Pendahuluan
Tubuh manusia memiliki sistem pertukaran seperti mengambil
oksigen, nutrisi dan harus membuang sisa metabolisme, oleh karena itu
tubuh memerlukan sistem pembuluh darah. Sistem ini tidak berjalan
dengan sendirinya karena terdapat bagian pada tubuh manusia yang ikut
serta dalam sistem yang besar ini, tidak lain adalah bagian dari jantung
sebagai pusat peredaran darah pada tubuh manusia. Pada bagian sistem
pembuluh darah terdapat komponen yang berfungsi sebagai pembawa
oksigen, nutrisi dan sisa metabolisme, yaitu darah. Sistem pembuluh
darah juga memiliki cara dimana untuk mengatasi kelainan-kelainan yang
terjadi pada bagian tertentu. Pembentukan darah sendiri memiliki siklus
dan tempat pembuatannya.
Pembahasan
Struktur Makroskopik Vaskularisasi Ektermitas Inferior
Ekstermitas inferior terbagi menjadi regio glutealis, femoralis,
cruralis, dan pedis. Fungsi utama dari ektremitas inferior adalah untuk
menyangga berat tubuh ketika berdiri, dan untuk menggerakkan tubuh
melintasi ruang. Suplai vaskuler bagi sendi coxae didominasi melalui
cabang-cabang arteria obturatoria, arteria circumflexa femoris medialis
1
iliaca interna pada cavitas pelvis dan berjalan melalui canalis obturatorius
untuk memasuki dan menyuplai kompartemen medialis regio femoralis.
Cabang-cabang arteria femralis, arteria glutea inferior, arteria glutea
superior, dan arteria obturatoria, bersama dengan cabang-cabang dari
arteria pudenda interna perineum, saling berhubungan untuk membentuk
anyaman anastomosis pada regio femoralis bagian atas dan regio
glutealis. Dengan adanya saluran anastomosis tersebut memungkinkan
tersedianya sirkulasi kolateral apabila salah satu pembuluh darah
terganggu.1
Venae
yang
melakukan
drainase
ekstremitas
inferior
adalah
berjalan turun melalui regio glutealis dan menuju regio femoralis posterior
untuk menyuplai struktur-struktur di dekatnya dan beranastomosis
dengan cabang-cabang perforantes arteria femoralis. Arteria glutea
inferior juga menyuplai sebuah cabang menuju nervus ischiadicus (arteria
comitans nervi isciadici).1
Arteria glutea superior berawal dari truncus posterior arteria interna
di dalam cavitas pelvis. Arteria glutea superior meninggalkan cavitas
pelvis melalui foramen ischiadicum majus diatas musculus piriformis. Pada
glutealis,
arteria
glutea
superior
terbagi
menjadi
sebuah
ramus
memasuki
trigonum
femorale
pada
aspectus
anterior
regio
cabang
kecil
yaitu
arteria
epigastrica
superficialis,
arteria
di
sebelah
dalam
dari
musculus
tensor
fascia
latae
dan
arteria
perforantes
pertama
untuk
membentuk
anastomosis
cabang
berhubungan
berjalan
dengan
naik
menuju
cabang-cabang
fossa
arteria
trochanterica
glutealis
dan
dan
arteria
melalui canalis, arteria ini bercabang dua menjadi sebuah ramus anterior
dan sebuah ramus posterior, yang bersama-sama membentuk suatu
saluran yang mengelilingi tepi membrana obturatoria dan terletak di
dalam tempat lekat musculus obturator externus. Pembuluh-pembuluh
darah yang berasal dari ramus anterior dan ramus posterior menyuplai
musculi di dekatnya dan beranastomosis dengan arteria glutea inferior
dan arteria circumflexa femoris medialis. Selain itu, sebuah ramus
actebularis berasal dari ramjus posterior, memasuki sendi coxae melalui
incisura acetabuli dan berkontribusi menyuplai caputn ossis femoris.1
Vena pada regio femoralis terdiri dati venae superficialis dan venae
profundae. Umumnya venae profundae mengikuti arterianya dan memiliki
nama serupa. Venae superficiales terletak pada fascia superficialis, saling
berhubungan dengan venae profundae, dan umumnya tidak menyertai
arteriae. Venae suprficialis terbesar pada regio femoralis adalah vena
saphena magna. Vena saphena magna berasal dari arcus venosus pada
aspectus dorsalis pedis dan berjalan naik di sepanjang sisi medial
ekstremitas inferior menuju regio femoralis bagian proximal. Di sini vena
saphena magna berjalan melalui hiatus saphenus pada fasvia profundus,
yang membungkus regio femoralis anterior untuk berhubungan dengan
vena femoralis di dalam trigonum femorale.1
Suplai vaskuler
untuk
sendi
genus
pada
regio
cruralis.
