Anda di halaman 1dari 10

PENGEMBANGAN APLIKASI SISTEM PAKAR

DIAGNOSA PENYAKIT TANAMAN KOPI BERBASIS WEB


DENGAN METODE FORWARD CHAINING

PROPOSAL TUGAS AKHIR

Diajukan untuk memenuhi syarat kelulusan


pada Program Studi Strata Satu Teknik Informatika

Oleh :
Heryanto
1106054

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA


SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI GARUT
2015

PENGEMBANGAN APLIKASI SISTEM PAKAR


DIAGNOSA PENYAKIT TANAMAN KOPI BERBASIS WEB
DENGAN METODE FORWARD CHAINING
Kata Kunci: Sistem Pakar, Diagnosa , Backward Chaining, Web,
Framwork PHP, Tanaman Kopi.
1.

Latar Belakang
Kopi merupakan spesies tanaman berbentuk pohon dan termasuk dalam

famili Rubiaceae. Tanaman ini tumbuh tegak, bercabang dan dapat mencapai
tinggi 12 m (Danarti & Najiyati, 1999). Tanaman kopi merupakan komoditas
ekspor yang mempunyai nilai ekonomis yang relatif tinggi di pasaran dunia, di
samping merupakan salah satu komoditas unggulan yang dikembangkan di Jawa
Barat. Sudah hampir tiga abad kopi diusahakan penanamannya di Indonesia untuk
memenuhi kebutuhan konsumsi di dalam negeri dan luar negeri (Siswoputranto,
1978). Lebih dari 90% tanaman kopi diusahakan oleh rakyat. Di dunia
perdagangan dikenal beberapa golongan kopi, akan tetapi yang paling sering
dibudidayakan adalah kopi arabika, robusta, dan liberika (Danarti & Najiyati,
1999).
Kabupaten Garut merupakan salah satu daerah penghasil kopi di Jawa
Barat. Pada tahun 2012 luas areal tanaman kopi di daerah ini mencapai 3.491 ha
dengan produksi 819 ton kopi beras (biji/ose). Tanaman kopi di daerah garut
menyebar dari dataran rendah sampai dataran tinggi melibatkan 10.716 Kepala
Keluarga (KK) petani, 12.533 orang tenaga kerja dan 85 kelompok tani (Disbun
Kabupaten Garut, 2012). Jenis tanaman kopi yang ditanam di daerah Garut, terdiri
dari jenis Robusta dan Arabika. Kopi Robusta ditanam di dataran rendah pada
ketinggian tempat 10 700 meter dibawah permukaan laut, sedangkan kopi
Arabika ditanam pada ketinggian tempat di atasa 800 m dpl. Salah satu daerah
penghasil tanaman kopi Arabika di Kabupaten Garut adalah Kecamatan Cisurupan
Desa Pangauban Luas areal tanaman kopi di kecamatan ini mencapai 259 ha
dengan produksi 58 ton kopi beras.
Berdasarkan hasil observasi pada tahun 2012 kopi Arabika ini mempunyai
potensi produksi cukup tinggi mencapai 2.688 kilogram/hektar, dengan mutu dan

