Hepatomegali Pembesaran Hati adalah pembesaran organ hati yang disebabkan oleh berbagai jenis
penyebab seperti infeksi virus hepatitis, demam tifoid, amoeba, penimbunan lemak (fatty liver),
penyakit keganasan seperti leukemia, kanker hati (hepatoma) dan penyebaran dari keganasan
(metastasis). Keluhan dari hepatomegali ini gangguan dari sistem pencernaan seperti mual dan
muntah, nyeri perut kanan atas, kuning bahkan buang air besar hitam.
Hati yang membesar biasanya tidak menyebabkan gejala. Tetapi jika pembesarannya hebat, bisa menyebabkan
rasa tidak nyaman di perut atau perut terasa penuh. Jika pembesaran terjadi secara cepat, hati bisa terasa nyeri
bila diraba.
Mekanisme efektor dimulai dengan aktivasi sel T helper (CD4), T sitotoksik (CD8), dan sistem
komplemen oleh sel fagosit yang terinfeksi. Th selanjutnya berdiferensiasi menjadi Th1 dan Th2. Th1
akan melepaskan IFN-, IL-2, dan limfokin sedangkan Th2 melepaskan IL-4, IL-5, IL-6, dan IL-10.
Selanjutnya IFN- akan merangsang monosit melepaskan TNF-, IL-1, PAF, IL-6, dan histamin. Limfokin
juga merangsang makrofag melepas IL-1. IL-2 juga merupakan stimulan pelepasan IL-1, TNF-, dan IFN. Pada jalur komplemen, kompleks imun akan menyebabkan aktivasi jalur komplemen sehingga
dilepaskan C3a dan C5a (anafilatoksin) yang meningkatkan jumlah histamin. Hasil akhir respon imun
tersebut adalah peningkatan IL-1, TNF-, IFN-, IL-2, dan histamin (Kresno, 2001; Soedarmo, 2002;
Nainggolan et al., 2006).
IL-1, TNF-, dan IFN- dikenal sebagai pirogen endogen sehingga timbul demam. IL-1 langsung
bekerja pada pusat termoregulator sedangkan TNF- dan IFN- bekerja tidak secara langsung karena
merekalah yang merangsang pelepasan IL-1. Bagaimana mekanisme IL-1 menyebabkan demam?
Daerah spesifik IL-1 adalah pre-optik dan hipothalamus anterior dimana terdapat corpus callosum
lamina terminalis (OVLT). OVLT terletak di dinding rostral ventriculus III dan merupakan sekelompok
saraf termosensitif (cold dan hot sensitive neurons). IL-1 masuk ke dalam OVLT melalui kapiler dan
merangsang sel memproduksi serta melepaskan PGE2. Selain itu, IL-1 juga dapat memfasilitasi
perubahan asam arakhidonat menjadi PGE2. Selanjutnya PGE2 yang terbentuk akan berdifusi ke dalam
hipothalamus atau bereaksi dengan cold sensitive neurons. Hasil akhir mekanisme tersebut adalah
peningkatan thermostatic set point yang menyebabkan aktivasi sistem saraf simpatis untuk menahan
panas (vasokontriksi) dan memproduksi panas dengan menggigil (Kresno, 2001; Abdoerrachman,
2002).
4. Mengapa ada sclera ikterik?
Derajat serum bilirubin paling baik dilihat pada sklera, sklera memiliki afinitas terhadap bilirubin karena
memiliki elastin yang banyak. Adanya sklera ikterik mengindikasikan kadar bilirubin setidaknya 3.0 mg/dl
(normal <1 mg/dl)
Hati (hepatomegali yang disebabkan oleh karena hati berlemak, hepatitis, atau disebabkan oleh kanker hati)
Kandung empedu dan saluran empedu (batu empedu, radang kandung empedu, cacing gelang)
Nyeri usus besar (di bawah daerah hati) (obstruksi usus, gangguan fungsional, akumulasi gas, kejang, radang,
kanker usus besar)
Produk berikut biasanya diukur sebagai bagian dari tes fungsi hati:
ALT (alanin aminotransferase), juga dikenal sebagai SGPT (serum glutamik piruvik transaminase)
AST (aspartat aminotransferase), juga dikenal sebagai SGOT (serum glutamik oksaloasetik
transaminase)
Fosfatase alkali
Bilirubin
Albumin
Enzim Hati
ALT (SGPT)adalah lebih spesifik untuk kerusakan hati. ALT adalah enzim yang dibuat dalam sel hati
(hepatosit), jadi lebih spesifik untuk penyakit hati dibandingkan dengan enzim lain. Biasanya peningkatan
ALT terjadi bila ada kerusakan pada selaput sel hati. Setiap jenis peradangan hati dapat menyebabkan
peningkatan pada ALT. Peradangan pada hati dapat disebabkan oleh hepatitis virus, beberapa obat,
penggunaan alkohol, dan penyakit pada saluran cairan empedu.
