Anda di halaman 1dari 46

PERCOBAAN I

INTERAKSI ANTAR KOMPONEN EKOSISTEM

LAPORAN
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH
Interaksi Makhluk Hidup
yang dibina oleh Bapak Drs. Agus Dharmawan, M.Si

Disusun Oleh:

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Kelompok 1, Offering A
Annafi Rhomadhiyana
Faudina Permatasari
Muhammad Jazuli
Rifka Amilia
Siti Khoirun Ervin N
Vita Fatimah
Yeni Pratiwi

(130351603595)
(130351615584)
(130351603599)
(130351615569)
(130351603597)
(130351603587)
(130351603588)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
PRODI PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
Januari 2014

PRODI PENDIDIKAN IPA 2013 Kelompok 1 Offering A


PERCOBAAN
INTERAKSI ANTARKOMPONEN EKOSISTEM
A. TANGGAL PELAKSANAAN
Percobaan dilakukan pada hari Kamis, 15 Januari 2015

B. TUJUAN
1. Mampu mendiskripsikan istilah-istilah berikut:
a. Biochemical Oxygen Demand (BOD)
b. Chemical Oxygen Demand (COD)
c. Dissolved Oxygen (DO)
2. Mampu mendiskripsikan hubungan antara faktor abiotik dan faktor biotic
dalam ekosistem air tawar
C. PENDAHULUAN
Suatu organisme tidak akan dapat hidup sendiri di mana pun ia berada.
Untuk kelangsungan hidupnya, suatu organisme akan bergantung pada kehadiran
organisme lain dan sumber daya alam yang ada di sekitarnya untuk keperluan
pangan, lindungan, pertumbuhan, perkembangbiakan dan sebagainya. Hubungan
antara individu dengan individu lain dan dengan lingkungannya sangat rumit dan
timbal balik sifatnya. Semua peristiwa hubungan timbal balik ini terjadi pada
suatu ekosistem.
Menurut Resosoedarmo,dkk(1986:7) suatu kawasan alam yang
didalamnya tercakup unsur-unsur hayati (organisme) dan unsur-unsur non-hayati
(zat-zat yang tak hidup) serta antara unsur- unsur tersebut terjadi hubungan timbal
balik disebut sistem ekologi atau sering dinamakan ekosistem. Selanjutnya
Arikunto (2002:5) menyatakan bahwa ekosistem adalah suatu sistem ekologi yang
terbentuk

oleh

hubungan

timbal

balik

tak

terpisahkan

antara makhluk

hidup dengan lingkungannya.


Suatu lingkungan dapat terdiri dari komponen penyusun ekosistem, yaitu
komponen yang terdiri dari makhluk hidup dan lingkungannya. Lingkungan yang
menyertai suatu organisme dapat berupa organisme hidup (biotik) dapat pula

PRODI PENDIDIKAN IPA 2013 Kelompok 1 Offering A


bukan organisme.Secara garis besar komponen penyusun ekosistem terdiri atas
komponen biotik dan abiotik.
Komponen abiotik suatu ekosistem merupakan keadaan fisik dan kimia
yang menyertai kehidupan organisme sebagai medium dan substrat kehidupan.
Komponen ini terdiri dari segala sesuatu tak hidup dan secara langsung terkait
pada keberadaan organisme, antara lain tanah, suhu, air, udara, topografi, iklim
dan sebagainya. Sedangkan komponen biotik suatu ekosistem merupakan
komponen yang terdiri dari organisme yang dikelompokkan berdasarkan cara
memperoleh makanan yaituorganisme autotrop

merupakan organisme yang

dapat mengubah bahan anorganik menjadi organik (dapat membuat makanan


sendiri). Organisme autotrop dibedakan menjadi dua tipe yaitu fotoautotrop
adalah organisme yang dapat menggunakan sumber energi cahaya untuk
mengubah bahan

anorganik

menjadi

bahan

organik,

contohnyatumbuhan

hijau. Kemoautotrop adalah organisme yang dapat memanfaatkan energi dari


reaksi

kimia

untuk

membuat makanan

sendiri

dari

bahan

organik.

Contohnya bakteri nitrit dan nitrat. Organisme heterotrop, adalah organisme


yang memperoleh bahan organik dari organisme lain. Contohnya hewan, jamur
dan bakteri non autotrof (Leksono,2007).
Berdasarkan habitatnya ekosistem dibagi menjadi dua yaitu ekosistem
daratan dan ekosistem Perairan. Dalam ekosistem akuatik dapat kita jabarkan
sebagai semua komponen biotik dan abiotik yang terdapat didalam ekosistem
perairan tersebut.Sedangkan dalam ekosistem terrestrial atau ekosistem daratan
dapat dijabarkan semua komponen yang terlibat langsung maupun tidak langsung
dalam ekosistem tersebut. Ekosistem daratan meliputi bioma gurun, padang
rumput,

Hutan

hujan

tropis,

Hutan

gugur,

Taiga,dan

bioma

Tundra.

(Anonim,2010).
Ekosistem perairan dibedakan atas ekosistem air tawar dan ekosistem air
laut. Ciri-ciri ekosistem air tawar antara lain variasi suhu tidak mencolok,
penetrasi cahaya kurang, dan dipengaruhi oleh iklim dan cuaca. Ekosistem air
tawar dibedakan menjadi ekosistem lentik
ekosistem

lotik

atau

perairan

atau

perairan menggenang

dan

mengalir. Yang termasuk ekosistem lentik

PRODI PENDIDIKAN IPA 2013 Kelompok 1 Offering A


adalah danau, rawa dan kolam, sedangkan yang termasuk ekosistem lotik adalah
sungai. (Kistinnah, 2009)
Dalam ekosistem perairan, parameter yang selalu menjadi perhatian
utama

adalah kandungan gas oksigen dan karbondioksida dalam air

yang

menunjukkan kualitas perairan. Kandungan oksigen terlarut mempengaruhi


jumlah dan jenis makrobentos di perairan. Semakin tinggi kadar O2 terlarut maka
jumlah bentos semakin besar. Sebaliknya, semakin rendah kadar CO2 terlarut
maka jumlah bentos akan makin sedikit. Kandungan oksigen terlarut (DO)
minimum adalah 2 ppm dalam keadaan normal dan tidak tercemar oleh
senyawa beracun (toksik). Kandungan oksigen terlarut minimum ini sudah
cukup mendukung kehidupan organisme. (Andri, 2011)
Perairan tawar alami hampir tidak memiliki pH > 9 sehingga tidak
ditemukan karbon dalam bentuk karbonat. Pada air tanah, kandungan karbonat
biasanya sekitar 10 mg/L karena sifat tanah yang cenderung alkalis. Perairan
yang memiliki kadar sodium tinggi mengandung karbonat sekitar 50 mg/L.
Perairan tawar alami yang memiliki pH 78 biasanya mengandung ion karbonat <
500 mg/L dan hampir tidak pernah kurang dari 25 mg/L. Ion ini mendominasi
sekitar 60 90% bentuk karbon organik total di perairan. (Andri, 2011)
D. ALAT dan BAHAN
Alat :

Bahan :

Aquarium

Air

DO meter

Tanaman Hydrilla

Ph meter

Ikan

Termometer

Stopwatch

Counter time

Ember

PRODI PENDIDIKAN IPA 2013 Kelompok 1 Offering A

E. PROSEDUR KERJA

1. Disiapkan empat buah

akuarium

2. Diisi masing-masing akuarium dengan 2


ember air sumur. Dan diamkan 15 menit.

3. Akuarium diisi dengan keadaan sebagai


berikut :

(Hydrilla saja)

(Seekor Ikan Saja)

PRODI PENDIDIKAN IPA 2013 Kelompok 1 Offering A

(Hydrilla + seekor ikan)

(Hydrilla + 3 ekor ikan)

4. Suhu, pH air, dan Kadar oksigen dalam air

diukur.

5. Jumlah gerakan operkulumikan dihitung, keadaan ikan


dan ketinggian air di akuarium juga dicatat.

6. Diulangi langkah 4 dan 5 pada waktu yang

sama selama 10 hari, dan dicatat pada data


pengamatan.

PRODI PENDIDIKAN IPA 2013 Kelompok 1 Offering A


F. DATA PENGAMATAN
Hasil pengamatan sistem 1 (Hydrilla)

Hari
ke-

Rerata

Rerata

Rerata

Rerata

Rerata

Parameter
suhu

pH

Kadar DO

Tinggi air

22,60

8,02

1,30

15,00

22,60

8,05

1,40

15,00

22,60

8,06

1,40

15,00

22,60

8,04

1,36

15,00

22,70

8,89

1,30

14,80

22,70

8,86

1,30

14,80

22,70

8,84

1,30

14,80

22,70

8,86

1,30

14,80

21,90

9,10

8,60

14,70

21,90

9,12

8,90

14,70

21,90

9,10

8,90

14,70

21,90

9,11

8,80

14,70

22,20

9,59

9,90

14,50

22,10

9,52

9,90

14,50

22,10

9,55

9,80

14,50

22,13

9,55

9,87

14,50

22,40

9,85

7,80

14,50

22,40

9,81

7,60

14,50

22,40

8,76

7,60

14,50

22,40

9,81

7,67

14,50

22,10

9,70

7,70

14,50

22,10

9,75

7,50

14,50

Gelembung air pada dinding


akuarium

++

+++

++++

+++++

++++++

PRODI PENDIDIKAN IPA 2013 Kelompok 1 Offering A

Rerata

Rerata

Rerata

Rerata

Rerata

10

Rerata

22,10

9,76

7,50

14,50

22,10

9,73

7,57

14,50

22,40

9,91

7,20

14,30

22,40

9,91

7,30

14,30

22,50

9,92

7,30

14,30

22,43

9,91

7,27

14,30

22,00

9.80

8,30

14,00

21,90

9,83

8,30

14,00

22,00

9,84

8,30

14,00

21,96

9,82

8,30

14,00

22,20

9,83

8,70

13,90

22,50

9,96

8,50

13,90

22,50

9,95

8,80

13,90

22,43

9,91

8,67

13,90

22,50

10,10

8,90

13,80

22,50

10,07

8,80

13,80

22,50

10,09

8,80

13,80

22,50

10,09

8,83

13,80

22,30

10,07

8,40

13,70

22,30

10,09

8,60

13,70

22,30

10,08

8,50

13,70

22,30

10,07

8,50

13,70

+++++++

+++++++

+++++

++++

+++

PRODI PENDIDIKAN IPA 2013 Kelompok 1 Offering A


Hasil pengamatan sistem 2 (satu ekor ikan)

Parameter
Hari
ke-

Rerata

Rerata

Rerata

Rerata

Rerata

Suhu
(oC)

pH

22,80

DO

Keadaan ikan

Tinggi
air (cm)

Gerakan operkulumcepat
Ikan dominan terletak
dibagian bawah akuarium(+)
Gerakan ikan cukup aktif

15,00

(mg/L)

