7 Hak Hak Dan Kewajiban Dasar Asasi Manusia Dalam Pancasila
7 Hak Hak Dan Kewajiban Dasar Asasi Manusia Dalam Pancasila
DASAR/ASASI MANUSIA
DALAM PANCASILA
Oleh:
MAHIFAL, SH., MH.
Buku Pegangan:
PANCASILA dan UUD 1945 dalam Paradigma Reformasi
Oleh: H. Subandi Al Marsudi, SH., MH.
Inggris:
manusia
Belanda:
Hak-hak asasi manusia adalah hak-hak dasar atau hak-hak pokok yang
dibawa manusia sejak lahir sebagai anugerah Tuhan YME
Hak-hak asasi ini menjadi dasar daripada hak-hak dan kewajibankewajiban yang lainnya
Padmo Wahjono:
Hak asasi manusia adalah hak sebagai anugerah Tuhan YME yang melekat
pada diri manusia bersifat kodrati, universal dan abadi, berkaitan dengan
harkat dan martabat manusia
Hak asasi manusia adalah seperangkat hak yang melekat pada hakikat
dan keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan YME dan merupakan
anugerah-Nya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi dan dilindungi oleh
Negara, hukum, Pemerintah, dan setiap orang demi kehormatan serta
perlindungan harkat dan martabat manusia
Hak-hak asasi pribadi atau personal rights seperti kebebasan menyatakan pendapat,
kebebasan memeluk agama, kebebasan bergerak dan sebagainya
Hak-hak asasi ekonomi atau property rights seperti hak untuk memiliki sesuatu,
membeli dan menjual serta memanfaatkannya
Hak-hak asasi untuk mendapatkan perlakuan yang sama dalam hukum dan
pemerintahan atau yang biasa disebut rights of legal equality
Hak-hak asasi politik atau political rights, yaitu hak untuk ikut serta dalam
pemerintahan, seperti hak pilih (memilih dan dipilih dalam pemilihan umum), hak
mendirikan partai politik, organisasi kemasyarakatan dan sebagainya
Hak-hak asasi sosial dan kebudayaan atau social and culture rights, seperti hak untuk
memilih pendidikan dan mengembangkan kebudayaan and sebagainya
Hak-hak asasi untuk mendapatkan perlakuan tata cara peradilan dan perlindungan
atau procedural rights, seperti hak untuk mendapatkan perlindungan dalam hal
terjadi penangkapan, penggeladahan, penahanan, peradilan dan sebagainya
Hak-hak asasi untuk membangun atau rights to develop, yaitu hak-hak asasi bagi
suatu negara/komunitas untuk membangun negaranya tanpa campur tangan negara
asing
Hubungan antara Negara Demokrasi, Negara Hukum dan Hak-hak Asasi Manusia:
Negara demokrasi mengakui hak asasi
Kemerdekaan berserikat,
Kemerdekaan berkumpul,
Kemerdekaan mengeluarkan pikiran dengan lisan, tulisan dan sebagainya diatur dengan
undang-undang
Setiap pengertian HAM yang dibedakan dari segi obyek dan kepentingannya /
penggolongan HAM berdasarkan jenisnya dihormati dan diakui oleh Negara Demokrasi
dan Negara Hukum, sehingga jika sebuah negara menganut faham negara demokrasi
dan atau negara hukum, maka negara tersebut pasti akan menghormati dan
menjunjung tinggi hak-hak asasi manusia (HAM)
Tindakan raja dalam hal-hal tertentu harus mendapat persetujuan para bangsawan
Magna Charta menjadi benih lahirnya peradilan menurut hukum : due process
of law and fair trial.