Klasifikasi ;
IKTERUS OBSTRUKTIF
Ikterus jenis ini terjadi pada pascahepatik. Bilirubin yang sudah tekonjugasi akan dialirkan melalui
duktus biliaris yang kecil dalam hepar. Duktus biliaris yang kecil bersatu dan membentuk dua saluran yang
lebih besar yang keluar dari permukaan bawah hepar sebagai duktus hepatikus kanan dan kiri yang segera
bersatu menjadi duktus hepatikus komunis. Duktus hepatikus komunis bergaung dengan duktus sistikus
menjadi duktus kholedekus yang akan bersatu dengan duktus pankreatikus membentuk ampula vateri
yang bermuara di duadenum. Jika terjadi penyumnbatan pada duktus-duktus tersebut maka akan
mengakibatkan regurgistasi pada cairan empedu yang mengandung bilirubin terkonjugasi. Bilirubin akan
menumpuk sehingga permeabilitas meningkat mengakibatkan bilirubin kembali ke aliran darah. Bilirubin
terkonjugasi tersebut akan mewarnai mata dan seluruh kulit, karena bilirubin terkonjugasi maka larut air
dan akan diekskresi memlalui ginjal yang meyebabkan urin berwarna kehijauan. Karena cairan empedu
terhalang oleh tahanan di duktus-duktus pasca hepatic maka fungsi dari cairan empedu dan bilirubin
terkonjugasi akan berkurang bahkan hilang seperti emulsi lemak berkurang sehingga proses penyerapan
lemak di intestine juga menurun ditambah lagi tidak adanya bilirubin ke saluran cerna mengakibatkan
feses banyak mengandung lemak dan berwarna dempul. Jika terjadi sumbatan yang lebih distal hingga
menahan duktus pankreatikus maka akan terjadi penurunan pengeluaran enzim-enzim pancreas yaitu
peptidase, amylase dan lipase.
klasifikasi
1. Ikterus Hemolitik
2. Ikterus Hepatoselular
3. Ikterus Obstruktif
Gambaran
Warna Kulit
Hemolitik
Kuning Pucat
Hepatoseluler
Oranye-kuning
mudaatau tua
Obstruktif
Kuning
hijau
muda atau tua
Warna Feses
Pruritus
Bilirubin
serum
indirek atau
tak
terkonjugasi
Bilirubin
Serum direk
atau
terkonjugasi
Bilirubin
Urine
Uriobilinogen
Urin
Normal
(
atau
gelap
dengan
urobilin)
Normal atau gelap
(
lebih
banyak
sterkobilin )
Tidak ada
Gelap ( bilirubin
Terkonjugasi )
Gelap ( bilirubin
Terkonjugasi )
Pucat ( lebih
sedikit
Sterkobilin )
Tidak menetap
Meningkat
Meningkat
Warna Dempul
(
Tidak
ada
strkobilin )
Biasanya
menetap
Meningkat
Normal
Meningkat
Meningkat
Tidak ada
Meningkat
Meningkat
Meningkat
Sedikit Meningkat
Menurun
Hati hampir pasti terlibat dalam infeksi yang di salurkan melalui darah , baik sistemik mawpun timbul dalam
abdomen. Penyakit yang lesi hatinya menonjol adalah Tubekulosis milaris, bakteremia stafilokokus,
salmonelosis, malaria, kandidiasis dan amebiasis. Namun infeksi hati yang utama adalah Hepatitis Virus.
Patologi Anatomi Robin Kumar.
Hepatitis biasanya terjadi karena virus, terutama salah satu dari kelima virus hepatitis, yaitu A, B, C, D atau E.
Hepatitis juga bisa terjadi karena infeksi virus lainnya, seperti mononukleosis infeksiosa, demam kuning dan
infeksi sitomegalovirus.