Gerakan
operkulu
m

7.86

1,30

158

22,80

7,84

1,30

172

22,80

7,85

1,30

185

22,80

7,85

1,30

172

22,70

8,39

1,30

142

22,70

8,41

1,40

149

22,70

8,38

1,40

149

22,70

8,39

1,36

147

21,90

8,63

1.00

146

21,90

8,62

1,00

145

21,90

8,64

1,10

143

21,90

8,63

1,03

145

22,20

8,71

1,40

130

22,20

8,68

1,30

134

22,20

8,64

1,40

139

22,20

8,67

1,37

134

22,40

8,77

0,50

22,40

8,76

0,40

22,40

8,64

0,60

14,10

22,40

8,72

0.50

14,10

22,20

8,95

1,60

22,20

8,94

1,60

15,00
15,00
15,00

Gerakan operkulumdominan
semakin cepat (++)
Ikan dominan berada
dibagian permukaan

14,70
14,70
14,70
14,70

Gerakan operkulumsemakin
lambat (-)
Ikan dominan berada di
tengah

14,70
14,70
14,70
14,70

Gerakan operkulumlebih
lambat (--)
Ikan dominan berada di
permukaan
Air mulai keruh

14.50

Ikan mati
Air keruh (+)

14,10

Air tetap keruh

14,50
14,50
14,50

14,10

14,30

5
14,30

PRODI PENDIDIKAN IPA 2013 Kelompok 1 Offering A

Rerata

Rerata

Rerata

Rerata

Rerata

10

Rerata

22,20

8,92

1,60

14,30

22,20

8,93

1,60

14,30

22,40

8,93

1,80

22,40

8,90

1,80

14,10

22,40

8,97

1,90

14,10

22,40

8,93

1,83

14,10

21,90

9,16

4.50

21,90

9,16

4,70

14,10

21,90

9,17

4,80

14,10

21,90

9,16

4,66

14,10

22,30

9,33

4,00

22,40

9,25

4,30

13.90

22,40

9,23

4,50

13.90

22,37

9,27

4,27

13.90

22,40

9,48

4,80

22,40

9,41

4,80

13,80

22,40

9,40

4,80

13,80

22,40

9,43

4,80

13,80

22.30

9,50

5.20

22.30

9,47

5.20

13,80

22.30

9,46

5.20

13,80

22.30

9,47

5.20

13,80

Air tetap keruh

Air keruh (++)

Air semakin keruh (+++)

Air semakin keruh (++++)

Air semakin keruh (+++++)

14,10

14,10

13.90

13,80

13,80

PRODI PENDIDIKAN IPA 2013 Kelompok 1 Offering A


Hasil pengamatan sistem 3 (Hydrilla + satu ekor ikan)
Parameter

Hari ke-

Rerata

Rerata

Rerata

Rerata

Rerata

(mg/L)

Gerakan
operkulu
m

7,77

1,30

111

22,70

7,77

1,30

110

22,70

7,78

1,30

104

22,66

7,73

1,30

108

15,00

22,70

8,33

1,30

213

14,90

22,80

8,34

1,40

216

22,80

8,34

1,40

209

22,76

8,33

1,36

213

21,80

8,68

1,10

207

21,90

8,66

1,50

207

21,90

8,66

1,30

205

21,87

8,66

1,30

206

22,20

8,77

3,30

22,20

8,77

3,40

22,20

8,76

3,40

14,70

22,20

8,76

3,37

14,70

22,60

9,23

7,50

22,50

9,22

7,70

22,50

9,20

7,70

14,50

22,53

9,21

7,60

14,50

22,20

9,44

5,20

22,20

9,43

5,50

22,20

9,44

5,30

Suhu
(oC)

pH

22,60

DO

Keadaan ikan

Tinggi
air (cm)
15,00

Ikan tenang, Pergerakan Operkulum


lambat, posisi ikan selalu mendekati
Hydrilla

Ikan tenang, pergerakan


operkulumcepat, dan posisi ikan
selalu dekat dengan Hydrilla

15,00
15,00

14,90
14,90
14,90

Ikan dominan berada di bagian tengah


dekat Hydrilla, gerakan
operkulumcepat, ikan tidak banyak
bergerak

14,80
14,80
14,80
14,80

Ikan mati, terdapat gelembung pada


dinding aquarium

Ikan mati, tidak terdapat gelembung


pada dinding akuarium

Tidak terdapat gelembung pada


dinding akuarium dan air terlihat
jernih

14,70
14,70

14,50
14,50

14,40
14,40
14,40

10

PRODI PENDIDIKAN IPA 2013 Kelompok 1 Offering A


Rerata

Rerata

Rerata

Rerata

Rerata

10

Rerata

22,20

9,43

5,33

14,40

22,30

9,59

5,90

22,40

9,62

5,80

22,40

9,60

5,70

14,30

22,37

9,63

5,80

14,30

21,80

9,43

8,00

21,90

9,45

8,00

21,80

9,43

8,00

14,30

21,83

9,44

8,00

14,30

22,30

9,59

8,80

22,30

9,64

8,30

22,30

9,65

8,40

13,90

22,30

9,57

8,43

13,90

22,40

9,70

8,20

22,50

9,76

8,40

22,50

9,76

8,30

13,90

22,47

9,74

8,30

13,90

22,20

9,67

7,50

22,30

9,70

7,30

22,30

9,69

7,30

13,80

22,27

9,68

7,36

13,80

Tidak ada ikan, tidak terdapat


gelembung pada dinding akuarium
dan air terlihat jernih

Tidak ada ikan, tidak terdapat


gelembung pada dinding akuarium
dan air terlihat jernih

Tidak ada ikan, tidak terdapat


gelembung pada dinding akuarium
dan air terlihat jernih

Tidak ada ikan, tidak ada gelembung,


air lebih keruh, ada jentik-jentik

Tidak ada ikan, tidak ada gelembung,


air lebih keruh, ada jentik-jentik

14,30
14,30

14,30
14,30

13,90
13,90

13,90
13,90

13,80
13,80

11

PRODI PENDIDIKAN IPA 2013 Kelompok 1 Offering A


Hasil pengamatan sistem 4 (Hydrilla + 3 ekor ikan)
Parameter

Hari
ke-

Rerata

Rerata

Rerata

Rerata

Rerata

Suhu
(oC)

pH

22,90

7,57

22,80

Gerakan
operkulum

DO

Keadaan ikan

II

III

1,40

148

145

144

7,58

1,30

161

163

162

22,80

7,59

1,30

165

164

164

22,83

7,58

1,33

158

157

157

22,60

8,33

1,40

229

235

242

22,70

8,35

1,30

232

223

235

22,70

8,39

1,30

220

227

221

15,20

22,66

8,36

1,33

227

228

233

15,20

21,80

8,77

0,50

219

209

221

21,90

8,77

0,50

217

208

213

21,80

8,76

0,60

225

226

224

21,83

8,77

0,53

220

214

219

22,10

8,76

0,90

216

207

203

22,10

8,76

0,80

215

216

200

22,20

8,67

0,80

196

198

194

15,00

22,13

8,73

0,83

209

139

199

15,00

22,50

8,73

0,70

129

107

22,50

8,66

0,80

131

106

22,50

8,65

0,80

136

125

22,50

8,68

0,77

132

113

21,90

8,77

0,10

164

21,90

8,77

0,10

168

21,90

8,75

0,10

170

(mg/L
)

5
10
0
C

Tinggi
air (cm)

Ikan 1 dan 2 lebih sering


dipermukaan air
Ikan 3 lebih banyak
bergerak keatas dan
kebawah

15,30

Ikan 1,2 dan 3 lebih sering


dipermukaan air serta
mengeluarkan gelembung

15,20

Ikan 1,2 dan 3 sering


dipermukaan atas, gerak
operkulumcepat, ikan bergerak
lebih cepat dari system 2 dan 3

15,30
15,30
15,30

15,20

15,10
15,10
15,10
15,10

Ikan dominan berada diatas


permukaan air

Ikan 1 mati
Ikan 2 dan 3 sering
berada diatas
permukaan air

15,00
15,00

14,70
14,70
14,70
14,70

Ikan 1 dan 3 mati


Ikan 2 masih hidup dan
sering dipermukaan air.

14,40
14,40
14,40

12

PRODI PENDIDIKAN IPA 2013 Kelompok 1 Offering A


Rerata

Rerata

Rerata

Rerata

Rerata

10

Rerata

21,90

8,76

0,10

167

22,40

8,92

0,50

22,40

8,91

0,40

22,40

8,89

0,30

14,30

22,40

8,90

0,40

14,30

21,80

9,10

0,20

21,80

9,08

0,20

21,80

9,07

0,20

14,30

21,80

9,08

0,20

14,30

22,20

9,24

0,30

22,30

9,18

0,20

22,30

9,17

0,30

14,10

22,27

9,20

0,26

14,10

22,40

9,30

1,20

22,40

9,26

1,20

22,40

9,23

1,20

--

14,00

22,40

9,26

1,20

14,00

22,20

9,20

1,10

22,20

9,21

1,10

22,20

9,19

1,00

13,90

22,20

9,20

1,07

13,90

Air semakin keruh

Ikan 2 mati, air semakin keruh


dan baunya amis

Air lebih keruh dari system 2,


bau amis, dan tidak ada
gelembung

Air lebih keruh dari


sebelumnya (++++)

Air lebih keruh dari


sebelumnya (+++++)

Air lebih keruh dari


sebelumnya (++++++)

14,40
14,30
14,30

14,30
14,30

14,10
14,10

14,00
14,00

13,90
13,90

13

PRODI PENDIDIKAN IPA 2013 Kelompok 1 Offering A


G. ANALISIS DATA
1. Grafik sistem 1
Grafik Suhu Sistem 1 (Hydrilla)

suhu
22.8
22.6
22.4
22.2
22
21.8
21.6
21.4

22.6

22.7
22.43 22.5

22.43

22.4
22.13

22.1

21.97

21.9

22.3

suhu

10

Hari ke-

Berdasarkan hasil penelitian kelompok kami, pada system satu dalam


akuarium hanya terdapat satu Hydrilla. Suhu pada hari ke-nol yang tercatat adalah
22.6 C. pada hari pertama suhu 22.7 C, hari kedua suhu sebesar 21.90C, hari
ke-tiga 22.13 C, hari ke-empat 22.4C, hari ke-lima sebesar 22.1C, hari ke-enam
dan hari kedelapan suhu sama sebesar 22.43C, hari ke-tujuh suhu
sebesar21.97C, hari ke-sembilan suhu sebesar 22.50C dan hari ke-sepuluh suhu
sebesar 22.3C
Grafik pH sistem 1 (Hydrilla)

Ph
12
10
8

8.04

8.86

9.11

9.55

9.8

9.73

9.93

9.82

9.91

10.09 10.07

6
4

Ph

2
0
0

10

Hari ke-

14

PRODI PENDIDIKAN IPA 2013 Kelompok 1 Offering A


Ph pada system satu hari ke-nol sebesar 8.04, pada hari ke-satu ph sebesar
8.86, hari ke-dua ph sebesar 9.11, hari ke-tiga 9,55, hari ke-empt ph sebesar 9.80,
hari ke-lima ph sebesar 9.7, ph pada hari ke-enam 9.93, pada hari ke-tujuh ph
sebesar 9.82, pada hari ke-delapan ph sebesar 9.91, ph pada hari ke-sembilan ph
sebesar 10.09 dan ph pada hari ke-sepuluh sebesar 10.07.