Pembuluh-pembuluh
darah
tersebut
posterior
regio
glutea
cruralis
diantara
musculus
antara caput fibulare dan caput tibiale musculus soleus (arcus tendineus
musculi solei) dan memasuki daerah profundus kompartemen posterior
regio cruralis yang dengan segera arteria poplitea terbagi menjadi arteria
tibialis anterior dan arteria tibialis posterior.1
Terdapat dua arteriae surales yang besar, satu pada tiap sisi,
merupakan cabang dari arteria poplitea untuk menyuplai musculus
gastrocnemius, musculus soleus, dan musculus plantaris. Selain itu,
arteria poplitea mengeluarkan cabang-cabang yang berkontribusi pada
jalinan collaterale pembuluh-pembuluh darah di sekitar sendi genus/rete
articulare genus. Arteria tibialis anterior berjalan ke arah depan melalui
apertura di bagian atas membrana interossea cruris dan memasuki dan
menyuplai kompartemen anterior regio cruralis. Arteria tibialis anterior
berlanjut ke arah inferior menuju regio dorsalis pedis.1
Arteria tibialis posterior menyuplai kompartemen posterior dan
lateralis regio cruralis dan berlanjut menuju regio plantaris pedis. Arteria
tibialis posterior berjalan turun melalui daerah profundus kompartemen
posterior regio cruralis pada permukaan superficialis musculus tibialis
posterior dan musculus flexor digitorum longus. Arteria tibialis posterior
berjalan melalui canalis tarsi dibelakang malleolus medialis dan menuju
regio plantaris pedis. Pada regio cruralis, arteria tibialis posterior
menyuplai musculi dan tulang di dekatnya dan memiliki dua cabang
utama, arteria circumflexa fibularis (ramus circumflexus fibularis) dan
arteria fibularis/peronea.1
Arteria
circumflexa
fibularis
melalui
diatas
profundae
permukaan
pada
lateral
kompartemen
calcaneus.
posterior
Dan
umumnya
menyertai
venae
arteriae.
Pada
kompartemen lateralis regio cruralis tidak ada arteria utama yang berjalan
secara
verticalis
melalui
kompartemen
lateralis
regio
cruralis.
musculus
abductor
hallucis,
kemudian
diantara
musculus
10
yang
beranastomosis
berjalan
dengan
diatara
basis
metatarsalis
pembuluh-pembuluh
darah
II-V
pada
untuk
aspectus
dorsalis pedis.1
Arteria plantaris medialis berjalan di dalam regio plantaris pedis
dengan
melintas
abductor
hallucis.
Ateria
plantaris
medialis
arteria
dorsalis
pedis
berlanjut
sebagai
arteria
plantaris
intima, media dan tunika adventitia. Batas antara tunika intima dan media
ialah Lamina Elastika Interna (LEI) dan batas antara tunika media dan
tunika adventitia ialah Lamina Elastika Eksterna (LEE).
fungsinya
untuk
mensekresi
faktor-faktor
yang
mencegah
pembekuan darah serta memelihara tonus otot polos. Antara satu sel
dengan
yang
lain
dihubungkan
dengan
junction
complexes)
dan
13
Kapiler sempurna
Kapiler ini dijumpai di otot, saraf, paru dan kulit. Ciri khas dari
kapiler ini adalah sitoplasma menebal di tempat yang berinti,
terdapat filamen halus dan vesikel kecil.
Kapiler bertingkap
Kapiler ini dijumpai pada mukosa usus, berbagai kelenjar
endokrin, glomerulus ginjal, dan pankreas. Ciri- ciri khasnya
adalah sitoplasma sel endotel pada sekeliling ini sangat tipis dan
ditembusi pori- pori besar.
Kapiler sinusoidal (tidak sempurna)
Kapiler ini dijumpai pada hati dan organ haemopoetik seperti
sumsum tulang dan limpa. Ciri khasnya adlah lapisan endotel
yang bercelah besar dan lumen kapiler yang lebih besar dari
normal.3
2. Arteri
Arteri
merupakan
serangkaian
pembuluh
eferen
yang
makin
melingkar,
yang
elastis
terdapat
sel-sel
otot
polos,
serat
retikulin,
Contoh
arteri
inominata,
subclavia,
arteri
carotis
dengan
lamina-lamina
elastis
(tergantung
ukuran
sel otot polos yang melingkar, tidak ada lamina elastika eksterna. Di
atas arteriol terdapat arteri kecil dengan tunika media yang lebih
berkembang, dan lumennya lebih besar daripada lumen arteriol.
Arteri kecil mempunyai sampai 8 lapis otot polos paa tunika media.
Pada arteriol dan arteri kecil, tunika adventisianya sangat tipis.
Arteriol atau arteri kecil merupakan kunci yang mengontrol
jumlah aliran darah. Arteriol mempunyai fungsi mendistribusikan
darah ke jaringan organ-organ dalam dan mengontrol aliran darah
ke dalam kapiler.
Vena sedang
Mempunyai diameter 1-2 mm. Pada tunika intima selapis sel
endotel, kadang-kadang ada jaringan ikat di bawahnya. Tunika
medianya jauh lebih tipis daripada arteri sedang, serat kolagen lebih
menonjol daripada serat otot polos. Tunika adventisianya lebih tebal
daripada tunika medianya, jaringan ikat dan beberapa otot polos.
