihasilkan. Insulin
yang dihasilkan berjumlah sangat banyak dan bersifat lebih murni.
f)
: Fusi sel antara sel mieloma dan sel yang berasal dari mencit.
: kultivasi sel hibrid hasil fusi, selanjutnya sel hibridasi yang
memproduksi antibodi monoklonal dikloning menggunakan metode
pengenderan untuk mendapatkan klon yang homogen.
g) Terapi gen
Terapi gen merupakan suatu revolusi pengobatan dalam bidang medis. Terapi
gen dilakukan dengan cara mentransfer gen-gen sehat dari seseorang ke sel-sel
orang lain yang gen-gennya mengalami kerusakan. Dalam hal ini yang bertindak
sebagai vektor adalah virus. Salah satu contoh pemanfaatan terapi gen adalah
untuk pengobatan penyakit emfisema.
h) Bayi Tabung
Saat ini teknologi bayi tabung banyak diminati oleh masyarakat, khususnya
oleh pasangan suami istri yang lambat mendapatkan keturunan, tidak subur,
bahkan mandul.
Bayi tabung adalah bayi hasil proses konsepsi (hasil pertemuan antara sel
telur dan sel sperma) yang dilakukan dalam sebuah tabung di laboratorium yang
dibuat sedemikian rupa sehingga menyerupai tempat pembuahan yang asli (rahim
atau uterus ibu). Misalnya, pengaturan temperatur dan situasinya dibuat persis
sama dengan aslinya.
Secara sederhana, proses pembuatan bayi tabung dilakukan melalui tahaptahap berikut :
1) Mula-mula dilakukan pengambilan sel telur dari seorang ibu yang baru saja
2)
3)
4)
5)
10
Kemajuan teknologi di semua bidang termasuk teknologi bayi tabung lama kelamaan
akan menjadikan manusia sebagai budak teknologi. Akibat jangka panjang adalah
manusia akan menjadi malas berusaha, malas berpikir, dan hanya mau menggunakan
teknologi tersebut.
4) Menimbulkan Kecemburuan Sosial
Program pembuatan bayi tabung memerlukan biaya yang besar. Mengingat proses
teknologinya yang canggih tentu memerlukan dokter-dokter yang khusus, fasilitas yang
baik, serta alat-alat canggih dan modern. Keadaan demikian akan menimbulkan
kecemburuan sosial karena hanya dapat dijangkau oleh golongan kelas menengah ke
atas. Akhirnya, program pembuatan bayi tabung ini dianggap kurang efisien karena
tidak dapat dijangkau oleh seluruh lapisan masyarakat.
b. Dampak Negatif Teknologi Kloning Manusia
Keberhasilan tim saintis Skotlandia membuat fotokopi domba Dolly merupakan
kejutan luar biasa dalam dunia sains. Menurut Dr. Ian Wilmut, teknologi kloning sangat
mungkin diterapkan pada manusia sehingga secara teori dapat dibuat fotocopy puluhan,
ratusan, bahkan ribuan orang kembar secara massal. Temuan dan pendapat tersebut telah
menimbulkan perdebatan yang sengit di seluruh dunia, baik di kalangan saintis sendiri,
politisi, maupun dari kalangan agama.
Beberapa negara Eropa, Perancis, Belanda, Jerman, Portugal, Spanyol secara tegas
menyatakan larangan terhadap kloning manusia. Berikut ini beberapa masalah yang akan
muncul jika kloning dilakukan terhadap manusia.
1) Hancurnya nilai-nilai umum dan tradisional. Suatu saat akan timbul pandangan
mekanisme kehidupan yang baru sebagai akibat terjadinya kehidupan yang
dimanipulasikan secara mekanik oleh manusia sendiri.
2) Tidak jelasnya status anak atau hilangnya garis keturunan anak yang dilahirkan melalui
kloning. Dalam kasus ini, siapa yang menjadi orang tuanya, apakah yang
memanipulasi atau orang yang selnya diambil? Dimana martabat mereka sebagai
manusia?
3) Berkaitan dengan masalah moral. Kloning manusia dilahirkan secara manipulasi
perbuatan manusia. Pada akhirnya, manusia akan kesulitan untuk memahami jiwa
manusia hasil rekaan mereka sendiri atau hasil dari rekayasa. Kita dapat
membayangkan bagaimana jika semua manusia memiliki muka sama akibat kloning
massal terhadap manusia ?
4) Menyebabkan terjadinya perkawinan antar saudara.
5) Mengurangi tingkat keanekaragaman di dunia.
c. Dampak Negatif Beberapa Produk Bioteknologi
1) Menimbulkan reaksi alergi. Beberapa orang dilaporkan menjadi alergi setelah
memakan bahan makanan yang berasal dari tanaman (kacang-kacangan) transgenik.
Di dalam kacang-kacangan tersebut terdapat protein lektin, suatu senyawa penyebab
timbulnya reaksi alergi.
2) Berpotensi menimbulkan penyakit pada manusia. Gen-gen yang mengkode untuk
pembentukan antibiotik dapat saja mengalami kecelakaan di dalam tubuh bakteri
sehingga menyebabkan penyakit pada manusia.