Grafik DO Sistem 1 (Hydrilla)

DO (mg/L)
6
5

4.67

4.8

5.2

4.26

3
DO (mg/L)

2
1.36

1.3

1.03

1.83

1.6

1.37
0.5

0
0

10

Hari ke-

Pada system ke-satu kadar DO hari ke-nol sebesar 1, 36 terdapat


gelembung, pada hari ke-satu kadar DO sebesar 1. 30 gelembung pada dinding
akuarium semakin bertambah (+), pada hari ke-dua kadar DO sebesar 8.80
gelembung semakin banyak (++), harike-tiga kadar DO sebesar 9.89 gelembung
bertambah (+++), hari ke-empat kadar DO sebesar 7.67 gelembung semakin
bertambah (++++), hari ke-lima kadar DO sebesar 7.57 gelembung semakin
banyak (+++++), hari ke-enam kadar DO sebesar 7. 27 gelembung bertambah
banyak (++++++), hari ke-tujuh kadar DO sebesar 8. 30 gelembung semakin
banyak (+++++++), pada hari ke-delapan kadar DO sebesar 8.67 gelembung
mulai berkurang dari hari sebelumnya (+++++), hari ke-sembilan kadar DO
sebesar 8.83gelembung berkurang dari sebelumnya (++++) dan pada hari kesepuluh kadar DO sebesar 8.50 serta gelembung masih mengalami penurunan
sehingga menjadi (+++).

15

PRODI PENDIDIKAN IPA 2013 Kelompok 1 Offering A


Grafik Tinggi Air sistem 1 (Hydrilla)

Tinggi air
15.5
15

15
14.8

14.7

14.5

14.5 14.5 14.5


14.3

14

Tinggi air
14

13.9

13.8

13.7

13.5
13
0

10

Ketinggian air pada system satu mula-mula ketinggiannya adalah 15cm,


pada hari ke-satu mengalami penurunan ketinggian sebesar 0.2cm sehingga
menjadi 14.8cm, pada hari ke-dua ketinggiannya 14.7cm, ketinggian air pada
akuarium hari-ketiga, empat, dan ke-lima berkurang sebesar 0.2cm sehingga
ketinggiannya menjadi 14.50cm, pada harike-enam ketinggian air mengalami
penurunan sehingga menjadi 14.30cm, hari ke-tujuh ketinggian air sebesar
14.00cm, pada hari ke-delapan sampai hari ke-sepuluh ketinggian air mengalami
penurunan ketinggian sebesar 0.1cm sehingga ketinggiannya menjadi 13.90cm,
13.80, dan 13.70

16

PRODI PENDIDIKAN IPA 2013 Kelompok 1 Offering A


2. Grafik sistem 2
Grafik Suhu sistem 2 (1 ikan)

Suhu
23
22.8

22.8

22.6

22.7
22.46

22.4
22.2

22.2

22

22.4

22.37 22.4

21.9

21.8

22.3

22.2

Suhu

21.9

21.6
21.4
0

10

Hari Ke-

Pada sistem kedua ini suhu hari ke 0 sebesar 22.80oC ; hari ke-1 sebesar
22.70 oC; hari ke 2 sebesar 21.90 oC ; hari ke-3 sebesar 22.20 oC; hari ke-4
sebesar 22.46oC ; hari ke-5 sebesar 22.20 oC; hari ke-6 sebesar 22.40 oC; hari ke-7
o

C sebesar 21.90 oC; hari ke-8 sebesar 22.37 oC; hari ke-9 sebesar 22.40 oC; hari

ke-10 sebesar 22.30 oC . Suhu mengalami fluktuasi hari ke-0sampai hari ke 10


sampai suhu mengalami kenaikan dan penurunan .
Grafik pH sistem 2 (1 ikan)

pH
10
8

7.85

8.39

8.63

8.67

8.72

8.93

8.95

9.163 9.27

9.43

9.47

6
4

pH

2
0
0

10

Hari Ke-

17

PRODI PENDIDIKAN IPA 2013 Kelompok 1 Offering A


Pada sistem kedua di mana pada aquarium diisi hanya dengan 1 ekor ikan,
pH mula-mula (hari ke 0) sebesar 7.85; pada hari ke-1 sebesar 8.39; pada hari ke2 sebesar 8.63; pada hari ke-3 sebesar 8,67; pada hari ke-4 sebesar 8.72; pada hari
ke-5 sebesar 8.93; pada hari ke-6 sebesar 8.95; pada hari ke-7 sebesar 9.163; pada
hari ke-8 sebesar 9.27; pada hari ke-9 sebesar 9.43; pada hari ke-10 sebesar 9.47.
pada system II (1 ekor ikan), diperoleh pH yang relative naik dari hari ke-1
sampai hari ke-10 dari keseluruhan data yang diperoleh, pH air pada system II
mengalami kenaikan dari hari ke hari.
Grafik Kadar DO sistem 2 ( 1ikan)

kadar DO
12
10

9.89
8.8

7.67 7.57
7.27

8.67 8.83 8.5

8.3

kadar DO

4
2

1.36 1.3

0
0

10

Pada sistem kedua di mana pada aquarium diisi hanya dengan 1 ekor ikan,
kadar DO mula-mula (hari ke 0) sebesar 1.30 mg/L; pada hari ke-1 sebesar 1.36
mg/L; pada hari ke-2 sebesar 1.00 mg/L; pada hari ke-3 sebesar 1.37 mg/L; pada
hari ke-4 sebesar 0.50 mg/L; pada hari ke-5 sebesar 1,60 mg/L ; pada hari ke-6
sebesar 1.83 mg/L; pada hari ke-7 sebesar 4.67 mg/L; pada hari ke-8 sebesar 4.26
mg/L; pada hari ke-9 sebesar 4.80 mg/L; pada hari ke-10 sebesar 5.20 mg/L. Pada
hari ke-0 hingga ke-4 kadar DO mengalami fluktuasi tetapi pada hari ke-4 hingga
hari ke-10 mengalami kenaikan.

18

PRODI PENDIDIKAN IPA 2013 Kelompok 1 Offering A


Grafik Jumlah Gerakan Operkulum sistem 2 (1 ikan)

Gerakan operkulum
200
172
150

147 145

134

100
Gerakan operkulum
50
0

0
0

0
5

0
8

0
9

0
10

Hari Ke-

Pada sistem kedua di mana pada aquarium diisi hanya dengan 1 ekor ikan,
jumlah gerakan operkulum mula-mula (hari ke 0) sebesar 172 pada hari ke-0
operkulum ikan cepat dan ikan sering naik permukaan; pada hari ke-1 sebesar 147
keadaan ikan operkulumcepat dan ikan sering naik ke permukaan; pada hari ke-2
sebesar 145 keadaan ikan , ikan tidak banyak bergerak berada di bagian tengah
dan sering naik ke permukaan , operkulumcepat; pada hari ke-3 sebesar 134
keadaan ikan ikan berada di permukaan lebih sering; mulai dari hari ke-4 ikan
mati.
Grafik Tinggi air sistem 2 (1 ikan)

Tinggi air (cm)


15.2
15
14.8
14.6
14.4
14.2
14
13.8
13.6
13.4
13.2

15
14.7 14.7
14.5
14.3 14.3
Tinggi air (cm)

14.1 14.1
13.9

13.8 13.8

10

19

PRODI PENDIDIKAN IPA 2013 Kelompok 1 Offering A


Pada sistem kedua di mana pada aquarium diisi hanya dengan 1 ekor ikan,
Tinggi air mula-mula (hari ke 0) sebesar 15 cm; pada hari ke-1 sebesar 14.70cm ;
pada hari ke-2 sebesar 14.70cm; pada hari ke-3 sebesar 14.50 cm; pada hari ke-4
sebesar 14.30 cm; pada hari ke-5 sebesar 14.30 cm; pada hari ke-6 sebesar 14.10
cm; pada hari ke-7 sebesar 14.10 cm; pada hari ke-8 sebesar 13.90 cm; pada hari
ke-9 sebesar 13.80 cm; pada hari ke-10 sebesar 13.80 cm. Pada tinggi air terlihat
perubahan yang mencolok yaitu air mengalami penurunan.

3. Grafik Sistem 3
Grafik Suhu Sistem 3 (Hydrilla + 1 ekor ikan)

Suhu
23.00
22.80
22.66

22.60

22.76

22.87
22.50

22.40

22.50
22.37

22.20

22.20

22.30

22.20

22.27

22.00

Suhu

21.83

21.80
21.60
21.40
21.20
0

10

SUhu Ke-

Berdasarkan grafik di atas dapat terlihat bahwa rata-rata suhu sistem 3


mengalami fluktuasi pada setiap harinya. Suhu pada hari ke-1 dan 2 mengalami
kenaikan, sedangkan pada hari ke-3 dan hari ke-7 mengalami penurunan suhu
yang signifikan. Selanjutnya pada hari ke-4, hari ke-6, dan hari ke-9 mengalami
kenaikan suhu dan penurunan suhu pada hari ke-5 dan hari ke-10. Pada grafik
juga terlihat bahwa pada hari ke-8 suhu sistem 3 mengalami kenaikan yang cukup
signifikan. Dari hasil pengukuran suhu pada sistem 3 menunjukkan bahwa suhu
sistem 3 berkisar antara 21,80oC 22, 80 oC.

20

PRODI PENDIDIKAN IPA 2013 Kelompok 1 Offering A


Grafik pH Sistem 3 (Hydrilla + 1 ekor ikan)

pH
12
10
8

8.33

7.77

8.66

9.43

9.21

8.76

9.63

9.44

9.74

9.57

9.68

6
pH

4
2
0
0

10

Hari ke-

Berdasarkan grafik di atas dapat terlihat bahwa rata-rata pH air sistem 3


tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan pada setiap harinya. Hanya saja,
terjadi kenaikan pH air terbesar pada hari ke-1. Sedangkan pada hari-hari
selanjutnya keadaan nilai pH air menunjukkan kenaikan yang konstan. Dari data
hasil pengamatan dapat diketahui bahwa rata-rata pH pada sistem 3 berkisar
antara 7,77-9,70. Hal ini menunjukkan bahwa semakin hari air pada sistem 3
bersifat basa.
Grafik DO Sistem 3 (Hydrilla + 1 ekor ikan)

Kadar DO
9.00
8.00

8.00

7.60

7.00

7.36

6.00
5.33

5.00

8.43 8.30

5.80

4.00

Kadar DO

3.37

3.00
2.00
1.30 1.36 1.30

1.00
0.00
0

10

Hari ke-

21

PRODI PENDIDIKAN IPA 2013 Kelompok 1 Offering A


Berdasarkan grafik di atas dapat terlihat bahwa rata-rata nilai jumlah
oksigen yang terlarut dalam sistem 3 menunjukkan kenaikan yang signifikan pada
hari ke-3 sampai hari ke-4. Selanjutnya, pada hari ke-5 menunjukkan penurunan
nilai DO. Selain itu, kenaikan nilai DO juga mengalami kenaikan yang signifikan
pada hari ke-7. Sedangkan pada hari ke-8 dan hari ke-9 besarnya nilai DO
terbilang konstan. Dari data hasil pengamatan dapat diketahui bahwa rata-rata
jumlah oksigen yang terlarut pada sistem 3 berkisar antara 1,30 1,50 mg/L pada
saat ikan masih hidup, dan 3,37-8,43 mg/L pada saat ikan sudah mati.