Penyebab hepatitis non-virus yang utama adalah alkohol dan obat-obatan.
www.medicastore.com
virus
virus
virus
Virus RNA tidak lengkap, memelutkan bantuan dari HBV untuk ekspresinya, patogenesitas tapi tidak untuk
replikasi
Hanya dikenal satu serotype dengan tiga genotype
Partike sferis 35-27 nm, diselubungi oleh lapisan lipoprotein HBV (HBsAg) 19 nm struktur mirip inti.
Mengandung suatu antigen nuclear phosphoprotein (HDV antigen)
o Mengikat RNA
o Terdiri dari 2 isoforms: yang lebih kecil mengandung 195 asam amino dan yang lebih besar
mengandung 214 asam amino
o Antigen HDV yang lebih kecil mengangkut RNA ke dalam inti; merupakan hal esensial untuk replikasi
o Antigen HDV yang lebih besar: menghambat replikasi HDV RBA dan berperan pada perakitan HDV
RNA HDV merupakan untai tunggal, covalently close dan sirkular
Mengandung kurang dari 1680 nukleotida, merupakan genom RNA terkecil diantara virus binatang
Replikasi hanya pada hepatosit
1. patofisiologi
1. system imun bertanggung jawab untuk terjadinya kerusakan sel hati
a. melibatkan respons CD8 dan CD4 sel T
b. produksi sitokin di hati dan sistemik
2. efek sitopatik langsung dari virus. Pada pasien dengan immunosupresi dengan replikasi tinggi, akan
tetapi tidak ada bukti langsung
IPD FK UI
1. ikterus prahepatik
akibat produksi bilirubin yang meningkat, yang terjadi pada hemolisis sel darah merah ( ikterus
hemolitik ). Kapasitas sel hati untuk mengadakan konjugasi terbatas apalagi bila disertai oleh adanya
disfungsi sel hati. Akibatnya bilirubin indirec akan meningkat. Dalam batas tertentu bilirubin direk juga
meningakt dan akan segera diekskresikan kedalam saluran pencernaan, sehingga akan didapatkan
peninggian kadar urobilinogen didalam feses dan urine.
Klasifikasi
HEPATITIS A
Sisifat
masa tunas
1.
2.
3.
4.
5.
VHA
1 5-45 hari
P penularan
F fekal-oral
K kronitas
Ti tidak
C karrier kronik
Ti tidak
P penyebab
Patofisiologi
a.
b.efek sitopatik langsung dr virus. Pd pasien imunosupresi dg replikasi tinggi, akan tetapi tidak ada bukti langsung.
(IPD, jilid 1 edisi IV)
Fase Ikterus
Ikterus muncul setelah 5-10 hari, tetapi dpt jg muncul bersamaan dg munculnya gejala.
1. Manifestasi klinis
1.
Fase inkubasi merupakan waktu diantara masuknya virus dan saat timbulnya gejala atau
ikterus. Fase ini berbeda-beda lamanya untuk setiap virus hepatitis. Panjang fase ini tergantung pada
inokulum yang ditularkan dan jalur penularan., makin besar dosis inokulum, makin pendek fase inkubasi
ini.
2.
Fase prodromal (pra ikterik) Fase diantar timbulnyakeluhan-keluhan pertama dan gejala
timbulnya ikterus. Awitannya dapat singkat atau insidious ditandai dnegan malaise umum, mialgia,
atralgia, mudah lelah, gejala saluran napas atas dan anoreksia. Mual muntah dan anoreksia berhubungan
dengan perubahan penghidu dan rasa kecap. Diare atau konstipasi dapat terjadi. Serum sickness dapat
terjadi pada hepatitis B akut di awal infeksi. Demam derajat rendah umumnya terjadi pada hepatitis A
akut. Nyeri abdomen biasanya ringan dan menetap di kuadran kanan atas dan epigastrium, kadang
diperberat dengan aktivitas akan tetapi jarang menimbulkan kolesistitis.
Fase ikterus Ikterus muncil setelah 5-10 hari, tetapi dapat juga muncul bersamaan
dengan munculnya gejala. Pada banyak kasus fase ini tidak terdeteksi. Setelah timbul ikterus jarang
terjadi perburukan gejala prodromal, tetapi justru akan terjadi perbaikan klinis yang nyata.