3) Berpotyensi untuk digunakan sebagai alat perang. Beberapa orang mungkin dengan
sengaja menciptakan kombinasi gen-gen baru untuk kepentingan perang (semacam
senjata kimia da senjata biologis).
4) Berpotensi menimbulkan penyakit pada hewan percobaan. Pada hewan percobaan,
implementasi bioteknologi telah menyebabkan munculnya penyakit sapi gila (BSE =
Bovine Spongiform Encerphalopathy),
5) Berpotensi menimbulkan resiko terhadap lingkungan. Pelepasan tanaman tomat
transgenik yang resistan terhadap serangga Lepidoptera telah menyebabkan hilangnya
11
bakteri, cacing tanah, dan organisme lainnya di dalam tanah. Pelepasan tanaman
transgenik tahan herbisida dapat menyebabkan gulma menjadi resistan terhadap
herbisida. Hal demikian dapat terjadi karena perpindahan gen-gen tahan herbisida dari
tanaman transgenik ke gulma. Selain itu, tanaman transgenik dapat juga menjadi
perantara masuknya gen-gen ke tumbuhan liar yang kemudian berubah menjadi gulma
dan menjadi ancaman berbahaya bagi kehidupan lain, terutama terhadap tanaman
transgenik yang mengandung partikel virus dan senyawa beracun.
3. Beberapa Usaha untuk Mencegah Dampak Bioteknologi di Masa yang Akan Datang
Kekhawatiran masyarakat dan beberapa organisasai tentang produk transgenik
sebenarnya layak untuk dicermati. Tidak semua kekhawatiran yang mereka ungkapkan salah
sasaran. Sebab, beberapa hal yang selama ini mereka khawatirkan telah menjadi kenyataan.
Menanggapi rasa khawatir tersebut, pemerintah dari beberapa negara, termasuk Amerika
Serikat telah membuat langkah-langkah pengamanan untuk penelitian ADN rekombinan.
Langkah-langkah pengamanan tersebut meliputi pengawasan biologi dan pengawasan fisik.
Pengawasan biologi, dimaksudkan untuk memperkecil kemungkinan hidup susatu
organisme di luar laboratorium. Mereka membatasi kemungkinan pemindahan suatu bibit
bakteri dari hospes laboratorium ke hospes lain.
Pengawasan fisik, dimaksudkan untuk membatasi organisme itu pada laboratorium saja.
Hal itu dapat dilakukan dengan menggunakan peralatan khusus melalui prosedur tertentu.
Untuk pembuktian terhadap percobaan yang berisiko tinggi, laboratorium tersebut harus
dirancang secara khusus sehingga memiliki tingkat perlindungan yang tinggi.
Sekelompok saintis yang tergabung dalam Union of Concerned Scientists (UCS)
meminta Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk mengembangkan protokol keamanan hayati
(biosafety) internasional.
Untuk menjaga keamanan hayati, UCS mengajukan delapan butir langkah-langkah
pengamanan. Kdelapan langkah pengamanan tersebut adalah sebagai berikut:
a.
Tidak ada satu perusahaan pun yang dapat diizinkan memasarkan tanaman
transgenik sebelum ada uji risiko dan kontrol terhadap seluruh tanaman transgenik.
b.
Semua biji tanaman transgenik yang diekspor dari Amerika Serikat harus diberi
label yang menyatakan bahwa hukum Amerika Serikat tidak menjamin keamanan biji
tersebut digunakan di negara lain.
c.
PBB diminta mengembangkan protokol keselamatan Internasional guna
menjamin negara-negara dunia ketiga (negara-negara berkembang) dapat melakukan
protes terhadap resiko bahaya tanaman hasil rekayasa genetika.
d.
Amerika Serikat harus menciptakan program untuk mengkaji dan meminimalkan
risiko tanaman transgenik sebelum dijual.
e.
Seluruh tanaman transgenik harus dievaluasi paling tidak dalam dua aspek
bahaya lingkungan (potensinya menjadi gulma dan aliran gen-gennya) sebelum disetujui
akan dijual.
f.
Pemerintah harus mengembangkan undang-undang baku untuk mengkaji risiko
terbentuknya virus-virus baru, dampak yang tidak diinginkan dari pestisida dan bahanbahan tanaman farmasi yang memiliki sifat ekotoksisitas.
g.
Pemerintah harus mensponsori penelitian bagi pengkajian seluruh risiko
lingkungan hasil rekayasa genetika.
h.
National Academy of Science (di Amerika Serikat) harus membuat laporan
mengenai kemungkinan biji-bijian tanaman rekayasa yang dikembangkan di Amerika
Serikat akan disebarkan ke pusat-pusat keanekaragaman tanaman. Selain itu, lembaga
tersebut harus menyediakan data bagi pengkajian dampak tanaman rekayasa yang akan
dilepas ke negara-negara pusat keanekaragaman.
Indonesia sebagai negara yang sedang membangun perlu mengembangkan bioteknologi
yang aan bagi kesehaan manusia dan lingkungan hidup. Dalam hal ini, melalui rapat
Paripurna Dewan tanggal 16 Juli 2004, Komisi I DPR telah menyetujui Undang-undang
12
13