Grafik Gerakan Operkulum ikan Sistem 3 (Hydrilla + 1 ekor ikan)

Jumlah Gerakan Operkulum Ikan


250
213 206

200
150
108

100

Jumlah Gerakan
Operkulum Ikan

50
0

0
0

0
4

0
5

0
6

0
7

0
8

0
9

0
10

Hari ke-

Data hasil pengamatan menunjukkan jumlah gerakan operkulum ikan


dalam sistem 3 mencapai puncaknya pada hari ke-1. Sedangkan, pada hari ke-2
gerakan operkulum ikan sedikit melambat. Selanjutnya, pada hari ke-3 ikan mati.
Sehingga tidak dilakukan pengamatan kembali untuk menghitung jumlah gerakan
operkulum ikan pada sistem 3.

22

PRODI PENDIDIKAN IPA 2013 Kelompok 1 Offering A


Grafik Tinggi Air Sistem 3 (Hydrilla + 1 ekor ikan)

Tinggi Air (cm)


15.20
15.00
14.80
14.60
14.40
14.20
14.00
13.80
13.60
13.40
13.20

15.00

14.90

14.80

14.70
14.50

14.40

14.3014.30
13.9013.90

Tinggi Air (cm)


13.80

10

Hari ke-

Hasil pengamatan menunjukkan ketinggian air pada sistem 3 mengalami


penurunan, meskipun pada hari ke-7 dan hari ke-9 tinggi air tidak mengalami
penurunan dari hari sebelumnya. Penurunan tinggi air yang paling signifikan
terjadi pada hari ke-8. Hingga akhirnya pada hari ke-10 tinggi air pada sistem 3
menjadi 13,80 cm dari semula 15,00 cm.

4. Grafik Sistem 4
Grafik Suhu Sistem 4 (Hydrilla + 3 ekor ikan)

Suhu
23.00
22.83

22.80

22.66

22.60

22.50

22.40

22.40

22.40
22.27

22.20

22.20

22.13

22.00

21.90

21.83

21.80

Suhu

21.80

21.60
21.40
21.20
0

10

Hari Ke-

23

PRODI PENDIDIKAN IPA 2013 Kelompok 1 Offering A


Grafik diatas merupakan garafik suhu pada system 4, dimana pada system
4 terdapat 1 tanaman Hydrilla dan 3 ekor ikan. Pada grafik terlihat suhu hari 0
sebesar 22,83oC, hari-1 sebesar 22,66oC, hari-2 sebesar 21,83 oC, hari ke-3 sebesar
22,13 oC, hari-4 sebesar 22,50 oC, hari-5 sebesar 21,90 oC, hari-6 sebesar 21,40 oC,
hari ke-7 sebesar 21,80 oC, hari ke-8 sebesar 22,27 oC, hari ke-9 sebesar 22,40 oC
dan hari ke-10 sebesar 22,20 oC. Dapat terlihat pada grafik terjadi fluktuasi pada
suhu air dalam akuarium di system 4. Suhu yang terukur dari hari ke hari tidak
dapat terprediksi, karena selalu mengalami peningkatan dan penurunan. Suhu
pada sistem 4 berkisar antara 21,80 oC-22,83 oC.

Grafik pH Sistem 4 (Hydrilla + 3 ekor ikan)

pH
10.00
9.00
8.00
7.00
6.00
5.00
4.00
3.00
2.00
1.00
0.00

8.36

9.20 9.26 9.20


8.77 8.73 8.68 8.76 8.90 9.08

7.58

pH

10

Hari ke-

Grafik diatas merupakan garafik pH pada system 4, dimana pada system 4


terdapat 1 tanaman Hydrilla dan 3 ekor ikan. Pada grafik terlihat pH hari 0 sebesar
7.58, hari-1 sebesar 8.36, hari-2 sebesar 8.77, hari ke-3 sebesar 8.73, hari-4
sebesar 8.68, hari-5 sebesar 8.76, hari-6 sebesar 8.90, hari ke-7 sebesar 9.08, hari
ke-8 sebesar 9.20, hari ke-9 sebesar 9.26 dan hari ke-10 sebesar 9.20. Dapat
terlihat pada grafik bahwa secara umum terjadi peningkatan pada pH air dalam
akuarium di system 4. pH yang terukur dari hari ke hari tidak selalu mengalami
kenaikan, namun adapula data yang mengalami penurunan. pH pada sistem 4
berkisar antara 7.58-9.20.

24

PRODI PENDIDIKAN IPA 2013 Kelompok 1 Offering A


Grafik DO Sistem 4 (Hydrilla + 3 ekor ikan)

DO (mg/L)
1.40

1.33 1.33

1.20

1.20
1.07

1.00
0.83

0.80
0.60

0.77
DO (mg/L)

0.53

0.40

0.40

0.20

0.20

0.26

0.10

0.00
0

10

Hari ke-

Grafik diatas merupakan garafik DO pada system 4, dimana pada system 4


terdapat 1 tanaman Hydrilla dan 3 ekor ikan. Pada grafik terlihat DO hari 0
sebesar 1.33, hari-1 sebesar 1.33, hari-2 sebesar 0.53, hari ke-3 sebesar 0.83, hari4 sebesar 0.77, hari-5 sebesar 0.10, hari-6 sebesar 0.40, hari ke-7 sebesar 0.20,
hari ke-8 sebesar 0.26, hari ke-9 sebesar 1.20 dan hari ke-10 sebesar 1.07. Dapat
terlihat pada grafik terjadi fluktuasi pada DO air dalam akuarium di system 4. DO
yang terukur dari hari ke hari tidak dapat terprediksi, karena selalu mengalami
peningkatan dan penurunan yang tak menentu. DO pada sistem 4 berkisar antara
0.10-1.33 (mg/L)
Grafik Gerakan Operkulum ikan 1 Sistem 4 (Hydrilla + 3 ekor ikan)

Jumlah Gerakan Operkulum Ikan 1


250

227 220
209

200
158

150
100

Jumlah Gerakan
Operkulum Ikan 1

50
0

0
0

0
5

0
6

0
7

0
8

0
9

0
10

Hari ke-

25

PRODI PENDIDIKAN IPA 2013 Kelompok 1 Offering A


Grafik diatas merupakan garafik Jumlah gerakan operkulumikan 1 pada
system 4, dimana pada system 4 terdapat 1 tanaman Hydrilla dan 3 ekor ikan.
Pada grafik terlihat jumlah gerakan operkulum hari 0 sebesar 158, hari-1 sebesar
227, hari-2 sebesar 220, hari ke-3 sebesar 209, dan hari-4 sampai hari ke-10
sebesar 0 (Ikan mati). Dapat terlihat pada grafik bahwa terjadi peningkatan pada
jumlah gerakan operkulumikan pada hari pertama, namun kemudian mengalami
penurunan di hari 2 dan 3. Dan pada hari berikutnya ikannya mati. Jumlah
gerakan operkulumikan 1 berkisar antara 158-227 kali permenit
Gerakan Operkulum ikan 2 Sistem 4 (Hydrilla + 3 ekor ikan)

Jumlah Gerakan Operkulum Ikan 2


250
228
200

214
167

157

150

139 132
Jumlah Gerakan
Operkulum Ikan 2

100
50
0

0
0

0
7

0
8

0
9

0
10

Hari ke-

Grafik diatas merupakan garafik Jumlah gerakan operkulumikan 2 pada


system 4, dimana pada system 4 terdapat 1 tanaman Hydrilla dan 3 ekor ikan.
Pada grafik terlihat jumlah gerakan operkulum hari 0 sebesar 157, hari-1 sebesar
228, hari-2 sebesar 214, hari ke-3 sebesar 139, dan hari-4 sebesar 132, hari ke-5
sebesar 167, dan hari ke-6 sampai hari ke-10 sebesar 0 (Ikan mati). Dapat terlihat
pada grafik bahwa terjadi peningkatan pada jumlah gerakan operkulumikan pada
hari pertama, namun kemudian mengalami penurunan di hari 2, 3 dan 4, kemudian
di hari ke-5 jumlah gerakan operkulummengalami kenaikan lagi. Dan pada hari
berikutnya ikannya mati. Jumlah gerakan operkulumikan 2 berkisar antara 132228 kali permenit

26

PRODI PENDIDIKAN IPA 2013 Kelompok 1 Offering A


Grafik Jumlah Gerakan Operkulum ikan 3 Sistem 4 (Hydrilla + 3 ekor ikan)

Jumlah Gerakan Operkulum Ikan 3


250

233

200

219

199

157

150

113

100

Jumlah Gerakan
Operkulum Ikan 3

50
0

0
0

0
6

0
7

0
8

0
9

0
10

Hari ke-

Grafik diatas merupakan garafik Jumlah gerakan operkulumikan 3pada


system 4, dimana pada system 4 terdapat 1 tanaman Hydrilla dan 3 ekor ikan.
Pada grafik terlihat jumlah gerakan operkulum hari 0 sebesar 157, hari-1 sebesar
233, hari-2 sebesar 219, hari ke-3 sebesar 199, dan hari-4 sebesar 113, dan hari
ke-5 sampai hari ke-10 sebesar 0 (Ikan mati). Dapat terlihat pada grafik bahwa
terjadi peningkatan pada jumlah gerakan operkulumikan pada hari pertama,
namun kemudian mengalami penurunan di hari 2, 3, 4 dan 5. Namun kemudian
pada hari berikutnya ikannya mati. Jumlah gerakan operkulumikan 3 berkisar
antara 113-233 kali permenit.
Grafik Tinggi Air Sistem 4 (Hydrilla + 3 ekor ikan)

Tinggi Air (cm)


15.50

15.3015.20

15.00

15.1015.00
14.70

14.50

14.4014.3014.30

14.00

14.1014.00

13.90

Tinggi Air (cm)

13.50
13.00
0

10

Hari ke-

27

PRODI PENDIDIKAN IPA 2013 Kelompok 1 Offering A


Grafik diatas merupakan garafik tinggi air pada system 4, dimana pada
system 4 terdapat 1 tanaman Hydrilla dan 3 ekor ikan. Pada grafik terlihat Tinggi
air hari 0 sebesar 15.30, hari-1 sebesar 15.20, hari-2 sebesar 15.10, hari ke-3
sebesar 15.00, hari-4 sebesar 14.70, hari-5 sebesar 14.40, hari-6 sebesar 14.30,
hari ke-7 sebesar 14.30, hari ke-8 sebesar 14.10, hari ke-9 sebesar 14.00 dan hari
ke-10 sebesar 13.90. Dapat terlihat pada grafik terjadi penurunan pada tinggi air
dalam akuarium di system 4.

H. PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini, praktikan mengamati interaksi antarkomponen
ekosistem pada air tawar. Pada ekosistem air tawar yang diamati, terdapat 4
sistem yang berbeda, yaitu sistem 1 yang berisi air dan Hydrilla; sistem 2 yang
berisi air dan 1 ekor ikan; sistem 3 yang berisi air, 1 ekor ikan, dan Hydrilla serta
sistem 4 yang berisi air, 3 ekor ikan dan Hydrilla. Pengamatan dilakukan selama
11 hari, yaitu dari hari ke-0 sampai hari ke-10. Komponen yang diamati meliputi
suhu, pH, kadar DO, Jumlah gerakan operkulumikan, Keadaan ikan, serta tinggi
air. Dari hasil pengamatan diperoleh hasil sebagai berikut:
a.

