Anda di halaman 1dari 24

SKRIPSI

KARAKTERISTIK PENDERITA TUBERKULOSIS PARU BTA POSITIF DAN


HASIL PEGOBATANNYA DI POLI PARU RSUD DELI SERDANG
TAHUN 2011-2012

Oleh :
TRI HARTINI
091000021

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT


UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2014

BAB 5
PEMBAHASAN
5.1
Sosiodemografi Penderita TB Paru BTA positif
5.1.1 Umur dan Jenis Kelamin
Umur dan Jenis Kelamin

Umur (tahun)

79 86

-0.5
0.5

71 78

-2.4
0.5

63 70

-3.9 1

55 62

-15.6

47 54

-15.1

6.3

39 46

-15.1

6.3

31 38

-7.8

23 30

-20

6.3

-4.9

15 22

4.4

-3.9
-15

-10

-5

Proporsi (%)

Perempuan
Laki-laki

4.4
0

10

Penyakit
Tuberkulosis Paru
pada laki-laki
tertinggi pada usia
55-62 tahun.
Sedangkan pada
perempuan tertinggi
pada kelompok usia
31-38 tahun, 39-46
tahun dan 47-54
tahun

5.1.2 Tempat Tinggal


Tempat Tinggal

8%

Kabupaten Deli Serdang


Luar Kabupaten Deli Serdang

92%

Hal ini karena letak RSUD Deli Serdang yang strategis dan mudah
dijangkau yaitu berada di pusat Ibukota Kabupaten Deli Serdang
(Lubuk Pakam) sehingga masyarakat menjadikan RSUD ini sebagai
tempat untuk mendapatkan pelayanan kesehatan.

5.1.3 Tipe Penderita


Tipe Penderita

2%

Kasus Baru
Kasus Kambuh (Relaps)

99%

Hal ini menunjukkan bahwa penderita TB Paru yang berobat di RSUD


Deli Serdang, banyak yang belum pernah mendapatkan pengobatan TB
Paru sebelumnya. Hal ini juga menunjukkan bahwa pengetahuan
masyarakat masih kurang mengenai penyakit TB paru.

5.1.4 Kategori Pengobatan


Kategori Pengobatan

2%

Kategori I
Kategori II

99%

Hal ini berkaitan dengan proporsi tipe penderita TB paru BTA positif
dimana 98,5% adalah kasus baru sehingga kategori pengobatan yang
paling banyak diberikan adalah kategori I.

5.1.5 Pengawas Menelan Obat (PMO)


Pengawas Menelan Obat

19%

Keluarga
Petugas Kesehatan

82%

Hal ini diasumsikan karena keluarga merupakan orang yang dekat


dengan penderita TB paru sehingga mempunyai waktu banyak untuk
bertemu, sedangkan petugas kesehatan mempunyai lebih sedikit waktu
untuk bertemu dan jarak rumah dengan penderita jauh sehingga sulit
untuk mengontrol penderita minum obat sampai selesai pengobatan.

5.1.6 Konversi Sputum Pada Tahap Intensif


Konversi Sputum Pada Tahap Intensif

10%

Tahap Intensif
Mengalami Konversi
Tidak Ada Hasil Pemeriksaan Ulang
Dahak
90%

Hal ini menunjukkan bahwa angka konversi sudah


memenuhi target nasional dimana target angka konversi
sebesar 80%

5.1.7 Konversi Sputum Pada Tahap Lanjutan


Konversi Sputum Pada Tahap Lanjutan

21%
Mengalami Konversi
Tidak Ada Hasil Pemeriksaan Ulang
Dahak
79%

Hal ini menunjukkan bahwa ada 43 orang penderita yang tidak melakukan
pemeriksaan ulang dahak pada tahap lanjutan karena kurangnya
pengetahuan penderita mengenai pentingnya pemeriksaan ulang dahak,
penderita merasa sudah sembuh karena hasil pemeriksaan tahap intensif
sudah negatif sehingga tidak melakukan pemeriksaan lagi pada tahap
lanjutan.

5.1.8 Hasil Akhir Pengobatan


Hasil Akhir Pengobatan

21%
Sembuh
Pengobatan Lengkap

79%

Hal ini menunjukkan keberhasilan pengobatan penderita TB Paru BTA Positif


yang datang berobat di RSUD Deli Serdang Tahun 2011-2012 karena sebanyak
79% penderita TB Paru BTA Positif dinyatakan sembuh melalui pemeriksaan
sputum, selain itu hal ini juga didukung kepatuhan penderita dalam menjalani
pengobatan secara teratur dan peran serta dari Pengawas Menelan Obat
(PMO).