Vena kecil
Vena kecil sel otot polos mula-mula selapis, kemudian lapisan
otot polos bertambah banyak mengelilingi endotel. Diameter venula
makin lama makin besar menjadi vena kecil.
pada
Vena
memiliki
katup
yang
berguna
untuk
17
awalnya
akan
mengurangi
darah
yang
hilang.
Trombosit
lain,
sehingga
mengakibatkan
agregasi
trombosit
untuk
besar, maka
darah
terbagi
mejadi
mekanisme
ekstrinsik
dan
eksternal
pembuluh
darah
itu
sendiri.
Tromboplastin
(membran
(protein
plasma)
dengan
bantuan
ion
kalsium
untuk
dalam
rangkaian,
dengan
demikian
akan
terjadi
suatu
maka
kemampuan
untuk
membentuk
bekuan
akan
berkurang.4,5
Mekanisme pembuluh darah
Peredaran
darah
kardiovaskuler dan
dibagi
menjadi
Sistem
kardiovaskuler merupakan
sub
bagian
sirkulasi
sistem
besar
yaitu
limfatik.
sirkulasi
yang
Sistem
Sistem
bertugas
dibuang
melalui
organ-organ
eksresi.
Sistem
kardiovaskuler
ini
mempunyai karakter yang khas yaitu selalu cairan berupa darah pada
manusia berada di dalam pembuluh darah sehingga peredarannya
tertutup. Sistem kardiovaskuler mendistribusikan darah ke seluruh
tubuh melalui sistem peredaran darah (sirkulasi darah). Sirkulasi darah
terbagi menjadi 2 bagian yaitu sirkulasi sistemik (Sistem peredaran
darah besar) dan Sirkulasi pulmonal ( Sistem peredaran kecil).
a.Sirkulasi pulmonal ( Sistem peredaran kecil).
Sirkulasi pulmonal atau disebut juga sistem peredaran darah kecil
adalah sirkulasi darah antara jantung dan paru-paru. ( Jantung - Paru
paru - Jantung lagi). Detailnya darah dari jantung (ventrikel kanan)
dialirkan ke paru-paru melalui arteri pulmonalis, darah ini banyak
mengandung karbondioksida sebagai sisa metabolisme untuk dibuang
melalui alveolus paru-paru ke atmosfer. Selanjutnya darah akan
teroksigenasi pada kapiler paru dan kembali ke jantung (atrium kiri)
melalui vena pulmonalis. Arteri Pulmonalis adalah satu satunya aretri
yang kaya Carbon dioksida dan Vena Pulmonalis adalah satu satunya
pembuluh darah vena / balik yang kaya akan Oksigen
2.
3.
Jika darah tersusun dari banyak sel-sel darah, maka pada limfa
hanya terdapat satu macam sel darah, yaitu limfosit, yang
merupakan bagian dari sel darah putih.
sistolik akan menurun dan tekanan darah akan menurun. Hal ini
bisa disebabkan oleh pendarahan berat. Pada keadaan tidur atau
berbaring
dimana
tubuh
dalam keadaan
posisi
horizontal,
menurun.7
3 Resistensi perifer, yaitu resistensi dari pembuluh darah bagi
aliran darah. Arteri dan vena biasanya sedikit terkontruksi,
sehingga tekanan darah diastol normal.6,7
4 Elastisitas arteri besar. Saat ventrikel kanan berkontraksi, darah
yang memasuki arteri besar akan membuat dinding arteri
berdistensi. Dinding arteri bersifat elastis dan dapat menyerap
sebagian gaya yang dihasilkan aliran darah. Elastisitas ini
menyebabkan tekanan diastol yang meningkat dan sistol yang
menurun. Saat ventrikel kiri berelaksasi, dinding arteri juga akan
kembali ke ukuran awal, sehingga tekanan diastol tetap berada di
batas normal.6,7
5 Viskositas darah. Viskositas darah normal bergantung pada
keberadaan sel darah
pada
kondisi
polisitemia
vena
dan
perokok
berat.
mekanisme
penjaga
tekanan
darah
seperti
yang
akan
langsung
dikompensasi
dengan
menyebabkan
vasokontriksi
sehingga
meningkatkan
Daftar pustaka
1. Drake RL. Greys Basic Anatomi. Singapore: Elsevier; 2012.h.93114, 278-377.
2. Bloom, Fawcett. Buku ajar histologi. Edisi ke-12. Jakarta. EGC.
2002.
3. unJqeiraLC,olyKRsO.HtgdE-ika8Jr:G9;1Ch204
4. Sloane E. Diterjemahkan oleh: Widyastuti P. Anatomi dan fisiologi.
Jakarta: EGC; 2004.
5. Guyton AC, Hall JE. Buku ajar fisiologi kedokteran. Edisi 11 th.
Jakarta: EGC; 2007.
6. Silverthorn DU. Human Physiology an integrated approach. 5 th ed.
San Fransisco: Pearson Benjamin Cummings; 2010.p.480-520.
7. Gray HH, Dawkins KD, Morgan JM, Simpson IA. Lectures note:
Kardiologi. Ed-4. Jakarta: Penerbit Erlangga;2005.hal.137-12.
26