Sistem 1 (Tanaman Hydrilla)


Suhu pada hari ke-nol yang tercatat adalah 22.6 C. Pada hari pertama

suhu 22.7 C, hari kedua suhu sebesar 21.90C, hari ke-tiga 22.13 C, hari keempat 22.4C, hari ke-lima sebesar 22.1C, hari ke-enam dan hari kedelapan suhu
sama sebesar 22.43C, hari ke-tujuh suhu sebesar21.97C, hari ke-sembilan suhu
sebesar 22.50C dan hari ke-sepuluh suhu sebesar 22.3C. Dalam system satu
akuarium hanya berisi satu Hydrilla, perubahan suhu mengalami kenaikan dan
penurunan hal itu disebabkan karena suhu udara luar atau lingkungan
mempengaruhi terhadap suhu air dalam akuarium. Hal tersebut juga dapat
dihubungkan dengan kondisi alam, biasanya dikarenakan oleh pengaruh cuaca
yang menyebabkan suhu mengalami kenaikan dan penurunan.
Pada system satu perubahan kadar DO tidak stabil. Hari ke-0 dan ke-1
menunjukkan kadar DO yang lebih kecil dibandingkan hari-hari berikutnya. Hal
ini dikarenakan adanya ketidak akuratan pada alat DO meter. Terjadi fluktuasi

28

PRODI PENDIDIKAN IPA 2013 Kelompok 1 Offering A


pada DO air dalam akuarium di system 1. Kadar DO yang terukur dari hari ke hari
tidak dapat terprediksi, karena selalu mengalami peningkatan dan penurunan yang
tak menentu. Hal ini karena adanya organisme (Hydrilla) dalam air yang
mengambil oksigen terlarut untuk proses respirasinya. Intensitas matahari yang
digunakan untuk fotosintesis sangat dipengaruhi oleh cuaca. Pada saat praktikum,
kebanyakan intensitas cahaya yang kurang sehingga membuat Hydrilla tidak
berfotosintesis secara maksimum dan akan membuat kadar DO dalam air sedikit.
pH pada system satu mengalami kenaikan sehingga hal tersebut dapat
dikatakan semakin basa. Air yang semakin basa menunjukkan bahwa terjadi
penurunan penggunaan CO2. pH yang relative naik dari hari kehari tersebut,
dikarenakan pada system satu, hanya terdapat Hydrilla. Hydrilla menghasilkan
oksigen (O2) saat fotosintesis. Oksigen yang dihasilkan semakin banyak dari hari
kehari dikarenakan dalam system tersebut tidak terdapat ikan, sehingga oksigen
yang telah dihasilkan Hydrilla tidak terpakai dan larut dalam air. Oksigen yang
terlarut dapat mempengaruhi pH air, dimana semakin banyak oksigen yang
terlarut maka pH-nya semakin besar.
Ketinggian air pada system satu mengalami penerununan. Ketinggian awal
pada hari ke-nol adalah 15cm dan pada saat hari ke-sepuluh ketinggian air di
akuarium menjadi 13.70 cm. Ketinggian air yang terus mengalami penurunan
diakibatkan oleh penguapan yang terjadi. Penguapan pada aquarium dipengaruhi
oleh suhu dan juga cahaya, semakin tinggi suhu akan semakin cepat penguapan
yang terjadi. Begitu pula dengan cahaya, semakin besar intensitas cahaya yang
diterima akan menyebabkan penguapan yang terjadi juga semakin cepat.
b. Sistem 2 (1 ekor ikan)
Pada sistem kedua ini suhu hari ke 0 sebesar 22.80oC ; hari ke-1 sebesar
22.70 oC; hari ke 2 sebesar 21.90 oC ; hari ke-3 sebesar 22.20 oC; hari ke-4
sebesar 22.46oC ; hari ke-5 sebesar 22.20 oC; hari ke-6 sebesar 22.40 oC; hari ke-7
o

C sebesar 21.90 oC; hari ke-8 sebesar 22.37 oC; hari ke-9 sebesar 22.40 oC; hari

ke-10 sebesar 22.30 oC . Suhu mengalami fluktuasi hari ke-0 sampai hari ke 10
sampai suhu mengalami kenaikan dan penurunan .
Pada sistem kedua di mana pada aquarium diisi hanya dengan 1 ekor ikan,
kadar DO mula-mula (hari ke 0) sebesar 1.30 mg/L; pada hari ke-1 sebesar 1.36

29

PRODI PENDIDIKAN IPA 2013 Kelompok 1 Offering A


mg/L; pada hari ke-2 sebesar 1.00 mg/L; pada hari ke-3 sebesar 1.37 mg/L; pada
hari ke-4 sebesar 0.50 mg/L; pada hari ke-5 sebesar 1,60 mg/L ; pada hari ke-6
sebesar 1.83 mg/L; pada hari ke-7 sebesar 4.67 mg/L; pada hari ke-8 sebesar 4.26
mg/L; pada hari ke-9 sebesar 4.80 mg/L; pada hari ke-10 sebesar 5.20 mg/L. Pada
hari ke-0 hingga ke-4 kadar DO mengalami fluktuasi tetapi pada hari ke-4 hingga
hari ke-10 mengalami kenaikan.
Dalam akuarium sistem 2 yang hanya berisi satu ekor ikan, perubahan
kadar DO tidak stabil. Perubahan suhunya juga tidak terlalu mencolok sehingga
dalam hal ini susah untuk mengaitkan antara perubahan DO dengan suhu.
Kemungkinan terbesar perubahan DO dikarenakan difusi oksigen dengan udara
dari luar akuarium. Semakin melakukan difusi dengan udara luar maka kadar DO
semakin besar.suhu udara luar/lingkunagan mempengaruhi terhadap suhu air
dalam aquarium.Suhu dari luar juga bisa dipengaruhi oleh cuaca.apabila hujan
maka suhu luar akan rendah dan apabila cuaca cerah suhu luar akan tinggi.
Pada sistem kedua di mana pada aquarium diisi hanya dengan 1 ekor ikan,
pH mula-mula (hari ke 0) sebesar 7.85; pada hari ke-1 sebesar 8.39; pada hari ke2 sebesar 8.63; pada hari ke-3 sebesar 8,67; pada hari ke-4 sebesar 8.72; pada hari
ke-5 sebesar 8.93; pada hari ke-6 sebesar 8.95; pada hari ke-7 sebesar 9.163; pada
hari ke-8 sebesar 9.27; pada hari ke-9 sebesar 9.43; pada hari ke-10 sebesar 9.47.
pada system II (1 ekor ikan), diperoleh pH yang relative naik dari hari ke-1
sampai hari ke-10 dari keseluruhan data yang diperoleh, pH air pada system II
mengalami kenaikan dari hari ke hari.
Nilai pH bergantung pada jumlah hydrogen terlarut pada air dalam
akuarium tersebut, semakin banyak jumlah hydrogen terlarut, maka nilai pH pun
akan semakin turun dan air cenderung asam. Ada berbagai faktor yang
menyebabkan terjadinya perubahan nila pH, diantaranya adalah kadar atau jumlah
CO2.Hal ini ditunjukkan pada persamaan reaksi berikut ini :
CO2 + H2O + H2CO3 HCO3 + 3H+ + CO32CO2 + H2O

2H+ + CO32-

Semakin banyak CO2 yang dihasilkan dari respirasi, makan reaksi akan
bergerak ke kanan dan terjadi pelepasan ion H+ sehingga pH air turun (cenderung

30

PRODI PENDIDIKAN IPA 2013 Kelompok 1 Offering A


asam). Sedangkan Penurunan/penggunaan CO2 maka pH air akan naik (cenderung
basar).
Jika nilai pH rendah, maka kadar CO2 dalam air tersebut tinggi, hal ini
juga berpengaruh pada kadar oksigen terlarut (DO). Jika kadar CO2 tinggi maka
kadar DO dalam air tersebut rendah. Jadi jika pH rendah, maka kadar CO2 tinggi
sedangkan kadar DO nya rendah, begitu pula sebaliknya , jadi pH pada sistem 2
menunjukkan bahwa semakin basa sehingga terjadi penurunan pengguanaan CO2.
Pada sistem kedua di mana pada aquarium diisi hanya dengan 1 ekor ikan,
jumlah gerakan operkulum mula-mula (hari ke 0) sebesar 172 pada hari ke-0
operkulum ikan cepat dan ikan sering naik permukaan; pada hari ke-1 sebesar 147
keadaan ikan operkulumcepat dan ikan sering naik ke permukaan; pada hari ke-2
sebesar 145 keadaan ikan , ikan tidak banyak bergerak berada di bagian tengah
dan sering naik ke permukaan , operkulumcepat; pada hari ke-3 sebesar 134
keadaan ikan ikan berada di permukaan lebih sering; mulai dari hari ke-4 ikan
mati. frekuensi operkulumsemakin menurun hal ini terjadi karena kadar d.o juga
menurun sehingga berpengaruh terhadap gerakan operkulumdan tingkah laku
ikan.Yaitu terlihat gerakan operkulumikan semakin cepat dan ikan sering naik ke
permukaan. Ikan naik ke permukaan karena ikan mencoba mencari oksigen
melalui udara karena dalam air oksigen kadar oksigen semakin menurun. jadi
semakin turun kadar oksigen dalam air maka frekuensi jumlah gerakan
operkulumsemakin menurun.
Pada sistem kedua di mana pada aquarium diisi hanya dengan 1 ekor ikan,
Tinggi air mula-mula (hari ke 0) sebesar 15 cm; pada hari ke-1 sebesar 14.70cm ;
pada hari ke-2 sebesar 14.70cm; pada hari ke-3 sebesar 14.50 cm; pada hari ke-4
sebesar 14.30 cm; pada hari ke-5 sebesar 14.30 cm; pada hari ke-6 sebesar 14.10
cm; pada hari ke-7 sebesar 14.10 cm; pada hari ke-8 sebesar 13.90 cm; pada hari
ke-9 sebesar 13.80 cm; pada hari ke-10 sebesar 13.80 cm. Pada tinggi air terlihat
perubahan yang mencolok yaitu air mengalami penurunan
Penurunan tinggi air dari hari ke hari ini karena terjadi Penguapan pada
aquarium dipengaruhi oleh suhu dan juga cahaya, semakin tinggi suhu akan
semakin cepat penguapan yang terjadi. Begitu pula dengan cahaya, semakin besar

31

PRODI PENDIDIKAN IPA 2013 Kelompok 1 Offering A


intensitas cahaya yang diterima akan menyebabkan penguapan yang terjadi juga
semakin cepat.
c.