Sengketa kaum bangsawan asli Inggris diselesaikan menurut Hukum Adat dikenal
sebagai Common Law
Tahun 1689, terjadi revolusi besar THE GLORIUS REVOLUTION, melahirkan Bill of
Rights dan menyebabkan kerajaan Inggris beralih ke arah pemerintahan parlementer
Tanggal 4 Juli 1776 di USA lahir Declaration of Independence, berkat pengaruh ahli
pikir kenegeraan terkemuka Inggris, JOHN LOCKE tentang
Tanggal 17 Juli 1789 di Perancis lahir Assemble Nationale (Dewan Nasional) sebagai
perwakilan rakyat Perancis yang mengubah struktur Perancis dari Feodalistis
menjadi Demokratis
Tanggal 27 Agustus 1789 di Perancis lahir Declaration des Droits delHomme et du
Citoyen (Pernyataan hak-hak manusia dan warga negara, sebagai pengaruh pemikiran
Rousseau dan menjadi dasar pemikiran aliran Liberalisme abad 19 di Eropa
Pasal 1 :
Pasal 2 :
Pasal 3 :
Pasal 4 :
Pasal 17 :
Kemerdekaan (Liberte)
Kesamarataan (Egalite)
Persaudaraan (Fraternite)
Keagamaan:
Kebudayaan/kesusateraan:
Tulisan Empu Tantular tentang Sutasoma yang berisi tentang Bhineka Tunggal Ika
Hubungan Internasional:
Iskandar Muda (Aceh 1635) serta Teuku Umar, Teuku Cik di Tiro dan Cut Nya
Din (Aceh 1873 1904)
SiSingamangaraja (Batak 1900)
Pendidikan dan Sosial dipelopori Budi Utomo (20 Mei 1908 = Awal
Kebangkitan Nasional)
H.O.S. Tjokroaminoto (Pendiri Syarekat Islam 1911)
Douwes Dekker, Soewardi Soerjaningrat (Ki Hadjar Dewantoro) dan Tjipto
Mangunkusumo (Pendiri dan Tokoh Indische Partij 1912)
Tanggal 28 Oktober 1928 (Sumpah Pemuda) dipelopori Muh.Yamin,
Kuntjoro Purbopranoto, Wongsonegoro, dll:
Satu Tanah Air
Satu Bangsa
Satu Bahasa
INDONESIA
UUD 1945:
Batang Tubuh
Pasal 27 ayat (1) dan (2), Pasal 28, Pasal 29 ayat (1), Pasal 30 ayat (1),
Pasal 31 dan Pasal 34
INDONESIA
UUDS (1950)
Dirancang oleh Soepomo dengan mencontoh Piagam PBB tentang HAM yang
berisikan 30 pasal (The Universal Declaration of Human Rights 1948)
Dasasila Bandung
Pemberlakuan kembali UUD 1945 dan UUDS 1950 tidak berlaku lagi
Hak-hak asasi yang berlaku ialah yang terdapat dalam UUD 1945
Membantu pengembangan kondisi yang kondusif bagi pelaksanaan HAM sesuai dengan
Pancasila dan UUD 1945
Kegiatan KOMNASHAM:
Kemerdekaan INDONESIA
ORDE REFORMASI
Kodrat Manusia
Keseluruhan sifat-sifat asli, kemampuan-kemampuan atau bakat-bakat
alami, kekuasaan, bekal dan disposisi yang melekat pada
keberadaan/eksistensi manusia baik sebagai makhluk pribadi maupun
sebagai makhluk sosial ciptaan Tuhan YME
Harkat Manusia
Nilai manusia sebagai makhluk Tuhan yang memiliki kemampuankemampuan cipta, rasa dan karsa, kebebasan, hak-hak serta kewajibankewajiban asasi
Martabat Manusia
Kedudukan luhur manusia sebagai makhluk Tuhan lainnya di dunia, karena
manusia adalah makhluk yang berakal budi, sehingga manusia mempunyai
martabat tinggi
Derajat Manusia
Kodrat tingkat kedudukan atau martabat manusia sebagai ciptaan Tuhan
yang memiliki bakat, kodrat, kebebasan, hak-hak dan kewajibankewajiban asasi
strategis:
Bab I
Bab II
Bab III
Bab IV
Bab V
Bab VI
Bab VII
Bab VIII
Bab IX
Bab X
(Pasal 1)
(Pasal 2)
(Pasal 3 s/d 6)
(Pasal 7 s/d 12)
(Pasal 13 s/d 19)
(Pasal 20 s/d 21)
(Pasal 22 s/d 26)
(Pasal 27 s/d 33)
(Pasal 34 s/d 36)
(Pasal 37 s/d 44)
Bab I
: Ketentuan Umum
(Pasal 1)
Bab II
: Asas-asas Dasar
(Pasal 2 s/d 8)
Bab III
Bab IV
Bab V
Bab VI
Bab VII
Bab VIII
: Partisipasi Masyarakat
Bab IX
: Pengadilan HAM
(Pasal 104)
Bab X
: Ketentuan Peralihan
(Pasal 105)
Bab XI
: Ketentuan Penutup
(Pasal 106)
Selamat Siang .