PENDAHULUAN
1.1
Latar belakang
AIDS (Acquired Immuno Deficiency Syndrome) merupakan kumpulan
gejala atau sindroma akibat menurunnya kekebalan tubuh yang disebabkan oleh
infeksi HIV (Human Immunodeficiency Virus). Seorang pengidap HIV lambat
laun akan jatuh ke dalam kondisi AIDS, apalagi tanpa pengobatan. AIDS dapat
melemahkan atau merusak sistem pertahanan tubuh, sehingga berbagai jenis
penyakit lain dapat berdatangan. Umumnya keadaan AIDS ini ditandai dengan
adanya berbagai infeksi baik akibat virus, bakteri, parasit maupun jamur.1
Keadaan rongga mulut merupakan hal yang penting dan dapat dijadikan
sumber informasi diagnosa pada pasien dengan infeksi HIV.1 Berbagai jenis lesi
pada rongga mulut telah banyak dilaporkan sebagai tanda klinis adanya infeksi
HIV.2 Selain itu, lesi rongga mulut tidak hanya dapat mengindikasikan adanya
infeksi HIV, tetapi juga dapat menentukan perkembangan penyakit dari infeksi
HIV tersebut.3 Lesi-lesi oral yang berhubungan dengan infeksi HIV dapat
ditemukan pada 30-80% penderita HIV/AIDS, namun kepedulian dan pengobatan
terhadap lesi tersebut masih sangat rendah, yaitu hanya sekitar 9.1% penderita
HIV/AIDS yang menerima perawatan rongga mulut.4
Diagnosa awal dan pengobatan lesi oral yang berhubungan dengan infeksi
HIV dapat mengurangi angka morbiditas.5 Kemampuan di bidang kedokteran gigi
dan mulut sangat diperlukan untuk mengatasi komplikasi oral pada infeksi
HIV/AIDS. Tenaga medis harus mampu mengenali lesi-lesi oral yang
berhubungan dengan infeksi HIV dan dapat memberikan perawatan yang tepat.
Maka, pada makalah ini akan dibahas secara garis besar manifestasi oral yang
sering ditemukan pada penderita HIV/AIDS serta penanganannya.4
1.2
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan masalah
sebagai berikut:
1. Apa saja manifestasi oral yang sering ditemukan pada penderita
HIV/AIDS?
2. Bagaimana cara penanganan terhadap manifestasi oral tersebut?
1.3
Tujuan
Tujuan dari makalah ini adalah untuk mengetahui manifestasi oral yang
Manfaat
Manfaat dari makalah ini adalah sebagai berikut.
-
Sebagai media bagi mahasiswa kedokteran gigi dan dokter gigi dalam
menambah wawasan dan pengetahuan mengenai manifestasi oral yang
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
2.1.1
Definisi
HIV adalah singkatan dari Human Immunodeficiency Virus. HIV
Etiologi
Human Immunodeficiency Virus (HIV) merupakan sejenis virus golongan
retrovirus
(AIDS).7 HIV adalah sejenis retrovirus RNA (Ribonucleic Acid) yaitu virus yang
menggunakan RNA sebagai molekul pembawa informasi genetik. HIV disebut
retrovirus karena memiliki enzim reverse transcriptase. Secara morfologis HIV
terdiri atas 2 bagian besar yaitu bagian inti (core) dan bagian selubung (envelop).