Sistem 3 (Tanaman Hydrilla + 1 ekor ikan)


Data hasil pengamatan pada system 3 yang terdiri dari 1 tanaman

Hydrilla dan 1 ekor ikan menunjukkan pengukuran suhu hari ke-0 sebesar
22,66oC, hari ke-1 sebesar 22,76oC, hari ke-2 sebesar 21,87 oC hari ke-3 sebesar
22,20 oC, hari ke -4 sebesar 22,53oC, hari ke-5 sebesar 22,20 oC, hari ke-6 sebesar
22,37 oC, hari ke-7 sebesar 21,83 oC, hari ke-8 sebesar 22,30 oC, hari ke-9 sebesar
22,47 oC dan hari ke-10 sebesar 22,27 oC. berdasarkan data tersebut dapat terlihat
bahwa terjadi fluktuasi nilai suhu air pada sistem 3. Suhu yang terukur dari hari ke
hari tidak dapat terprediksi, karena selalu mengalami peningkatan dan penurunan.
Hal ini dapat terjadi karena, cuaca yang tidak menentu pada saat praktikum
berlangsung. Cuaca akan mempengaruhi besar suhu yang terdapat pada sistem ini.
Saat hujan turun, suhunya akan menurun, sedangkan saat cuaca panas, maka
suhunya akan cenderung naik. Suhu pada sistem 3 berkisar antara 21,80oC 22,
80 oC. Namun kisaran suhu ini bukan suhu optimum dimana ikan bisa hidup
dengan baik. Ikan akan baik pada suhu ruangan, yaitu sekitar 25oC. Karena
pengaruh suhu juga, ikan pada sistem 3 cepat mati. Karena enzim yang bekerja
pada metabolisme ikan tidak akan maksimum bekerja.
Faktor lain yang dapat mempengaruhi kehidupan ikan pada sistem-3
adalah besarnya pH. Rata-rata pH hari ke-0 sebesar 7,77, hari ke-1 sebesar 8,33,
hari ke-2 sebesar 8,66, hari ke-3 sebesar 8,76, hari ke-4 sebesar 9,21, hari ke-5
sebesar 9,43, hari ke-6 sebesar 9,63, hari ke-7 sebesar 9,44, hari ke-8 sebesar 9,57,
hari ke-9 sebesar 9.74 dan hari ke-10 sebesar 9,68. Berdasarkan data tersebut
dapat disimpulkan bahwa secara umum terjadi peningkatan pada pH air dalam
akuarium di system 3. Hal ini disebabkan karena adanya CO2 yang dihasilkan
pada proses respirasi ikan yang terdapat pada akuarium. Terdapat keterkaitan
antara pH dan jumlah pergerakan operkulumikan. Setelah ditelaah, pH akan naik
saat pergerakan operkulumikan cepat. Seperti yang telah disebutkan bahwa
ketersediaan CO2 di dalam air dapat menyebabkan adanya reaksi antara
CO2 + H2O H2CO3(asam)

32

PRODI PENDIDIKAN IPA 2013 Kelompok 1 Offering A


Dengan bertambahnya pergerakan operkulum ikan akan membuat CO2 meningkat
dan pH akan mengalami penurunan. Sedangkan saat ikannya mati

pH yang

terukur akan menngalami kenaikan, karena CO2 dalam air berkurang (CO2 hanya
dihasilkan dari Hydrilla saja). Kisaran nilai pH pada sistem 3 sebesar 7,77 -9,70
atau dapat dikatakan bahwa air pada sistem 3 bersifat basa.
Pada sistem 3, kadar DO hari ke-0 sebesar 1,30 mg/L, hari ke-1 sebesar
1,36 mg/L, hari ke-2 sebesar 1,30 mg/L, hari ke-3 sebesar 3,37 mg/L, hari ke-4
sebesar7,60 mg/L, hari ke-5 sebesar 5,33mg/L, hari ke-6 sebesar 5,80 mg/L, hari
ke-7 sebesar 8,00 mg/L, hari ke-8 sebesar 8,43 mg/L, hari ke-9 sebesar 8,30 mg/L
dan hari ke-10 sebesar 7,36 mg/L. Terjadi fluktuasi pada kadar DO air dalam
akuarium di system 3. Berdasarkan data yang telah diperoleh dapat terlihat bahwa
rata-rata nilai jumlah oksigen yang terlarut dalam sistem 3 menunjukkan kenaikan
yang signifikan pada hari ke-3 sampai hari ke-4. Selanjutnya, pada hari ke-5
menunjukkan penurunan nilai DO. Selain itu, kenaikan kadar DO juga mengalami
kenaikan yang signifikan pada hari ke-7. Sedangkan pada hari ke-8 dan hari ke-9
besarnya nilai DO terbilang konstan. Sementara itu nilai DO pada hari ke-0, 1,
dan 2 menunjukkan nilai yang tidak akurat sehingga terjadi kenaikan secara
signifikan pada hari ke-3, hal ini disebabkan karena adanya kesalahan alat. DO
yang terukur dari hari ke hari tidak dapat terprediksi, karena selalu mengalami
peningkatan dan penurunan yang tak menentu. Hal ini karena adanya organisme
(Hydrilla dan ikan) dalam air yang mengambil oksigen terlarut untuk proses
respirasinya. Jumlah oksigen yang terlarut dalam air bernilai kecil saat ikan masih
hidup dan Hydrilla berfotosintesis secara minimal. Hal ini dapat terjadi saat cuaca
memburuk. Intensitas matahari yang digunakan untuk fotosintesis sangat
dipengaruhi oleh cuaca. Pada saat praktikum, kebanyakan intensitas cahaya yang
kurang sehingga membuat Hydrilla tidak berfotosintesis secara maksimum dan
akan membuat kadar DO dalam air sedikit. Hal ini juga yang akan membuat ikan
mati.
Selanjutnya, saat perhitungan

jumlah gerakan operkulum pada ikan

setiap menit dalam system 3 didapatkan jumlah gerakan operkulum harike- 0


sebesar 108 kali/menit, hari ke-1 sebesar 213 kali/menit, dan hari ke-2 sebesar 206
kali/menit, sedangkan pada hari ke-3 ikan mati. Dapat terlihat bahwa terjadi

33

PRODI PENDIDIKAN IPA 2013 Kelompok 1 Offering A


peningkatan pada jumlah gerakan operkulum ikan pada hari ke-1, namun
kemudian mengalami penurunan di hari ke-1. Hal ini kemungkinan besar dapat
disebabkan karena jumlah oksigen yang terlarut dalam air turun pada hari ke-2
(proses fotosintesis Hydrilla tidak sebanding dengan kebutuhan respirasi ikan)
yang akan membuat ikan harus ke atas permukaan untuk mengambil oksigen.
Gerakan operkulum ikanpun akan semakin cepat untuk bisa mendapatkan
oksigen. Namun karena belum cukup, pada hari berikutnya ikannya mati. Selain
karena kadar DO, pengaruh suhu juga dapat menyebabkan ikan mati. Setiap
makhluk hidup memiliki suhu sendiri untuk hidup dengan baik, begitupula dengan
ikan. Hal ini dibuktikan, saat suhu turun ikan akan mati atau pun ada
kemungkinan lain yaitu ikan pada sistem 3 dalam keadaan stress saat dilakukan
pengamatan.
Tinggi air pada sistem 3 cenderung menurun hal ini terlihat pada hari ke0 tinggi air sebesar 15,00 cm, hari ke-1 sebesar 14,90 cm, hari ke-2 sebesar
14,80cm, hari ke-3 sebesar 14,70 cm, hari ke-4 sebesar 14,50 cm, hari ke-5
sebesar 14,40 cm, hari ke-6 sebesar 14,30cm, hari ke-7 sebesar 14,30cm, hari ke-8
sebesar 13,90 cm, hari ke-9 sebesar 13,90cm dan hari ke-10 sebesar 13,80 cm. Hal
ini disebabkan karena air tersebut akan terserap oleh organisme (Hydrilla maupun
ikan saat masih hidup) yang terdapat didalam akuarium dalam proses respirasi
mereka. Kemungkinan yang lain adalah adanya proses penguapan kare na selama
pengamatan sistem dalam keadaan terbuka, sehingga dapat menyebabkan
berkurangnya ketinggian air dalam akuarium.
Pada hari ke-0 ikan tenang dan pergerakan opekulum lambat, serta ikan
selalu berada mendekati Hydrilla. Sedangkan

pada hari ke-1 pergerakan

operkulum lebih cepat dibandingkan hari sebelumnya, seperti halnya pada hari ke0 posisi ikan selalu mendekati Hydrilla. Pada hari ke-2 ikan dominan berada di
bagian tengah akuarium, serta ikan tidak banyak bergerak. Gerakan operkulum
ikan juga tidak secepat hari ke-1. Ikan lebih banyak mendekati Hydrilla untuk
dapat memperoleh makanan. Pada hari ke-3 ikan dalam sistem 3 mati, hal ini
dikarenakan terjadi penurunan suhu pada hari sebelumnya. Sehingga ikan tidak
dapat melakukan proses metabolisme secara maksimal. Pada dinding akuarium
juga terdapat gelembung-gelembung yang merupakan oksigen hasil fotosintesis

34

PRODI PENDIDIKAN IPA 2013 Kelompok 1 Offering A


dari Hydrilla. Hari ke-4 pengamatan menunjukkan hilangnya gelembunggelembung pada dinding akuarium, karena proses fotositesis Hydrilla yang tidak
sempurna akibat cuaca yang buruk. Begitu pula pada hari ke-5 sampai hari ke-8.
Pada hari ke-9 dan hari ke-10 air di dalam akuarium terlihat lebih keru dari harihari sebelumnya serta terdapat jentik-jentik yang menunjukkan bahwa dalam
akuarium tercemar (baik udara luar maupun dari sisa-sisa kotoran ikan yang sudah
mati).
d. Sistem 4 (Tanaman Hydrilla + 3 ekor ikan)
Suhu pada system 4, dimana pada system 4 terdapat 1 tanaman Hydrilla dan
3 ekor ikan yaitu hari 0 sebesar 22,83oC, hari-1 sebesar 22,66oC, hari-2 sebesar
21,83 oC, hari ke-3 sebesar 22,13 oC, hari-4 sebesar 22,50 oC, hari-5 sebesar 21,90
o

C, hari-6 sebesar 21,40 oC, hari ke-7 sebesar 21,80 oC, hari ke-8 sebesar 22,27 oC,

hari ke-9 sebesar 22,40 oC dan hari ke-10 sebesar 22,20 oC. Dapat terlihat pada
data terjadi fluktuasi pada suhu air dalam akuarium di system 4. Suhu yang
terukur dari hari ke hari tidak dapat terprediksi, karena selalu mengalami
peningkatan dan penurunan. Hal ini kerena cuaca yang tidak menentu pada saat
praktikum berlangsung. Cuaca akan mempengaruhi besar suhu yang terdapat pada
sistem ini. Saat hujan turun, suhunya akan menurun, sedangkan saat hujan tidak
turun, maka suhunya akan cenderung naik. Suhu pada sistem 4 berkisar antara
21,80 oC-22,83 oC. Namun kisaran suhu ini bukan suhu optimum dimana ikan bias
hidup dengan baik. Ikan akan baik pada suhu ruangan, yaitu sekitar 25oC. Karena
pengaruh suhu juga, ikan pada sistem 4 cepat mati. Karena enzim yang bekerja
pada metabolisme ikan tidak akan maksimum bekerja. Namun adapula alasa lain
seperti karena kurangnya oksigen dalam air yang menyebabkan ikan mati. Hal ini
akan dibahas di paragraf mengenai Dissolved Oxygen.
Pada sistem-4 besar pH hari 0 sebesar 7.58, hari-1 sebesar 8.36, hari-2
sebesar 8.77, hari ke-3 sebesar 8.73, hari-4 sebesar 8.68, hari-5 sebesar 8.76, hari6 sebesar 8.90, hari ke-7 sebesar 9.08, hari ke-8 sebesar 9.20, hari ke-9 sebesar
9.26 dan hari ke-10 sebesar 9.20. Dapat disimpulkan bahwa secara umum terjadi
peningkatan pada pH air dalam akuarium di system 4. Hal ini disebabkan karena
adanya CO2 yang dihasilkan oleh proses respirasi pada ketiga ikan yang terdapat
pada akuarium. Terdapat keterkaitan antara pH dan jumlah pergerakan

