PTPERTA DAYAGAS | PROYEK TERMINAL PENERIMAAN DAN REGASIFIKAS!_| PROYEK NO:
= 01 2014
RENIN ie a LNG BALI
REVIS|0
(OKNO: 0880.01 2014 ‘VOLUME Il PERSYARATAN TEKNIS DAN DATA FE=“S'_C—
1. FILOSOFI DESAIN
4.4. UMUM
1.1.1. Terminal LNG KT Bali dibangun untuk memenuhi kebutuhan gas bagi
a. Pusat listrik PT Indonesia Power yang terletak di Pesanggaran, Bali
b. Transportasi
. Pariwisata
1.1.2, Pusat Listrik PT Indonesia Power memiliki kapasitas pembangkit listrik sebesar
200 MW, terletak sekitar 2 km di sebelah utara Terminal LNG Benoa.
1.1.3. Terminal LNG KTI Bali menerima LNG dari PT Badak melalui kapal LNG.
1.1.4. Kapal pengangkut LNG berukuran 10.000 ~ 22000 m3,
KOMPRESOR
ro. >
Li
MLA LNG VAPORIZER
wou! a =
WG r/ if METERING cas
J = [oT 9} ke PusaT
USTRIK
1.2, PENERIMAAN
1.2.1. LNG dialirkan dari kapal ke terminal dengan menggunakan Marine Loading Arm
(MLA), dengan laju alir nominal 750 m*/jam.
1.2.2. Jarak antara kapal dengan tangki sekitar 150 meter.
1.2.3. Vapor return dari terminal ke kapal dialirkan melalui MLA.
1.2.4. Perpipaan di dermaga menyediakan satu sambungan cadangan untuk flexible
hose pada saluran Vapor.
4.3. PENYIMPANAN LNG
1.3.1, LNG disimpan didalam 3 (tiga) buah tangki LNG tipe Flat Bottom, masing-
masing memiliki kapasitas operasi 8000 m*
1.3.2. Tangki terletak di dalam bundwall, di atas pedestal beton, dengan ruang di
bawah pedestal setinggi 1,5 meter.
i} BIL NS STO, ZAL MRM I
w [Fe Hen GALS SSSR Eee ae Y
CONFIDENTIALPT PERTA DAYAGAS | PROYEK TERMINAL PENERIMAAN DAN REGASIFIKAS!_| PROYEK NO
sp PN iS LNG BAL! or zor
REVISI_0
HAL 5/13
DOK: 0810.01 20te ‘VOLUME Ill - PERSYARATAN TEKNIS DAN DATA
1.3.3. Pelataran di dalam bundwall terletak 2 meter di bawah grade level (pelataran
terminal).
1.3.4. Dalam keadaan normal, tangki dioperasikan sendiri-sendiri
1.3.5. Setiap tangki hanya boleh melaksanakan salah satu dari dua operasi, yakni
mengirim atau menerima LNG. Bila satu tangki sedang mengirim LNG, maka
enerimaan LNG dilakukan oleh tangki Idinnya,
1.3.6. _ Bila diperlukan, LNG dari satu tangki dapat dipindahkan ke tangki lainnya.
1.3.7. Ruang Vapor semua tangki terhubung oleh BOG Header.
1.3.8. Tangki dioperasikan antara -50 mbarg sampai +150 mbarg.
1.3.9. Untuk mengamankan tanki dari kerusakan dan menjaga tangki tetap berada di
dalam wilayah operasi, digunakan Vacuum dan Pressure Relief valve.
1.3.10. Setiap tangki memiliki dua buah ATG (Automatic Tank Gauge) yang digunakan
untuk memonitor ketinggian dan menghitung volume LNG dalam tangki. ATG
juga diset untuk memberikan Low dan High level alarm.
1.3.11, Setiap tangki memiliki sebuah Level Switch untuk memberikan Hi-Hi Level
Alarm.
1.3.12. Setiap tangki memiliki dua set temperatur sensor, yang mengukur suhu LNG
dengan interval satu meter, dari dasar sampai bibir atas tangki
1.3.13. Setiap tangki dilengkapi dengan sejumlah temperature sensor untuk keperluan
cooling down,
1.3.14, Setiap tangki memiliki sarana cooling down dalam bentuk spray pipe ring,
1.3.15. Setiap tangki dilengkapi dengan sejumlah low temperature sensor di bagian
antara inner wall dan outer wall, untuk mendeteksi kebocoran LNG.
1.3.16. Di atas setiap tangki terdapat platform untuk bekerja dan swivel crane dengan
chain block untuk mengangkat dan memasang peralatan (valve, pompa, dsb.)
pada tangki -
WO] BL MS: sp ZAl MRM] ANS UCK
wf le Le pe Ss ae
CONFIDENTIALPT PERTA DAYAGAS | PROYEK TERMINAL PENERIMAAN DAN REGASIFIKASI | PROVE NO
on 2014
2 PRAWNS pene LNG BAL
dE
REVISI-0
DONO: OBO. 0% 2014 ‘VOLUME Ill PERSYARATAN TEKNIS DAN DATA >=
1.4. INTANK PUMP.
14.1.
