Anda di halaman 1dari 4

RINGKASAN

Kemiskinan merupakan masalah sosial yang rentan terjadi di negara-negara


berkembang. Di Indonesia sendiri, masalah kemiskinan adalah masalah yang
paling sering dikaji dan dibutuhkan keseriusan dalam penyelesaiannya. Masih
tingginya angka kemiskinan di Indonesia dikarenakan masalah kemiskinan
merupakan masalah yang sangat kompleks dan multideimensional. Oleh karena
itu, diperlukan upaya penanggulangan kemiskinan yang komprehensif dan terpadu
agar terjadi perbaikan kondisi sosial, ekonomi dan budaya, serta peningkatan
kesejahteraan masyarakat miskin.

Begitu banyak strategi penanggulangan kemiskinan yang telah dicoba untuk


dilakukan. Namun, program dan kebijakan penanggulangan yang telah dilakukan
ini kurang membuahkan hasil yang optimal. Dalam kebijakan penanggulangan
kemiskinan yang pernah ada, masyarakat lebih ditempatkan sebagai objek
perencanaan dari pada subjek perencanaan. Model kebijakan yang bersifat top
down justru membelenggu masyarakat untuk dapat menemukenali kondisi yang
sebenarnya. Tak hanya itu, berbagai bantuan ekonomi seperti jaminan sosial,
raskin (beras miskin), BLT (Bantuan Langsung Tunai), dan lain-lain ternyata
membuat masyarakat semakin pasif dan selalu dijadikan objek. Munculnya
ketergantungan masyarakat akan pemerintah justru semakin menghambat
masyarakat untuk menjadi masyarakat mandiri dan produktif.

Program penanggulangan kemiskinan yang sedang gencar dilakukan oleh


pemerintah Indonesia saat ini, yakni Program Penanggulangan Kemiskinan
Masyarakat (PNPM) Mandiri. PNPM Mandiri adalah program nasional dalam

wujud kerangka kebijakan sebagai dasar dan acuan pelaksanaan program-program


penanggulangan kemiskinan berbasis pemberdayaan masyarakat (bottom up).

Penulisan karya ilmiah ini bertujuan untuk mengenali kondisi kemiskinan di


Indonesia dari tahun 2004-2012 serta mengidentifikasi hal-hal yang menjadi
penyebab tingginya angka kemiskinan di Indonesia serta mengenali konsepkonsep penanggulangan kemiskinan yang pernah dilakukan dan mengadopsi
konsep yang dianggap cocok sesuai alternatif konsep yang dilakukan. Dengan
metode

deskriptif

kualitatif,

dilakukan

analisis

bentuk

partisipasi

dan

pemberdayaan masyarakat yang dapat dilakukan guna mendukung keberhasilan


alternatif konsep yang diberikan, yakni melalui konsep partisipasi dan
pemberdayaan masyarakat. Meskipun konsep ini telah ada sebelumnya, namun
kurangnya sinkronisasi antara keduanya menyebabkan upaya penanggulangan
kemiskinan belum optimal dan perlu untuk dirumuskan alternatif cara yang dapat
dilakukan untuk lebih mensinkronkan antara keduanya.

Dari hasil pengumpulan data sekunder dengan menggunakan kajian literatur,


didapatkan hasil bahwa program PNPM Mandiri yang kini sedang dilakukan
memiliki permasalahan dalam pelaksanaannya dimana aspek pemberdayaan
masyarakat masih minim dilakukan dibandingkan aspek pembangunan fisik yang
terlihat gencar diberikan. Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM)
Mandiri sendiri juga belum mampu meningkatkan kapabilitas masyarakat miskin
karena yang terlibat dalam pengelolaan adalah orang yang punya pengaruh dan
belum ada data terkategorisasi sehingga sasaran antar program belum jelas. Selain
itu, terdapat pula masalah tidak relevannya antara bantuan yang diberikan dan
kebutuhan masyarakat. Oleh karena itu, perlu untuk dilakukan upaya dengan lebih
mensinkronkan dan menggiatkan lagi antara konsep partisipasi dan pemberdayaan
masyarakat.

Partisipasi masyarakat adalah salah satu langkah untuk menghidupkan


keberfungsian sosial di masyarakat. Dengan pendekatan keberfungsian sosial ini,
dinamika dan karakteristik kemiskinan dapat teridentifikasi secara lebih
komprehensif yang menyangkut usaha masyarakat miskin untuk merespon
kemiskinannya dan juga kemampuan sosial keluarga miskin dapat dilihat dan
diukur dari partisipasi ini. Partisipasi masyarakat dapat diupayakan dengan
pertemuan-pertemuan, seperti musrembang, temu wicara, konsultasi; dan kegiatan
penyampaian pendapat, baik secara lisan maupun tulisan. Diperlukan intensitas
yang sering dan waktu yang cukup lama dalam proses partisipasi masyarakat guna
menghasilkan rumusan permasalahan dan solusi pemecahan masalah masyarakat
yang tepat dan sesuai dengan apa yang dibutuhkan masyarakat.

Jika proses partisipasi masyarakat telah berhasil dilakukan, maka langkah


selanjutnya adalah melakukan pemberdayaan masyarakat. Dalam proses
pemberdayaan masyarakat, kata kunci yang harus dilakukan adalah melalui upaya
pemberian pelatihan dan keterampilan. Karena tujuan utama dari pemberdayaan
ini adalah untuk meningkatkan kapabilitas masyarakat dalam kehidupan
keseharian. Sehingga mereka dapat secara mandiri melakukan upaya-upaya
penanggulangan kemiskinan tanpa harus bergantung dari pemerintah dan pihak
lainnya terutama dalam sisi perekonomian.

Kesimpulan dari konsep partisipasi dan pemberdayaan masyarakat yang diberikan


adalah pemerintah seharusnya mengganti model program dan kebijakan
penanggulangan yang bersifat top down menjadi model bottom up dimana
partisipasi aktif masyarakat miskin diperlukan dalam setiap prosesnya. Dalam hal
ini, masyarakat miskin berkedudukan sebagai subjek perencanaan yang mana
mereka diberikan kesempatan untuk turut serta secara aktif dalam tahap
perencanaan hingga pelaksanaan program. Masyakarat miskin sendiri yang akan
mengidentifikasi segala bentuk penyebab munculnya masalah kemiskinannya,

menggali potensi yang mereka miliki, baik potensi sumber daya manusia, alam,
maupun modal dan pada akhirnya juga mereka sendiri yang akan merumuskan
solusi penyelesaian kemiskinan berdasarkan kebutuhan dan prioritas.

Sedang rekomendasi yang diberikan untuk mendukung alternatif konsep adalah


pemerintah hendaknya berusaha selalu melibatkan seluruh masyarakat agar
dihasilkan rumusan permasalahan dan solusi yang sesuai dengan kebutuhan dan
prioritas. Perlu pula untuk dilakukan peningkatan kualitas seluruh stakeholder
yang terkait dengan program dan kebijakan penanggulangan kemiskinan, baik
masyarakat sebagai subjek maupun fasilitator.

Anda mungkin juga menyukai