35

PRODI PENDIDIKAN IPA 2013 Kelompok 1 Offering A


operkulumikan. Setelah ditelaah, pH akan naik saat pergerakan operkulumikan
cepat. Seperti yang telah disebutkan bahwa ketersediaan CO2 di dalam air dapat
menyebabkan adanya reaksi antara CO2 + H2O H2CO3(asam). Dengan
bertambahnya pergerakan operkulumikan akan membuat CO2 meningkat dan pH
akan mengalami penurunan. Sedangkan saat ikannya mati pH yang terukur akan
menngalami kenaikan, karena CO2 dalam air berkurang(hanya dari Hydrilla saja).
pH pada sistem 4 berkisar antara 7.58-9.20(basa) .
Pada sistem 4, DO hari 0 sebesar 1.33, hari-1 sebesar 1.33, hari-2 sebesar
0.53, hari ke-3 sebesar 0.83, hari-4 sebesar 0.77, hari-5 sebesar 0.10, hari-6
sebesar 0.40, hari ke-7 sebesar 0.20, hari ke-8 sebesar 0.26, hari ke-9 sebesar 1.20
dan hari ke-10 sebesar 1.07. Terjadi fluktuasi pada DO air dalam akuarium di
system 4. DO yang terukur dari hari ke hari tidak dapat terprediksi, karena selalu
mengalami peningkatan dan penurunan yang tak menentu. Hal ini karena adanya
organisme yang terdapat dalam air yang mengambil DO untuk proses
respirasinya. DO dalam air akan mengalami penurunan saat 3 ekor ikan semua
hidup dan namun Hydrilla berfotosintesis secara miniimal. Hal ini dapat terjadi
saat cuaca yang tidak bersahabat. Intensitas matahari yang digunakan untuk
fotosintesis sangat dipengaruhi oleh cuaca. Pada saat praktikum, kebanyakan
intensitas cahaya yang kurang sehingga membuat Hydrilla tidak berfotosintesis
secara maksimum dan akan membuat DO dalam air menurun. Karena terdapat 3
ekor ikan dalam akuarium, hal ini akan membuat kadar DO semakin sedikit dan
bahkan aka nada kompetisi untuk mendapatkan DO. Hal ini juga yang akan
membuat ikan mati.
Grafik diatas merupakan garafik Jumlah gerakan operkulumikan 1 pada
system 4, dimana pada system 4 terdapat 1 tanaman Hydrilla dan 3 ekor ikan.
Pada grafik terlihat jumlah gerakan operkulum hari 0 sebesar 158, hari-1 sebesar
227, hari-2 sebesar 220, hari ke-3 sebesar 209, dan hari-4 sampai hari ke-10
sebesar 0 (Ikan mati). Sedangkan pada ikan 2, jumlah pergerakan operkulum hari
0 sebesar 157, hari-1 sebesar 228, hari-2 sebesar 214, hari ke-3 sebesar 139, dan
hari-4 sebesar 132, hari ke-5 sebesar 167, dan hari ke-6 sampai hari ke-10 sebesar
0 (Ikan mati). Serta pada ikan 3, jumlah pergerakan operkulumnya adalah hari 0
sebesar 157, hari-1 sebesar 233, hari-2 sebesar 219, hari ke-3 sebesar 199, dan

36

PRODI PENDIDIKAN IPA 2013 Kelompok 1 Offering A


hari-4 sebesar 113, dan hari ke-5 sampai hari ke-10 sebesar 0 (Ikan mati). Dapat
terlihat bahwa terjadi peningkatan pada jumlah gerakan operkulumikan pada hari
pertama, namun kemudian mengalami penurunan di hari selanjutnya. Hal ini
kemungkinan besar karena kadar DO yang turun pada air (disebabkan karena
proses fotosintesis Hydrilla tidak sebanding dengan kebutuhan respirasi 3 ikan)
yang akan membuat ikan harus ke atas permukaan untuk mengambil oksigen.
Gerakan operkulumikanpun akan semakin cepat untuk berebut oksigen. Namun
karena belum cukup, pada hari berikutnya ikannya mati. Selain karena kadar DO,
pengaruh suhu juga dapat menyebabkan ikan mati. Setiap makhluk hidup
memiliki suhu sendiri untuk hidup dengan baik, begitupula dengan ikan. Hal ini
dibuktikan, saat suhu turun ikan akan mati. Jumlah gerakan operkulumikan 1
berkisar antara 158-227 kali permenit, jumlah gerakan operkulumikan 2 berkisar
antara 132-228 kali permenit, sedangkan Jumlah gerakan operkulumikan 3
berkisar antara 113-233 kali permenit.
Tinggi air pada sistem 4 cenderung menurun hal ini terlihat pada hari 0
tinggi air sebesar 15.30cm, hari-1 sebesar 15.20cm, hari-2 sebesar 15.10cm, hari
ke-3 sebesar 15.00cm, hari-4 sebesar 14.70cm, hari-5 sebesar 14.40cm, hari-6
sebesar 14.30cm, hari ke-7 sebesar 14.30cm, hari ke-8 sebesar 14.10cm, hari ke-9
sebesar 14.00cm dan hari ke-10 sebesar 13.90cm. Hal ini disebabkan karena air
tersebut akan terserap oleh organisme yang terdapat didalam akuarium (3 ikan +
Hydrilla) dalam proses respirasi mereka.
Keadaan ikan pada hari-0 ikan 1 dan ikan 2 lebih sering di atas permukaan
air untuk mengambil oksigen di udara. Sedangkan ikan 3 lebih banyak di dalam
air untuk mengambil oksigen yang larut dalam air. Pada hari-1 ikan 1,2 dan 3
sering di atas permukaan air, hal ini karena DO tidak cukup lagi untuk mereka
dalam melakukan respirasi. Gelembung udara juga sesekali keluar dari mulut ikan
tersebut. Pada hari-3 gerakan operkulumikan semakin cepat untuk memenuhi
kebutuhan oksigen untuk respirasi. Pada hari-4 ikan tetap sering berada di
permukaan air untuk mengambil oksigen di udara. Pada hari-5, ikan mati. Hal ini
terjadi karena kekurangan oksigen, dan karena pengaruh suhu yang terlalu dingin.
Karena suhu di akuarium hanya sekitar 22oC, padahal suhu yang baik adalah
25oC. setalah ikan 1 mati, diikuti oleh ikan 3 dan kemudian ikan 2 yang mati.

37

PRODI PENDIDIKAN IPA 2013 Kelompok 1 Offering A


Alasannya sama, karena kekurangan oksigen dan karena suhu. Setalah ketiga ikan
mati, air dalam akuarium semakin hari semakin keruh, hal ini karena terdapat
kotoran ikan yang larut dalam air dan terdapat mikroorganisme seperti protozoa
yang hidup didalamnya. Setelah beberapa hari, muncul jentik-jentik nyamuk yang
hidup dalam air.
Dari penjabaran di atas, dapat diketahui keadaan pada sistem 1, 2 , 3 dan
4. Untuk mengetahui perbandingan antara keempat sistem dilakukan analisis
sebagai berikut:
a. Suhu Dan Pengaruhnya Terhadap Operculum
23
22.8

Axis Title

22.6
22.4
22.2

Sistem 1

22

Sistem 2

21.8

Sistem 3

21.6

Sistem 4

21.4
21.2
0

10

Hari ke-

Bagi hewan seperti ikan yang telah diteliti dalam praktikum interaksi ini,
suhu merupakan hal yang berkaitan dengan laju perkembangan. Kombinasi antara
waktu dan suhu selama berlangsungnya proses penelitian tersebut merupakan
waktu fisiologis yang sangat penting untuk diteliti.

Suhu lingkungan

mempengaruhi suhu tubuh dari hewan-hewan poikiloterm. Bahkan suhu ini


menjadi faktor pembatas bagi kebanyakan makhluk hidup. Suhu tubuh menetukan
kerja enzim-enzim yang membantu metabolisme di dalam tubuh. Kepentingan
suhu ini tidak hanya pada aktivitasnya melainkan pula berkaitan dengan laju
perkembangannya.

Dalam kisaran yang tidak mematikan, pengaruh paling

penting oleh suhu terhadap hewan poikiloterm dari sudut pandang ekologik adalah
pengaruh suhu atas perkembangan dan pertumbuhan. Dalam hal ini langsung
tampak adanya hubungan linear antara laju perkembangan jika dikaitkan dengan

38

PRODI PENDIDIKAN IPA 2013 Kelompok 1 Offering A


suhu tubuh. Dengan kata lain adanya hubungan yang linear antara laju
perkembangan dengan suhu.
Hewan ektotermik maupun endotermik mengatur suhu tubuhnya dengan
menggunakan beberapa kombinasi dari empat kategori umum adaptasi:
a) Penyesuaian laju pertukaran panas antara hewan dan sekelilingnya. Insulin,
seperti rambut, bulu, dan lemak yang terletak persis dibawah kulit, mengurangi
kehingan panas dari tubuh hewan. Mekanisme lain yang mengatur pertukaran
panas umumnya melibatkan adaptasi sistem sirkulasi. Jenis adaptasi lain yang
mengatur pertukaran panas adalah suatu pertukaran arteri dan vena yang
disebut sebagai penukar panas lawan-arus. Penukaran ini sangat penting dalam
pengontrolan hilangnya panas dari anggota tubuhnya. Pengaturan ini
memudahkan pemindahan panas dari arteri ke vena di espanjang pembuluh
darah tersebut. Pada beberapa spesies, darah dapat memasuki tungkai baik
melui penukar panas atau melalui pembuluh yang dialihkan di sekitar panas itu.
Jumlah relatif darah yang yang memasuki tungkai melalui kedua jalur yang
berbeda itu sungguh bervariasi, sehingga mengatur laju kehingan panas.
b) Pendinginan melalui kehingan panas evaporatif. Hewan endotermik dan
ektotermik terrestrial kehilangan air melalui pernafasanya dan melalui kulit.
Jika kelembapan udara cukup rendah, air akan menguap dan hewan akan
kehilangan panas dengan cara pendingan melalui evaporasi. Evaporasi dari
sistem respirasi dapat ditingkatkan dengan cara panting (menjulurkan lidah
keluar). Pendingan melalui evaporasi pada kulit dapat ditingkatkan dengan cara
berendam atau berkeringat.
c) Respon perilaku. Banyak hewan dapat meningkatkan atau menurunkan
hilangnya panas tubuh dengan cara berpindah tempat. Mereka akan berjemur di
bawah terik matahari atau pada batu panas selama musim dingin; menemukan
tempat sejuk dan lembab atau masuk ke dalam lubang didalam tanah pada
musim panas; atau bahkan bermikgrasi ke lingkungan jyang lebih sesuai.
d) Pengubahan laju produksi panas metabolik. Kategori keempat adaptasi
termoregulasi ini hanya berlaku bagi hewan endotermik. Khususnya mamalia
dan unggas. Banyak spesiesmamalia dan unggas dapat melipat gandakan

