Oleh :
Heryanto
1106054
Latar Belakang
Kopi merupakan spesies tanaman berbentuk pohon dan termasuk dalam
famili Rubiaceae. Tanaman ini tumbuh tegak, bercabang dan dapat mencapai
tinggi 12 m (Danarti & Najiyati, 1999). Tanaman kopi merupakan komoditas
ekspor yang mempunyai nilai ekonomis yang relatif tinggi di pasaran dunia, di
samping merupakan salah satu komoditas unggulan yang dikembangkan di Jawa
Barat. Sudah hampir tiga abad kopi diusahakan penanamannya di Indonesia untuk
memenuhi kebutuhan konsumsi di dalam negeri dan luar negeri (Siswoputranto,
1978). Lebih dari 90% tanaman kopi diusahakan oleh rakyat. Di dunia
perdagangan dikenal beberapa golongan kopi, akan tetapi yang paling sering
dibudidayakan adalah kopi arabika, robusta, dan liberika (Danarti & Najiyati,
1999).
Kabupaten Garut merupakan salah satu daerah penghasil kopi di Jawa
Barat. Pada tahun 2012 luas areal tanaman kopi di daerah ini mencapai 3.491 ha
dengan produksi 819 ton kopi beras (biji/ose). Tanaman kopi di daerah garut
menyebar dari dataran rendah sampai dataran tinggi melibatkan 10.716 Kepala
Keluarga (KK) petani, 12.533 orang tenaga kerja dan 85 kelompok tani (Disbun
Kabupaten Garut, 2012). Jenis tanaman kopi yang ditanam di daerah Garut, terdiri
dari jenis Robusta dan Arabika. Kopi Robusta ditanam di dataran rendah pada
ketinggian tempat 10 700 meter dibawah permukaan laut, sedangkan kopi
Arabika ditanam pada ketinggian tempat di atasa 800 m dpl. Salah satu daerah
penghasil tanaman kopi Arabika di Kabupaten Garut adalah Kecamatan Cisurupan
Desa Pangauban Luas areal tanaman kopi di kecamatan ini mencapai 259 ha
dengan produksi 58 ton kopi beras.
Berdasarkan hasil observasi pada tahun 2012 kopi Arabika ini mempunyai
potensi produksi cukup tinggi mencapai 2.688 kilogram/hektar, dengan mutu dan
cita rasa yang baik akan tetapi jumlah tersebut mengalami penurunan dari tahun
ke tahun yang disebabkan oleh petani kurang mengetahui teknik budidaya
tanaman kopi yang kurang memadai sehingga mendorong timbulnya berbagai
gangguan pertumbuhan tanaman (Dinas Perkebunan Kabupaten Garut).
Salah satu faktor yang dapat mengurangi pertumbuhan dan produktivitas
kopi adalah adanya penyakit tanaman. Kurangnya informasi yang diketahui oleh
para petani kopi tentang jenis penyakit yang menyerang tanaman kopi,
menyebabkan banyak tanaman kopi yang tidak tertangani dengan benar. Hal ini
mengakibatkan banyak tanaman kopi yang seharusnya bisa terselamatkan menjadi
mati dan kualitas kopi tersebut menurun. Jika hal ini dibiarkan terus-menerus,
maka akan berimbas pada tingkat produktifitas tanaman kopi tersebut.
Permasalahannya adalah, bagaimana para petani tanaman kopi dapat mengetahui
penyakit yang menyerang tanaman kopi dan mengambil tindakan yang tepat untuk
menghadapinya tanpa adanya ahli. Berdasarkan permasalahan tersebut, para
petani perlu alat untuk membantu mereka dalam mendiagnosis jenis penyakit
yang menyerang tanaman mereka dan mendapatkan solusi untuk menghadapi
penyakit tersebut. Sistem pakar merupakan salah satu solusi untuk membantu para
petani.
Secara umum, sistem pakar adalah sistem yang berusaha mengadopsi
pengetahuan manusia ke komputer yang dirancang untuk memodelkan
kemampuan menyelesaikan masalah seperti layaknya seorang pakar. Dengan
sistem pakar ini, orang awam pun dapat menyelesaikan masalahnya atau hanya
sekedar mencari suatu informasi berkualitas yang sebenarnya hanya dapat
diperoleh dengan bantuan para ahli di bidangnya. Sistem pakar ini juga akan dapat
membantu aktivitas para pakar sebagai asisten yang berpengalaman dan
mempunyai pengetahuan yang dibutuhkan. Dalam penyusunannya, sistem pakar
mengkombinasikan kaidah-kaidah penarikan kesimpulan (inference rules) dengan
basis pengetahuan tertentu yang diberikan oleh satu atau lebih pakar dalam bidang
tertentu. Kombinasi dari kedua hal tersebut disimpan dalam komputer, yang
selanjutnya digunakan dalam proses pengambilan keputusan untuk penyelesaian
masalah tertentu.
Sistem
Pakar dengan
Metode
Backward Chaining
untuk
informasi.