4.
Penegakan diagnosis
HVA diidentifikasi dalam feces dan biopsi hati menggunakan IMUN ELEKTRO MIKROSKOP (IEM). Teknik ini kurang
praktis, membutuhkan waktu yang lama serta dibutuhkan keterampilan dan keahlian tersendiri
Teknik alternatif adalah melalui deteksi komponen antigen HAV dalam tinja misalnya HAV RNA dengan cara
RADIOIMMUNOASSAY (RIA), atau ELISA.
Cara yang paling praktis adalah deteksi antibodi HAV (Anti HAV).
Anti HAV sudah timbul pada fase akut infeksi HAV. Jenis anti-HAV yang pertama timbul adalah IgM Anti-HAV, yang
pada umumnya sudah positif pada waktu gejala klinik timbul, baru kemudian disusul oleh timbulnya IgG Anti-HAV.
IgM Anti HAV dapat menetap 2 3 bulan, sedangkan IgG Anti HAV dapat bertahan sampai bertahun-tahun
Pencegahan
HEPATITIS B
Etiologi
-
Virus Hepatitis B (HBV) termasuk famili Hepadna Virus, mempunyai genome DNA untai ganda.
Dahulu Hepatitis B disebut Hepatitis Serum.
Pada tahun 1965 Blumberg dkk menemukan Australian Antigen (AuAg), yang kemudian dapat dibuktikan bahwa
AuAg tersebut merupakan Antigen permukaan dari HBV, kemudian disebut HBsAg.
Partikel DANE atau Virion Hepatitis B adalah partikel yang terbentuk sferis dengan diameter 42 nm. Bagian
terluar partikel Dane adalah envelop atau mantel yang membungkus nucleocapsid atau core di bagian dalam.
Partikel Dane yang ternyata adalah partikel dari HBV yang utuh terdiri dari:
- HBs Ag
- HBcAg
- HBe Ag
- DNA Polimerase
- HBV DNA.
Virus hepatitis B dapat hidup pada suhu -20C selama 20 tahun atau lebih dan tahan pembekuan serta pencairan
yang berulang kali.
Pada suhu 39C dapat hidup sampai 60 menit,
Pemanasan 100C bertahan 10 menit.
Tahan terhadap iradiasi sinar ultraviolet.
Pada pH 2 4 selama 6 jam virus menjadi inaktif, tetapi antigenitasnya tetap.
Patofisiologi
a.
b.
efek sitopatik langsung dr virus. Pd pasien imunosupresi dg replikasi tinggi, akan tetapi tidak ada bukti
langsung.
(IPD, jilid 1 edisi IV)
Penegakan diagnosis
-
HBsAg: adalah lapisan paling luar dari partikel Dane. Di dalam darah HBsAg selain didapatkan dalam keadaan
utuh (membungkus partikel Dane) juga didapatkan dalam keadaan lepas sebagai partikel bulat dan partikel tubuler.
HBsAg adalah suatu lipoprotein. Berdasarkan sifat imunologi dari lipoprotein ini HBV dibagi menjadi 4 subtipe: adw, ayw,
adr, ayr. Dari segi epidemiologi ternyata ada perbedaa geografis dan rasial dalam penyebaran masing-masing subtipe
(misalnya suku Jawa: adw, suku Minang: adr).
HBsAg merupakan pertanda (marker) pertama yang muncul setelah terjadi infeksi dengan HBV. HBsAg ini dapat
diperiksa dalam serum pada masa inkubasi, titernya akan meningkat terus dan mencapai puncaknya pada peningkatan
aktivitas enzim-enzim transaminase pada fase akut. Dengan perbaikan secara klinis maka titer HBsAg juga menurun dan
akhirnya menghilang.
Anti HBs: adalah antibodi dalam darah yang ditujukan terhadap HBsAg,antibodi ini akan muncul pada fase
convalescen setelah HBsAg menghilang. Adanya anti HBs menunjukkan bahwa tubuh mempunyai pertahanan terhadap
HBV, dan merupakan indikator untuk penyembuhan
HBcAg: Hepatitis B core antigen, yaitu salah satu antigen yang terdapat
dalam inti (core). Dengan cara
biasa HBcAg tidak dapat dikenal karena tertutup/ diliputi HBsAg. HBcAg dapat dideteksi dalam
hepatocit.