39

PRODI PENDIDIKAN IPA 2013 Kelompok 1 Offering A


produksi panas metaboliknya sebanyak dua atau tiga kali lipat ketika terpapar
keadaan dingin (Campbell, 2004).
Pada hewan-hewan homoioterm memiliki kemampuan untuk mengatur
produksi dan pelepasan panas melalui mekanisme metabolisme dikarenakan
hewan homoioterm memiliki organ sebagai pusat pengaturnya yaitu hipothalamus
sebagai thermostat atau pengatur suhu tubuh. Suhu konstan untuk hewan-hewan
endoterm berkisar antara 30C-40C. Karena kemamapuannya mengatur suhu
tubuh yang konstan maka kelompok hewan ini dikatakan sebagai hewan regulator.
Pusast pengendali suhu tubuh (thermostat) terdapat di bagian hipothalamus otak.
Berdasarkan hasil penelitian kelompok kami, suhu pada keempat sistem
mengalami fluktuasi yang tidak teratur. Hal ini jika dihubungkan dengan kondisi
alam, bisa dikarenakan pengaruh cuaca yang menyebabkan suhu berfluktuasi,
namun letak ruangan yang lembab juga bisa menjadikan suhu ruangan tidak
teratur.
Selanjutnya akan dijelaskan pengaruh suhu terhadap gerakan operkulum
ikan. Yaitu, saat suhu tinggi, gerakan operkulum akan cepat. Hal itu dikarenakan
untuk menstabilkan panas dalam tubuh.

b. pH dan Pengaruhnya Terhadap Jumlah Pergerakan Operkulum ikan


12
10
8
Sistem 1
Sistem 2

Sistem 3
4

Sistem 4

2
0
0

10

40

PRODI PENDIDIKAN IPA 2013 Kelompok 1 Offering A


Dari keempat percobaan tersebut, nilai pH awal pada keempat aquarium
tersebut hampir sama dan nilainya saling berdekatan. Hal ini terjadi karena air
yang digunakan berasal dari keran air yang sama. Air keran yang digunakan
mengandung kaporit yang berpH 7,5-8,5. Hal inilah yang membuat pH awal air
berkisar disekitar 8. Nilai pH bergantung pada jumlah hydrogen terlarut pada air
dalam akuarium tersebut, semakin banyak jumlah hydrogen terlarut, maka nilai
pH pun akan semakin turun dan air cenderung asam. Ada berbagai faktor yang
menyebabkan terjadinya perubahan nila pH, diantaranya adalah kadar atau jumlah
CO2. Hal ini ditunjukkan pada persamaan reaksi berikut ini :
HCO3 + 3H+ + CO32-

CO2 + H2O + H2CO3


CO2 + H2O

2H+ + CO32-

Semakin banyak CO2 yang dihasilkan dari respirasi, maka reaksi akan
bergerak ke kanan dan terjadi pelepasan ion H+ sehingga pH air turun (cenderung
asam). Sedangkan penurunan atau penggunaan CO2 dalam fotosintesis oleh
Hydrilla maka pH air akan naik (cenderung basa).
Pada keempat percobaan yang telah dilakukan, seharusnya nilai pH yang
paling rendah (asam) adalah pada percobaan ke-4 yaitu pada akuarium yang diisi
3 ekor ikan, sedangkan nilai pH tertinggi (basa) adalah pada percobaan ke-1 yaitu
pada akuarium yang diisi Hydrilla saja. Namun pada data yang diperoleh nilai pH
nya bersifat acak atau tidak konsisten dan tidak sesuai dengan teori yang ada.
Hal ini terjadi dimungkinkan karena :
Kurang telitinya praktikan dalam pengamatan
Alat dalam kondisi yang kurang baik
Adanya difusi dengan udara luar yang menyebabkan kadar DO berubah-ubah.
pH berpengaruh terhadap jumlah gerakan operkulum ikan. Jika pH rendah
(asam) maka gerakan operkulum akan semakin cepat. Sedangkan saat pH tinggi
(basa) maka gerakan operkulum akan semakin lambat.

41

PRODI PENDIDIKAN IPA 2013 Kelompok 1 Offering A


c. Kadar DO dan Pengaruhnya Terhadap jumlah gerakan operkulum ikan
12

Kadar DO (mg/L)

10
8
Sistem 1

sistem 2

sistem 3
sistem 4

2
0
0

10

Hari ke-

DO adalah Dissolved Oxygen atau oksigen terlarut atau sering disebut


dengan kebutuhan oksigen. Nilai DO yang biasanya diukur dalam bentuk
konsentrasi ini menunjukan jumlah oksigen (O2) yang tersedia dalam suatu badan
air. Semakin besar nilai DO pada air, mengindikasikan air tersebut memiliki
kualitas yang bagus. Sebaliknya jika nilai DO rendah, dapat diketahui bahwa air
tersebut telah tercemar. Pengukuran DO juga bertujuan melihat sejauh mana
badan air mampu menampung biota air seperti ikan dan mikroorganisme. Selain
itu kemampuan air untuk membersihkan pencemaran juga ditentukan oleh
banyaknya oksigen dalam air. Jika reaksi penguraian komponen kimia dalam air
terus berlaku, maka kadar oksigen pun akan menurun. Pada klimaksnya, oksigen
yang

tersedia

tidak

cukup

untuk

menguraikan

komponen

kimia

tersebut.(http://id.wikipedia.org/wiki/Oksigen_terlarut)
DO dibutuhkan oleh semua jasad hidup untuk pernafasan, proses
metabolisme atau pertukaran zat yang kemudian menghasilkan energi untuk
pertumbuhan dan pembiakan. Di samping itu, oksigen juga dibutuhkan untuk
oksidasi bahan-bahan organik dan anorganik dalam proses aerobik. Sumber utama
oksigen dalam suatu perairan berasal dari suatu proses difusi dari udara bebas dan
hasil fotosintesis organisme yang hidup dalam perairan tersebut. (Salmin. 2005.
Oksigen terlarut (DO) dan kebutuhan oksigen biologi (BOD) sebagai salah satu
indikator untuk menentukan kualitas perairan).

42

PRODI PENDIDIKAN IPA 2013 Kelompok 1 Offering A


Secara umum, DO pada praktikum ini dipengaruhi oleh suhu dan pH. Jika,
suhu semakin tinggi maka DO turun begitu juga sebaliknya. Menurut Brown
(1987) peningkatan suhu 1 C akan meningkatkan konsumsi oksigen sekitar 10%.
Jika pH turun maka air tersebut bersifat asam yang mengakibatkan kadar oksigen
dalam oksigen turun begitu juga sebaliknya.
Pada grafik diatas, terlihat bahwa kadar DO disetiap sistem memiliki
perbedaan yang signifikan. Hal ini Karena adanya perbedaan perlakuan antara
keempat sistem. Sistem pertama memiliki DO yang tinggi, hal ini karena pada
sistem 1 berisi Hydrilla yang dapat mengahasilkan oksigen melalui proses
fotosintesis. Dan tidak ada organisme lain yang menyarap oksigen terlarut
tersebut. Pada sistem kedua DOnya rendah, karena tidak ada organism penghasil
oksigen. Hanya 1 ekor ikan yang menggunakan oksigen untuk proses respirasi.
Pada sistem 3, ketika ikan masih hidup DOnya rendah, hal ini karena ikan dan
Hydrilla akan menggunakan oksigen dari hasil fotosintesis. Selain itu ikan dan
Hydrilla juga mengeluarkan CO2 sebagai hasil respirasi. Namun ketika ikan mati
kadar DOnya meningkat. Pada sistem 4 DOnya rendah, hal ini disebabkan karena
perbandingan antara penghasil dan pengguna oksigen tidak sebanding (lebih
banyak pengguna).

DO berpengaruh terhadap jumlah gerakan operkulum ikan.

Jika DO rendah maka gerakan operkulum akan semakin cepat. Sedangkan saat
DO tinggi maka gerakan operkulum akan semakin lambat.

d. Tinggi Air
15.5
15

Tinggi AIr

14.5
Sistem 1

14

sistem 2

13.5

sistem 3
sistem 4

13
12.5
0

10

Hari ke-

43

PRODI PENDIDIKAN IPA 2013 Kelompok 1 Offering A


Berdasarkan hasil pengamatan, tinggi air Pada keempat sistem mengalami
penurunan. Hal ini, disebabkan karena sistem terbuka sehingga terjadi proses
penguapan air. Selain itu, air juga digunakan oleh organisme yang terdapat pada
sistem.
Dalam praktikum ini, sistem satu memiliki fungsi sebagai pembanding
dari ketiga sistem.
I. KESIMPULAN

1. DO adalah Dissolved Oxygen atau oksigen terlarut atau sering disebut dengan

kebutuhan oksigen. BOD (Biological Oxygen Demand) merupakan jumlah


oksigen terlarut yang diperlukan oleh mikroorganisme untuk mengurai atau
mendekomposisi bahan organic dalam kondisi aerobic. Dan COD (Chemical
Oxygen Demand) merupakan jumlah oksigen yang diperlukan untuk
mengurai seluruh bahan organic yang terkandung dalam air dengan
menggunakan Kalium Bikromat.
2. Pada sistem terdapat interaksi antara komponen abiotik dan biotik. Hal ini

dapat dilihat antara pengaruh suhu, pH dan kadar DO terhadap jumlah


gerakan operkulum ikan. Pengaruh suhu terhadap gerakan operkulum ikan.
Yaitu, saat suhu tinggi, gerakan operkulum akan cepat. Hal itu dikarenakan
untuk menstabilkan panas dalam tubuh. Dan pH berpengaruh terhadap jumlah
gerakan operkulum ikan. Jika pH rendah (asam) maka gerakan operkulum
akan semakin cepat. Sedangkan saat pH tinggi (basa) maka gerakan
operkulum akan semakin lambat. Serta DO berpengaruh terhadap jumlah
gerakan operkulum ikan. Jika DO rendah maka gerakan operkulum akan
semakin cepat. Sedangkan saat DO tinggi maka gerakan operkulum akan
semakin lambat.

44

PRODI PENDIDIKAN IPA 2013 Kelompok 1 Offering A

J. DAFTAR RUJUKAN
_______. 2010. Mengenal Ekosistem, (Online),
(Http//www.scribd.com/doc/134521/2010/03/ Mengenal
_ekosistem.html), Diakses 24 Januari 2015.

Andri. 2011. Ekologi Perairan.


http://www.scribd.com/doc/14066466/EkologiPerairan. Diakses pada
25 Januari 2015.

Arikunto,S. 2002. Ekosistem Perairan. Jakarta : Rineka Cipta.

Campbell, Neil A. dkk., 2000. Biologi Edisi Kelima Jilid 3. Erlangga: Jakarta.

Kistinnah, Idun, 2009. Biologi Makhluk Hidup dan Lingkungannya. Putra


Nugraha:Jakarta.

Leksono, A.S. 2007. Ekologi. Malang: Biomedia publishing.

Resosoedarmo, dkk. 1986. Pengantar Ekologi. Bandung: Remadja Karya CV.

45

Anda mungkin juga menyukai