Bagian inti berbentuk silindris tersusun atas dua untaian RNA. Bagian selubung
terdiri atas lipid dan glikoprotein, glikoprotein terdiri dari gp 41 dan gp 120
(Gambar 1). Gp 120 berhubungan dengan reseptor Limfosit (T4) yang rentan.8,9
Patogenesis
Sesudah HIV memasuki tubuh manusia, partikel virus tersebut bergabung
dengan DNA (Deoxribonucleic acid) sel penderita dan akan terinfeksi seumur
hidup.10 Enzim reverse transcriptase ini memungkinkan virus mengubah
informasi genetiknya yang berada dalam RNA ke dalam bentuk DNA dan
kemudian diintegrasikan ke dalam informasi genetik sel limfosit yang diserang. 7
Dalam bentuknya yang asli, virus ini merupakan partikel yang inert, tidak dapat
berkembang atau melukai sampai virus ini masuk ke sel target. Sel target virus ini
yang paling utama adalah sel Limfosit T, karena sel ini mempunyai reseptor untuk
HIV yang disebut CD4.8 Didalam sel Limfosit T, virus dapat berkembang dan
seperti retrovirus yang lain, dapat tetap hidup lama dalam sel dengan keadaan
inaktif.9 Virus ini membunuh sel CD 4 dan mengganggu peranan limfosit dalam
respon imunitas tubuh. Antibodi diproduksi sebagai respon tubuh terhadap virus
tetapi tidak protektif pada saat ini. Antibodi yang diproduksi untuk HIV
menunjukkan terjadi infeksi dan semua orang yang seropositif dianggap mampu
Cara Penularan
HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah virus yang dapat ditularkan
melalui kontak dengan darah yang terinfeksi atau cairan seksual. Cairan yang
terinfeksi atau darah perlu berkontak dengan selaput lendir atau luka terbuka agar
virus dapat masuk ke tubuh manusia yang baru.6
Menurut literatur, HIV dapat ditularkan dengan cara:
1.Transmisi Seksual
Penularan
melalui
hubungan
seksual
baik
homoseksual
maupun
2.1.5
d. AIDS
Ketika jumlah limfosit CD4 di bawah 200 ml/sel, sistem imun pasien
sudah lemah sekali sehingga pasien memiliki resiko tinggi untuk terkena infeksi
oportunistik atau keganasan. Penyakit yang merupakan indikator AIDS adalah
toksoplasmosis pada otak; kandidiasis pada esofagus, trakea, bronkus dan paruparu; dan kaposi sarkoma. Kondisi lain yang terjadi pada stadium AIDS ialah
wasting syndrome dimana pasien mengalami kondisi katabolik dan pada pasien
terjadi penurunan berat badan.12
2.2
infeksi HIV
Candidiasis
Hairy leukoplakia
Kaposis sarcoma
Non-Hodgkins
penyakit periodontal
gingivitis,necrotizing
ulcerative periodontitis)
Infeksi bakteri:
- Actinomyces israelii
- Mycobacterium tuberculosis
- Escherichia coli
- Klebsiella pneumonia
- Mycobacterium avium
lymphoma
Infeksi bakteri:
Hiperpigmentasi
melanotik
Cat-scratch disease
Necrotizing (ulcerative)
reaksi obat
stomatitis
(ulcerative,
erythema
multiforme,
lichenoid,
toxic epidermolysis)
Epitheliod angiomatosis
Infeksi
(Unilateral/bilateral)
Thrombocytopenia
purpura
Infeksi virus:
2.2.1
jamur
selain
candidiasis:
- Cryptococcus neoformans
- Geotrichum candidum
- Histoplasma capsulatum
- Mucoraceae (mucomycosis
zygomycosis)
- Aspergilus flavus
Gangguan neurologik:
- Facial palsy
- Trigeminal neuralgia
Candidiasis Oral
Kandidiasis oral merupakan infeksi jamur yang disebabkan oleh
jamur Candida albicans. Kandidiasis oral dapat berupa kandidiasis
2.2.2
sering ditemukan pada infeksi HIV dan disebabkan oleh virus EpsteinBarr. OHL tampak sebagai lesi putih, bentuk lesi tidak teratur, bercak
sedikit menonjol, dan warna putih keabu-abuan, dengan pertumbuhan
keratin seperti rambut pada batas lateral lidah, sehingga dinamakan OHL
(gambar 5). Bentuk lesi seperti rambut disebabkan oleh hiperplasia epitel
yang padat sepanjang 1 cm. Permukaan lesi terkadang berombak dan
bergelombang memberikan gambaran seperti permukaan karpet yang
kasar. Pada umumnya lesi tidak dapat hilang dengan diusap atau
digosok.24,25
OHL menunjukkan adanya lipatan-lipatan tegak vertikal yang putih
pada sisi lateral lidah. Pada awalnya lesi-lesi tersebut mempunyai lipatanlipatan agak putih dan berlekuk-lekuk merah muda disekitarnya yang
saling bergantian sehingga tampak garis vertikal yang khas atau bercakbercak putih tebal yang luas, sedangkan lesi yang lama dapat menutup
seluruh lateral dan permukaan dorsal lidah.24,25
2.2.3
Sarkoma Kaposi
Sarkoma kaposi merupakan malignansi oral yang sering terjadi
Limfoma Non-Hodgkins
Limfoma non-Hodgkins merupakan limfoma yang sering dikaitkan
sebagai massa lunak dengan atau tanpa ulser dan jaringan yang nekrosis,
biasa terletak pada gingiva, palatum dan mukosa alveolar.2 (gambar 7)
Prognosis dari lesi ini adalah buruk. Terapi untuk lesi ini dapat berupa
kemoterapi, radioterapi ataupun tindakan pembedahan, tergantung pada
daerah yang terlibat.16
2.2.5
Penyakit Periodontal
2.2.5.1 Eritema Gingiva Linear
Eritema gingiva linear atau red band gingivitis merupakan
gambaran pita merah di sepanjang gingiva margin meluas kira-kira 2-3
mm tanpa disertai ulseratif dan tanpa kehilangan perlekatan (gambar 8).