Anti HBc: adalah antibodi yang dibentuk terhadap HBcAg. Dengan
teknologi terbaru telah dapat diperiksa
IgM anti HBc selain anti HBc total. (Sedang anti HBs dan anti HBe masih dideteksi sebagai antibodi total yang tediri dari
IgM dan IgG)
Anti HBc (total) biasanya menetap dalam tubuh seseorang yang terinfeksi HBV.
Bila IgM anti HBc positif dan HBsAg positif, berarti Hepatitis B akut.
Bila IgM anti HBc negatif, anti HBc positif, HBsAg positif, maka diagnosanya adalah Hepatitis B kronik. (Perlu
diketahui bahwa pada Hepatitis B kronik, HBsAg akan positif terus). Anti HBc merupakan satu-satunya pertanda pada
fase jendela (fase buta = fase window).
Modifikasi post translasi HBcAg yang dilepaskan ke dalam serum disebut HBeAg, yang merupakan marker
replikasi virus.
Marker replikasi virus yang lain adalah HBV-DNA.
HBeAg timbul beberapa saat setelah HBsAg positif, HBeAg menunjukkan bahwa virus sedang aktif berkembang
biak, dan penderita sangat infeksius. Apalagi bila didapatkan HBV-DNA.
HBV-DNA digunakan sebagai test pendahuluan sebelum pemberian obat-obat anti virus, seperti Interferon,
karena obat tersebut lebih efektif bila diberikan pada mereka yang HBV-DNA nya positif.
Anti Hbe akan timbul setelah HBeAg menghilang dan menunjukkan prognosis yang baik.
HBV-DNA merupakan indikator yang lebih baik daripada HBeAg untuk menunjukkan adanya replikasi aktif dari
virus hepatitis B. Derajat DNA sebanding dengan jumlah partikel virus yang infeksius.
HEPATITIS C
Etiologi
Hepatitis C disebut juga Non A Non B Parenteral. Hepatitis Non A Non B banyak ditemukan pada penderita pasca
transfusi.
Penelitian akhir-akhir ini menunjukkan bahwa hepatitis C juga ditemukan pada penderita yang tidak ada
kaitannya dengan transfusi.
Serum marker (penanda serologis) hepatitis C yang dapat dilakukan saat ini adalah anti HCV (total) dan HCV RNA
Berdasarkan homologi urutan nukleotidanya,HCV diklasifikasikan ke dalam genotip-genotipnya. Ada beberapa
sistem klasifikasi,SIMMONDS mengklasifikasikan genotipe menjadi: 1a, 1b, 2a, 2b, 3, dan 4. Ternyata genotipe yang
berbeda memberikan respon yang berbeda-beda dengan interferon.
Patofisiologi
a.
Penegakan diagnosis
-
Perubahan serologik pada infeksi HCV ditandai dengan timbulnya HCV RNA pada fase dini, sebelum terjadinya
peningkatan serum transaminase yang karakteristik fluktuatif. HCV RNA sudah positif rata-rata 1 2 minggu sesudah
infeksi HCV, kemudian akan disusul timbulnya anti HCV yang lebih lambat.
HEPATITIS D
Patofisiologi
Penegakan diagnosis
-
1.
2.
Secara klinik penyakit hepatitis D akut sukar dibedakan dengan hepatitis B akut yang klasik. Manifestasi
peradangan karena HDV biasanya lebih berat dan kejadian hepatitis fulminan dan hepatitis kronis lebih tinggi. Pola
penularan virus hepatitis D sama dedengan penularan virus hepatitis B.
Diagnosis adanya HDV dapat melalui deteksi HDAg pada jaringan hati/ darah atau serum IgM anti-HDV, atau
antiHDV (total).
HEPATITIS E
Definisi
Infeksi pada hepar yang disebabkan oleh virus HEV secara enteral
Etiologi
Virus hepatitis E yang memiliki ciri-ciri :
-
kemungkinan diklasifikasikan pada famili yang berbeda yaitu pada virus yang menyerupai hepatitis E
diameter 27-34 nm
molekul RNA linier; 7,2 kb
genome RNA dengan 3 overlap ORF (open reading frames) mengkode protein struktural dan protein non
struktural yang terlihat pada replikasi HEV, RNA replikasi, helicase, cystein protease, methyltransferase
pada manusia hanya terdiri dari 1 serotipe, empat sampai lima genotipe utama
lokasi netralisasi imunodominan pada protein struktural dikodekan oleh ORF ke dua
dapat menyebar pada sel embrio diploid paru
replikasi hanya terjadi di hepatosit
Patofisiologi
a.