142
143.
144,
145.
146.
Intank pump adalah pompa berpenggerak motor listrik yang terletak di dasar
tangki, di dalam pump-column
Motor listrik dicatu oleh VSO (Variable Speed Drive), dengan menggunakan
tekanan keluaran sebagai parameter kendali. Tekanan keluaran pompa dijaga
tetap 11 barg.
Setiap tangki memiliki dua intank pump, masing-masing dengan kapasitas 120
m/iam.
Intank pump digunakan untuk mengi LNG ke Vaporizer, melaksanakan
sirkulasi internal, atau mengirim LNG ke tangki lainnya [intertank transfer).
Setiap keluaran pompa memiliki venturi flow meter untuk mengawasi laju alir
yang dihasilkan pompa.
Setiap saluran keluaran pompa memiliki flow control valve sebagai saluran
kembali LNG (LNG return), yang akan menjaga aliran pompa agar tidak kurang
dari minimum flow, dalam hal VSD tidak bekerja.
1.5. RESIRKULASI
1.5.1. Resirkulasi pendinginan
Bila sedang tidak ada penerimaan LNG, tangki yang sedang mengirim LNG akan
‘mengirim sebagian LNG ke dermaga, dan mengalirkan LNG ke seluruh perpipaan
vertikal di semua tangki, dan kembali ke tangki pengirim, sebagai upaya
memelihara semua pipa tetap dingin
1.5.2. Resirkulasi internal
Setiap tangki dapat melakukan resirkulasi LNG internal, dari dasar tangki ke
permukaan, dalam rangka mencegah roll-over. Resirkulasi internal dilakukan bila
temperatur sensor di tangki memperlihatkan perbedaan suhu tertentu antara
dasar tangki dan permukaan LNG.
1.6. REGASIFIKAS!
1.6.1. LNG dijadikan gas kembali (regasified, regasifikasi) sebelum dikirim ke pusat
listrik.
1.6.2. Regasifikasi dilaksanakan oleh sekelompok Ambient Air Vaporizer.
1.6.3. Vaporizer system memiliki kapasitas 50 mmscfd, pada tekanan keluarani0 barg.
1.6.4, Vaporizer ini bekerja 24 jam perhari
1D
BIL, IMS STO ZA RM ANS UCK
Wr
cE o_| fF & wD ee alcoy
CONFIDENTIAL,PT PERTA DAYAGAS | PROYEK TERWINAL PENERIMAAN DAN REGASIFIKASI | PROYEX NO
72 PRU us ee LNG BALI
REVISI_O
(OKO 9810.01 2014 VOLUME Ill-PERSYARATAN TEKNIS DAN DATA pL O
1.6.5. Sistem pengendali vaporizer mengatur operasi vaporizer sehingga laju alr,
temperatur, dan tekanan gas yang diminta dapat dicapai.
1.7. BOG (BOIL OFF GAS)
Pea
17.2
17.3.
174.
Terminal LNG Benoa diharapkan beroperasi tanpa venting. Venting hanya
dilakukan bila tak ada pilihan lain, misalnya ketika pusat listrik sedang tidak
mengambil gas.
Dalam keadaan operasi normal, BOG dari tangki dinaikkan tekanannya dengan
kompresor, lalu digabungkan dengan output dari Vaporizer, untuk dikirim ke
pusat listrik
Kompresor BOG harus cukup kapasitasnya untuk kondisi operasi normal dan ship
unloading,
BOG Compressor digerakkan oleh tenaga listrik
4.8. LNG VAPORIZER
18.1.
18.2,
18.3,
18.4,
18.5,
LNG yang dipompa dari tangki dikirim ke vaporizer pada tekanan 11 barG.
Vaporizer dipilih tipe ambient (Ambient Air Vaporizer) dengan jumlah (kapasitas)
yang cukup untuk mengubah LNG menjadi gas pada tekanan 11 barG, dengan
laju alir 50 MMsefa.
Diperiukan sejumlah vaporizer yang dioperasikan secara bergantian. Bila gas
yang dihasilkan temperaturnya telah turun sampai S°C, tiba waktunya untuk
defrosting evaporator tersebut, dan digantikan oleh evaporator yang sudah
selesai defrosting,
Jumlah vaporizer yang diperlukan disesuaikan dengan kebutuhan.
Perpindahan vaporizer dari mode operasi ke mode defrosting, dan sebaliknya,
dilaksanakan oleh pengendali otomatis
4.9. METERING
Gas yang dikirim ke Pusat Lisrik diukur dengan sistem metering yang sesuai_ untuk
keperluan ini, dan memenuhi syarat metrologi legal. Satuan custody transfer adalah
MMBTU. Flow meter dipilih tipe ultrasonic.
CONFIDENTIAL