Eritema yang muncul disertai oleh warna kemerahan yang difus atau
petechia yang meluas ke arah apikal. Eritema gingiva linear kemungkinan
dapat berkembang cepat menjadi periodontitis ulseratif nekrosis. Eritema
gingiva linear paling sering terlihat pada gigi anterior, namun bisa meluas
eritematous. Lesi ditandai dengan rasa sakit dan mudah berdarah, sering
tanpa rangsangan. Gejala klinis pada penderita adanya ulseratif, punch
out papila, nyeri dan perdarahan merupakan pathognomonic dari
gingivitis ulseratif nekrosis. Pada penderita juga terdapat oral malodor,
limpadenopati yang terlokalisir, demam dan malaise.15
BAB 3
PEMBAHASAN
Pengenalan manifestasi oral pada infeksi HIV merupakan hal yang penting
karena manifestasi oral tersebut dapat mewakili tanda-tanda adanya infeksi HIV
pada seseorang. Manifestasi oral tersebut telah terbukti sebagai tanda dari adanya
penurunan sistem imun tubuh yang parah dan perkembangan penyakit HIV/AIDS.
Virus
HIV menyebabkan
fungsi
sistem
kekebalan
tubuh
rusak
yang
manifestasi oral yang paling sering ditemukan pada infeksi HIV dan dapat
digunakan sebagai pengenal tanda awal adanya infeksi HIV. Kandidiasis oral erat
kaitannya dengan penurunan jumlah sel limfosit CD4 dan peningkatan jumlah
virus HIV. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Ashish S.
Bodhade, dkk yang menemukan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara
jumlah sel limfosit CD4 <200 cells/mm3 dengan kasus kandidiasis oral.18
Selain kandidiasis oral, manifestasi yang sering ditemukan pada infeksi
HIV adalah oral hairy leukoplakia. Hal ini dapat dilihat dari hasil penelitian yang
dilakukan oleh Olutola M. Eweka di salah satu rumah sakit di Nigeria yang
menemukan bahwa oral hairy leukoplakia merupakan manifestasi oral terbanyak
kedua setelah kandidiasis oral pada infeksi HIV. Oral hairy leukoplakia sangat
jarang terjadi pada individu yang sehat sehingga oral hairy leukoplakia merupakan
indikator yang baik untuk mengenali adanya infeksi HIV.
19
Menurut CDC
(Centers for Disease Control and Prevention), oral hairy leukoplakia memiliki
prognosis yang baik dalam memprediksi perkembangan infeksi HIV menjadi
AIDS.15
Selain itu, manifestasi oral yang sering terlihat dan harus diwaspadai
sebagai adanya infeksi HIV adalah penyakit periodontal. Pada penderita
HIV/AIDS, gingiva dapat mengalami inflamasi meskipun tanpa adanya kalkulus,
trauma oklusi ataupun riwayat penyakit sistemik. Inflamasi gingiva ini secara
progresif dapat mengalami nekrosis sebagai tandanya peningkatan jumlah bakteri
secara signifikan dan adanya penurunan sistem imunitas tubuh. Inflamasi pada
gingiva ini dapat secara cepat menjadi menjadi periodontitis yang ditandai dengan
BAB 4
PENUTUP
4.1
Kesimpulan
Berdasarkan klasifikasi EC-Clearinghouse, manifestasi oral yang sering
4.2
1.
Saran
2.
penderita HIV/AIDS
Tindakan sterilisasi dan proteksi diri pada saat melakukan perawatan
sangat diperlukan untuk menghindari resiko terjadinya penularan infeksi
HIV.
MAKALAH
OLEH :
WINATTY KRISMA
04074821417003