Penegakan diagnosis
-
Diagnosis adanya hepatitis E akut dapat dibuat melalui pemeriksaan HEV-RNA dalam tinja dengan metode IEM
(Immunne Electron Microscopy) dan PCR, atau dengan pemeriksaan IgM anti-HEV.
Belum tersedia pemeriksaan serologi komersial yang telah disetujui FDA
IgM dan IgG anti HEV baru dapat dideteksi oleh pemeriksaan untuk riset
IgM anti HEV dapat bertahan selama 6 minggu setelah puncak dari penyakit
IgG anti HEV dapat tetap terdeteksi selama 20 bulan
Cara penularan
Hepatitis E (Hepatitis Non A Non B enterik) sangat mirip dengan hepatitis A, baik dalam cara penularannya maupun
gejala-gejala penyakitnya. Penyakit ini secara epidemi terdapat di daerah-daerah dengan sanitasi dan higiene yang buruk
(banyak di negara-negara berkembang). Penularan virus hepatitis E terjadi secara fekal-oral. Infeksi virus ini pertamatama dilaporkan di India, Pakistan, Afrika Utara, dan Mexico. Di Indonesia dilaporkan epidedmi di daerah Cicalengka, Jawa
Barat pada tahun 1983 dan di Kalimantan pada tahun 1988. Perjalanan penyakit hepatitis E biasanya bersifat ringan,
akut, akan sembuh dengan sendirinya bila tanpa komplikasi
Virus Sinonim
Agen
Cara
Masa
Penularan inkubasi
Usia
Risiko penularanKeadaan
Penyakit
Pemeriksaan
profilaksis
kronis kronislaboratorium
karier
Hepatit
is
serum
Virus
DNA
Parenter
al
Ratarata :
60-90
hr
Setiap
usia
Aktivitas
homoseksua
l, pengguna
obat melalui
suntikan i.v,
bayi yang
lahir dari ibu
terinfeksi
Ya
Ya
-HBsAg :
pada
awitan
dan
infeksi
akut;Karie
r HBV
-Vaksin
HBIG
-AntiHBs :
memberik
an
imunitas
terhadap
HBV
HCV
NANBH
Virus
RNA
Terutam
a
melalui
darah,
hub.
seksual
Ratarata :
50hr
Setiap
usia
Pengguna
obat suntik,
pasien
hemodialisis,
hub seks,
bayi dari ibu
yang
terinfeksi
Ya
Ya
Anti HCV
RNA HCV
mendetek
si
infektivita
s
Tidak
ada
vaksin
yang
diketahui
HDV
Agen
delta
Virus
RNA
Terutam
a
melalui
darah
tetapi
sebagia
Ratarata :
35 hr
Setiap
usia
Pengguna
obat i.v ,
penderita
hemofilia
Tidak
Ya
IgM antiHDV :
menetap
pada
infeksi
kronis
Dapat
dicegah
dengan
pajanan
sebelum
atau
mual, muntah
mata kuning
riwayat obat2an
riwayat alkoholisme
riwayat suntik
riwayat transfusi
ikterik
hepatomegali , deskripsi pemeriksaannya : nyeri tekan, ukuran (berapa cm dari px dan ac), tepi
tajam --> hepatitis akut, tepi tak rata --> sirosis, hepatoma, tepi tumpul --> hepatitis kronis,
permukaan licin --> hepatitis, permukaan berbenjol --> hepatoma, konsistensi lunak/kenyal --> akut,
konsistensi keras --> ganas)
Kronik pada pasien dewasa yang mengalami relaps setelah mendapat terapi interferon
Dosis: Dws >18 thn> 75 Kg 600mg 2X / hari pada pagi dan malam hari,75 Kg 400 mg pada pagi dan
600mg pada malam hr.
PO: setelah makan
Komplikasi
hepatomegali
mediator inflamasi
Nafsu makan
menurun
Perut tdk
nyaman,
mual muntah
Indirect : sclera
ikterik
Direct : urine
berwarna seperti
air teh
HEPATITIS
VIRUS