Program
aplikasi
sistem
pakar
ini
mendapat
masukan/informasi dari para petani tanaman kopi dan beberapa sumber lain
seperti buku, majalah untuk dijadikan landasan bagi seorang pakar melakukan
diagnosa terhadap penyakit tanaman kopi. Adapun judul yang penulis ajukan
adalah PENGEMBANGAN APLIKASI SISTEM PAKAR DIAGNOSA
PENYAKIT TANAMAN KOPI BERBASIS WEB DENGAN METODE
FORWARD CHAINING.
2.
Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas ada beberapa masalah yang dapat
Sebagian besar Petani kurang memahami penyakit pada tanaman kopi dan
diperlukannya bantuan seorang pakar dalam melakukan deteksi penyakit
pada tanaman kopi.
2.
3.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalahnya adalah
4.
Batasan Masalah
Penulis membuat batasan masalah yang akan dijadikan pedoman dalam
4.
5.
6.
tanaman kopi.
Input berupa gejala-gejala penyakit tanaman kopi.
Output yang dihasilkan adalah penyakit tanaman beserta pengendaliannya.
Untuk pemodelan data menggunakan UML, untuk bahasa
pemrogramannya
menggunakan
PHP
yang
sudah
mendukung
Tujuan Penelitian
Tujuan dari tugas akhir ini adalah untuk merancang suatu sistem pakar
Manfaat Penelitian
Manfaat dari sistem pakar ini adalah memberikan kemudahan bagi user
untuk mendiagnosis penyakit tanaman kopi berdasarkan gejala yang tampak dan
sistem akan memberikan cara pengendalian penyakit, khususnya bagi petani
perkebunan dan tidak menutup kemungkinan sistem pakar ini digunakan oleh
penyuluh pertanian yang bukan dibidang penyakit tanaman sehingga dapat
7.
Metode Penelitian
Untuk memperjelas pembahasan tugas akhir ini, maka dilakukan
Observasi
Merupakan metode yang dilakukan oleh penulis dengan mengerjakan
dan meneliti secara langsung semua masalah atau kegiatan yang
berhubungan dengan tugas akhir ini.
b.
Wawancara
Dengan cara ini penulis mengadakan tanya jawab secara langsung
kepada pakar tanaman kopi dan petani yang dapat memberikan
informasi untuk mendukung dalam pembuatan tugas akhir ini.
Studi Kepustakaan
Suatu teknik pengumpulan data yang digunakan untuk mengumpulkan
data dengan cara membaca, mempelajari dan menganalisa beberapa
buku dan artikel yang berkaitan dengan masalah yang berhubungan
b.
7.2.
Penilaian (Assesment)
Penilaian merupakan proses untuk menentukan kelayakan dan justifikasi
atas permaslahan yang akan diambil. Setelah proyek pengembangan
dianggap layak dan sesuai dengan tujuan, maka selanjutnya ditentukan
fitur-fitur penting dan ruang lingkup proyek serta sumber daya yang
dibutuhkan. Sumber pengetahuan yang diperlukan diidentifikasi dan
ditentukan persyaratan-persyaratan proyek.
2.
Akuisi Pengetahuan
Akuisisi pengetahua merupakan proses untuk mendapatkan pengetahuan
tentang permasalahan yang akan dibahas dan digunakan sebagai panduan
dalam pengembangan. Pengetahuan ini digunakan untuk memberikan
informasi tentang permasalahan yang menjadi bahan acuan dalam
mendesain sistem pakar.
3.
Desain
Pengetahuan yang sudah diperoleh pada tahap akuisisi pengetahuan
dipakai sebagai pendekatan dalam mempresentasikan pengetahuan pakar
serta strategi untuk memecahkan masalah ke dalam sistem pakar. Selama
tahap desain, struktur serta organisasi dari sistem harus ditentukan.
4.
Pengujian
Tahap pengujian dimaksudkan untuk menguji apakah aplikasi sistem pakar
yang dibangun telah sesuai dengan tujuan pengembangan maupun
kesesuaian kinerja sistem dengan metode penyelesaian masalah yang
bersumber dari pengetahuan yang sudah didapatkan.
5.
Dokumentasi
Tahap dokumentasi merupakan kebutuhan untuk mengkompilasi semua
informasi proyek ke dalam dokumen yang dapat memenuhi kebutuhan
baik pengguna dan pengembang sistem pakar.
6.
Pemeliharaan
Setelah program sistem pakar tersebut digunakan maka perlu adanya
kategori sumber daya diantaranya software dan hardware yang dapat menunjang
dalam pembuatan aplikasi :
1.
Hardware, meliputi :
Hardware yang dipakai dalam pembuatan aplikasi ini yaitu laptop dengan
spesifikasi Processor Intel Core i5, Clock speed 1,70 Ghz, Display VGA
Nvidia Gefoce GT 620M 1 GB, Size Display 14", Memory 4 GB DDR3 dan
Harddisk 500 GB. Sedangakan minimal hardware yang mendukung untuk
menjalankan aplikasi web yaitu 1 set PC standar dengan spesifikasi Processor
Intel Pentium 4 atau AMD Athlon64, Clock speed 1 GHz, Memory 1 GB
DDR2 dan Harddisk 320 GB.
9.
Rencana penelitian
Tabel 1.1 Rencana Penelitian
DAFTAR PUSTAKA