cita rasa yang baik akan tetapi jumlah tersebut mengalami penurunan dari tahun
ke tahun yang disebabkan oleh petani kurang mengetahui teknik budidaya
tanaman kopi yang kurang memadai sehingga mendorong timbulnya berbagai
gangguan pertumbuhan tanaman (Dinas Perkebunan Kabupaten Garut).
Salah satu faktor yang dapat mengurangi pertumbuhan dan produktivitas
kopi adalah adanya penyakit tanaman. Kurangnya informasi yang diketahui oleh
para petani kopi tentang jenis penyakit yang menyerang tanaman kopi,
menyebabkan banyak tanaman kopi yang tidak tertangani dengan benar. Hal ini
mengakibatkan banyak tanaman kopi yang seharusnya bisa terselamatkan menjadi
mati dan kualitas kopi tersebut menurun. Jika hal ini dibiarkan terus-menerus,
maka akan berimbas pada tingkat produktifitas tanaman kopi tersebut.
Permasalahannya adalah, bagaimana para petani tanaman kopi dapat mengetahui
penyakit yang menyerang tanaman kopi dan mengambil tindakan yang tepat untuk
menghadapinya tanpa adanya ahli. Berdasarkan permasalahan tersebut, para
petani perlu alat untuk membantu mereka dalam mendiagnosis jenis penyakit
yang menyerang tanaman mereka dan mendapatkan solusi untuk menghadapi
penyakit tersebut. Sistem pakar merupakan salah satu solusi untuk membantu para
petani.
Secara umum, sistem pakar adalah sistem yang berusaha mengadopsi
pengetahuan manusia ke komputer yang dirancang untuk memodelkan
kemampuan menyelesaikan masalah seperti layaknya seorang pakar. Dengan
sistem pakar ini, orang awam pun dapat menyelesaikan masalahnya atau hanya
sekedar mencari suatu informasi berkualitas yang sebenarnya hanya dapat
diperoleh dengan bantuan para ahli di bidangnya. Sistem pakar ini juga akan dapat
membantu aktivitas para pakar sebagai asisten yang berpengalaman dan
mempunyai pengetahuan yang dibutuhkan. Dalam penyusunannya, sistem pakar
mengkombinasikan kaidah-kaidah penarikan kesimpulan (inference rules) dengan
basis pengetahuan tertentu yang diberikan oleh satu atau lebih pakar dalam bidang
tertentu. Kombinasi dari kedua hal tersebut disimpan dalam komputer, yang
selanjutnya digunakan dalam proses pengambilan keputusan untuk penyelesaian
masalah tertentu.

Penelitian tentang sistem pakar diagnosa penyakit tanaman kopi telah


dilakukan sebelumnya oleh Abragus Sabra (2011) dengan judul Analisis dan
Perancangan

Sistem

Pakar dengan

Metode

Mendiagnosis Penyakit Tanaman Kopi.

Backward Chaining

untuk

Sistem pakar ini dirancang dengan

menggunakan metode runut balik (Backward Chaining), Dimana runut tersebut


dimotori oleh data masukan gejala-gejala penyakit tanaman kopi dan selanjutkan
mencoba menggambarkan kesimpulannya berupa nama penyakit tanaman kopi
yang terjangkit beserta pengendaliannya. Aplikasi sistem pakar yang dihasilkan
hanya diaplikasikan dalam sistem berbasis desktop.
Mencermati hal-hal di atas maka penulis mendapatkan ide untuk
mengembangkan aplikasi sistem pakar berbasis desktop ke dalam sistem berbasis
web yang digunakan untuk membantu dalam mendiagnosis penyakit yang
menyerang tanaman kopi secara cepat dan tepat. Sistem pakar ini diharapkan
dapat membantu tidak hanya petani kopi, tetapi juga kalangan umum yang
memerlukan

informasi.

Program

aplikasi

sistem

pakar

ini

mendapat

masukan/informasi dari para petani tanaman kopi dan beberapa sumber lain
seperti buku, majalah untuk dijadikan landasan bagi seorang pakar melakukan
diagnosa terhadap penyakit tanaman kopi. Adapun judul yang penulis ajukan
adalah PENGEMBANGAN APLIKASI SISTEM PAKAR DIAGNOSA
PENYAKIT TANAMAN KOPI BERBASIS WEB DENGAN METODE
FORWARD CHAINING.
2.

Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas ada beberapa masalah yang dapat

dirumuskan diantaranya yaitu :


1.

Sebagian besar Petani kurang memahami penyakit pada tanaman kopi dan
diperlukannya bantuan seorang pakar dalam melakukan deteksi penyakit
pada tanaman kopi.

2.

Keterbatasannya waktu, tempat dan tenaga para ahli untuk memberikan


informasi lengkap mengenai berbagai hal tentang penyakit pada tanaman
kopi serta bagai mana cara penanggulangannya.

3.

Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalahnya adalah

bagaimana merancang suatu sistem pakar untuk mendiagnosa penyakit tanaman


beserta saran pengendaliannya pada tanaman kopi.

4.

Batasan Masalah
Penulis membuat batasan masalah yang akan dijadikan pedoman dalam

pelaksanaan tugas akhir, diantaranya yaitu :


1. Sistem pakar di fokuskan untuk mendiagnosis penyakit pada tanaman kopi
2.
3.

jenis arabika serta penanggulangannya.


Sistem tidak menentukan hama dari tanaman kopi.
System pakar ini hanya mendiagnosis gejala-gejala fisik yang muncul pada

4.
5.
6.

tanaman kopi.
Input berupa gejala-gejala penyakit tanaman kopi.
Output yang dihasilkan adalah penyakit tanaman beserta pengendaliannya.
Untuk pemodelan data menggunakan UML, untuk bahasa
pemrogramannya

menggunakan

PHP

yang

sudah

mendukung

pemograman berorientasi objek (Rosa A.S & M.Shalahuddin, 2011:85)


dan MySql untuk databasenya.
5.

Tujuan Penelitian
Tujuan dari tugas akhir ini adalah untuk merancang suatu sistem pakar

yang dapat dikembangkan lebih lanjut untuk memberikan informasi mengenai


penyakit tanaman kopi beserta pengendaliannya yang nantinya dapat digunakan
untuk mengurangi resiko berproduksi tanaman kopi.
6.

Manfaat Penelitian
Manfaat dari sistem pakar ini adalah memberikan kemudahan bagi user

untuk mendiagnosis penyakit tanaman kopi berdasarkan gejala yang tampak dan
sistem akan memberikan cara pengendalian penyakit, khususnya bagi petani
perkebunan dan tidak menutup kemungkinan sistem pakar ini digunakan oleh
penyuluh pertanian yang bukan dibidang penyakit tanaman sehingga dapat

menggantikan peran dari seorang pakar penyakit tanaman khususnya penyakit


tanaman kopi.

7.

Metode Penelitian
Untuk memperjelas pembahasan tugas akhir ini, maka dilakukan

penelitian dengan metode-metode yang diterapkan tahap demi tahap, meliputi :


7.1

Metode Pengumpulan Data

1) Untuk mengumpulkan data primer menggunakan teknik :


a.

Observasi
Merupakan metode yang dilakukan oleh penulis dengan mengerjakan
dan meneliti secara langsung semua masalah atau kegiatan yang
berhubungan dengan tugas akhir ini.

b.

Wawancara
Dengan cara ini penulis mengadakan tanya jawab secara langsung
kepada pakar tanaman kopi dan petani yang dapat memberikan
informasi untuk mendukung dalam pembuatan tugas akhir ini.

2) Untuk mengumpulkan data sekunder menggunakan teknik:


a.

Studi Kepustakaan
Suatu teknik pengumpulan data yang digunakan untuk mengumpulkan
data dengan cara membaca, mempelajari dan menganalisa beberapa
buku dan artikel yang berkaitan dengan masalah yang berhubungan

b.

dengan penelitian ini.


Studi Dokumentasi
Teknik pengumpulan data dengan cara mempelajari beberapa
dokumen, file, literatur-literatur yang ada hubungannya dengan
masalah penelitian, terutama dokumen-dokumen tentang ketentuan
yang berlaku yang sifatnya mengikat.

7.2.

Metode Pengembangan Sistem

Metode yang dilakukan dalam mengembangkan sistem pakar, diantaranya,


(Durki, 1994) :
1.

Penilaian (Assesment)
Penilaian merupakan proses untuk menentukan kelayakan dan justifikasi
atas permaslahan yang akan diambil. Setelah proyek pengembangan
dianggap layak dan sesuai dengan tujuan, maka selanjutnya ditentukan
fitur-fitur penting dan ruang lingkup proyek serta sumber daya yang
dibutuhkan. Sumber pengetahuan yang diperlukan diidentifikasi dan
ditentukan persyaratan-persyaratan proyek.