5.1.9 Sumber Biaya


Proporsi penderita TB paru BTA positif dan hasil pengobatannya di
Poli Paru RSUD Deli Serdang tahun 2011-2012 berdasarkan sumber
biaya bukan sendiri (ASKES, Jamkesmas, Jamkesda) sebesar 205
orang (100%).

5.2
5.2.1

Analisa Statistik
Umur Berdasarkan Hasil Akhir Pengobatan
Umur Berdasarkan Hasil Akhir Pengobatan
80

75.9
69.8

70
60
50

Proporsi (%)

15 54
55

40
30

30.2
24.1

20
10
0

Sembuh

Pengobatan Lengkap

Berdasarkan hasil uji statistik chi square diperoleh nilai p>0.05, berarti
dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan proporsi umur
berdasarkan hasil akhir pengobatan.

5.2.2 Jenis Kelamin Berdasarkan Hasil Akhir Pengobatan


Jenis Kelamin Berdasarkan Hasil Akhir Pengobatan
80
70

69.8

67.4

60
50

Proporsi (%)

Laki-laki
Perempuan

40
30

30.2

32.6

20
10
0

Sembuh

Pengobatan Lengkap

Berdasarkan hasil uji statistik chi square diperoleh nilai p>0.05, berarti
dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan proporsi jenis kelamin
berdasarkan hasil akhir pengobatan.

5.2.3 Tipe Penderita Berdasarkan Hasil Akhir Pengobatan


Tipe Penderita Berdasarkan Hasil Akhir Pengobatan
120
100

99.4

95.3

80

Proporsi (%)

Kasus Baru
Kasus Kambuh (Relaps)

60
40
20
0

0.6
Sembuh

4.7
Pengobatan Lengkap

Analisa statistik dengan uji chi-square tidak memenuhi syarat untuk


dilakukan karena terdapat 2 sel (50,0%) expected count yang besarnya
kurang dari 5, kemudian dilanjutkan dengan uji Exact Fisher. Hasil
analisis statistik dengan menggunakan uji Exact Fisher diperoleh p > 0,05
(p = 0,112) berarti tidak ada perbedaan proporsi tipe penderita
berdasarkan hasil akhir pengobatan.

5.2.4 Kategori Pengobatan Berdasarkan Hasil Akhir


Pengobatan
Kategori Pengobatan Berdasarkan Hasil Akhir Pengobatan
120
100

99.4

95.3

80

Proporsi (%)

Kategori I
Kategori II

60
40
20
0

0.6
Sembuh

4.7
Pengobatan Lengkap

Analisa statistik dengan uji chi-square tidak memenuhi syarat untuk


dilakukan karena terdapat 2 sel (50,0%) expected count yang besarnya
kurang dari 5, kemudian dilanjutkan dengan uji Exact Fisher. Hasil analisis
statistik dengan menggunakan uji Exact Fisher diperoleh p > 0,05 (p = 0,112)
berarti tidak ada perbedaan proporsi kategori pengobatan berdasarkan hasil
akhir pengobatan.

5.2.5 Pengawas Menelan Obat (PMO) Berdasarkan Hasil


Akhir Pengobatan
Pengawas Menelan Obat (PMO)
Berdasarkan Hasil Akhir Pengobatan
90

82.7
76.7

80
70
60

Petugas Kesehatan
Keluarga

50

Proporsi (%)

40
30
20

23.3
17.3

10
0

Sembuh

Pengobatan Lengkap

Berdasarkan hasil uji statistik chi square diperoleh nilai p>0.05, berarti
dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan proporsi Pengawas
Menelan Obat (PMO) berdasarkan hasil akhir pengobatan.

5.2.6 Konversi Sputum Tahap Intensif Berdasarkan Hasil


Akhir Pengobatan
Konversi Sputum Tahap Intensif
Berdasarkan Hasil Akhir Pengobatan
120
100

100

80

Proporsi (%)

60

51.2

48.8

Mengalami Konversi
Tidak Ada Hasil Pemeriksaan
Ulang Dahak

40
20
0

Sembuh0

Pengobatan Lengkap

Analisa statistik dengan uji chi-square tidak memenuhi syarat untuk


dilakukan karena terdapat 1 sel (25,0%) expected count yang besarnya
kurang dari 5, kemudian dilanjutkan dengan uji Exact Fisher. Hasil analisis
statistik dengan menggunakan uji Exact Fisher diperoleh p < 0,05 (p = 0,000)
berarti ada perbedaan proporsi konversi sputum pada tahap intensif
berdasarkan hasil akhir pengobatan.