2.

Akuisi Pengetahuan
Akuisisi pengetahua merupakan proses untuk mendapatkan pengetahuan
tentang permasalahan yang akan dibahas dan digunakan sebagai panduan
dalam pengembangan. Pengetahuan ini digunakan untuk memberikan
informasi tentang permasalahan yang menjadi bahan acuan dalam
mendesain sistem pakar.

3.

Desain
Pengetahuan yang sudah diperoleh pada tahap akuisisi pengetahuan
dipakai sebagai pendekatan dalam mempresentasikan pengetahuan pakar
serta strategi untuk memecahkan masalah ke dalam sistem pakar. Selama
tahap desain, struktur serta organisasi dari sistem harus ditentukan.

4.

Pengujian
Tahap pengujian dimaksudkan untuk menguji apakah aplikasi sistem pakar
yang dibangun telah sesuai dengan tujuan pengembangan maupun
kesesuaian kinerja sistem dengan metode penyelesaian masalah yang
bersumber dari pengetahuan yang sudah didapatkan.

5.

Dokumentasi
Tahap dokumentasi merupakan kebutuhan untuk mengkompilasi semua
informasi proyek ke dalam dokumen yang dapat memenuhi kebutuhan
baik pengguna dan pengembang sistem pakar.

6.

Pemeliharaan
Setelah program sistem pakar tersebut digunakan maka perlu adanya

pemeliharaan dalam memperbaharui pengetahuan untuk memenuhi


kebutuhan informasi yang dibutuhkan pada saat ini.
Metode pengembangan sistem pakar yang sudah diutarakan sebelumnya
dapat digambarkan sebagai berikut :

Gambar 1. Tahap Pengembangan Sistem Pakar


Sumber : Durkin (1994)
8.

Sumber daya yang dibutuhkan


Sumber daya yang dibutuhkan dalam penelitian ini terdiri dari beberapa

kategori sumber daya diantaranya software dan hardware yang dapat menunjang
dalam pembuatan aplikasi :
1.

Software, yang meliputi :

a. Software yang dibutuhkan untuk pembuatan aplikasi :


Bahasa Pemrograman PHP.

b. Software yang digunakan dalam penerapan aplikasi adalah : Sublime Text


b. XAMPP adalah satu paket program yang berfungsi untuk menjalankan
website dinamis. Dalam XAMPP terdiri dari beberapa software
diantaranya yaitu Apache sebagai web server, MySQL sebagai database
untuk menyimpan data-data.
2.

Hardware, meliputi :
Hardware yang dipakai dalam pembuatan aplikasi ini yaitu laptop dengan

spesifikasi Processor Intel Core i5, Clock speed 1,70 Ghz, Display VGA
Nvidia Gefoce GT 620M 1 GB, Size Display 14", Memory 4 GB DDR3 dan
Harddisk 500 GB. Sedangakan minimal hardware yang mendukung untuk
menjalankan aplikasi web yaitu 1 set PC standar dengan spesifikasi Processor
Intel Pentium 4 atau AMD Athlon64, Clock speed 1 GHz, Memory 1 GB
DDR2 dan Harddisk 320 GB.
9.

Rencana penelitian
Tabel 1.1 Rencana Penelitian

DAFTAR PUSTAKA

Durkin, J. Expert Sistem Design And Development, Prentice_Hall Internastional,


New Jersey, 1994.
IBM Corporation. 2007. The IBM Rational Unified Process for System z. New
York. IBM Corporation, (diunduh dari http://www.redbooks.ibm.com/).
Rosa A.S & M.Shalahuddin (2011). Modul Pembelajaran Rekayasa Perangkat
Lunak (Terstruktur dan Berorientasi Objek. Modula. Bandung.
Abragus Sabra, (2011, Juni). Analisis dan Perancangan Aplikasi Sistem Pakar
dengan Metode Backward Chaining untuk Mendiagnosa Penyakit
Tanaman Kopi. Universitas Sumatra Utara.

Anda mungkin juga menyukai