5.2.7 Konversi Sputum Tahap Lanjutan Berdasarkan Hasil


Akhir Pengobatan
Konversi Sputum Tahap Lanjutan
Berdasarkan Hasil Akhir Pengobatan
120
100

100

100

80

Mengalami Konversi
Proporsi (%)

60

Tidak Ada Hasil Pemeriksaan Ulang


Dahak

40
20
0

Sembuh0

Pengobatan
0
Lengkap

Berdasarkan hasil uji statistik chi square diperoleh nilai p < 0.05,
berarti dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan proporsi konversi
sputum pada tahap lanjutan berdasarkan hasil akhir pengobatan.

BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1

Kesimpulan

6.1.1 Distribusi proporsi penderita Tuberkulosis paru BTA positif dan


hasil pengobatannya di Poli Paru RSUD Deli Serdang tahun 20112012 berdasarkan sosiodemografi, tertinggi pada umur 39-46 tahun dan
47-54 tahun masing-masing sebesar (21,4%), jenis kelamin laki- laki
(69,3%) dan tempat tinggal di Kabupaten Deli Serdang (91,7%).
6.1.2 Distribusi proporsi penderita Tuberkulosis paru BTA positif dan
hasil pengobatannya di Poli Paru RSUD Deli Serdang tahun 2011- 2012
berdasarkan tipe penderita tertinggi yaitu kasus baru (98,5%).
6.1.3 Distribusi proporsi penderita Tuberkulosis paru BTA positif dan
hasil pengobatannya di Poli Paru RSUD Deli Serdang tahun 2011- 2012
berdasarkan kategori pengobatan tertinggi yaitu kategori I
(98,5%).

6.1.4

Distribusi proporsi penderita Tuberkulosis paru BTA positif dan


hasil pengobatannya di Poli Paru RSUD Deli Serdang tahun 20112012 berdasarkan pengawas menelan obat (PMO) tertinggi yaitu
keluarga (81,5%).

6.1.5

Distribusi proporsi penderita Tuberkulosis paru BTA positif dan


hasil pengobatannya di Poli Paru RSUD Deli Serdang tahun 20112012 berdasarkan konversi sputum pada tahap intensif tertinggi
yaitu mengalami konversi (89,8%).

6.1.6

Distribusi proporsi penderita Tuberkulosis paru BTA positif dan


hasil pengobatannya di Poli Paru RSUD Deli Serdang tahun 20112012 berdasarkan konversi sputum pada tahap lanjutan tertinggi
yaitu mengalami konversi (79%).

6.1.7

Distribusi proporsi penderita Tuberkulosis paru BTA positif dan


hasil pengobatannya di Poli Paru RSUD Deli Serdang tahun 20112012 berdasarkan hasil akhir pengobatan tertinggi yaitu sembuh
(79%).

6.1.8

Distribusi proporsi penderita Tuberkulosis paru BTA positif dan


hasil pengobatannya di Poli Paru RSUD Deli Serdang tahun 20112012 berdasarkan sumber biaya tertinggi yaitu bukan biaya
sendiri (100%).

6.1.9 Tidak ada perbedaan proporsi umur berdasarkan hasil akhir


pengobatan (p=0,409).
6.1.10 Tidak ada perbedaan proporsi jenis kelamin berdasarkan hasil
akhir pengobatan (p=0,770).

6.1.11 Tidak ada perbedaan proporsi tipe penderita berdasarkan hasil


akhir pengobatan (p=0,112).
6.1.12 Tidak ada perbedaan proporsi kategori pengobatan berdasarkan
hasil akhir pengobatan (p=0,112).
6.1.13 Tidak ada perbedaan proporsi Pengawas Menelan Obat (PMO)
berdasarkan hasil akhir pengobatan (p=0,370).
6.1.14 Ada perbedaan proporsi konversi sputum pada tahap intensif
berdasarkan hasil akhir pengobatan (p=0,000).
6.1.15 Ada perbedaan proporsi konversi sputum pada tahap lanjutan
berdasarkan hasil akhir pengobatan (p=0,000).

6.2

Saran

6.2.1 Diharapkan kepada pihak


melengkapi data - data yang
khususnya penyakit TB
paru
Serdang tahun 20112012 seperti
riwayat TB dalam keluarga.

rumah sakit agar dapat


berkaitan dengan penyakit
BTA positif di RSUD Deli
pendidikan, agama, pekerjaan,

6.2.2 Kepada petugas kesehatan agar memberikan penyuluhan


kepada keluarga jika terdapat anggota keluarga yang
dicurigai
menderita TB paru agar segera memeriksakan diri
dan
menyelesaikan pengobatannya secara teratur sampai 6 bulan
apabila benar menderita TB sehingga tidak menjadi sumber
penularan bagi anggota keluarga lainnya.

6.2.3 Kepada pihak RSUD Deli Serdang agar melakukan


penyuluhan kepada penderita dan Pengawas Menelan
Obat
(PMO) supaya penderita dapat menjalani
pengobatan
secara teratur sampai sembuh.

TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai